Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potensi dan Keterbatasan Kriya Wayang Krucil Malangan Ranang Agung Sugihartono
Ornamen Vol 3, No 2 (2006)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1455.543 KB) | DOI: 10.33153/ornamen.v3i2.859

Abstract

This article is taken from the result of the research by the title “Kriya Wayang Krucil di Dukuh Turus Desa Trenyang Kecamatan Sumberpucung Kab. Malang”, which mean for knowing the real condition of wayang krucil craft in Malang recently. So that for the next time it will be possible to develop the wayang krucil craft of Malangan by increasing the skill and the capability of their craftman. The type of research used here is Qualitative Descriptive. The subject is wayang krucil in Dukuh Turus Desa Trenyang Kec. Sumberpucung Kab. Malang. The sourches of the data are the numbers of wayang krucuil, some craftman, and some appreciators of traditional art form Universitas Negeri Malang (UM). The data is taken by the researcher by using interview and observation methods. After that, the researcher analyzing the data by Qualitative Descriptive Technique to the ornament and visual element of wayang krucil, and also the visual changes of them. In this article, you will know the exposition of the real condition of the instruments and the materials used by the craftman, which are very limited and simple, the capabilities of the craftman who need to be increased, the potential art characteristics (the visual element and ornamen) of wayang krucil is very interesting, and the changes of visual element the wayang krucil ensharped Malangan style which is different with other places in Indonesia, especially from Central Java. From the results of this reseach, it is hoped that there will be any attention from all of us. Perhaps we can give them some production equipments, skill training, experiments of technique in producing wayang krucil, or even by opening the nets of selling the production of wayang krucil.
ALTERNATIF DESAIN VITRIN UNTUK MUSEUM RADYAPUSTAKA Agung Purnomo; Basnendar Herryprilosadoso; Ranang Agung Sugihartono
Pendhapa Vol 3, No 2 (2012)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1537.423 KB) | DOI: 10.33153/pendhapa.v3i2.1193

Abstract

Tulisan ini bersumber dari hasil penelitian Pengembangan Desain Interior MuseumRadyapustaka Berbasis Ergonomi (Kenyamanan dan Keamanan) sebagai Pusat Budaya,Informasi dan Tujuan Wisata Kota Surakarta tahap ke-2. Telah dilaporkan sebelumnya tahappertama dalam penelitian bertujuan mengidentifikasi interior Museum Radyapustaka. Untukmenggali data yang berupa artefak, literatur, dan informan dilakukan melalui observasi,studi literatur, wawancara, dan dokumentasi. Sudah dilakukan Identifikasi desain interiormuseum Radyapustaka, meliputi aspek organisasi ruang, pola sirkulasi, elemen pembentukruang, elemen pengisi ruang termasuk di dalamnya sistem display dan benda-benda koleksimuseum, tata kondisi ruang ,faktor keamanan, dan aspek estetis yang membentuk atmosphirruang. Triangulasi data dipilih sebagai alat untuk menjaga tingkat validitas data, sedangkanmodel analisisnya bersifat interaktif . Eksperimen desain dilaksanakan di kampus ISISurakarta dengan melibatkan tim dosen dan mahasiswa Program Studi Desain Interior danpihak lain yang terkait.Pada tahap ke-2 dilakukan kegiatan uji-coba desain melalui kegiatanmewujudkan desain (vitrin sebagai produk eksperimen) dan penerapannya (implementasidesain), evaluasi, dan penyempurnaan konsep desain. Model analisis SWOT dipakai ketikaakan melakukan perumusan desain vitrin Museum Radyapustaka. Vitrin merupakan bagianpenting di dalam museum karena sebagai tempat untuk memajang benda koleksi. Dengandesain vitrin yang baik akan mampu memberikan keamanan terhadap benda koleksi sertamemberikan kenyamanan pengunjung di dalam mengamatinya.Key words: Museum Radyapustaka, vitrin, kenyamanan, keamananwe find in works of art do not consist of concepts but sense impressions.