Ginova Nainggolan
Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Jakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Penyakit Dalam Indonesia

Pengembangan Model Prediksi Mortalitas 3 Bulan Pertama pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Umami, Vidhia; Lydia, Aida; Nainggolan, Ginova; Setiati, Siti
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 2, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Mortalitas pasien yang menjalani hemodialisis (HD) paling tinggi pada tiga bulan pertama. Data mengenai insidens dan prediktor mortalitas dini pada pasien HD sangat terbatas. Suatu model prediksi dapat menjadi alat bantu yang sederhana untuk mengetahui pasien yang berisiko tinggi sehingga pada akhirnya upaya pencegahan dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens dan prediktor mortalitas 3 bulan pada pasien hemodialisis baru dan membuat suatu model prediksi. Metode: Penelitian dengan disain kohort retrospektif terhadap 246 pasien PGTA yang baru menjalani HD di Unit HD RSCM antara Januari 2011-Januari 2012. Dilakukan analisis chi-square untuk mendapatkan nilai OR (Odds Ratio) terhadap variabel usia, pembiayaan, jenis HD, akses pembuluh darah, anemia, hipoalbuminemia, kelainan EKG, kardiomegali, komorbid, waktu rujukan ke nefrologis, dan kepatuhan. Prediktor yang bermakna kemudian dimasukkan pada model regresi logistik untuk mendapatkan sistem skor. Hasil: Sebanyak 78 (31,7%) dari 246 pasien meninggal dalam 3 bulan pertama. Terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan terjadinya mortalitas 3 bulan yaitu usia > 60 tahun, hemoglobin/dl, albumin serum Simpulan: Insidens mortalitas 3 bulan pada pasien HD baru sebesar 31,7%. Usia > 60 tahun, hemoglobin/dl, albumin serum
Nilai Diagnostik Rerata Tekanan Darah Pre dan Post Hemodialisis pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis Kronik Purba, Ferry Tigor P.; Siregar, Parlindungan; Nainggolan, Ginova; Shatri, Hamzah
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 1, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan. Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada pasien PGK (penyakit ginjal kronik) yang menjalani HD (hemodialisis) kronik adalah penyakit kardiovaskuler. Faktor utama penyebab kejadian kardiovaskuler pada pasien PGK yang menjalani HD adalah hipertensi. Diagnosis hipertensi pada pasien PGK yang menjalani HD tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan adanya efek retensi cairan, office hypertension, dan proses ultrafiltrasi setelah HD. Baku emas diagnosis hipertensi pada pasien HD adalah pemeriksaan tekanan darah interdialitik dengan menggunakan alat ambulatory blood pressure monitoring (ABPM). Namun alat ini memiliki banyak kendala dalam pemeriksaannya. Studi sebelumnya yang meneliti tekanan darah pre dan post dialisis dibandingkan dengan tekanan darah ABPM memberikan hasil yang masih kontroversial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi dan nilai diagnostik rerata tekanan darah pre dan post hemodialisis dengan baku emas tekanan darah interdialisis yang diukur dengan metode ABPM. Metode. Dilakukan studi diagnostik dan uji korelasi dengan desain penelitian potong lintang pada tiga puluh lima pasien dewasa dengan penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis kronik. Pasien yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan pengukuran ABPM selama 24 jam dan tekanan darah saat pre dan post dialisis. Hasil. Uji korelasi Pearson menunjukkan korelasi rerata TD sistolik pre-post dialisis dan sistolik ABPM sebesar r = 0,669 dan p= 0,000 dengan AUC sebesar 84,4% (95% IK, 71,5% - 97,3%) dengan p = 0,001 serta nilai sensitivitas 82,14%, spesifisitas 71.43%, nilai duga positif 92%, dan nilai duga negatif 50%. Uji korelasi Pearson mendapatkan korelasi antara rerata TD diastolik prepost dialisis dan diastolik ABPM sebesar r = 0,359 dan p = 0,034 dengan AUC sebesar 67,6 % (95% IK, 49,3 % - 86,0%) dengan p= 0,075 serta nilai sensitivitas 82,14%, spesifisitas 85,71%, nilai duga positif 95,83%, dan nilai duga negatif 54,55%. Simpulan. Rerata tekanan darah sistolik pre-post hemodialisis dapat digunakan untuk diagnosis hipertensi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis kronik.
Peran Prediktif IL-6, IL-10, dan TNF-α Plasma terhadap Gagal Ginjal Akut pada Pasien dengan COVID-19 Derajat Sedang dan Berat Gathmyr, Dewi; Bonar, Maruhum Bonar H; Susilo, Adityo; Harimurti, Kuntjoro; Nainggolan, Ginova; Tagor, Alvin; Shatri, Hamzah; Lesmana, Cosmas Rinaldi Adithya; Amin, Zulkifli
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction. Acute kidney injury (AKI) is associated with higher mortality rate in COVID-19 patients due to inflammation and immune dysregulation. This study aimed to correlate serum levels of IL-6, IL-10, and TNF-α with serum creatinine changes and their roles to predict incidence of acute kidney injury (AKI) in patients with moderate and severe COVID-19. Methods. This prospective cohort study was conducted among patients with moderate to severe COVID-19 in Pertamina Central Hospital Jakarta, Indonesia during November 2020 to January 2021. All serum levels of cytokines (IL-6, IL-10, and TNF-α) and creatinine were collected on the first day and seventh day of hospitalization. They might be collected earlier if the patients died or discharged early. AKI was defined as deterioration in serum creatinine or urine output based on Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) guideline. The correlation between cytokine and creatinine serum level changes were analyzed using Spearman test. Receiver operator characteristic curve was calculated to explore predictive roles of cytokines on AKI incidence. Results. A total of 43 patients were included in the study, with a mean age of 59.3 years (SD 12.59), and the majority were male (74%). The incidence of AKI was 7%. Serum creatinine changes were correlated with serum levels changes IL-10 (r= -0.343; p=0.024), but not for IL-6 (r=-0.198; p=0.202) and TNF-α (r=-0.129, p=0.409). Meanwhile, serum TNF-α level on the first day was able to predict AKI incidence on the seventh day of hospitalization (AUC 85%; p=0.045; 95% CI=0.737 to 0.963). Conclusions. TNF-α on the first day is potential to be predictor on AKI incidence on the seventh day in moderate and severe COVID-19 patients.