Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

UJI MODEL STABILITASI TEBING SUNGAI MENGGUNAKAN PASANGAN BATU KOSONG DAN RUMPUT BAHIA TERHADAP GERUSAN Andi Rahmat; Muhajir Muhajir; Agus Rendi
TEKNIK HIDRO Vol 11, No 1 (2018): TEKNIK HIDRO
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v11i1.2439

Abstract

Daerah Aliran Sungai di Indonesia mengalami kerusakan sebagai akibat dari perubahan tata guna lahan, pertambahan jumlah penduduk serta, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan sekitar sungai. Bio-enginering adalah penanganan tebing sungai dengan konsep Eko-hidraulik dengan menggunakan komponen vegetasi (tanamantanaman) yang menitik beratkan pada penanganan sungai secara integral. Dengan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gabungan pasangan batu kosong dan rumput bahia terhadap pengurangan volume gerusan pada tebing sungai, penelitian ini mengunakaan metode eksperimental, di lakukan di laboratorium teknik sipil Universitas Muhammadiyah Makassar dengan membuat 3 variasi debit aliran. Berdasarkan data penelitian diperoleh nilai debit sedimen melayang (Qs) yang terendah sesudah menggunakan batu kosong dan rumput bahia pada Q1 di titik pengamatan I yaitu 0,0000044 ton/hari, kemudian nilai yang tertinggi pada Q3 di titik pengamatan III yaitu 0.0000176 m/dtk. Kata Kunci : Uji Model, Sungai, Bio-Engineering,Ekohidraulik
STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH BELL SIPHON TERHADAP VOLUME RESAPAN AIR HUJAN Hardiyanto Ahmad; Aslina Aris; Andi Rahmat; Mahmuddin Mahmuddin; Andi Bunga Tongeng
TEKNIK HIDRO Vol 15, No 2 (2022): Teknik Hidro Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v15i2.9166

Abstract

Secara umum proses resapan air tanah ini terjadi melalui 2 proses berurutan, yaitu infiltrasi (pergerakan air dari atas ke dalam permukaan tanah) dan perkolasi yaitu gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh ke dalam zona jenuh air. Daya infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang mungkin, yang ditentukan oleh kondisi permukaan tanah. Daya perkolasi adalah laju perkolasi maksimum yang mungkin, yang besarnya ditentukan oleh kondisi tanah di zona tidak jenuh. Laju infiltrasi akan sama dengan intensitas hujan jika laju infiltrasi masih lebih kecil dari daya infiltrasinya. Perkolasi tidak akan terjadi jika porositas dalam zona tidak jenuh belum mengandung air secara maksimum. dari uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian eksperimental yang mengkombinasikan terasering dengana,alat Bell Siphon. Tujuan penelitian ini yaitu Untuk mengetahui pengaruh Bell Siphon dan tanpa menggunakan Bell Siphon terhadap volume resapan pada kemiringan lereng dan Untuk mengetahui pengaruh Bell Siphon dan tanpa menggunakan Bell Siphon terhadap debit resapan pada kemiringan lereng. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu, instrument model flume (Uji Laboratorium). Dalam penelitian ini digunakan 2 jenis metode yaitu, metode dengan menggunakan Bell Siphon dan metode tanpa menggunakan Bell Siphon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume air yang meresap yang terjadi pada metode pertama dengan menggunakan Bell Siphon Pada durasi hujan 5 menit debit resapan yang didapat sebesar 0,97 ml/det dengan kemiringan lereng datar, pada durasi hujan 5 menit debit resapan yang didapat 0,6 ml/det dengan kemiringan lereng 150, pada durasi hujan 5 menit debit resapan yang didapat 0,17 ml/det.
Analisis Karakteristik Gelombang Dan Proses Abrasi Di Pesisir Pantai Popo Galesong Selatan Israil Israil; Hamzah Al Imran; Haidir Haidir; Lisdawati Lisdawati; Andi Rahmat; Asnita Virlayani
TEKNIK HIDRO Vol 16, No 2 (2023): Teknik Hidro Agustus 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v16i2.12701

Abstract

Pantai popo yang terletak di kecamatan galesong selatan adalah salah satu kawasan yang digunakan oleh sebagian masyarakat sebagai tempat pemukiman dan pengelolaan wilayah pantai sangat penting untuk mempertahankan bentuk garis pantai namun di pantai popo galesong selatan sudah terjadi abrasi. Dalam metode penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik gelombang dan proses abrasi yang terjadi di pantai popo galesong selatan. Peramalan gelombang dihitung berdasarkan data kecepatan arah angin,data gelombang laut,peta topografi dan batimetrhi 5 tahun terakhir dari badan meteorologi,klimatologi,dan geofisika (BMKG).Dari data tersebut bisa didapatkan tinggi dan periode gelombang yang signifik dari hasil perhitungan diperoleh arah pembentukan gelombang yakni arah barat laut (hb : 2,505 . Db : 3,787 ) dan arah utara ( Hb : 0,941 . Db : 1,415 ).selain karakteristik gelombang abrasi di pantai popo juga dapat di analisis dengan menggunakan citra satelit pada google art dalam jangka waktu 2016 – 2019 didapatkan luas abrasi 794,4 (m2) dan akresi 0,14 ( m2) , serta jumlah keseluruhan abrasi yaitu 2313,4 ( m2) dan akresi 119.04 (m2 ) . dari hasil akumulasi luas abrasi masih lebih besar di bandingkan dengan lias akresi.
PERBANDIGAN LAJU SEDIMENTASI DAN KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI LARONA KAB. LUWU TIMUR Irwan; Toha Andi Lala; Agusalim; Syafa’at S Kuba; Andi Rahmat
Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 5 (2023): Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi
Publisher : CV SWA Anugerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3785/kjst.v1i5.188

Abstract

Sungai merupakan daerah aliran air terbuka yang memiliki muka air bebas dan memisahkan antara daerah satu dengan daerah yang lainnya serta mempunyai fungsi untuk mengalirkan air dari hulu ke hilir. Untuk menghubungkan daerah yang dipisahkan oleh sungai kita dapat menggunakan jembatan. Beberapa jembatan menggunakan pilar sebagai tumpuan beban, tetapi dengan adanya pilar ini akan mempengaruhi perubahan morfologi sungai. perubahan morfologi ini dapat mempengaruhi perubahan karakteristik aliran disekitar pilar jembatan. Pada setiap sungai memiliki karakteristik dan bentuk yang berbedabeda. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti iklim, topografi, dan proses terbentuknya sungai. selain dapat mengalirkan air dari huku ke hilir, sungai juga mempunyai peran penting dalam siklus hidrologi.
Pengendalian Aliran pada Permukaan Lahan Miring dengan Menggunakan Metode Rorak Sulkifli Sulkifli; Muh Ali Sadikin; Ma'rufah Ma'rufah; Mahmuddin Mahmuddin; Andi Rahmat
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v2i1.9359

Abstract

Kegiatan konservasi pada tanah dilakukan untuk mencegah erosi, memperbaiki tanah yang rusak, dan memilih arah produktifitas tanah. Tujuan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besar limpasan aliran permukaan dilahan miring dan mengetahui efektivitas metode rorak dalam mengendalikan laju aliran permukaaan. Metode penelitian REENdata yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dilaboratorium hidrologi universitas muhammadiyah makassar. pada intesitas curah hujan 3,67 L/m 3 dengan kemiringan 13 ⁰ dan 20⁰ lahan yang tidak menggunakan rorak masing-masing memperoleh besar limpasan permukaan sebesar 4,14 L/menit dan 9,63 L/menit , sedangkan lahan yang menggunakan rorak masing-masing -masing-masing diperoleh limpasan permukaan sebesar 3,70 L/menit dan 8,41 L/menit. . pada intesitas curah hujan 3,99 L/m 3 dengan kemiringan 13 ⁰ dan 20⁰ lahan yang tidak menggunakan rorak masing-masing memperoleh besar limpasan permukaan sebesar 8,52 L/menit dan 13,17 L/menit , sedangkan lahan yang menggunakan rorak masing-masing -masing-masing diperoleh limpasan permukaan sebesar 7,06 L/menit dan 11,43 L/menit. Pemberian rorak di lahan miring dapat menurunkan kecepatan aliran permuakaan.
Pengendalian Aliran pada Permukaan Lahan Miring dengan Menggunakan Metode Rorak Muh. Ali Sadikin; Sulkifli Sulkifli; Ma'rufah Ma'rufah; Mahmuddin Mahmuddin; Andi Rahmat
Journal of Muhammadiyah’s Application Technology Vol 2, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jumptech.v2i2.10123

Abstract

Kegiatan konservasi pada tanah dilakukan untuk mencegah erosi, memperbaiki tanah yang rusak, dan memiliharah produktifitas tanah. Tujuan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besar limpasan aliran permukaan dilahan miring dan mengetahui efektivitas metode rorak dalam mengendalikan laju aliran permukaaan. Metode penelitian REENdata yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dilaboratorium hidrologi universitas muhammadiyah makassar. pada intesitas curah hujan 3,67 L/m3 dengan kemiringan 13 ⁰ dan 20⁰ lahan yang tidak menggunakan rorak masing-masing diperoleh besar limpasan permukaan sebesar 4,14 L/menit dan 9,63 L/menit , sedangkan lahan yang menggunakan rorak masing-masing diperoleh limpasan permukaan sebesar 3,70 L/menit dan 8,41 L/menit. . pada intesitas curah hujan 3,99 L/m3 dengan kemiringan 13 ⁰ dan 20⁰ lahan yang tidak menggunakan rorak masing-masing diperoleh besar limpasan permukaan sebesar 8,52 L/menit dan 13,17 L/menit , sedangkan lahan yang menggunakan rorak masing-masing diperoleh limpasan permukaan sebesar 7,06 L/menit dan 11,43 L/menit. Pemberian rorak pada lahan miring dapat menurunkan kecepatan aliran permuakaan.