Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisa Pengukuran Field Stregth Pada Service Area Pemancar PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) Palembang Remi Susilo; Yuslan Basir; M. Helmi; M. Nefo Alamsyah
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 2 No. 2 Juli 2014
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.821 KB) | DOI: 10.52333/destek.v2i2.17

Abstract

Abstrak : Salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan kualitas penerimaansiaran televisi adalah field strength atau kuat medan, yaitu kekuatan sinyal pancaran yangditerima oleh TV receiver di suatu tempat. Kelayakan penerimaan siaran pada receiverdapat diuji dengan cara mengukur field strength. Berdasarkan Keputusan MenteriPerhubungan Nomor : KM. 76 Tahun 2003 tentang rencana induk (master plan) frekuensiradio penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan televisi siaran analog padapita ultra high frequency (UHF). Untuk nilai field strength dalam band IV = 65 dB (μV/m).Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa semakin jauh lokasi pengukuran daripemancar maka kuat medan field strength yang diterima semakin kecil.Kata Kunci : Pengukuran Field Strength
ANALISIS PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR LILIT SEBAGAI GENERATOR INDUKSI Rusdianto .; Herman Ahmad; M. Nefo Alamsyah
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 4 No. 2 JULI 2016
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v4i2.287

Abstract

Abstrak: Motor induksi dapat dioperasikan sebagai generator pembangkit, tetapi harus memenuhipersyaratan yang diperlukan untuk menjadi sebuah generator, yaitu eksitasi atau penguatan medanmagnet dan putaran atau penggerak mula. Untuk motor induksi rotor sangkar, persayaratan eksitasiyang harus dipenuhi tidak dapat dilakukan secara sempurna, sehingga akan menimbulkan masalahpada pembangkitan tegangannya.  Tetapi untuk motor induksi jenis rotor lilitan, kumparan rotor dapatdigunakan sebagai eksiter, sehingga akan menyerupai eksitasi pada generator sinkron. Dari hasilpengujian generator induksi dengan jenis rotor lilit, diperoleh tegangan maksimum rata-rata sebelummengalami kondisi jenuh untuk generator tanpa beban adalah 366,85 Volt fasa-fasa, dan 211,8 Voltfasa-netral.  Untuk kondisi berbeban diperoleh tegangan sebesar 351,32 Volt fasa-fasa, dan 202,83Volt fasa-netral, dengan beban perfasa adalah lampu pijar 200 Watt. .  Untuk kondisi berbebandiperoleh tegangan sebesar 280,01 Volt fasa-fasa, dan 161,67 Volt fasa-netral, dengan beban perfasaadalah lampu pijar 600 Watt Tegangan tersebut hanya terjadi perbedaan maksimum 7,8% daritegangan nominalnya untuk kondisi berbeban 200W dan perbedaan maksimum 26,51% dari tegangannominal untuk kondisi berbeban 600W, sehingga generator tersebut dikatakan layak digunakan tetapiterbatas pada nilai beban tertentu.Kata kunci: Generator, Rotor lilit, Motor induksi, Eksitasi
Penyuluhan Penjernihan Air dengan Metode Reverse Osmosis Faizah Suryani; RA. Nurul Moulita; Madagaskar; Rita Maria Veranika; Martin Luther King; M. Nefo Alamsyah; Hermanto MZ
Bersama : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2025): Bersama : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Doki Course and Training

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61994/bersama.v3i2.1143

Abstract

Air merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Jumlah air di dunia sangat melimpah akan tetapi hanya sekitar 5% yang bisa di manfaatkan oleh manusia. Distribusi air yang kurang merata membuat masyarakat masih menggunakan air yang kurang layak untuk dipakai sehari-hari.  Hal ini  terjadi pada masyarakat Desa Sidomulyo kabupaten Banyuasin. Distribus Air dari PDAM yang masih belum merata membuat masyarakat masih menggunakan air sungai dan sumur yang kurang memadai kebersihannya. Tujuan kegiatan penyuluhan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat cara  pengolahan air denga metode Reverse Osmosis (RO). Metode ini menggunakan membram dalam prosesnya sehingga dapat menyaring partikel besar, senyawa yang mudah menguap, logam berat serta senyawa pembuat bau.  Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dilakukan dengan cara penyuluhan dan demonstrasi penjernihan air dengan alat  reverse osmosis. Selain itu informasi juga diberikan melalui poster dan video yang berkaitan dengan metode reverse osmosis.  Setelah dilakukan penyuluhan, dilakukan post test dan di dapatkan hasil bahwa sebanyak 75% masyarakat memahami materi yang telah diberikan. Hasil ini diharapkan adanya   peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kualitas air bersih dan masyarakat bisa melaksanakan pengelolaan air bersih secara mandiri
PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG MENGGUNAKAN METODE CLASS BASED STORAGE PADA WAREHOUSE PT. BERLIAN TIGA CAKRA PALEMBANG M. Weldi Revindo; MZ, Hermanto; Selvia Aprilyanti; M. Nefo Alamsyah; P.O.S., Togar
Jurnal Desiminasi Teknologi Volume 12 No.2 Juli 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tridinanti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v12i2.720

Abstract

PT. Berlian Tiga Cakra merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Digital Marketing, Awalnya menjalankan sistem dropship melalui digital marketing di bidang elektronik accessories. Dua tahun berjalan, sistem bisnis berubah menjadi retail dan terfokuskan di bidang fashion dan pada tahun 2021 PT. Berlian Tiga Cakra di legalkan. Pada tahun 2019 lonjakan tingkat pemesanan yang semakin meningkat sehingga pada awal tahun 2019 di putuskan untuk membuat divisi gudang secara terpisah di Palembang dan dua gudang lagi di Pekalongan dan Tangerang di tahun 2020. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaksimalkan pemakaian utilitas ruang yang tersedia dan meminimalkan jarak tempuh karyawan dalam menyortir maupun mengambil pesanan untuk dikirim, dengan menggunakan metode Class Based Storage. Layout usulan terjadi penurunan jarak tempuh yang awalnya 759.704 m menjadi 578.432 m sehingga terjadi penurunan sebesar 181.272 m dari kondisi awal. Serta pemaksimalan utilitas ruang yang tersedia dari penggunaan 76,87 % menjadi 86,9 % sehingga terjadi pemaksimalan 10,03 % utilitas ruang yang tersedia.