Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengujian Sederhana Tanah Liat Lokal Guna Meningkatkan kualitas Gerabah Tradisional Menjadi Keramik Hias Berglasir Di Dusun Sandi Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar Ali Ahmad Muhdy; Jalil Jalil; Irfan Irfan
TANRA: Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar Vol 4, No 2 (2017): Vernacularies Local Potencies Trought Art & Design
Publisher : Universitas Negeri makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/tanra.v4i2.4452

Abstract

This research is an effort to improve the quality of pottery into ceramic art by conducting various experiments on the application of glaze technique. Because the quality of local clay in the area around the pottery crafters is doubtful only for low burn (pottery) maximum of 800 °, it will be used some alternative raw materials of clay, such as clay from Pangkep regency and clay from Gowa regency estimated to be glazed with a high burn above 800 °. Another alternative is to mix the local clay from the craftsmen area with the clay from the outside with materials processing techniques to obtain soil material that is more plastic and resistant to the glaze. The main problem of the research is the art of pottery has survived for hundreds of years in Takalar District, but the quality improvement is so slow that it is less competitive in the national market and global market, another problem is that most artisans of more than 60% still survive by making traditional temporary pottery art the price of traditional pottery art is still very low. 11 local soil materials as research samples continued at the glazing stage with dyeing techniques using FT360 (transparent), 19I (blue), and 19 (white) glaze materials. Combustion is done with a continuous furnace made of fireproof stones using wood fuel (teak residue) and can be measured the burning temperature using pyrometer. The burning plan is carried out for 5 hours until it reaches 1100 °. The result of glaze burning generally shows that all glazed samples can survive at 1100 ° and melt glazes. The disadvantage is the glaze technique that has not been standardized to cause uneven glaze results, there are still many cracked (cracked) glaze surface. However, the glazed ceramic body has not changed even can remain stable, it's just that glaze technique needs to be improved in further research. Abstrak. Pengujian Sederhana Tanah Liat Lokal Guna Meningkatkan kualitas Gerabah Tradisional Menjadi Keramik Hias Berglasir Di Dusun Sandi Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar.  Penelitian ini merupakan upaya peningkatan kualitas gerabah menjadi seni keramik dengan melakukan berbagai eksperimen penerapan teknik glasir.  Oleh karena kualitas tanah liat lokal di daerah sekitar perajin gerabah berada diragukan hanya bisa untuk bakaran rendah (gerabah) maksimal 800°,  maka akan di gunakan beberapa alternatif bahan baku tanah liat, seperti tanah liat dari Kabupaten Pangkep maupun tanah liat dari Kabupaten Gowa, yang diperkirakan dapat diglasir dengan bakaran tinggi di atas 800°. Alternatif lainnya adalah mencampur tanah liat lokal dari daerah perajin dengan tanah liat dari luar dengan teknik pengolahan bahan untuk memperoleh bahan baku tanah yang lebih plastis dan tahan untuk di glasir. Permasalahan utama penelitian adalah seni kerajinan gerabah telah bertahan selama ratusan tahun di Kabupaten Takalar, namun peningkatan mutu berjalan sangat lambat sehingga kurang kompetitif di pasar nasional maupun pasar global, permasalahan lainnya adalah sebagian besar perajin lebih dari 60 % masih bertahan dengan membuat seni gerabah tradisional sementara harga seni gerabah tradisional masih sangat rendah. 11 bahan tanah local sebagai sampel  penelitian berlanjut pada tahap pengglasiran dengan teknik celup menggunakan bahan glasir FT360 (transparan), 19I (biru), dan 19 (putih). Pembakaran dilakukan dengan tungku kontinu terbuat dari batu tahan api dengan menggunakan bahan bakar kayu (sisa kayu jati) dan dapat diukur suhu bakarnya menggunakan pyrometer. Rencana pembakaran dilakukan selama 5 jam hingga mencapai 1100°. Hasil pembakaran glasir menunjukkan pada umumnya seluruh sampel yang diglasir dapat bertahan pada suhu 1100° dan glasir meleleh. Kelemahannya adalah teknik glasir yang belum sesuai standar menyebabkan hasil glasir belum merata, masih banyak pecah-pecah (retak) permukaan glasirnya. Namun demikian body keramik yang diglasir tidak mengalami perubahan bahkan dapat tetap stabil, hanya saja teknik glasir perlu lebih diperbaiki pada penelitian selanjutnya. 
KEMAMPUAN MENGGAMBAR BEBAS SISWA TUNARUNGU SLB/B NEGERI 1 MAKASSAR Umarul Hakim; Irfan Arifin; Ali Ahmad Muhdy
TANRA: Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar Vol 6, No 1 (2019): Problem Solving in Design
Publisher : Universitas Negeri makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/tanra.v6i1.14100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh data yang akurat mengenai (1) kemampuan menggambar bebas siswa tunarungu SDLB/B Negeri 1 Makassar. (2) kendala yang dihadapi  siswa tunarungu SLB Negeri 1 Makassar dalam menggambar bebas. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan deskriptif kualitatif. Populasi pada penelitian ini sebanyak 15 siswa dari 4 kelas, oleh karena jumlah populasi tidak banyak, maka dilakukan sampel total. Dalam pelaksanaan penelitian ini ada 2 orang siswa yang tidak mengumpulkan karya sehingga jumlah yang diteliti yaitu sebanyak 13 siswa. Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini yaitu, tes praktik, dokumentasi, observasi, wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Kemampuan menggambar bebas siswa tunarungu SDLB/B Negeri 1 Makassar yaitu kategori sangat baik 1 siswa (8%) kategori baik sebanyak 6 siswa (46%) kategori cukup sebanyak 3 orang (23%) kategori rendah sebanyak 3 siswa (23%) dan kategori sangat rendah tidak ada. Kendala yang dihadapi siswa yaitu, kesulitan mendapatkan ide, bingung dalam memulai, peralatan yang dimiliki kurang lengkap, dan keterbatasan dalam berkomunikasi.
Penggunaan Model 4D dalam Pembuatan Video Tutorial Menggambar Alam Benda di SMP Negeri 1 Tonra A Rafida; Abd Aziz Ahmad; Ali Ahmad Muhdy
JURNAL IMAJINASI Vol 6, No 1 (2022): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/i.v6i1.30307

Abstract

This research aims to describe the development of video tutorials for learning to draw natural objects for students of class VII SMPN 1 Tonra. This research is a type of research and development (R&D). Development models use 4D models consisting of Define (definition), Design (design), Develop (development), Dissemination (dissemination). But in this study it only reached the stage of Develop. From the results of assessments or validations conducted by material experts and media experts on the resulting video tutorial media, obtained a rating score of 95.15% from material experts, and 89.7% from media experts. Based on the results obtained, it can be concluded that the video tutorial media for learning to draw nature is worth using and developing, and is expected to help teachers and students in the learning process.Keywords: learning media, video tutorials, drawing natural objects. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan video tutorial untuk pembelajaran menggambar alam benda bagi peserta didik kelas VII SMPN 1 Tonra. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Model pengembangan menggunakan model 4D yang terdiri dari Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan), Dissemination (penyebarluasan). Namun pada penelitian ini hanya sampai pada tahap Develop. Dari hasil penilaian atau validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media terhadap media video tutorial yang dihasilkan, diperoleh skor penilaian sebesar 95,15% dari ahli materi, dan 89,7% dari ahli media. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa media video tutorial untuk pembelajaran menggambar alam benda ini layak digunakan dan dikembangkan, serta diharapkan dapat membantu pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.Kata kunci : media pembelajaran, video tutorial, menggambar alam benda.
Perancangan Simbol Angka Numerik Aksara Lontara Abd Azis Ahmad; Ali Ahmad Muhdy; Baso Indra Wijaya Azis
Seminar Nasional LP2M UNM SEMNAS 2019 : PROSIDING EDISI 2
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to examine and design: Prototype of numerical symbols of Lontara alphabet which is valid and practical and in harmony with the character of Lontara script. Methodologically this research was carried out through research and development procedures (Research and Development), with field trials. In the operationalization of this study, the procedure formulated by Borg and Gall was used. Data was collected by searching literature, documenting, distributing questionnaires to Fine Arts Education Study Program students and lecturers of Fine Arts Education Study Programs, and in-depth interviews with observers of Lontara script development. Data analysis using interactive analysis models, there are three steps that interact with one another in the form of cycles. The three steps are; data reduction, data presentation to be used as material for revision and drawing conclusions. The results showed that, all Lontara script designs which were the product of this study, were based on the basic pattern of the two Lontara scripts namely the basic pattern of the letter "SA" and the merging of two "SA" namely the letter "HA". In the initial design process, Lontara script as a research instrument was distributed to a number of respondents. There are four redesigned symbol numbers namely; the number 0 (zero) is reduced, the number 1 (one) is omitted from the angular shape of the 'head', the number 5 (five) is reversed while the number 7 (seven) is redesigned by shortening the lines on the angular shape of the 'head'.