Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Suara Teknik : Jurnal Ilmiah

ANALISA FAKTOR GESEKAN ALAT PENUKAR KALOR PIPA KONSENTRIK SALURAN SILINDER SKALA LABORATORIUM Andre Lelanang; Muhammad Zulyan; Eko Julianto; Eko Sarwono; Fuazen Fuazen
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 13, No 2 (2022): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v13i2.2754

Abstract

Alat penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan kalor antara dua jenis fluida. Pada Pengujian ini, menggunakan pipa aluminium dengan diameter luar pipa dalam 25mm, diameter dalam pipa dalam 19mm, diameter luar annulus 50mm, diameter dalam annulus 44mm, panjang pipa dalam 1.500mm, panjang annulus 1.000mm. Kontruksi penukar kalor pipa konsentrik satu laluan (one pass concentric tube heat exchanger), dengan arah aliran berlawanan arah (counterflow), air panas dengan arah aliran horizontal di pipa dalam, air dingin aliran horizontal di annulus berlawanan arah dengan arah aliran air panas. Pengujan menggunakan tiga variasi debit yaitu 5 LPM, 8,33 LPM dan 11,67 LPM meliputi dua seksi. Pada seksi pertama dengan gravitasi pada annulus terlihat bahwa semakin meningkatnya debit aliran, semakin meningkat faktor gesekan, bilangan Reynolds dan efektivitas penukar kalor. Pada seksi kedua dengan pompa dingin pada annulus terlihat bahwa semakin meningkatnya debit aliran, semakin meningkat faktor gesekan dan efektivitas penukar kalor. Tetapi, pada bilangan Reynolds nilainya fluktuatif. Pada debit 5 LPM berada pada nilai 13.108,38 namun pada debit 8,33 LPM terjadi penurunan pada nilai 9.806,683 kemudian pada debit 11,67 LPM kembali meningkat pada nilai 13.926,28.Kata kunci: Debit, Faktor Gesekan, Reynolds, Efektivitas Penukar Kalor
PENGARUH PERUBAHAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI BATUBARA KE LIMBAH KAYU TERHADAP LAJU PEMBENTUKAN UAP DENGAN SIMULASI KETEL UAP SEDERHANA Gunarto Gunarto; Adi Rianto; Fuazen Fuazen
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 10, No 1 (2019): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v10i1.1540

Abstract

Permasalahan yang muncul pada penelitian ini adalah berapa besar pengaruh perubahan penggunaan bahan bakar batubara ke limbah kayu terhadap proses pembentukan uap. Dari permasalahan tersebut langkah pemecahan masalahnya dengan melakukan pengujian penggunaan bahan bakar batubara dengan limbah kayu terhadap laju pembentukan uap. Batasan masalah : 1) Bahan bakar yang digunakan batubara dan limbah kayu, 2) Kapasitas bahan bakar ditentukan, 3) Mengetahui laju pembakaran untuk membentuk uap air, 4) Ketel yang digunakan dalam simulasi menggunakan ketel sederhana, 5) Air dikondisikan mencapai titik didih 1000C, 1250C, 1500C. Penelitian ini berfungsi untuk mengetahui perbandingan bahan bakar batubara dan limbah kayu terhadap laju pembentukan uap dan untuk mengetahui efisiensi dari limbah kayu sebagai bahan bakar pengganti batubara. Penelitian ini dilakukan di laboraturium Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Pontianak yang berlokasi di Jl.Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Adapun pengujian ini dilakukan dengan mengambil tiga variabel : 1) waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan air dari suhu awal 00 hingga mencapai titik didih 1000 C, 1250C, 1500C, 2) Perubahan tekanan dalam setiap 5 menit hingga mencapai titik didih 1500C, 3) Perbandingan bahan bakar yang digunakan dalam pengujian bahan bakar batubara dan limbah kayu. Berdasarkan perhitungan hasil perbandingan laju proses penguapan dapat diambil sebuah asumsi bahwa untuk menguapkan air dengan volume 30 liter menggunakan bahan bakar batubara menghasilkan 0,756 kg.m/s, sedangkan menggunakan bahan bakar limbah kayu menghasilkan 0,561 kg.m/s.
Analisis Tingkat Ekonomis Penggunaan Bahan Bakar Pada Kendaraan Bermotor (Studi Eksprimen Penggunaan Premium Plus Sebagai Pengganti Pertamax) Fuazen Fuazen
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 1, No 1 (2010): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v1i1.300

Abstract

Bensin (gasoline) merupakan salah satu jenis bahan bakar yang digunakanpada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine), dimana sering kitakenal dengan mesin yang bekerja berdasarkan siklus otto. Biasanya mesin tersebutdilengkapi dengan busi dan karburator. Busi menghasilkan loncatan bunga apilistrik yang menyalakan campuran bahan bakar dan udara segar, karena itu motorbensin cenderung dinamai Spark Ignition Engine.Namun dalam kondisi lapangan ada beberapa jenis bensin yang kita temui,dan ini memiliki tingkatan kemampuan untuk terbakar yang berbeda dan biasanyaklasifikasi tersebut diwakili dengan angka/nilai oktan (RON), misalnya Premiumber-oktan 88, Pertamax ber-oktan 92 dan seterusnya. Semakin tinggi angka oktan,maka harga per liternya pun umumnya lebih tinggi. Namun belum tentu bahwa jikamengisi bensin ber-oktan tinggi pada mesin mobil/motor kita, kemudian akanmenghasilkan tenaga yang lebih tinggi serta hemat juga.Jadi salah satu pendekatan yang paling mudah dalam memilih bahan bakaryang tepat adalah kita kembali merujuk akan spesifikasi pabrikan dari jeniskendaraan yang kita gunakan. Artinya kalau memang kendaraan yang kita punyamengharuskan menggunakan bensin yang ber-oktan 88 janganlah kita menggunakanbensin yang ber-oktan 92, demikian juga sebaliknya.Kata Kunci: Bensin, Premium Dan Pertamax
ANALISA USIA MAKSIMAL RANGKA PESAWAT HAWK 100 DAN HAWK 200 SKADRON UDARA 1 MENGGUNAKAN PENGHITUNGAN FATIQUE INDEX Zulkifli Ariffandi; Fuazen ,; Eko Sarwono
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 11, No 1 (2020): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v11i1.1921

Abstract

Setiap pesawat pasti mengalami kerusakan yang diakibatkan kelelahan (fatigue) pada struktur rangkanya, maka dari itu setiap type pesawat diberikan usia fatigue untuk menentukan saat kapan pesawat tersebut harus diistirahatkan atau dimodifikasi untuk memperpanjang usia pakainya. Konsumsi usia fatigue harus dimonitor untuk memastikan usia fatigue yang aman tidak terlampaui. Hal ini diukur dengan fatigue meter system yang terdiri dari accelerometer dan recorder. Konsumsi usia fatigue diukur dalam bentuk fatigue index (FI). Ini merupakan angka non-dimensional yang dihitung berdasarkan pembacaan fatigue meter atau perkiraan hasil penerbangan tiap sortie. Pembatasan nilai FI untuk beberapa komponen struktur didasarkan pada perhitungan design dan pengetesan secara penuh  kelelahan yang terjadi. Ketika fatigue meter telah terpasang di pesawat dan data detil tentang penerbangan telah dimasukkan dengan benar pada Flying Log dan Data Sheet, maka kerusakan akibat kelelahan dapat dihitung dengan akurat. Seandainya pesawat tidak terpasang fatigue meter atau terjadi kerusakan pada fatigue meter, FI dapat dihitung/diperkirakan dari detail tiap sortie dan hal ini tergantung pada tipe dan manuver pada saat beroperasi. Perkiraan/perhitungan dengan cara seperti ini pasti akan menghasilkan FI yang lebih besar dari pada perhitungan akurat berdasarkan pembacaan dari fatigue meter. 
ANALISA EFISIENSI KALOR PADA ALAT PENETAS TELUR Fuazen Fuazen; Elandi Elandi; Gunarto Gunarto
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 10, No 1 (2019): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v10i1.1541

Abstract

Machine hatches to constitute one of media which as box with in such a way construction face so heat in it doesn't be discarded in vain. Temperature in box can be managed appropriate needed hot degree up to hatch period. In ranch area in particular in duck ranch, faced problem is how for incubate  duck egg in number a lot of and in the period of that coincides. Since duck parent ability in incubate its circumscribed egg, which is ± 15 eggs every parented ducks. This becomes because problem flesh requirement and duck egg at market that muchly. Machine dimension incubate capacity 100 with longing machine incubate are 600 mm, with Broad 450 mm, and Tall 450 mm and can keep temperature 38  o C until 41 o C  so gets to be utilized on duck egg brood. kalor's charges on spatial incubator machine is as big as 47,48 kcal / h and energy that is given on incubator machine as big as 72,6 Watts. So gotten by happening kalor efficiency on incubator machine room of charges compare count kalor that needful incubator machine with kalor's charges that is given on incubator machine is as big as 76%.
ANALISA SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT KULIT KAYU KAPUAK MODEL LAMINA DENGAN METODE RANDOM Doddy Irawan; Eko Sanjaya; Fuazen Fuazen; Gunarto Gunarto
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 9, No 1 (2018): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v9i1.1530

Abstract

Pada penelitian ini bahan yang dipergunakan adalah serat kulit kayu kapuak yang di susun acak dengan fraksi volume serat 20%, 30% dan 60%, serat di potong 5 cm dan 10 cm dengan perbadingan 20:80, 30:70, dan 60:40, Resin polyester BQTN 157 sebagai matrixnya, serat kayu ditimbang lalu di susun acak di dalam cetakan pembuatan spesimen dengan cara di curah manual ketebalan bahan uji impact tast 10x10 mm dengan panjang 100 mm, ketebalan bahan uji bending 4 mm panjang 100 mm, dengan acuan standar ASTM 790-02. Hasil pengujian pengaruh terhadap volume serat 20%, 30% dan 60% di mana kekuatan impact tertinggi terjadi pada prosentase perbandingan 30 : 70, volume serat 30% pada lamina 1 dan 2 yaitu sebesar 96461,6 ( J/m ). Untuk nilai tegangan impact terendah terjadi pada perbandingan 60:40 volume serat 60 pada lamina 1 yaitu 91900,6 (J/m). Tegangan bengkok tertinggi terjadi pada perbandingan 60 : 40 pada lamina 3 yaitu sebesar 201,61 (ϭb)(N/mm2). Untuk nilai tegangan bengkok terendah terjadi pada perbandingan 60 : 40 pada lamina 1 yaitu 100,80 (ϭb)(N/mm2).
PERENCANAAN SISTEM KEMUDI “ RACK AND PINION “, MOBIL HEMAT ENERGI SHELL ECO MARATHON ASIA 2018 EMISIA BORNEO 01 Hendra Kurniawan; Fuazen Fuazen; Eko Sarwono; Eko Julianto
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 9, No 2 (2018): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v9i2.1537

Abstract

Steering system atau sistem kemudi adalah suatu sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan kendaraan dengan cara memutar roda kemudi kendaraan. Bila roda kemudi (steering wheel) diputar, poros utama kemudi akan meneruskan tenaga putarnya menuju gigi kemudi /steering gear. Gigi kemudi memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui linkage. Model rack and pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan ringan, tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda depan. Cara kerja pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini akan menggerakkan rack dari samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda-roda depan sehingga satu roda depan didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah yang sama. Berdasarkan hasil pengujian analisa sudut belok roda pada mobil emisia borneo 01 ini, sesuai aturan pada event shel echo marathon asia 2018 kendaraan harus mampu berbelok pada radius 6 meter, maka di rancang panjang wheel base 1.25 meter, panjang poros roda depan 65 cm, dengan sudut belok aman atau di ijinkan minimal 13˚, maka mobil emisia borneo 01 ini dinyatakan aman dan lulus uji tehnical impaction mampu berbelok dengan sudut roda 13˚ pada radius 6 m. Berdasarkan hasil pengujian analisa torsi yang dibutuhkan untuk membelokkan yaitu sebesar 16.660 Nm ata sama dengan 1,7 kg.mm2. Sehingga gaya sentrifugal yang terjadi karena rack menjauh dari titik tusuk pinion, saat berbelok terjadi gaya gesek antara roda dan permukaan jalan maka gaya sentrifugal yang didapat adalah sebesar 387.94 N/m2. Setelah terjadi kontak antara roda dan permukaan jalan maka gaya yang terjadi selanjutnya adalah gaya handling pada mobil emisia borneo 01 gaya handling yang didapat pada saat berbelok ke kanan dengan sudut 10˚,20˚,40˚ adalah 3128.7 N,3186.4 N, 3705.4 N, dan pada saat berbelok ke kiri adalah 3092.4 N, 3149.4 N, 3662,4 N.
ANALISA STUDI KASUS SISTEM REM MOBIL HEMAT ENERGY SHELL ECO MARATHON ASIA EMISIA BORNEO 01 Arel Anus Okan; Fuazen Fuazen; Gunarto Gunarto; Eko Julianto
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 9, No 1 (2018): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v9i1.1525

Abstract

Shell Eco-Marathon (SEM) adalah sebuah kompetisi yang di adakan di perusahaan shell yang melombakan kendaraan dengan konsumsi bahan bakar yang paling irit. Dalam kompetensi ini, terdapat dua kategori kendaraan secara umum, yaitu kendaraan prototype dan kendaraan urban konsep. Untuk kategori prototype, peserta kompetensi ditantang untuk mendesain, membuat dan melombakan kendaraan dengan bentuk bodi dengan gesekan udara sekecil mungkin namun tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan pengendara serta kendaraan lainnya, sedangkan untuk kategori urban konsep peserta kompetisi di tantang untuk mendesain ,membuat dan melombakan mobil yang lebih realistis yang dapat memenuhi kebutuhan pengemudi jaman sekarang. Mobil dengan kategori urban konsep ini memiliki desain dan kelengkapan lalu lintas yang menyerupai mobil pada umumnya, dalam Shell Eco-Marathon 2018 Tim Mesin UM Pontianak melombakan kendaraan  urban konsep dengan nama ‘’Emisia Borneo 01’’sebagai kendaraan urban konsep memiliki empat buah roda dengan kapasitas angkut satu orang yaitu pengemudi kendaraan itu sendiri. Salah satu bagian penting pada kendaraan tersebut adalah sistem rem yang di gunakan untuk mengurangi kecepatan serta menghentikan kendaraan.
RANCANG BANGUN MODIFIKASI GROUNDING TEMPORER 20KV DIKOMBINASIKAN DENGAN TELESKOPIC HOT STICK Waspodo Waspodo; Kadeni Mulhardi Bowo; Doddy Irawan; Fuazen Fuazen
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 10, No 1 (2019): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v10i1.1542

Abstract

Perancangan ini meliputi kepedulian dengan keselamatan kerja khususnya di lingkungan kerja kelisrikan secara padam pada sisi 20kv. Salah satu penyebab kecelakaan kerja dari kelalaian pemasangan grounding temporer , perancangan ini bertujuan untuk mempersingkat, mempermudah dan mengefisiankan pekerjaan dengan cara memodifikasi alat grounding temporer yang sudah ada agar dapat dimaksimalkan sebagai sarana pendudukung pekerjaan demi terlaksanaya keselamatan kerja. Langkah awal diambil dengan memodifikasi desain alat sebelumnya yang kemudian diaplikasikan agar dapat dikombinasikan dengan teleskopic hot stick.
PERANCANGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK KEPERLUAN PENGADAAN AIR BERSIH DI RUSUN SUKARAMAI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA Eko Julianto; Hendra Simanjuntak; Fuazen Fuazen
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 10, No 1 (2019): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v10i1.1538

Abstract

Rusun (rumah susun) di Sukaramai kota Medan adalah program pemerintah dalam menyediakan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat kalangan bawah (miskin) di kota medan. Sampai tahun 2017 telah terbangun 2.064 unit. Rusun (rumah susun) ini terdiri atas bangunan-bangunan yang terpisah, di mana satu bangunan memiliki rata-rata 150 unit. Salah satu permasalahan yang utama di rusun (rumah susun) ini adalah penyediaan air bersih untuk kebutuhan pokok penghuninya. Dengan asumsi jika 1 unit rumah ditempati oleh 4 orang, maka untuk jumlah 150 unit akan memiliki populasi sebanyak 600 orang, sementara berdasarkan DEPKES RI-1990 bahwa untuk keperluan PAB dan PLP dalam kegiatan rumah tangga sederhana dibutuhkan 100 liter/orang/hari maka kebutuhan air bersih rata-rata dalam 1 bangunan rusun ini dalam 1 hari adalah 60.000 liter/hari. Diperoleh dengan ketentuan data yang ada yaitu; head isap sebesar 50 meter, kapasitas 100 liter per detik atau 5000 liter per jam, putaran pompa 1450 rpm, diameter hisap 125 mm, daya listrik yang diperlukan 500 W.