Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) KASUS PEMBEDAHAN TERHADAP PEMAHAMAN TENTANG TINDAKAN MEDIS PADA PASIEN POST OPERASI DI RUANG BEDAH RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON Sri Wahyuni; Rahayu Setyowati
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v7i2.72

Abstract

Rumah sakit merupakan salah satu penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan antara lain tindakan bedah. Dalam pelaksanaannya setiap rumah sakit harus mempunyai prosedur tetap sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, salah satu isinya antara lain mewajibkan semua dokter yang akan melakukan tindakan bedah agar memberikan informasi penjelasan kepada pasien sebelum tindakan dilaksanakan yang disebut informed consent atau persetujuan tindakan medik (PTM).Persetujuan Tindakan Medik (PTM) adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan. Secara umum PTM merupakan persetujuan yang  diperoleh dokter sebelum melakukan pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medik  apapun yang akan dilakukan.Penelitian,ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh pemberian.Persetujuan. tindakan medis kasus pembedahan terhadap pemahaman. tentang tindakan medis pada pasien post operasi di Ruang bedah RSUD Arjawinangun yang berjumlah 92 responden yang dilakukan  bulan April 2019.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan pendekatan deskriptif korelasi. Berdasarkan karakteristik pasien dan sumber informasi  diketahui bahwa informasi persetujuan (informed consent) dapat dipahami semua karakteristik pasien, lebih dari setengahnya (51%) pasien memiliki pemahaman yang baik tentang tindakan medis  kasus pembedahan pada pasien post operasi. Berdasarkan hasil perhitungan pada variabel produk diketahui bahwa thitung8.656< ttabel 1.66196 dengan taraf signifikansi 0,000 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Urolithiasis di RSD Gunung Jati Kota Cirebon Rahayu Setyowati; Indra Permana; Idris Handriana
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v9i2.133

Abstract

Penyakit batu saluran kemih (urolithiasis) adalah salah satu penyakit utama pada traktus urinarius. Penyakit urolithiasis merupakan penyakit umum yang masih menimbulkan beban kesehatan yang signifikan pada populasi usia kerja,dan merupakan tiga penyakit terbanyak di bidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian urolithiasis di RSD Gunung Jati Kota Cirebon tahun 2019. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien urolithiasis di RSD Gunung Jati Kota Cirebon dan pengambilan sampel menggunakan metode total sampling sebanyak 162 orang. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan uji chi square (χ2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya responden yaitu 106 orang (65,4%) berusia dewasa madya (40-59 tahun), lebih dari setengahnya responden yaitu 126 orang (53,8%) berjenis kelamin laki-laki, lebih dari setengahnya responden yaitu 96 orang (59,3%) bekerja sebagai karyawan dan lebih dari setengahnya responden yaitu 126 orang (77,8%) mengalami kejadian urolithiasis non infeksi. Hasil uji statistik diperoleh ρ value < α (0,05) menunjukkan bahwa Ha diterima artinya terdapat hubungan antara usia (0,028), jenis kelamin (0,045) dan pekerjaan (0,038) dengan kejadian urolithiasis di RSD Gunung Jati Kota Cirebon tahun 2019. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah pasien hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang urolithiasis dan rumah sakit hendaknya dapat memberikan konseling mengenai urolithiasis.
Relationship between Family Support and the Incidence of Burnout among Healthcare Workers during the COVID-19 Pandemic Rahayu Setyowati; Lia Natalia; Rina Nuraeni; Khusnun Zakiyyah
Risenologi Vol. 7 No. 1a (2022): Seminar Nasional Keperawatan-STIKEP PPNI Jawa Barat
Publisher : Kelompok Peneliti Muda Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47028/j.risenologi.2022.71a.329

Abstract

Burnout can occur in every healthcare worker who works in hospitals and Comunity Health Centers (CHC), both consciously or unconsciously.  Healthcare workers at CHCs are required to make many reports and sometimes there is a possibility to do it at home. Burnout can be experienced by any healthcare worker. There are several factors that may influence the incidence of burnout, namely: ambiguity, multiple role conflicts, work stress, workload and lack of social support. One source of social support comes from family. Family is a place to share stories and issue complaints when individuals experience problems. This study aims to determine the relationship between family support and the incidence of burnout among healthcare workers during the COVID-19 pandemic. This was a uantitative study with a Cross Sectional approach. The populations involved were all healthcare workers at Jati Tujuh Community Health Center Unit as many as 61 people. The samples were selected using total sampling technique. Data were analyzed through univariate analysis using frequency distribution and bivariate analysis using Chi square test. The study results showed that less than half of healthcare workers experienced burnout. Less than half of healthcare workers did not have family support. Furthermore, there was a significant relationship between family support and the incidence of burnout among healthcare workers. Recommendation is proposed for healthcare workers to increase their knowledge about burnout through seminar activities, consultations with experts and families so as to obtain understanding regarding the importance of family support for healthcare workers who are dealing with COVID-19 patients. Furthermore, CHC Unit should provide training for healthcare workers, especially regarding burnout coping mechanisms to overcome burnout among healthcare workers.
PENGARUH PEMBERIAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) KASUS PEMBEDAHAN TERHADAP PEMAHAMAN TENTANG TINDAKAN MEDIS PADA PASIEN POST OPERASI DI RUANG BEDAH RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON Sri Wahyuni; Rahayu Setyowati
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : Universitas YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v7i2.72

Abstract

Rumah sakit merupakan salah satu penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan antara lain tindakan bedah. Dalam pelaksanaannya setiap rumah sakit harus mempunyai prosedur tetap sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, salah satu isinya antara lain mewajibkan semua dokter yang akan melakukan tindakan bedah agar memberikan informasi penjelasan kepada pasien sebelum tindakan dilaksanakan yang disebut informed consent atau persetujuan tindakan medik (PTM).Persetujuan Tindakan Medik (PTM) adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan. Secara umum PTM merupakan persetujuan yang  diperoleh dokter sebelum melakukan pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medik  apapun yang akan dilakukan.Penelitian,ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh pemberian.Persetujuan. tindakan medis kasus pembedahan terhadap pemahaman. tentang tindakan medis pada pasien post operasi di Ruang bedah RSUD Arjawinangun yang berjumlah 92 responden yang dilakukan  bulan April 2019.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan pendekatan deskriptif korelasi. Berdasarkan karakteristik pasien dan sumber informasi  diketahui bahwa informasi persetujuan (informed consent) dapat dipahami semua karakteristik pasien, lebih dari setengahnya (51%) pasien memiliki pemahaman yang baik tentang tindakan medis  kasus pembedahan pada pasien post operasi. Berdasarkan hasil perhitungan pada variabel produk diketahui bahwa thitung8.656< ttabel 1.66196 dengan taraf signifikansi 0,000 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Urolithiasis di RSD Gunung Jati Kota Cirebon Rahayu Setyowati; Indra Permana; Idris Handriana
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : Universitas YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v9i2.133

Abstract

Penyakit batu saluran kemih (urolithiasis) adalah salah satu penyakit utama pada traktus urinarius. Penyakit urolithiasis merupakan penyakit umum yang masih menimbulkan beban kesehatan yang signifikan pada populasi usia kerja,dan merupakan tiga penyakit terbanyak di bidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian urolithiasis di RSD Gunung Jati Kota Cirebon tahun 2019. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien urolithiasis di RSD Gunung Jati Kota Cirebon dan pengambilan sampel menggunakan metode total sampling sebanyak 162 orang. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan uji chi square (χ2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya responden yaitu 106 orang (65,4%) berusia dewasa madya (40-59 tahun), lebih dari setengahnya responden yaitu 126 orang (53,8%) berjenis kelamin laki-laki, lebih dari setengahnya responden yaitu 96 orang (59,3%) bekerja sebagai karyawan dan lebih dari setengahnya responden yaitu 126 orang (77,8%) mengalami kejadian urolithiasis non infeksi. Hasil uji statistik diperoleh ρ value < α (0,05) menunjukkan bahwa Ha diterima artinya terdapat hubungan antara usia (0,028), jenis kelamin (0,045) dan pekerjaan (0,038) dengan kejadian urolithiasis di RSD Gunung Jati Kota Cirebon tahun 2019. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah pasien hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang urolithiasis dan rumah sakit hendaknya dapat memberikan konseling mengenai urolithiasis.