Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM 4 (EM4) DAN LAMA PENGOMPOSAN TERHADAP KUALITAS PUPUK ORGANIK DARI FESES KAMBING DAN DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia) Muhammad Furqon Hija; Mochammad Junus; Siti Nurul Kamaliyah
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 32, No 1 (2021): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28959/jdpi.v32i1.6846

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan EM4 dengan konsentrasi yang berbeda dan lama pengomposan untuk mencapai kualitas pupuk organik sesuai dengan SNI, meliputi kadar air, C-Organik, nitrogen, fosfor, kalium dan C/N rasio. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor, faktor 1 adalah level konsentrasi EM4 sebanyak 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4% dan 0,5%,sedangkan faktor 2 adalah lama waktu pengomposan yaitu 7 Hari dan  14 Hari. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik yaitu pada konsentrasi EM4 0,3% dan lama pengomposan 7 hari. Untuk interaksi penggunaan EM4 dan lama pengomposan berbeda nyata secara signifikan dan pupuk organik sudah memenuhi standar kriteria SNI 7763:2018, meliputi kadar air, C-Organik, nitrogen, fosfor, kalium dan C/N rasio. Sehingga feses kambing dan daun paitan (Tithonia diversifolia) dapat digunakan sebagai pupuk organik.
Studi tentang pola produksi alfalfa tropis (Medicago sativa L.) Rini Dwi Wahyuni; Siti Nurul Kamaliyah
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 19, No 1 (2009)
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Abstract The research aims to determine the growth pattern of alfalfa in the tropical region, which later can be used as a source of information for the people needed. Research methods used are experimental; the data acquired during the 90 days was showed in a graph and then analyzed using regression analysis with two variables, namely independent variables (cutting age) and dependent variables (the nutritive value, height of plants, and production of dry matter (DM), organic matter (OM), and crude protein (CP)). The growth pattern of alfalfa in the range 20 to 90 days was quadratic, with the equation of y= -0.0092x2 + 1.6113x – 19.257. At that range of time the alfalfa was still in vegetative growth phase. With increasing age of cutting, the alfalfa chemical compositions of DM and OM increased, but the content of CP decreased.While the production of DM, OM, and CP increased with increasing cutting age. Key words: nutrition, growth, alfalfa, tropics
Pematahan proses dormansi benih tanaman centro (Centrosema Pubescens) dengan penggunaan PEG (Polyeth-Ylene Glycol) 6000 R. Adhitya Parama Arthawijaya; Hanief Eko Sulistyo; Siti Nurul Kamaliyah; Herni Sudarwati
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol 5, No 1 (2022): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Maret
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/10.21776/ub.jnt.2021.005.01.2

Abstract

Percobaan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan PEG 6000 dan lama perendaman terhadap perkecambahan biji Centrosema pubescens dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Perlakuan pertama adalah konsentrasi larutan polietilen glikol 6000 (0, 3, 6 dan 9%) dan yang kedua adalah lama perendaman (3, 6 dan 9 jam). Data dianalisis menggunakan analisis varian dan untuk pengujian selanjutnya ditentukan dengan uji jarak berganda duncan. Peningkatan konsentrasi larutan PEG hingga 6% meningkatkan laju perkecambahan menjadi 88,44%, laju pertumbuhan serempak menjadi 84,44%, panjang kecambah menjadi 13,00 cm, panjang akar menjadi 6,83 cm dan bobot segar menjadi 6,83 g, kemudian menurun. Sedangkan penambahan waktu perendaman dalam larutan PEG hingga 6 jam meningkatkan daya perkecambahan menjadi 82,00%, laju pertumbuhan serempak menjadi 77,33%, panjang kecambah 12,60 cm, panjang akar hingga 4,00 cm dan berat segar menjadi 6,45 g, kemudian menurun.
Peluang Seleksi Pakan Ternak Melalui Keragaman Genetik dan Heritabilitas Karakter Kuantitatif Produksi Hijauan Komak (lablab purpureus) Diah Piastuti; Siti Nurul Kamaliyah; Hanief Eko Sulistyo
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol 4, No 2 (2021): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis September
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2021.004.02.7

Abstract

Riset dilakukan menggunakan beberapa model matematika pada tanaman komak (Lablab purpureus) sebagai dasar acuan untk produksi hijauan pakan ternak. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapang Rancangan Acak Kelompok  yang disusun atas 6 perlakuan dan 4 kali ulangan.  Aksesi lokal yang digunakan yaitu aksesi lokal Malang, Probolinggo, Tuban, Yogyakarta, Lombok 1 dan Lombok 2. Hasil penelitian menunjukkan keragaman genetik pada jumlah daun, dan berat hijauan segar memiliki Koefisien Keragaman Fenotip (KKP) agak tinggi sampai tinggi. Kriteria KKG dan KKP pada jumlah daun 35,17% dan 37,38%, panjang batang 26,00 dan 27,03 cm/tanaman, berat hijauan segar 30,08% dan 32,54%. Heritabilitas pada karakteristik yang diukur memiliki kriteria tinggi. Peluang seleksi tanaman komak untuk mendapatkan varietas unggul sangat besar dengan didukung keragaman genetik yang luas dan heritabilitas tinggi. Kesimpulan panjang batang memiliki nilai lebih baik serta nilai heritabilitas tinggi. Aksesi lokal Lombok 1 tanaman komak memiliki konsistensi nilai produktivitas yang tinggi pada seluruh karakter sehingga efektif untuk digunakan sebagai materi seleksi produksi hijauan.
Pematahan proses dormansi benih tanaman centro (Centrosema Pubescens) dengan penggunaan PEG (Polyeth-Ylene Glycol) 6000 R. Adhitya Parama Arthawijaya; Hanief Eko Sulistyo; Siti Nurul Kamaliyah; Herni Sudarwati
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 5 No. 1 (2022): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Maret
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2021.005.01.2

Abstract

Percobaan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan PEG 6000 dan lama perendaman terhadap perkecambahan biji Centrosema pubescens dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Perlakuan pertama adalah konsentrasi larutan polietilen glikol 6000 (0, 3, 6 dan 9%) dan yang kedua adalah lama perendaman (3, 6 dan 9 jam). Data dianalisis menggunakan analisis varian dan untuk pengujian selanjutnya ditentukan dengan uji jarak berganda duncan. Peningkatan konsentrasi larutan PEG hingga 6% meningkatkan laju perkecambahan menjadi 88,44%, laju pertumbuhan serempak menjadi 84,44%, panjang kecambah menjadi 13,00 cm, panjang akar menjadi 6,83 cm dan bobot segar menjadi 6,83 g, kemudian menurun. Sedangkan penambahan waktu perendaman dalam larutan PEG hingga 6 jam meningkatkan daya perkecambahan menjadi 82,00%, laju pertumbuhan serempak menjadi 77,33%, panjang kecambah 12,60 cm, panjang akar hingga 4,00 cm dan berat segar menjadi 6,45 g, kemudian menurun.
Keragaman Beberapa Genotip Lokal Tanaman Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Sumber Hijauan Pakan Ternak Hanief Eko Sulistyo; Gita Puteri Christiani; Siti Nurul Kamaliyah; Herni Sudarwati
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 5 No. 2 (2022): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis September
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2022.005.02.8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keragaman sifat kuantitatif produksi hijauan genotipe lokal Kelor (Moringa oleifera) sebagai bahan seleksi tanaman dan perbaikan genetik. Bahan yang digunakan berupa benih Kelor yang berasal dari 3 genotipe lokal Makassar, Sleman, dan Indramayu. Metode penelitian berupa eksperimen penanaman di polybag yang terdiri dari 3 (tiga) perlakuan genotipe lokal tanaman Kelor. Parameter produksi hijauan pakan yang diamati berupa diameter batang, panjang batang, berat daun, berat batang, jumlah daun dan berat hijauan pada umur 45 hari setelah tanam. Analisis data berisi: perbandingan nilai keragaman dengan nilai standar deviasi (Sdσ2) untuk menentukan luas atau sempitnya keragaman. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabilitas genotipe Makassar, Sleman dan Indramayu termasuk dalam kategori luas dalam karakter panjang batang, bobot hijauan, bobot daun, bobot batang dan jumlah daun, sedangkan keragaman karakter diameter batang berada pada kategori sempit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Moringa oleifera efektif digunakan sebagai bahan seleksi hijauan. Genotipe lokal Sleman memiliki potensi yang tinggi dalm proses seleksi pada karakter panjang batang, bobot hijauan dan bobot daun, sedangkan karakteristik diameter batang dan jumlah daun yang berpotensi tinggi untuk diseleksi adalah tanaman dari genotipe lokal Makassar dan untuk karakter bobot batang tertinggi dari genotipe Indramayu.
Potensi Keragaman Genotipe Lokal Tanaman Koro Benguk (Mucuna pruriens) Sebagai Tanaman Pakan Ternak Hanief Eko Sulistyo; Choerunnissa Eka Putri; Siti Nurul Kamaliyah; Herni Sudarwati
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 6 No. 1 (2023): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Maret
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2023.006.01.8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keragaman sifat kuantitatif produksi hijauan beberapa genotipe lokal koro benguk (Mucuna pruriens) sebagai bahan seleksi perbaikan genetik tanaman. Benih dari 3 genotipe lokal koro benguk asal Sidoarjo, Surabaya, dan Ponorogo, ditanam dalam polybag (150 polybag untuk setiap genotipe lokal) selama 60 hari. Sifat produksi hijauan yang diamati adalah panjang batang, jumlah daun, bobot batang, bobot daun, dan berat hijauan. Sifat kuantitatif masing-masing genotipe lokal dianalisis untuk mengetahui keragaman dan potensinya sebagai bahan seleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe lokal asal Sidoarjo, Surabaya, dan Ponorogo memiliki keragaman dan potensi yang luas pada semua sifat kuantitatif yang diamati. Dapat disimpulkan bahwa ketiga genotipe lokal koro benguk (Mucuna pruriens) memiliki keragaman dan potensi yang tinggi untuk digunakan sebagai bahan seleksi yang efektif untuk pemuliaan hijauan.
Effect Of EM4 and Molasses Levels on Quality of Organic Liquid Fertilizer of Cow Urine Based Kamaliyah, Siti Nurul; Wahyuni, Rini Dwi
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol. 11 No. 3 (2023)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jipt.v11i3.p190-200

Abstract

The research aim was to determine the effect of EM4 and molasses level on the quality of liquid organic fertilizer based on cow urine in terms of total N, C-organic, TDS and pH. The material of liquid organic fertilizer used in this research was cow urine. The method used was an experimental method using a Complete Randomized Design (CRD). The observed variables are total Nitrogen, C-organic content and TDS values. The data obtained were analyzed using analysis of variance. The results of the research of the addition of EM4 and molasses with different levels showed a noticeable difference (P<0.05) in total nitrogen. Meanwhile, C-organic and TDS levels showed a very signifactly difference (P<0.01). The result of this research, the addition of EM4 (20 ml) and molasses (25 ml), namely P1, was able to produce high total N levels and with a TDS that was maximum so as not to reduce the quality of nutrients when applied to plants and the C-organic value was the highest than other treatment. The results of the values on P1 were reviewed from N total 0.316 %, C-organic 56.97%, TDS level 7184ppm and pH value 6.6.