Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : SEL Jurnal Penelitian Kesehatan

KEJADIAN ULKUS BERULANG PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Nelly Marissa; Nur Ramadhan
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 4 No 2 (2017): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.24 KB) | DOI: 10.22435/sel.v4i2.1471

Abstract

Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi diabetes mellitus (DM) yang paling sering terjadi. Lamanya seseorang menderita DM akan menyebabkan besarnya kejadian ulkus berulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui insiden ulkus berulang, gambaran penderita ulkus berulang serta penilaian derajat keparahan ulkus, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan ulkus berulang. Penelitian menggunakan metode potong lintang, dengan melibatkan 57 orang (40 orang dari RSUDZA dan 17 orang dari RSU Meuraxa) responden. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data kejadian ulkus berulang, berapa sering terjadinya ulkus, lokasi, waktu sembuh, mengikuti senam diabetes dan riwayat merokok. Penilaian derajat ulkus berdasarkan kriteria University of Texas (UT). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian ulkus berulang sebesar 28 orang (49,1)% dari 57 responden, kejadian ulkus berulang pada sebagian besar responden mencapai 2 kali, paling sering di ekstermitas bawah dan sudah menderita DM lebih 10 tahun. Waktu yang diperlukan untuk sembuh terbanyak mulai berkisar dari harian sampai satu tahun, dan sebagian kecil pernah mengalami amputasi. Kebanyakan dari penderita ulkus berulang tersebut tidak mengikuti senam diabetes dan bukan perokok aktif. Berdasarkan kriteria UT kejadian ulkus yang paling sering adalah luka yang sudah mencapai tulang atau sendi dengan kondisi yang iskemik dan infeksi. Tindakan pencegahan ulkus berulang diperlukan, baik dengan perawatan kaki dan pengontrolan glikemik secara rutin. Diabetic ulcer is the most common complications of diabetes mellitus (DM). Duration of suffering DM will lead to a large incidence of recurrent ulces. The purpose of this study was to determine the incidence of recurrent ulcer, description of recurrent ulcer patients and assessment of ulcer severity, so that recurrent ulcer prevention can be done. The study used cross sectional method, involving 57 respondents (40 people from RSUDZA and 17 people from Meuraxa Hospital). Interviews were conducted to obtain recurrent ulcer incident data, how frequent the occurrence of ulcers, location, time healed, do diabetic exercise and smoking history. Ulcer grade assessment based on University of Texas (UT) criteria. From the results of the research, it was found that repetitive ulcer incidence was 28 people (49.1)% of 57 respondents, repeated incidence of ulcer in most respondents reached 2 times, most often in lower ekstermity and have suffered DM over 10 years. The time it takes to heal the most ranges from daily to a year, and a small part has experienced amputation. Most of these recurrent ulcer patients didn’t have diabetic exercise and are not active smokers. Based on UT criteria the most frequent incidence of ulcer is a wound that has already reached the bone or joints with ischemic and infectious conditions. Prevention recurrent ulcer are necessary, with regular foot care and glycemic control.
DETERMINASI PENYEBAB STUNTING DI PROVINSI ACEH Raisuli Ramadhan; Nur Ramadhan
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 5 No 2 (2018): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.899 KB) | DOI: 10.22435/sel.v5i2.1595

Abstract

Stunting (bertubuh pendek) merupakan salah satu masalah serius kesehatan masyarakat yang dihadapi oleh Indonesia, khususnya di provinsi Aceh. Penyebab utama dari stunting diketahui karena kekurangan gizi pada anak usia di bawah lima tahun. Determinasi faktor penyebab stunting pada anak di Provinsi Aceh sangat diperlukan untuk membantu perencana pengelolaan kesehatan masyarakat, dalam upaya menurunkan masalah stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang berhubungan dengan stunting pada anak-anak di bawah umur lima tahun di Aceh. Penelitian menggunakan metode survei dari bagian pemantauan status gizi yang dilakukan dalam tahun 2017 di Provinsi Aceh dengan metode wawancara, pengukuran berat badan dan pengukuran tinggi badan.. Responden ditetapkan pada anak yang diasuh ibu yang berumur produktif antara 18-50 tahun. Parameter stunting diidentifikasi dari faktor ASI ekslusif, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 15.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting sebesar 35,7% pada anak di bawah lima tahun. Faktor risiko stunting diketahui ASI ekslusif nilai koefisien regresinya 0,48, pengangguran nilai koefisien regresinya 0,401 dan pertumbuhan ekonomi nilai koefisien regresinya 0,188. Penyebab utama terjadinya stunting adalah pemberian air susu ibu ekslusif, sedangkan pengangguran bukan merupakan faktor yang signifikan terjadinya stunting. Stunting is one of the serious public health problems in Indonesia, especially in the province of Aceh. The main cause of stunting is mainly due to malnutrition among children aged less than five years in the province. Determining the factors that cause stunting in children aged less than five years can help public health planners to redesign new programs to reduce the problem of stunting. This study aims to identify the main factors associated with stunting and severe stunting among children aged less than five years in Aceh. The study used a survey method of the nutritional status section carried out in 2017 in the province of Aceh by interview method, body weight measurement and height measurement. Respondents were assigned to children who were cared for by mothers who were of productive age between 18-50 years. Stunting parameters include exclusive breastfeeding factors, economic growth, and unemployment. Data were analyzed using SPSS version 15.0 for windows. The results showed that prevalence, stunting was 35.7% in children aged five years. Stunting risk factors for breastfeeding regression coefficient value of 0.48, regression coefficient value of 0.401 and economic growth coefficient of regression coefficient of 0.188. The study suggest that the main cause of stunting is exclusive breastfeeding, while unemployment is not a significant factor in stunting.