Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

GAYA BERCERITA DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE Elza Apriani; Amrizal Amrizal; Amril Canrhas
Jurnal Korpus Vol 4, No 2: AGUSTUS 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i2.9595

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan gaya bercerita Tere Liye dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu menggunakan metode deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang berkaitan dengan gaya bercerita. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu pendekatan stilistika yang digunakan untuk mengkaji gaya bercerita dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu; (1) membaca dan memahami secara seksama novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye; (2) membuat sinopsis novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye; (3) mengumpulkan data-data yang menunjukkan gaya bercerita pengarang dalam novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu karya Tere Liye; (4)mengelompokkan data-data yang menunjukkan gaya bercerita pengarang; (5) mengidentifikasi data yang diperoleh berdasarkan jenis-jenis gaya bercerita pengarang; (6) menganalisis gaya bercerita pengarang berupa runtutan kronologis peristiwa pada setiap bagian; (7) menarik kesimpulan. Gaya bahasa yang ditemukan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu gaya bahasa personifikasi, asosiasi atau perumpamaan, sarkasme, hiperbola, dan simile. Tidak hanya itu, penelitian ini juga menganalisis sampai pada perwatakan tokoh, karena gaya bahasa tertentu juga menjadi ciri tokoh juga. Teknik pelukisan tokoh tersebut adalah teknik dramatik yang meliputi teknik cakapan, tingkah laku, pikiran dan perasaan, arus kesadaran, reaksi tokoh, reaksi tokoh lain, pelukisan latar dan pelukisan fisik. Dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye, penulis juga menemukan beberapa latar atau setting yang terdapat di dalamnya, yaitu; (1) latar tempat di Rumah Singgah, Toilet Terminal, Gerbong Makan, Rumah Fitri, Pinggir Pantai, Bandara Kota, Rumah Sakit, (2) latar waktu yaitu pada malam hari, dan sore hari, (3) latar suasana yaitu suasana sepi, suasana gelap gulita, suasana ramai, suasana ketakutan, suasana gembira.
PERJUANGAN TOKOH PEREMPUAN DALAM ANTOLOGI CERPEN PEREMPUAN PENAKLUK OMBAK KUMPULAN KARYA RAFFLESIA WRITER COMMUNITY (KAJIAN SASTRA FEMINIS) Febry Iqbal Suharno; Yayah Chanafiah; Amrizal Amrizal
Jurnal Korpus Vol 3, No 3: DESEMBER 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v3i3.9566

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan dan peran serta bentuk-bentuk perjuangan tokoh perempuan dalam antologi cerpen Perempuan Penakluk Ombak kumpulan karya Rafflesia Writer Community. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan sastra feminis. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi kepustakaan. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: membaca kumpulan cerpen Perempuan Penakluk Ombak secara cermat serta menandai kutipan-kutipan berdasarkan peristiwa berkaitan dengan masalah dalam penelitian, Membuat sinopsis singkat pada cerpen pilihan, Mengidentifikasi tokoh-tokoh perempuan meliputi kedudukan serta perannya, Menafsirkan ideologi feminisme yang terdapat pada cerpen, Menganalisis bentuk perjuangan tokoh-tokoh perempuan terkait dengan ranah domestik dan publik, Menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kedudukan tokoh-tokoh perempuan  dikelompokkan menjadi dua yakni lingkungan keluarga yang terdiri dari kedudukan tokoh perempuan sebagai seorang Ibu, Istri dan Anak dan yang kedua lingkungan sosial yang terdiri dari kedudukan tokoh perempuan sebagai anggota masyarakat. (2) Bentuk perjuangan tokoh-tokoh perempuan pada umumnya berkaitan dengan bidang pekerjaan. Pekerjaan ini dikelompokkan menjadi dua ranah yakni pekerjaan pada ranah domestik dan pekerjaan pada ranah publik. Seperti pekerjaan tokoh perempuan sebagai petani karet yang termasuk ke dalam ranah domestik, Kemudian tokoh perempuan bekerja sebagai pengacara termasuk ke dalam ranah publik. 
KEMAMPUAN MENULIS TEKS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 KOTA BENGKULU Devia Oktari; Agus Joko Purwadi; Amrizal Amrizal
Jurnal Korpus Vol 3, No 1: APRIL 2019
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.557 KB) | DOI: 10.33369/jik.v3i1.7341

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Kota Bengkulu. Kemampuan menulis teks naskah drama siswa kelas VIII ini akan dinilai dari enam aspek, yaitu: plot atau kerangka cerita, penokohan dan perwatakan, dialog dan teks samping, setting/latar, tema, dan amanat. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling (sampel acak). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu statistik sederhana dengan menghitung nilai rata-rata dari setiap aspek, serta mencari skor akhir. Hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa: 1). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa yang dilihat dari aspek plot atau kerangka cerita adalah 19,46 berkategori (baik). 2). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa dilihat dari aspek penokohan dan perwatakan adalah 11,77 berkategori (baik). 3). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa dilihat dari aspek dialog dan teks samping adalah 18,6 berkategori (baik). 4). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa dilihat dari aspek setting/latar adalah 8 berkategori (baik). 5). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa dilihat dari aspek tema atau nada dasar adalah 7,97 berkategori (baik). 6). Rata-rata kemampuan menulis teks naskah drama siswa dilihat dari aspek amanat adalah 10,8 berkategori (baik). 7). Rata-rata nilai akhir kemampuan menulis teks naskah drama siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Kota Bengkulu adalah 76,6 tergolong berkategori (baik). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Kota Bengkulu telah dapat menulis teks naskah drama dengan baik. Meskipun masih ada beberapa siswa dalam menulis dinyatakan cukup, namun secara keseluruhan para siswa sudah dapat menulis teks naskah drama dengan baik.Kata kunci: kemampuan, menulis, naskah drama.
MAKNA SIMBOLIK PROSESI BARONG LANDONG SUKU LEMBAK TANJUNG AGUNG KOTA BENGKULU Gilang Anggraini; Emi Agustina; Amrizal Amrizal
Jurnal Korpus Vol 4, No 1: APRIL 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v4i1.9484

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosesi dan makna simbolik permainan rakyat Barong Landong suku Lembak Tanjung Agung kota Bengkulu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif etnografi. Data pada penelitian ini berupa hasil dari pengamatan langsung pada lingkungan penelitian, dari hasil observasi dan wawancara. Sumber data dari penelitian ini adalah informan yang memiliki informasi mengenai permainan rakyat Barong Landong suku Lembak Tanjung Agung kota Bengkulu. Lokasi penelitian dilakukan di Tanjung Agung kota Bengkulu. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan mentranskip, mengidentifikasi, mengklasifikasikan dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah pada prosesi permainan Barong Landong diturunkan yang terdapat makna teks dan konteks di dalamnya. Prosesi penurunan Barong Landong yaitu, nyabo, mendoa, dan menari. Nyabo yaitu pembersihan yang ditandai dengan adanya alat pembersih, seperti lap, air, daun cakraw, daun sedingin, dan jeruk nipis. Nyabo mempunyai makna sebelum melakukan sesuatu harus bersih terutama sesuatu yang bersifat sakral. Mendoa atau sedekah yaitu selamatan karena memperoleh hasil panen serta mendoa turunnya Barong Landong, yang ditandai dengan adanya pemimpin. mendoa berarti mensyukuri, menerima dengan hati yang bersih dan terbuka. Gerak tari, terdapat 9 gerak yaitu gerak sembah, gerak mengayunkan tangan, gerak maju mundur, gerak samping sambil melenggang, gerak berhadapan, gerak memutar, dan gerak serong, gerak mundur, dan gerak sembah membuka jalan. Gerak yang terdapat pada tari Barong Landong adalah gerak kreasi, tidak semua geraknya mempunyai makna. Prosesi Barong Landong memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Lembak Tanjung Agung kota Bengkulu karena telah mendapatkan hasil panen padi dari Allah SWT.
KAJIAN PERWATAKAN TOKOH-TOKOH NOVEL” LAUT BERCERITA” KARYA LEILA S. CHUDORI Pebrina Renita; Amrizal Amrizal; Yayah Chanafiah
Wacana: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Pengajaran Vol 18, No 2 (2020): Wacana, Vol. 18, No. 2, Juli 2020
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jwacana.v18i2.14870

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perwatakan tokoh-tokoh dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik analisis data (a) Peneliti menganalisis unsur-unsur novel Laut Bercerita yang mendukung perwatakan tokoh-tokoh novel Laut Bercerita (b) Peneliti menganalisis perwatakan tokoh-tokoh novel Laut Bercerita karya Laila S.Chudori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data yang memuat unsur-unsur novel Laut Bercerita. Unsur-Unsur tersebut adalah tema, alur, dan latar. Tema dalam novel Laut Bercerita karya Laila S.Chudori adalah legitimasi dan perjuangan melawan masa Orde Baru.Alur dari Novel Laut Bercerita adalah alur maju yang mendeskripsikan pengenalan tokoh, pokok persoalan dan klimaks cerita. Latar cerita novel Laut Bercerita banyak terjadi di Desa, Kampus dan di Sekretariat. Pokok pembahasan dalam penelitian ini adalah Biru Laut dalam novel Laut Bercerita digambarkan pengarang sebagai tokoh yang memiliki watak bersemangat, tidak mudah terpengaruh/teguh pendirian, pendiam, pemalu, penyayang, pemberani, pantang menyerah, dan tenang. Ditinjau dari segi psikologi sastra Sigmund Freud tokoh Biru Laut memiliki id berupa mudah khawatir atau cemas, pendiam.  Ego pemalu, penyayang. Super Ego pemberani, tenang, bersemangat dan pantang menyerah