Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI DESA WINDU KECAMATAN BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA PROVINSI GORONTALO Yulianti Yulianti; Ida Astuti; A. Khairun Mutia
JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jpm17.v4i1.1989

Abstract

Program kemitraan masyarakat (PKM) di Desa Windu Kecamatan Biau KabupatenGorontalo Utara berkerja sama dengan dua mitra yaitu kelompok Molilingga dan kelompokMohuyula. Dengan adanya kegiatan Program Kemitraan Masyarakat dapat membantupermasalahan mitra. Tujuan Program Kemitraan Masyarakat ini yaitu untuk melakukanpemberdayaan masyarakat dengan sentuhan ilmu dan teknologi untuk meningkatkanketrampilan dan pendapatan ekonomi mitra melalui pengolahan hasil perikanan. Permasalahanyang dihadapai mitra yaitu minimnya pengetahuan tentang teknologi pengolahan hasilperikanan, hasil tangkapan yang melimpah dan nilai jual rendah dan jarak antara desa dengankota yang tergolong jauh menyebabkan hasil tangkapan tidak segar sehingga harga rendah dipasar. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi mitra dilakukan pelatihan dan pendampingandalam mengolah hasil perikanan menjadi produk modern yang bernilai jual tinggi dan teknikpenanganan pasca tangkap yang tepat. Metode pelaksanan kegiatan dilakukan dengan cara (1)pengenalan produk hasil perikanan modern yang bergizi yang proses pengolahannya tidakmembutuhkan peralatan modern, (2) pelatihan dan pendampingan pembuatan produk hasilperikanan modern yang kaya akan gizi dan (3) pelatihan dan pendampingan teknik penangananpasca tangkap yang baik dan tepat. Hasil dari kegiatan ini yaitu meningkatnya pengetahuan danketerampilan mitra dalam mengolah hasil perikanan.Kata Kunci : Hasil Perikanan, Penanganan, Pengolahan, Pelatihan, Pendampingan, Windu
Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Pisang Terhadap Mutu Organoleptik Kue Donut A. Khairun Mutia; Deysi Pakaya
Agropolitan Vol 3 No 3: Agropolitan Issue November 2016
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.542 KB)

Abstract

Banana peels is one type of by-product rich environment. Banana peels generally untapped, just dumped as waste or used as organic livestock feed such as goats, cows and Buffalo. Waste banana peels contain high nutrients mainly on vitamins and vast grounds so that it can be utilized as raw food way processed into flour. One of a kind then the food that can be made from flour banana peels is a cake donut. The aim of this research is to know the best formulation of the concentration of flour wheat flour and banana peels the best of organoleptic. Characteristic of product analyzed organoleptic test and nutrient composition measurement include content of protein, water, ash conten and carbohydrat. Formulation of flour wheat flour and banana peels are favored by panelists was flour banana skin as much as 75% and wheat flour as much as 25%. Values test nutrient content of a product is best to water content 17.52% ash content was 1.14%, and carbohydrate content was 18.52% and protein content was 17, 23%.
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica rapa) dengan Sistem Hidroponik dalam Ember Pemeliharaan Ikan Lele (Clarias): Growth and Production of Pakcoy (Brassica rapa) Plants with Hydroponic Systems in Catfish Rearing Buckets (Clarias) M. Darmawan; A. Khairun Mutia; Tuti Handayani Arifin
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 11 No. 2 (2023): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v11i2.2613

Abstract

Pakcoy adalah salah satu jenis sayuran mengandung vitamin dan mineral yang tinggi. Selain itu tanaman pakcoy juga memiliki zat besi yang tinggi. Namun kegagalan untuk memperoleh hasil tanaman pakcoy masing sangat sering mengalami kegagalan, hal ini disebabkan beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah ketersediaan unsur hara untuk mendukung pertumbuhan pada tanaman pakcoy. Salah satu teknik yang dapat meningkatkan kualitas dan produksi pakcoy adalah dengan menggunakan teknik hidroponik. Teknik ini memungkinkan dapat memadukan antara budidaya ikan dan budidaya tanaman secara bersamaan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari beberapa perlakuan yaitu I0 : kontrol (tidak ada ikan lele); I1 : Ikan lele sebanyak 10 ekor/ember; I2 : Ikan lele sebanyak 20 ekor/ember dan I3 : Ikan lele sebanyak 30 ekor/ember. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kepadatan ikan lele memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy. Perlakuan I3 dengan kepadatan 30 ekor per ember merupakan perlakuan yang terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Pakcoy is one type of vegetable containing high vitamins and minerals. In addition, pakcoy plants also have high iron. However, failure to obtain the results of each pakcoy plant is very often a failure, this is due to several factors. One of the influencing factors is the availability of nutrients to support growth in pakcoy plants. One technique that can improve the quality and production of pakcoy is to use hydroponic techniques. This technique allows combining fish farming and plant farming simultaneously. This study used a Group Randomized Design consisting of several treatments, namely I0: control (no catfish); I1 : Catfish as many as 10 heads / bucket; I2 : Catfish as many as 20 heads/bucket and I3: Catfish as many as 30 heads/bucket. The results showed that catfish density treatment had an influence on the growth of pakcoy plants. I3 treatment with a density of 30 heads per bucket is the best treatment compared to other treatments.
Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bayam (Amaranthus) Terhadap Pemberian Kompos Limbah Batang Jagung: Response of Growth and Production of Spinach (Amaranthus sp.) to the Application of Corn Stalk Waste Compost Tuti Handayani Arifin; M. Darmawan; A. Khairun Mutia
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 11 No. 2 (2023): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v11i2.2614

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos limbah batang jagung dan dosis terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam di Desa Iloheluma, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2021. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari beberapa perlakuan yaitu K0 : kontrol (tanpa perlakuan); K1 : 0,75 kg/bedengan; K2 1,5 kg/bedengan dan K3 : 3 kg/bedengan. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan kompos limbah batang jagung memberikan pengaruh yang berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol pada variabel pengamatan tinggi tanaman bobot panen, panjang akar dan bobot akar serta perlakuan K3 yaitu dosis 3 kg/bedengan merupakan perlakuan yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. This study aims to determine the effect of composting corn stalk waste and the best dosage on the growth and production of spinach plants in Iloheluma Village, Tilongkabila District, Bone Bolango Regency which was carried out from February to March 2021. This study used a Group Randomized Design consisting of several treatments, namely K0 : control (without treatment); K1 : 0.75 kg/beds; K2 1.5 kg/beds and K3: 3 kg/beds. The results of the analysis of variance showed that the treatment of corn stalk waste compost had a significantly different effect compared to the control on the observation variables of plant height, harvest weight, root length and root weight and the P3 treatment, namely a dose of 3 kg/beds, was the best treatment compared to the other treatments.
Pengaruh Jarak Tanam pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Talas (Colocasia esculenta L.): The Effect of Plant Spacing on the Growth and Production of Taro Plants (Colocasia esculenta L.) M. Darmawan; Tuti Handayani Arifin; A. Khairun Mutia
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 12 No. 1 (2024): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v12i1.3140

Abstract

Talas termasuk dalam jenis umbi-umbian yang merupakan salah satu sumber pangan yang penting karena memiliki sumber gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak. Selain itu talas juga mengandung mineral dan vitamin. Produksi tanaman talas di Provinsi Gorontalo sangat rendah, hal ini disebabkan karena belum banyaknya yang melakukan penanaman talas atau hanya tumbuh liar. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan mengatur jarak tanam pada budidaya tanaman talas. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Saripi, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2023. Penelitian ini berbentuk Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari empat perlakuan yaitu J0 : Jarak Tanam Petani 75 x 75 cm (Kontrol); J1 : jarak Tanam 30 x 30 cm; J2 : Jarak Tanam 40 x 40 cm; J3 : Jarak Tanam 50 x 50 cm. Hasil penelitian menunjukkan jarak tanam memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada tinggi tanaman dan bobot umbi. Perlakuan J3 dengan jarak tanam 75 cm x 75 cm merupakan perlakuan yang terbaik dibandingkan kontrol dan perlakuan lainnya. Rata-rata tinggi tanaman talas dengan perlakuan J3 yaitu 81.30 cm pada 8 MST sedangkan bobot umbi talas dengan perlakuan J3 sebesar 2.80 gram. Taro is a type of tuber which is an important food source because it has a source of nutrition, namely carbohydrates, protein and fat. Apart from that, taro also contains minerals and vitamins. Taro plant production in Gorontalo Province is very low, this is because not many people are planting taro or it just grows wild. One way that can be done is by adjusting the spacing when cultivating taro plants. This research was carried out in Saripi Village, Paguyaman District, Boalemo Regency, Gorontalo Province, which was carried out from May to August 2023. This research took the form of a Randomized Block Design consisting of four treatments, namely J0: Farmer Planting Distance 75 x 75 cm (Control); J1: Planting distance 30 x 30 cm; J2: Planting distance 40 x 40 cm; J3: Planting distance 50 x 50 cm. The results showed that planting distance had a significantly different effect on plant height and tuber weight. The J3 treatment with a planting distance of 75 cm x 75 cm was the best treatment compared to the control and other treatments. The average height of taro plants with the J3 treatment was 81.30 cm at 8 WAP, while the weight of taro tubers with the J3 treatment was 2.80 grams.
Pengaruh Lapisan Lidah Buaya (Aloe vera L.) dengan Penambahan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) Yang Berbeda Terhadap Daya Simpan Cabai Rawit (Capsicum frustescens L.) Di Suhu Rendah A. Khairun Mutia; M. Darmawan
Wanatani Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pustaka Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/jip.v4i2.323

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lapisan lidah buaya dengan menambahkan CMS dengan dosis berbeda terhadap daya simpan cabai rawit pada suhu rendah. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Universitas Teknologi Sulawesi yang berlangsung dari bulan Juli sampai bulan Agustus 2024. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 taraf yaitu A0: sebagai Kontrol; A1: Carboxyil Methyl Cellulose (CMC) 0,5%; A2: Carboxyil Methyl Cellulose (CMC) 1%; A3 = Carboxyil Methyl Cellulose (CMC) 1,5% Perlakuan masing-masing diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 12 unit percobaan, setiap unit percobaan terdiri dari 8 polybag. Sidik ragam (ANOVA) dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian perlakuan terbaik dalam aplikasi edible coating berbahan dasar lidah buaya dengan penambahan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) yang berbeda yaitu pada perlakuan R3 konsentrasi CMC 37 gram. Dimana hasil analisis seteleah 12 HSP pada parameter susut bobot yaitu 9.81, parameter vitamin C 4.76, parameter warna 44.36, parameter kecerahan 61.60 dan parameter kerusakan 11.33.
Pengaruh Jarak Tanam pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Talas (Colocasia esculenta L.): The Effect of Plant Spacing on the Growth and Production of Taro Plants (Colocasia esculenta L.) M. Darmawan; Tuti Handayani Arifin; A. Khairun Mutia
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 12 No. 1 (2024): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v12i1.3140

Abstract

Talas termasuk dalam jenis umbi-umbian yang merupakan salah satu sumber pangan yang penting karena memiliki sumber gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak. Selain itu talas juga mengandung mineral dan vitamin. Produksi tanaman talas di Provinsi Gorontalo sangat rendah, hal ini disebabkan karena belum banyaknya yang melakukan penanaman talas atau hanya tumbuh liar. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan mengatur jarak tanam pada budidaya tanaman talas. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Saripi, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2023. Penelitian ini berbentuk Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari empat perlakuan yaitu J0 : Jarak Tanam Petani 75 x 75 cm (Kontrol); J1 : jarak Tanam 30 x 30 cm; J2 : Jarak Tanam 40 x 40 cm; J3 : Jarak Tanam 50 x 50 cm. Hasil penelitian menunjukkan jarak tanam memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada tinggi tanaman dan bobot umbi. Perlakuan J3 dengan jarak tanam 75 cm x 75 cm merupakan perlakuan yang terbaik dibandingkan kontrol dan perlakuan lainnya. Rata-rata tinggi tanaman talas dengan perlakuan J3 yaitu 81.30 cm pada 8 MST sedangkan bobot umbi talas dengan perlakuan J3 sebesar 2.80 gram. Taro is a type of tuber which is an important food source because it has a source of nutrition, namely carbohydrates, protein and fat. Apart from that, taro also contains minerals and vitamins. Taro plant production in Gorontalo Province is very low, this is because not many people are planting taro or it just grows wild. One way that can be done is by adjusting the spacing when cultivating taro plants. This research was carried out in Saripi Village, Paguyaman District, Boalemo Regency, Gorontalo Province, which was carried out from May to August 2023. This research took the form of a Randomized Block Design consisting of four treatments, namely J0: Farmer Planting Distance 75 x 75 cm (Control); J1: Planting distance 30 x 30 cm; J2: Planting distance 40 x 40 cm; J3: Planting distance 50 x 50 cm. The results showed that planting distance had a significantly different effect on plant height and tuber weight. The J3 treatment with a planting distance of 75 cm x 75 cm was the best treatment compared to the control and other treatments. The average height of taro plants with the J3 treatment was 81.30 cm at 8 WAP, while the weight of taro tubers with the J3 treatment was 2.80 grams.