Dian Ayunita NND
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas DIponegoro Jl. Prof. Soedarto,SH Tembalang, Semarang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN KABUPATEN PEKALONGAN Andriani, Novita Lusi; NND, Dian Ayunita
9-772301-994005
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pekalongan Regency seawaters is one of potential demersal fish distribution area. If resources utilization are uncontrol, the resources will be threatened by fishing effort increase. Information about potency and utilization rate should be known. This research purposes were to analyze potency of demersal fish, biological and economic aspects of demersal fish utilization in Pekalongan Regency seawaters that analyzed Catch per Unit Effort (CPUE), Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), dan Open Access Equilibrium (OAE).This research conducted in Februari-April 2011. Research method was explorative survey. Sampling method was using purposive sampling with 36 samples obtained. Data that used in this research were primary and secondary data. Data analysis method used swept area and bioeconomic method – Gordon-Schaefer Model.This study showed that the demersal fish potency in Pekalongan Regency Seawaters was 36.16 metric tons. The average Catch per Unit Effort (CPUE) rate for 2001-2010 in Pekalongan Regency Seawaters was 0,055 metric tons/trip. The optimum catch (Copt) of the Maximum Sustainable Yield (MSY) was 880 metric tons per year with optimum effort (Eopt) 17.237 trip per year. The optimum catch (Copt) of the Maximum Economic Yield (MEY) was 735 metric tons per year with optimum effort (Eopt) was 10.236 trip per year. The optimum catch (Copt) of the Open Access Equilibrium (OAE) was 849 metric tons per year with optimum effort (Eopt) was 20.472 trip per year. The demersal fish resource utilization rate during the last 10 years in Pekalongan Regency has an average rating of 117%, which means that the demersal fish resource utilization rate was overfishing.
ANALISIS PENDAPATAN, BIAYA DAN KEUNTUNGAN BOTTOM GILL NET DENGAN ATRAKTOR UMPAN DAN ATRAKTOR UMPAN DI PERAIRAN JEPARA JAWA TENGAH Nurdyane, Novalida; Purnama Fitri, Aristi Dian; NND, Dian Ayunita
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 4: Oktober, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.961 KB)

Abstract

Alat tangkap yang umumnya digunakan nelayan di Jepara merupakan jaring insang dasar (bottom gill net) yang terbuat dari nilon monofilament dan tanpa menggunakan umpan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat produksi serta menganalisis pendapatan, biaya dan keuntungan gill net dengan atraktor umpan (ikan asin, ikan petek dan pelet) dan tanpa umpan di Perairan Jepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif bersifat experimental fishing. Metode pengambilan sampel yang digunakan metode purposive sampling dengan sampel yang telah ditentukan yaitu 1 kapal nelayan gill net dengan 3 ABK. Metode analisis yang digunakan adalah uji F (Anova) SPSS 16. Hasil penelitian diperoleh bahwa usaha penangkapan gill net dengan atraktor umpan ikan asin memberikan hasil penerimaan terbesar dibandingkan perlakuan lainnya. Penerimaan jaring umpan ikan asin terbesar pada ulangan ke 6 sebesar Rp. 1.045.000, keuntungan Rp. 961.200. Analisis Uji F menunjukkan perbedaan perlakuan jaring gill net dengan pemasangan umpan dan tanpa umpan tidak berpengaruh nyata terhadap berat hasil tangkapan, pendapatan dan keuntungan..
ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN UNTUK CUMI-CUMI (Loligo sp) YANG TERTANGKAP DENGAN CANTRANG DI TPI TANJUNGSARI KABUPATEN REMBANG Prakasa, Godi; Boesono, Herry; NND, Dian Ayunita
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 3, No 2: April 2014
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.261 KB)

Abstract

Cumi-cumi (Loligo sp) merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai komoditas komersial. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis aspek bioekonomi cumi-cumi di perairan Rembang menggunakan perhitungan bioekonomi model Gordon-Schaefer dan Copes, serta menganalisis tingkat pemanfaatan sumberdaya cumi-cumi di perairan Rembang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode studi kasus dengan analisa deskriptif. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode multi stages sampling. Metode analisis data dengan melakukan perhitungan Catch per Unit Effort dari alat tangkap yang digunakan. Kemudian dihitung nilai MSY, MEY, OA, SO dan nilai tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap pada tiap tahunnya. Hasil analisis dari penelitian diperoleh nilai rata-rata Catch per Unit Effort (CPUE) pada tahun 2008-2012 di perairan Kabupaten Rembang adalah 4,57 kg/trip alat tangkap. Produksi optimal (Copt) pada MSY model Gordon-Schaefer sebesar 156.511 kg/tahun dengan effort optimum (Eopt) 15.915 trip/tahun. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 1.956.977.994,-. Produksi optimal (Copt) pada MEY model Gordon-Schaefer sebesar 155.428 kg/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 14.591 trip/tahun. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 1.973.232.611,-. Produksi optimal (Copt) pada SO model Copes sebesar 155.428 kg/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 14.591 trip/tahun. Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 1.973.232.611,-. Produksi optimal (Copt) pada OAE model Copes sebesar 47.758  kg/tahun dan effort optimum (Eopt) sebesar 29.182 trip/tahun. Pada kondisi ini nelayan tidak memperoleh keuntungan. Tingkat pemanfaatan sumberdaya cumi-cumi di perairan Rembang pada tahun 2008-2012 memiliki rata-rata nilai sebesar 63%. Squid (Loligo sp) is one kinds of fishery resources which has the potency to be used as a commercial commodity. The purposes of this research were to analyse bioeconomic aspects of squid in Rembang seawaters with the measured models of bioeconomy Gordon-Schaefer and Copes, to analyse equilibrium of squid resources utilization in Rembang seawaters. The method used in this research is the case study method with a descriptive analysis. The sampling method used in this research was multi stages sampling method. The method of data analysis in this research was measured the Catch per Unit Effort of fishing gear it used cantrang within the first 5 years (2008-2012). And also measure, equilibrium of MSY, MEY, OA , SO and the value of fisheries resource utilization rate every year. The results of the average value of Catch per Unit Effort (CPUE) from 2008-2012 at Rembang seawaters was 4.57 kg/unit effort. Optimum production (Copt) of MSY Gordon-Schaefer bioeconomic models was 156.511 kg/year with optimum effort (Eopt) 15.915 trips/year. The profits earned was Rp 1.956.977.994,-. The MEY of squid production was 155.428 kg / year and optimum effort (Eopt) was 14.591 trips/year. The profits earned was Rp 1.973.232.611,-. Optimum production (Copt) of SO Copes bioeconomic models was 155.428 kg/year with optimum effort (Eopt) 14.591 trips/year. The profits earned was Rp 1.973.232.611,-. While limitation for squid production in Open Access condition was 47.758 kg/year and the effort maximum 29.182 trips/year. In this condition do not benefit the fisherman. The average value of squid resources utilization at Rembang seawaters from 2008 until 2012 was of 63%.
ANALISIS PENDAPATAN, BIAYA DAN KEUNTUNGAN BOTTOM GILL NET DENGAN ATRAKTOR UMPAN DAN ATRAKTOR UMPAN DI PERAIRAN JEPARA JAWA TENGAH Nurdyane, Novalida; Purnama Fitri, Aristi Dian; NND, Dian Ayunita
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 2, No 4: Oktober, 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.961 KB)

Abstract

Alat tangkap yang umumnya digunakan nelayan di Jepara merupakan jaring insang dasar (bottom gill net) yang terbuat dari nilon monofilament dan tanpa menggunakan umpan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat produksi serta menganalisis pendapatan, biaya dan keuntungan gill net dengan atraktor umpan (ikan asin, ikan petek dan pelet) dan tanpa umpan di Perairan Jepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif bersifat experimental fishing. Metode pengambilan sampel yang digunakan metode purposive sampling dengan sampel yang telah ditentukan yaitu 1 kapal nelayan gill net dengan 3 ABK. Metode analisis yang digunakan adalah uji F (Anova) SPSS 16. Hasil penelitian diperoleh bahwa usaha penangkapan gill net dengan atraktor umpan ikan asin memberikan hasil penerimaan terbesar dibandingkan perlakuan lainnya. Penerimaan jaring umpan ikan asin terbesar pada ulangan ke 6 sebesar Rp. 1.045.000, keuntungan Rp. 961.200. Analisis Uji F menunjukkan perbedaan perlakuan jaring gill net dengan pemasangan umpan dan tanpa umpan tidak berpengaruh nyata terhadap berat hasil tangkapan, pendapatan dan keuntungan..
PERSEPSI DAN ASPIRASI NELAYAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN PLTU DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG (Perception and Aspiration of the Fishermen Concerning to Project Planning of Vapor Electricity Power Plant) Trisnani Dwi Hapsari; Dian Ayunita NND
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 10, No 2 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.645 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.10.2.98-106

Abstract

ABSTRAK   Di wilayah pesisir Kabupaten Batang terdapat program pengelolaan wilayah pesisir yang dikenal dengan nama Kawasan Konservasi Laut Daerah Ujungnegoro.  Namun, saat ini sedang direncanakan akan dibangun PLTU di pantai Ujungnegoro Kabupaten Batang, yang merupakan PLTU terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Munculnya rencana pembangunan PLTU di wilayah KKLD Ujungnegoro-Roban menimbulkan polemik di kalangan masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji peraturan mengenai pengelolaan KKLD, mengkaji persepsi dan aspirasi nelayan terhadap rencana pembangunan PLTU di Kawasan KKLD serta menganalisis hubungan antara partisipasi masyarakat nelayan dalam pengelolaan KKLD dengan persepsi masyarakat nelayan terhadap rencana pembangunan PLTU. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei deskriptif yang bersifat studi kasus. Metode analisis data dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas untuk menguji hasil pengisian kuesioner serta uji Kai Kuadrat (Chi-Square) untuk menggambarkan hubungan antara persepsi dan  tingkat partisipasinya. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa peraturan KKLD yang mengalami 3 kali perubahan mulai dari penetapan Kawasan Konservasi Laut Daerah Ujungnegoro-Roban Kabupaten Batang yang ditetapkan melalui SK Bupati Batang Nomor 523/283/2005 dan diperbaharui menjadi Nomor 523/306/2011 kemudian terakhir ditetapkan sebagai pencadangan kawasan taman pesisir Ujungnegoro – Roban dan sekitarnya di Kabupaten Batang melalui SK Bupati Batang Nomor 523/194/2012 diduga sebagai upaya untuk melancarkan proyek PLTU, karena dengan SK tahun 2012 tersebut, maka kawasan yang akan dibangun PLTU bukan lagi kawasan konservasi laut. Mayoritas responden nelayan Ujungnegoro dan Roban (98%) menyatakan pembangunan PLTU tidak mungkin diimplementasikan dengan baik dan akan berdampak negatif bagi nelayan. Lebih lanjut partisipasi nelayan dalam pengelolaan KKLD tidak berpengaruh pada persepsi nelayan terhadap rencana pembangunan PLTU. Nelayan yang cukup aktif maupun yang tidak berpartisipasi aktif dalam pengelolaan KKLD mempunyai persepsi negatif terhadap rencana pembangunan PLTU (98% responden). Kata kunci : persepsi nelayan, PLTU, KKLD Batang  In Batang Regency coastal had a coastal area management programme with conservation concept called “ Regional Coastal Conservation Area” or KKLD. Recently, project planning for a Vapor Electricity Power Plant (PLTU) has been running in this conservation area. The planning of this project caused polemic among the society. Reseach purposes were to examines about KKLD regulation/policy, fishermen’s perception and aspiration concerning to program planning of Vapor Electricity Power Plant and to analysis the influence of fisher’s participation in KKLD management into their perception of PLTU project planning. This research was survey with descriptive method for case study. Data were analysed with validity test and reliability test for questionare construct, and Chi Square test was used to analyse correlations between perceptions and participations. The research concluded  that KKLD area legally formed by Batang Government was allegedly as an effort to smooth of PLTU project.  Mayor Decree No. 523/194/2012 only a swift way to replace KKLD area into PLTU. Fisher’s aspirations of Ujungnegoro-Roban 98% sure that PLTU project planning can’t be implemented and has bad impact for them. Fisher’s participation in KKLD management has no influnce into their perception of PLTU project planning. Fisher’s with active or inactive participations in KKLD management had  negative perceptions for PLTU project planning (98% respondents). Keywords : fishermen’s perception, Vapor Electricity Power Plant, Coastal Conservation Area
ANALISIS PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PESISIR PADA PENGELOLAAN KKLD UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG DIAN AYUNITA NND; TRISNANI DWI HAPSARI
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 9, No 1 (2012): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v9i1.48811

Abstract

In Batang Regency coastal area was a coastal management area program used conservation approach called “Marine Region Conservation Area (KKLD)”. Ujungnegoro coastal area located in Ujungnegoro Village, Kandeman District, Batang Regency. KKLD condition that officially formed by Batang Regent since 2005 is still undeveloped. Purposes of this research were to assess perception and people’s participation and also analyze correlation between perception and people’s participation in Ujungnegoro KKLD management. Purposive sampling was used tochoose respondents. Variables were perception and people’s participation of Ujungnegoro people’s.