Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN HIPERTENSI TERHADAP KEJADIAN BERULANG PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2019 Rahayu Setyowati; Sri Wahyuni
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v7i2.67

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit kronis yang dapat menjadi sebab munculnya komplikasi-komplikasi penyakit mematikan dari penyakit pembuluh darah vaskuler, penyakit gagal jantung sampai kematian mendadak akibat henti jantung. Manajemen perawatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksannan non farmakologis adalah dengan modifikasi gaya hidup, diet, olahraga dan manajeman stress. Sedangkan penatalaksanaan farmakologis adalah dengan terapi obat. Informasi mengenai manajemen hipertensi tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan yang dilakukan secara berterusan dengan pendekatan keluarga dan individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kejadian berulang peningkatan darah pada penderita hipertensi Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen pre and post test without controle group. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2019 dengan 20 responden penderita hipertensi di 5 puskesmas di wilayah kerja dinas kesehatan majalengka dengan angka kejadian hipertensi tertinggi. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka menunjukan bahwa Puskesmas dengan jumlah penderita hipertensi 5 (lima) tertinggi adalah Puskesmas Salagedang, Puskesmas Cigasong, Puskesmas Luwimunding, Puskesmas Kadipaten dan Puskesmas Munjul. Pendidikan kesehatan yang diakukan adalah pendidikan kesehatan dengan melalui pendekatan keluarga dan individu. Berdasarkan hasil uji normalitas dimana tidak normal maka uji statistic yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil analisis univariat menunjukan bahwa selisih ratarata tekanan darah sistolik pretest dan posttest adalah 7,5 dan perbedaan tekanan darah diastolic pretest dan postes adalah 4. Dengan menggunakan uji Wilcoxon hasil analisis bivariat menunjukan adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tekanan darah sistolik dan juga tekanan darah diastolic dengan nilai p value < 0,05.
PENGARUH PEMBERIAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) KASUS PEMBEDAHAN TERHADAP PEMAHAMAN TENTANG TINDAKAN MEDIS PADA PASIEN POST OPERASI DI RUANG BEDAH RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON Sri Wahyuni; Rahayu Setyowati
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v7i2.72

Abstract

Rumah sakit merupakan salah satu penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan antara lain tindakan bedah. Dalam pelaksanaannya setiap rumah sakit harus mempunyai prosedur tetap sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, salah satu isinya antara lain mewajibkan semua dokter yang akan melakukan tindakan bedah agar memberikan informasi penjelasan kepada pasien sebelum tindakan dilaksanakan yang disebut informed consent atau persetujuan tindakan medik (PTM).Persetujuan Tindakan Medik (PTM) adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan. Secara umum PTM merupakan persetujuan yang  diperoleh dokter sebelum melakukan pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medik  apapun yang akan dilakukan.Penelitian,ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh pemberian.Persetujuan. tindakan medis kasus pembedahan terhadap pemahaman. tentang tindakan medis pada pasien post operasi di Ruang bedah RSUD Arjawinangun yang berjumlah 92 responden yang dilakukan  bulan April 2019.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan pendekatan deskriptif korelasi. Berdasarkan karakteristik pasien dan sumber informasi  diketahui bahwa informasi persetujuan (informed consent) dapat dipahami semua karakteristik pasien, lebih dari setengahnya (51%) pasien memiliki pemahaman yang baik tentang tindakan medis  kasus pembedahan pada pasien post operasi. Berdasarkan hasil perhitungan pada variabel produk diketahui bahwa thitung8.656< ttabel 1.66196 dengan taraf signifikansi 0,000 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan SOP Pemasangan Infus di Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Inap RSUD Majalengka Sri Wahyuni
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v8i1.106

Abstract

Kepatuhan terhadap prosedur tetap pemasangan infus adalah ketaatan perawat dalam melaksanakan tahapan kegiatan pemasangan infus yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Kepatuhan individu secara umum dipengaruhi oleh faktor internal yaitu umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, status perkawinan, sikap, persepsi kepribadian, kemampuan, motivasi dan faktor eksternal yaitu organisasi, kelompok, pekerjaan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan infus di Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Inap RSUD Majalengka Kabupaten Majalengka dan hubungan antara faktor-faktor tersebut. Penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif desain cross sectional dengan sampel 96 perawat. Penelitian ini melibatkan variabel dependen kepatuhan perawat dan variabel independen faktor umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja dan motivasi perawat. Hasil penelitian menunjukkan gambaran perawat 76,0% patuh, 24,0% tidak patuh, 52,1%, umur > 30 tahun, 47,9%, umur ≤ 30 tahun, 59,4% perempuan 40,6% laki-laki, 83,3% pendidikan rendah,16,7% pendidikan tinggi, 65,6 masa kerja ≥ 5 tahun, 34,4% masa kerja < 5 tahun, 82,3% motivasi tinggi, 17,7% motivasi rendah. Analisis bivariat uji chi square menunjukan hubungan kepatuhan dengan faktor umur p value = 0,008, faktor jenis kelamin p value = 1,000, faktor tingkat pendidikan p value = 0,032, faktor masa kerja p value = 0,422, faktor motivasi p value = 0,025. Menindaklanjuti keadaan tersebut diharapkan perawat dapat menerapkan ilmu pengetahuan menurut teori yang didapatkan dan patuh melaksanakan SOP. RSUD Majalengka mengadakan pengawasan dan evaluasi rutin dalam bentuk penyegaran atau sosialisai kembali tentang SOP pemasangan infus atau prosedur lain yang berkaitan dengan teknik pencegahan infeksi nosokomial.
Diabetes Mellitus Caring Health Education in Wiyong Village 2023 Dian Hadinata; Sri Wahyuni
Indonesian Journal of Society Development Vol. 2 No. 2 (2023): April 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ijsd.v2i2.3557

Abstract

The most important factor is the improvement of the welfare of the community, namely related to awareness of health, awareness will emerge, one of which is by providing counseling or health education as well as carrying out checks or health checks from health workers. This community service aims to conduct counseling related to Getting to Know Diabetes Mellitus. The counseling method used is lecture discussion and question and answer, with several stages, namely: Licensing, Socialization, Conducting counseling and checking glucose levels and evaluating counseling. PKM was held in Wiyong Village and was attended by 15 people. The result of this service is that knowledge has increased from before and after being given health education about knowing diabetes mellitus. In conclusion, there is an influence of health education about diabetes mellitus on the knowledge of people with diabetes mellitus. The development of community service programs in the field of improving the quality of health that is correlated with academic programs, government programs and stakeholders needs to be continuously improved. Also in the future the importance of community service activities in a sustainable and programmed manner
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN HIPERTENSI TERHADAP KEJADIAN BERULANG PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2019 Rahayu Setyowati; Sri Wahyuni
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : Universitas YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51997/jk.v7i2.67

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit kronis yang dapat menjadi sebab munculnya komplikasi-komplikasi penyakit mematikan dari penyakit pembuluh darah vaskuler, penyakit gagal jantung sampai kematian mendadak akibat henti jantung. Manajemen perawatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksannan non farmakologis adalah dengan modifikasi gaya hidup, diet, olahraga dan manajeman stress. Sedangkan penatalaksanaan farmakologis adalah dengan terapi obat. Informasi mengenai manajemen hipertensi tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan yang dilakukan secara berterusan dengan pendekatan keluarga dan individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kejadian berulang peningkatan darah pada penderita hipertensi Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen pre and post test without controle group. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2019 dengan 20 responden penderita hipertensi di 5 puskesmas di wilayah kerja dinas kesehatan majalengka dengan angka kejadian hipertensi tertinggi. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka menunjukan bahwa Puskesmas dengan jumlah penderita hipertensi 5 (lima) tertinggi adalah Puskesmas Salagedang, Puskesmas Cigasong, Puskesmas Luwimunding, Puskesmas Kadipaten dan Puskesmas Munjul. Pendidikan kesehatan yang diakukan adalah pendidikan kesehatan dengan melalui pendekatan keluarga dan individu. Berdasarkan hasil uji normalitas dimana tidak normal maka uji statistic yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil analisis univariat menunjukan bahwa selisih ratarata tekanan darah sistolik pretest dan posttest adalah 7,5 dan perbedaan tekanan darah diastolic pretest dan postes adalah 4. Dengan menggunakan uji Wilcoxon hasil analisis bivariat menunjukan adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tekanan darah sistolik dan juga tekanan darah diastolic dengan nilai p value < 0,05.
Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Peningkatan Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Anemia Di Desa Heuleut Leuwimunding Kabupaten Majalengka Wahyuni, Sri; Setyowati, Rahayu; Wianti, Arni; Agustini, Aat; Hijriani, Hera
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 9 (2023): November
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i9.415

Abstract

Anemia berdampak buruk pada peningkatan kematian ibu dan bayi. Selain itu, anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan perdarahan sebelum dan pada saat melahirkan, keguguran, kelahiran bayi prematur dan Berat Bayi Lahir Rendah, Cara mengatasi kekurangan zat besi pada tubuh dengan cara mengkonsumsi 60-120 mg Fe per hari dan meningkatkan asupan makanan sumber Fe. Pemberian tablet Fe yang tidak rutin kurang cukup meningkatkan kadar hemoglobin. Salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung zat besi tinggi adalah kacang hijau. Biji kacang hijau yang telah direbus atau diolah dan kemudian dikonsumsi mempunyai daya cerna yang tinggi dan rendah daya flatulensi nya. Sebaliknya pada ibu hamil yang diberikan tambahan sari kacang hijau terdapat peningkatan kadar Hb. Pengabdian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian sari kacang hijau terhadap peningkatan Hb pada ibu hamil dan mengajarkan ibu hamil untuk rutin mengkonsumsi sari kacang hijau. Metode yang digunakan adalah ersifat quasi eksperimen berupa one group pre test, post test design. Hasil dari pengabdian ini adalah meningkatnya Hb pada ibu hamil trimester III setelah rutin mengkonsumsi sari kacang hijau selama 2 minggu.
Psikoedukasi Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Bullying Pada Remaja Di SMPN 2 Majalengka Wahyuni, Sri; Kurniawan, Wawan; Nuraeni, Rina; Suharno, Suharno; Nugraha, Yophi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i1.788

Abstract

Dengan   mudahnya   akses   informasi didunia maya dan juga buruknya lingkungan menjadi penyebab terjadinya bullying pada remaja di sekolah. Dari 30 kasus perundungan pada 2023, sebanyak 50% terjadi di jenjang SMP, 30% di jenjang SD, 10% di jenjang SMA, dan 10% di jenjang SMK. Tujuan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman siswa akan dampak bullying dan cara pencegahannya. Kegiatan pengabdian ini sebagai bentuk pencegahan terhadap tindakan bullying dengan memberikan psikoedukasi pemahaman tentang bullying   pada   remaja, sasaran pada kegiatan ini adalah siswa SMP. Metode pelaksanaan yang digunakan   pada   psikoedukasi   tentang pengertian, penyebab, dampak, bentuk-bentuk, hukuman, dan cara pencegahan bullying yaitu menggunakan media power point presentation, tanya jawab dan juga dilakukan pre-test dan post-test menggunakan kuisioner. Dan hasil kegiatan ini terdapat perbedaan pemahaman akan bullying sebelum dan sesudah pemberian materi yaitu adanya peningkatan 46,16% yang sebelumnya 27,88% menjadi 74,04% untuk kategori baik, untuk kategori sedangmenurun 31,68% yang sebelumnya 56% menjadi 24,32%, dan kategori kurang menurun sebanyak 14,36% yang sebelumnya 16% menjadi 1,64%. Psikoedukasi tentang bullying yang telah dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian Masyarakat pada SMPN 2 Majalengka dapat meningkatkan pemahaman siswa dan siswi dengan memberikan penyuluhan tentang bullying yang meliputi pengertian, bentuk-bentuk bullying, penyebab bullying, dampak bullying dan cara pencegahan bullying.
Terapi Kelompok Terapeutik untuk Mengkaji Tahapan Perkembangan Anak Usia Sekolah Wahyuni, Sri; Suharno, Suharno; Hijriani, Hera; Heni, Heni; Hadinata, Dian
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 5 (2024): Juli
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i5.989

Abstract

Anak usia sekolah adalah anak usia 6-12 tahun yang merupakan cikal bakal generasi masa depan bangsa, sehingga diperlukan ketahanan dan   kesehatan   mental   yang   optimal   supaya anak   produktif   sesuai   dengan fase perkembangannya. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka akan mengalami gangguan perkembangan  psikososial.  Saat  ini  masih  banyak  keluarga  di  komunitas  yang  belum memahami  mengenai  cara  menstimulasi  perkembangan anak  usia  sekolah pada  beberapa jenis  perkembangan  seperti motorik,  kognitif  dan bahasa,  emosi  dan  kepribadian, moral dan  spiritual,  serta  psikososial.  Tujuan  dari  pengabdian  kepada  masyarakat  ini  untuk menstimulasi  anak  usia  sekolah sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya secara  optimal melalui pendekatan terapi  kelompok  terapeutik  (TKT) usia  anak  sekolah.  Kegiatan  pengabdian kepada  masyarakat  ini menggunakan  metode  pelaksanaan  terdiri  dari  tiga  tahap adalah tahap persiapan, pelaksaanaan tindakan  TKT yang  terdiri  dari  lima  (5)  sesi dan  evaluasi. Hasil    kegiatan    ini    menunjukkan mayoritas peserta terjadi peningkatan    tingkat perkembangan dengan  baik pada anak  usia  sekolah  setelah  dilakukan  TKT. Oleh  karena itu,  terapi  kelompok  terapeutik  direkomendasikan sebagai  promosi untuk  menstimulasi perkembangan secara optimal yang mempengaruhi pada kesehatan jiwa anak usiasekolah pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat terutama di sekolah.
Pemberian Air Rebusan Daun Salam Untuk Menurunan Kadar Asam Urat Pada Penderita Gout Arthritis Kelurahan Cijati Munjul Kabupaten Majalengka Agustini, Aat; Kurniawan, Wawan; Hijriani, Hera; Wahyuni, Sri; Rahmawari, Lia Reka
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 8 (2024): Oktober
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i8.1431

Abstract

Pada artritis gout, peningkatan kadar asam urat darah disebabkan oleh penumpukan kristal monosodium di berbagai jaringan tubuh, yang menyebabkan peradangan sendi. Di antara banyak potensi risiko kesehatan yang terkait dengan peningkatan kadar asam urat adalah gangguan fungsi ginjal, termasuk sekresi asam urat yang berlebihan atau penurunan fungsi ginjal. Daun salam merupakan salah satu alternatif obat untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah karena kandungan tanin, flavonoid, dan minyak atsiri yang dikandungnya. Jika Anda sedang mencari alternatif pengobatan, Anda bisa mencoba meminum 200 ml air panas dengan daun salam terlebih dahulu di pagi hari dan sebelum tidur. Ini akan membantu meringankan rasa sakit yang mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. Layanan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasien gout arthritis dapat menurunkan kadar asam uratnya dengan meminum air panas infus daun salam. Desain quasi eksperimen penelitian ini didasarkan pada desain one-group pre-test-post-test dengan metode purposive sampling. Rata-rata kadar asam urat sebelum ibadah dimulai adalah 7.293 mg/dl, namun turun menjadi 5.280 mg/dl setelah mendapat air hangat dengan daun salam.
Meningkatkan Kesadaran Orang Tua Mencegah Terjadinya Stunting Pada Balita Heni, Heni; Wianti, Arni; Setyowati, Rahayu; Wahyuni, Sri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 11 (2025): Januari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i11.1923

Abstract

Indonesia saat ini sedang mengalami masalah double-burden nutrition dimana masalah malnutrisi masih menjadi tantangan utama dalam pembangunan kesehatan selama beberapa dekade belakangan. Stunting masih menjadi PR besar Pemerintah Republik IndonesiaMasalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan kondisi gizi yang sedang dihadapi di Indonesia. Stunting menjadi masalah yang signifikan karena berdampak pada peningkatan risiko terjadinya kesakitan, kematian, penurunan perkembangan otak. sejak  pemerintah   meluncurkan   program   Rencana   Aksi   Nasional Penanganan stunting  tingkat nasional pada tahun 2017, daerah terutama desa. Salah satu bagian dari program   tersebut   adalah   pemcegahan   stunting   yang   terjadi   di   masyarakat.   Karena sebagian   besar   masyarakat   belum   paham   dengan   benar   menganai   stunting,   dan beranggapan  bahwa  stunting  atau  kerdil  sebutan  yang  biasa  digunakan  di  masyarakat adalah  faktor  keturunan. Penyebab anak yang mengalami stunting yaitu akan adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan baik segi fisik maupun kognitif yang optimal atau biasa disebut sebagai Intelligence Quotient (IQ) yang lebih rendah dibandingkan rata-rata anak normal, sehingga perlu dilakukan pencegahan stunting. Dalam melakukan pencegahan stunting tersebut maka perlunya edukasi kepada masyarakat mengenai stunting oleh karena itu, pengabdian ini dilakukan dengan metode Focus Group Disscusion (FGD) dengan 15 responden dengan tujuan agar meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai stunting hingga cara pencegahan stunting. Pengabdian ini mendapatkan hasil bahwa pengetahuan responden meningkat hal tersebut dapat dilihat dari pemahaman responden mengenai konsep stunting