Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Desain Model Konseptual Bahan Ajar SIG Berbasis Spatial Thinking Menggunakan Pendekatan ADDIE Syahrul Ridha; Ellysa Putri; Puspita Annaba Kamil
Jurnal Georafflesia: Artikel Ilmiah Pendidikan Geografi Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Hazairin, S.H

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1258.649 KB) | DOI: 10.32663/georaf.v4i2.1031

Abstract

Abstrak Bahan ajar SIG merupakan komponen dari pendidikan geografi yang perlu diperhatikan saat ini. Sistem informasi geografis mempunyai keterkaitan dengan spatial thinking, kaitannya adalah adanya peningkatan kemampuan spatial thinking melalui pembelajaran SIG. Namun, sebagian besar materi telah dikembangkan tanpa banyak mengandung komponen spatial thinking. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar SIG berbasis spatial thinking. Spatial thinking dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan materi menggunakan konsep spasial dalam menjelaskan teori dan aplikasi SIG, menggunakan alat representasi, dan menggunakan proses penalaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan research and development (R&D) yang dirancang menggunakan model ADDIE yang terdiri dari lima tahapan, yaitu analyze, design, develop, implement, evaluate. Data dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran SIG di jurusan pendidikan geografi. Dengan demikian, mahasiswa pendidikan geografi dipersiapkan untuk menjadi guru geografi di sekolah yang dapat mengajarkan SIG, sehingga perkemangan SIG bukan hanya di perguruan tinggi, akan tetapi juga berkembang di sekolah. Oleh karena itu dianjurkan kepada pemangku kepentingan, seperti dosen, penulis, dan peneliti untuk mengembangkan bahan ajar menggunakan model konseptual berbasis spatial thinking. Abstract GIS teaching material is a component of geography education that needs to be considered at this time. Geographic information systems have a relationship with spatial thinking, the link is an increase in the ability of spatial thinking through GIS learning. However, most of the material has been developed without containing a lot of components of spatial thinking. This study aims to develop GIS teaching materials based on spatial thinking. Spatial thinking is used as a basis for developing material using spatial concepts in explaining GIS theory and applications, using representation tools, and using reasoning processes. This study uses a research and development (R&D) approach that is designed using the ADDIE model which consists of five stages, namely analyze, design, develop, implement, and evaluate. Data were analyzed with descriptive statistics. The results showed that teaching materials that had been developed were effectively used in GIS learning in geography education majors. Thus, geography education students are prepared to become geography teachers in schools that can teach GIS, so that GIS development is not only in universities but also develops in schools. Therefore it is recommended to stakeholders, such as lecturers, writers, and researchers to develop teaching materials using a conceptual model based on spatial thinking.
Optimalisasi Environmental Literacy Pada Sekolah Adiwiyata di Kota Banda Aceh Untuk Menanamkan Sikap Peduli Lingkungan Puspita Annaba Kamil; Ellysa Putri; Syahrul Ridha
Jurnal Georafflesia: Artikel Ilmiah Pendidikan Geografi Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Prof. Dr. Hazairin, S.H

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (998.276 KB) | DOI: 10.32663/georaf.v4i2.1032

Abstract

Abstract Environmental Problem is a global problem that has come to the attention of various sectors, which is the education sector. The education sector is a formal institution that has a role to provide environmental education to the community. The purpose of this study is 1) to describe the level of environmental literacy in Adiwiyata Mandiri school in Banda Aceh City 2) determine the level of concern of school community 3) Knowing the factors that influence the student's environmental literacy. The method used in this study is observation, interviews, and questionnaires. Observations were made to see the condition of the Adiwiyata school in Banda Aceh city. Interviews were conducted to obtain information from school principals regarding the environment-based policies that have been implemented. the questionnaire used to see the level of environmental awareness of Adiwiyata school students. The results showed that optimizing the school environment at SMA Negeri 4 Banda Aceh City, in general, was good. This is discussed within four indicators in the environmental level assessment, namely: the development of environmentally sound school policies, the development of an environment-based curriculum, the development of participatory-based activities, and the development and management of environmental friendly school support facilities. ABSTRAK Permasalahan lingkungan merupakan isu global yang menjadi perhatian dari berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pendidikan. Sektor pendidikan merupakan lembaga formal yang memiliki peran untuk memberikan pendidikan lingkungan kepada masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan tingkat literasi lingkungan (Environmental Literacy) di sekolah Adiwiyata Mandiri di Kota Banda Aceh 2) mengetahui tingkat kepedulian warga sekolah 3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi environmental literacy siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan kuisioner. Observasi dilakukan untuk melihat kondisi lingkungan sekolah Adiwiyata di Kota Banda Aceh. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dari kepala sekolah mengenai kebijakan yang berbasis lingkungan yang telah diterapkan. Sedangkan kuisioner untuk melihat tingkat kepedulian siswa sekolah Adiwiyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan optimalisasi literasi lingkungan sekolah Adiwiyata khususnya di SMA Negeri 4 Kota Banda Aceh secara umum berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan empat indikator dalam mengevaluasi tingkat environmental Literacy, yaitu: pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan, pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, serta pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan.