Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas
Universitas Triatma Mulya

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

FAMILY SOCIAL SUPPORT AND PATIENTS MOTIVATION PREVENT PULMONARY TUBERCULOSIS TRANSMISSION Ayu Putu Yunita Lestari; Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas; I Ketut Andika Priastana
Jurnal Riset Kesehatan Vol 10, No 1 (2021): MAY 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.572 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v10i1.6648

Abstract

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis which usually attacks the lungs. The increasing number of TB patients will result in an increase in TB transmission in the community. The lack of prevention measures of TB transmission occurs because the patient has less motivation in preventing the transmission of disease. This study aims to determine the relationship of family social support with patient motivation in preventing transmission of pulmonary TB in Negara Sub-district 2019. This study is quantitative study and used a cross-sectional design. The population in this study was pulmonary TB patients in the Negara sub-district with a total sample of 43 respondents. The research sample used a Simple Random Sampling technique. Analysis of the study using Spearman’s Rho. Family social support the most lung TB people are in good category 37 (86%). The motivation of patients in preventing the transmission of the most lung TB in the category of good 40 (93%). The results of the research analysis state P = 0.005 (P = less than 0.05). There is a relationship between the social support of the family with the motivation of the patient in preventing the transmission of lung TB.
THE EFFECT OF IMAGE PLAYING THERAPY TO REDUCE HOSPITALIZATION ANXIETYIN TODDLER AGE PATIENTS IN RUMAH SAKIT UMUM NEGARA Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 15 No 2 (2020): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v15i2.564

Abstract

Latar Belakang: Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkatan usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun keluarga yang mendampingi selama perawatan. Cemas akibat perpisahan atau yang biasa disebut depresi analitik, merupakan stres utama pada bayi usia pertengahan sampai usia prasekolah. Pada rentang usia tersebut kecemasan dimanifestasikan dalam tiga fase, yaitu fase protes, putus asa, dan pelepasan. Anak memerlukan media untuk dapat mengekspresikan perasaan tersebut dan mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama dalam pengobatan. Media yang paling efektif adalah melalui kegiatan permainan. Bermain merupakan pekerjaan pada masa kanak-kanak khususnya pada usia Toddler salah satunya bermain tebak gambar. Metode: Rancangan penelitian ini adalah pre eksperiment dengan one group pretest postest. Pengambilan sampel ini mempertimbangkan kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi yang ada dengan jumlah sampel 38 responden. Analisis bivariat yang digunakan yaitu menggunakan uji statistic dengan tingkat kebermaknaan 0,05 dengan menggunakan Wilcoxon Test. Hasil: Hasil uji statistik Wilcoxon diperoleh angka signifikan atau nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (p < α ), maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh terapi bermain tebak gambar untuk penurunan kecemasan hospitalisasi pada pasien anak usia Toddler di Rumah Sakit Umum Negara. Kesimpulan: Ada pengaruh terapi bermain tebak gambar untuk penurunan kecemasan hospitalisasi pada pasien anak usia Toddler di Rumah Sakit Umum Negara.
Gambaran Pola Asuh Orang Tua Remaja Retardasi Mental Di SLBC Kemala Bhayangkari Tabanan Ni Kadek Yolanda Dewi; Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas; I Ketut Andika Priastana
Indonesian Journal of Health Research Vol. 5 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Triatma Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.57 KB) | DOI: 10.51713/idjhr.v5i1.46

Abstract

Pola asuh akan mempengaruhi perilaku dan pola tumbuh kembang pada anak. Terdapat tiga tipe pola asuh yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan pola asuh orang tua pada remaja dengan retardasi mental di SLBC Kemala Bhayangkari Tabanan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan desain penelitian analitik korelasional dengan jumlah sampel 36 orang menggunakan Teknik pengambilan sampel simple random sampling. Teknik pengumpulan data kuesioner. Analisa data yang digunakan yaitu distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan mayoritas orang tua berjumlah 28 orang (77,8%) dengan kategori pola asuh cukup dan 8 (22,2%) orang tua diantaranya dengan kategori baik. Kategori baik merupakan pola asuh demokratis, kategori cukup termasuk dalam pola asuh otoriter Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh otoriter dengan kategori cukup pada remaja retardasi mental di SLBC Kemala Bhayangkari Tabanan.
Hubungan Resiliensi terhadap Stres Kerja Perawat Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Negara Rahmawati Ririn Ardilla; I Made Rio Dwijayanto; Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas
Indonesian Journal of Health Research Vol. 5 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Triatma Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.585 KB) | DOI: 10.51713/idjhr.v5i1.48

Abstract

Pendahuluan: Stres dalam dunia pekerjaan atau yang biasa dikenal dengan istilah stres kerja pada dasarnya menjadi suatu kondisi yang dapat terjadi pada setiap individu yang telah bekerja. Perawat merupakan suatu pekerjaan yang mempunyai pengaruh yang sangat penting untuk menentukan berhasilnya rumah sakit dalam memberikan perawatan kesehatan terhadap masyrakat. Tuntutan kerja berlebih yang dimiliki seorang perawat baik secara fisik maupun mental yang harus melakukan banyak pekerjaan dan harus diselesaikan dengan cepat terkadang dapat menyebabkan banyak kesalahan yang dilakukan, hal tersebut merupakan salah satu sumber pemicu stres kerja bagi perawat. Metode: penelitian ini termasuk analitik korelasional dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Hasil: Perawat rawat inap di RSU Negara mayoritas umur < 30 tahun sebanyak 55 orang (60,4%), mayoritas pendidikan S1 sebanyak 52 orang (57,1%), jenis kelamin di dominasi oleh perempuan sebanyak 80 orang (87,9%), mayoritas perawat yang sudah menikah sebanyak 68 orang (74,4%), dan masa kerja perawat mayoritas dengan kategori 1-5 tahun sebanyak 55 orang (60,4%). Resiliensi pada perawat rawat inap lebih banyak resiliensi sedang 79 orang (86,8%), mayoritas perawat dengan kategori stres kerja ringan sebanyak 46 orang (50,5%). Hasil penelitian mengatakan nilai p = 0,356 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan resiliensi dengan stres kerja perawat rawat inap. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara resiliensi dengan stres kerja perawat rawat inap di RSU Negara.
Faktor Penyebab Terjadinya Stres Kerja pada Perawat Berdasarkan Studi Literatur Rahmawati Ririn Ardilla; I Made Rio Dwijayanto; Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas
Indonesian Journal of Health Research Vol. 5 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Triatma Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.718 KB) | DOI: 10.51713/idjhr.v5i1.49

Abstract

Pendahuluan. Stres kerja saat ini merupakan isu global yang berpengaruh pada seluruh profesi dan pekerja di negara maju maupun berkembang. Terjadinya stres kerja akibat berbagai faktor dari tekanan dan tuntutan dalam pekerjaan seperti jadwal kerja, kecepatan kerja, jarak tempuh menuju tempat kerja, jumlah dan siat pelanggan yang harus dilayani dapat menjadikan pekerja mengalami kecemasan, kemarahan, depresi serta menderita keluhan fisik berupa sakit kepala. Stres dalam dunia pekerjaan atau yang biasa dikenal dengan istilah stres kerja pada dasarnya menjadi suatu kondisi yang dapat terjadi pada setiap individu yang telah bekerja tenaga profesional di rumah sakit secara kesuluruhan memiliki risiko terhadap stres, dan perawat memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Metode. Metode yang digunakan dalam literature review. Pencarian database yang digunakan meliputi Scopus, ScienceDirect dan Pubmed. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel yaitu stress kerja. Hasil. Berdasarkan studi literatur ditemukan beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjaadinya stres kerja pada perawat yaitu faktor individu meliputi (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan dan masa kerja) organisasi dan lingkungan kerja.
Gambaran Perilaku Menstrual Hygiene Remaja Retardasi Mental Di SLBC Kemala Bhayangkari Tabanan Ni Kadek Yolanda Dewi; Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas; I Ketut Andika Priastana
Indonesian Journal of Health Research Vol. 5 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Triatma Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.623 KB) | DOI: 10.51713/idjhr.v5i1.50

Abstract

Retardasi mental merupakan ketidakmampuan dengan keterbatasan yang signifikan dalam fungsi intelektual dan sikap penyesuaian diri yang rendah. Keterlambatan pada anak yang mengalami kelainan retardasi mental dapat mempengaruhi dirinya dalam hal usaha memilihara kebersihan dan anak dengan retardasi mental tidak dapat menjaga kebersihan diri (personal hygiene) secara optimal. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan perilaku menstrual hygiene remaja dengan retardasi mental. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif dengan sampel berjumlah 36 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan yaitu univariat. Hasil penelitian distribusi frekuensi berdasarakan perilaku menstrual hygiene remaja dengan retardasi mental dengan kategori baik sebanyak 14 orang (38,9%), perilaku responden dengan kategori cukup sebanyak 14 orang (38,9%) dan perilaku responden dengan kategori kurang sebanyak 8 orang (22,2%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah mayoritas remaja memiliki perilaku yang baik dan cukup dalam menjaga kebersihan saat menstruasi.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Menstrual Hygiene Remaja Retardasi Mental di SLBC Kemala Bhayangkari Tabanan Ni Kadek Yolanda Dewi; Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas; I Ketut Andika Priastana
Indonesian Journal of Health Research Vol. 5 No. 2 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Triatma Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.523 KB) | DOI: 10.51713/idjhr.v5i2.57

Abstract

Pendahuluan: Pola asuh akan mempengaruhi perilaku dan pola tumbuh kembang pada anak. Terdapat tiga tipe pola asuh yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif. Retardasi mental merupakan ketidakmampuan dengan keterbatasan yang signifikan dalam fungsi intelektual dan sikap penyesuaian diri yang rendah. Keterlambatan pada anak yang mengalami kelainan retardasi mental dapat mempengaruhi dirinya dalam hal usaha memilihara kebersihan dan anak dengan retardasi mental tidak dapat menjaga kebersihan diri (personal hygiene) secara optimal. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku menstrual hygiene remaja retardasi mental di SLBC Kemala Bhayangkari Tabanan Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja perempuan dengan retardasi mental yang sudah mengalami menstruasi sebanyak 40 orang dan orang tuanya sebanyak 40 orang. Penelitian ini menggunakan Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling. Analisis penelitian ini menggunakan uji Spearman rho. Hasil: Penelitian ini didapatkan hasil nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,845, dimana r hitung > r tabel (0,000) dan nilai p-value = 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku menstrual hygiene remaja dengan retardasi mental di SLB C Kemala Bhayangkari Tabanan.
Pengaruh Pemberian Herbal Compress Ball Terhadap Intensitas Nyeri Rheumatoid Arthritis Pada Lansia di Desa Mendoyo Dauh Tukad Kabupaten Jembrana Tahun 2019 Ni Made Gita Kusumastuti; Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas; I Ketut Sudiyono
Indonesian Journal of Health Research Vol. 3 No. 1 (2020): April
Publisher : Universitas Triatma Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.558 KB) | DOI: 10.51713/idjhr.v3i1.59

Abstract

Pendahuluan: Rheumathoid Arthritis merupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosive simetrik yang mengenai jaringan persendian. Manifestasi klinis Rheumatoid arthritis tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Tanda dan gejala yang khas termasuk edema dan nyeri pada sendi dan terasa hangat saat disentuh, eritema, kekakuan, dan hilangnya fungsi sendi. Rasa sakit sering menjadi penyebab gangguan aktivitas sehari-hari, sehingga pengobatan farmakologi dapat di kurangi dengan pengobatan non farmakologi. Salah satu pengobatan non farmakologi adalah terapi herbal compress ball. Kompres ini memiliki sensasi panas yang membantu meningkatkan aliran darah regional dan melepaskan minyak atsiri dari herbal, membantu mengerahkan tindakan anti-inflamasi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental dengan desain one group pretest-posttes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian herbal compress ball terhadap intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia di Desa Mendoyo Dauh Tukad Kabupaten Jembrana. Sampel penelitian ini 57 orang. Pengukuran intensitas nyeri menggunakan Numeric Rating Scale, intensitas nyeri di ukur sebelum dan setelah pemberian kompres. Pengaruh herbal compess ball terhadap intensitas nyeri pada penderita rheumatoid arthritis dianalisis dengan menggunakan uji non parametric yaitu uji Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil: intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi herbal compress ball, menunjukkan hasil yang signifikan yaitu (p-value 0.000 <α = 0,05) Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan: ada pengaruh sebelum dan setelah pemberian terapi herbal compress ball terhadap intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia.
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Lansia Komorbid Masa Pandemi COVID-19 Di Puskesmas I Negara Yurida Ananda Aprillia; Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas; I Ketut Andika Priastana
Indonesian Journal of Health Research Vol. 5 No. 3 (2022): Desember
Publisher : Universitas Triatma Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51713/idjhr.v5i3.96

Abstract

Introduction. Anxiety is fear or worry in certain very threatening situations that can cause anxiety because of uncertainty in the future and fear that something bad will happen. Anxiety in the elderly during the pandemic causes an impact on the decline in physical activity and functional status of the elderly, such as having feelings of worry, not sleeping well, and disturbed appetite. Efforts that can be made to reduce the level of anxiety in the elderly are through family support. Methods. This study used a cross sectional design. The population in this study were the elderly who were in the working area of ​​the Public Health Center I Negara as many as 70 respondents. The sample of this research used purposive sampling technique. The analysis of this study used the Spearman rho test. Results. This study found that the results of family support in the working area of ​​Public Health Center I Negara mostly had sufficient scores and the results of anxiety that most of the elderly experienced mild anxiety. The results of the research analysis state p-value = 0,000 (p< 0,01). Conclusion. There is a relationship between family support and the anxiety level of the comorbid elderly during the COVID-19 pandemic at Public Health Center I Negara.
The Relationship of Social Control and Self-Management to Online Game Addiction in Adolescents Damaris Kakisina; I Ketut Andika Priastana; Dwi Prima Hanis Kusumaningtiyas
PROMOTOR Vol. 6 No. 5 (2023): OKTOBER
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v6i5.415

Abstract

Background: Online game is a very popular game, including among teenagers. Addiction to online games is caused by low self-management, as a result, adolescents put aside their responsibilities, and adolescents in their social life have means in the form of control to regulate behavior so that adolescent behavior has conformist boundaries. Social control is a process that educates the public to comply with prevailing social norms and values. Self-management is an attempt to plan, for the activities carried out by adolescents. The purpose of this study was to identify the relationship between social control and self-management toward online game addiction in adolescents at LKSA Widhya Asih Melaya. Methods: This study used a cross-sectional design. The population in this study were all teenagers who play online games living at LKSA Widhya Asih Melaya. The sample of this research is 53 respondents. This research uses probability sampling with a simple random sampling technique. Data analysis was performed using univariate and bivariate analysis. Results: This study found the results of the analysis of social control on online game addiction in adolescents with a correlation coefficient (r) of 0.709, where r count > r table (0.000) and p-value = 0.000 (p <0.25) and the results of self-analysis management of online game addiction in adolescents correlation coefficient (r) of 0.454, where r count > r table (0.000) and p-value = 0.001 (p <0.25). Conclusion: There is a relationship between social control and self-management towards online game addiction in adolescents at LKSA Widhya Asih Melaya.