Asnita Virlayani
Universitas Muhammadiyah Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH VARIASI TATA TANAM NAPIER GRASS DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP LAJU LIMPASAN (UJI LABORATORIUM) Asnita Virlayani; Rusdi Muharram; Yudi Anggara Muhfadz
TEKNIK HIDRO Vol 14, No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v14i2.6117

Abstract

Sungai merupakan penyedia air bersih utama yang bergantung pada runoff. Jika tebing sungai terjadi erosi maka akan berdampak pada aspek kehidupan manusia yaitu krisisnya sumber daya air dan bisa berpotensi banjir. Maka perlu dilakukan konservasi dengan pemanfaatan vegetasi atau tanaman penutup tanah. Rumusan masalah yang mendasari penelitan ini adalah bagaimana  vegetasi napier grass dalam mereduksi aliran limpasan permukaan setelah memvariasikan tata tanam napier grass pada bantaran sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berapa besar aliran limpasan permukaan dengan menggunakan tata tanam vegetasi napier gras dan pengaruh tata tanam vegetasi napier grass pada aliran limpasan permukaan dengan memvariasikan kemiringan lereng pada bantaran sungai.  Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan melakukan pemodelan pada alat rainfall simulator dan menggunakan beberapa variasi kemiringan (10°, 20°,dan 30°) serta tata tanam napier grass yaitu, tata tanam lurus dan tata tanam zig-zag. Hasil penelitian ini pada setiap intensitas dan kemiringan menunjukkan bahwa terjadi penurunan laju aliran limpasan permukaan (runoff). Pada lahan tanpa vegetasi = 56,333 mm/detik, tata tanam lurus = 54,000 mm/detik, dan tata tanam zig-zag = 52,833 mm/detik. Hasil kesimpulan penelitian ini menunjukkan laju aliran limpasan tata tanam tanam zig-zag lebih kecil dibandingkan tata tanam lurus. Pengaruh tata tanam vegetasi napier grass dalam mereduksi aliran limpasan permukaan terjadi karena kerapatan dan tata letak tanam akan mempengaruhi panjang lintasan aliran permukaan.
DEBIT PUNCAK BANJIR BERDASARKAN NILAI KOEFISIEN LIMPASAN DAS JENELATA KABUPATEN GOWA Marupa Marupa; Asnita Virlayani
TEKNIK HIDRO Vol 15, No 1 (2022): Teknik Hidro Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v15i1.7644

Abstract

Salah satu indikator kesehatan DAS adalah debit puncak. Debit puncak yang tinggi menggambarkan tingkat kerusakan suatu DAS, Kerusakan suatu DAS akan menyebabkan terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaryna nilai koefisien limpasan DAS Jenelata dengan metode U. S. Forest Service berdasarkan tutupan lahan dan untuk mengetahui nilai debit puncak DAS Jenelata. Penelitian ini menggunakan metode Rasional untuk mengetahui debit puncak DAS Jenelata. Metode Rasional menggunakan 3 variabel yaitu faktor koefisien limpasan (C), intensitas hujan (I) dan luas daerah aliran Sungai (A). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien limpasan yang diperoleh dari metode U. S. Forest Service adalah sebesar 0,39. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 39% hujan yang jatuh di wilayah DAS Jenelata akan menjadi aliran permukaan dan tergolong dalam klasifikasi sedang. Debit puncak terendah di DAS Jenelata terjadi pada tahun 1999 yaitu 205,64 m3/detik dengan intensitas hujan 8,52 mm/ dan debit puncak tertinggi yaitu 408,85 m3/detik terjadi pada tahun 2015 dengan intensitas hujan 16,94 mm/jam.
Pengaruh Lebar Pemecah Gelombang Rangkaian Pipa Ujung Tertutup terhadap Gelombang Refleksi dan Transmisi Asnita Virlayani; Andi Makbul Syamsuri; Ahmad Yani; Andi Ahdania
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol 7 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil MACCA Oktober 2022
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.829 KB) | DOI: 10.33096/jtsm.v7i3.663

Abstract

Penelitian tentang pemecah gelombang/breakwater berpori dewasa ini mengalami peningkatan, sehingga tercipta model yang bervariasi sebagai pemecah gelombang. Kemampuannya menyerap energi gelombang menjadi keunggulan pemecah gelombang berpori dalam mereduksi energi gelombang yang datang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variasi lebar model terhadap tinggi gelombang refleksi dan transmisi. Uji model model fisik dilakukan pada model pemecah gelombang rangkaian pipa ujung tertutup untuk mendapatkan karakteristik gelombang yang dihasilkan. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan ukuran diameter luar 3,2 cm serta diameter dalam 2,8 cm, serta tinggi model (h) adalah 16,8 cm. Variasi lebar model yaitu 30, 45 dan 60 cm, dan rasio lebar model terhadap panjang gelombang (B/L) = 0,164 – 0,571. Kedalaman air 13,6 dan 16,8 cm, dan rasio kedalaman air terhadap tinggi model (d/h) = 0,81 – 1,00. Hasil olah data menunjukkan semakin lebar pemecah gelombang akan memperbesar nilai Kr = 0,258 – 0,565 atau terjadi peningkatan sebesar 30,7 %, semakin lebar pemecah gelombang akan menurunkan nilai Kt = 0,379 – 0,160 atau terjadi penurunan sebesar 21,9 %. Dengan demikian dapat diketahui bahwa model pemecah gelombang rangkaian pipa ujung tertutup dapat meredam gelombang yang datang sampai dengan 47,4 %.
Analisis Karakteristik Gelombang Dan Proses Abrasi Di Pesisir Pantai Popo Galesong Selatan Israil Israil; Hamzah Al Imran; Haidir Haidir; Lisdawati Lisdawati; Andi Rahmat; Asnita Virlayani
TEKNIK HIDRO Vol 16, No 2 (2023): Teknik Hidro Agustus 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v16i2.12701

Abstract

Pantai popo yang terletak di kecamatan galesong selatan adalah salah satu kawasan yang digunakan oleh sebagian masyarakat sebagai tempat pemukiman dan pengelolaan wilayah pantai sangat penting untuk mempertahankan bentuk garis pantai namun di pantai popo galesong selatan sudah terjadi abrasi. Dalam metode penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik gelombang dan proses abrasi yang terjadi di pantai popo galesong selatan. Peramalan gelombang dihitung berdasarkan data kecepatan arah angin,data gelombang laut,peta topografi dan batimetrhi 5 tahun terakhir dari badan meteorologi,klimatologi,dan geofisika (BMKG).Dari data tersebut bisa didapatkan tinggi dan periode gelombang yang signifik dari hasil perhitungan diperoleh arah pembentukan gelombang yakni arah barat laut (hb : 2,505 . Db : 3,787 ) dan arah utara ( Hb : 0,941 . Db : 1,415 ).selain karakteristik gelombang abrasi di pantai popo juga dapat di analisis dengan menggunakan citra satelit pada google art dalam jangka waktu 2016 – 2019 didapatkan luas abrasi 794,4 (m2) dan akresi 0,14 ( m2) , serta jumlah keseluruhan abrasi yaitu 2313,4 ( m2) dan akresi 119.04 (m2 ) . dari hasil akumulasi luas abrasi masih lebih besar di bandingkan dengan lias akresi.