Imran Tumenggung
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PELATIHAN PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR BAGI PETUGAS PUSKESMAS Rahma Labatjo; Imran Tumenggung; Mahyudin Bami
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1457.327 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i1.6375

Abstract

Abstrak: Profesi gizi harus menerapkan standar pelayanan gizi untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal, terstandar dan profesional. Oleh karena itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan berkelanjutan melalui pelatihan pelatihan dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia. Penguasaan konsep yang didasari oleh ilmu yang benar dan up to date mutlak diperlukan oleh profesi gizi dalam menjalankan tugasnya sehari – hari. Tujuan PKM adalah untuk meningkatkan kemampuan ahli gizi puskesmas dalam melakukan asuhan gizi terstandar di komunitas. PKM akan dilaksanakan di Puskesmas Kabila dengan target pelatihan adalah tenaga ahli gizi yang ada di Puskesmas Kabila Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. PKM dilaksanakan pada tahun 2021. Hasil pre dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ahli gizi puskesmas dalam menyusun PAGT sebanyak 59%. sedangkan hasil uji t-test berpasangan, terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan (p-value = 0,0007). Luaran wajib PKM berupa peningkatan kapasitas tenaga ahli gizi dalam melaksanakan asuhan gizi terstandar di komunitas dan publikasi hasil kegiatan di jurnal ilmiah.Abstract: The nutritionist professionals must apply nutritional service standards to be able to provide optimal, standardized and professional services. Therefore, it is necessary to increase knowledge and skills through continuing education. The purpose of the training is to improve the ability of nutritionists to provide standardized nutrition care in the community. The training is held at the Kabila Health Center with the target of training is nutritionists at the Kabila Health Center, Bone Bolango Regency, Gorontalo Province. The results of the pre and post-test show an increase in the knowledge of health center nutritionists by 59%. while the results of the paired t-test, there was a difference in knowledge before and after the training was carried out (p-value = 0.0007). The mandatory output of the training is in the form of increasing the capacity of nutritionists in carrying out standardized nutrition care in the community and publishing the results of activities in scientific journals.
EATING DISORDERS PADA SISWA SMA DI KOTA GORONTALO Imran Tumenggung; Sofyawati D. TAlibo
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 4, No 1 (2018): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v4i1.135

Abstract

ABSTRACT Special report and research on eating disorders (EDs) and its determinant are not very much exist. There are three eating disorders categories namely anorexia nervosa (AN), bulimia nervosa (BN) and binge eating disorder (BED) that give further impact namely several health disorders problem. Objective it aims to investigate prevalence of EDs and its determinant at students of SMA in Gorontalo City. Research design it is quantitative research with analytical survey method and it applies cross sectional study. Research samples are 350 students of SMA in Gorontalo City. Research hypothesis is Ha: there is influence of knowledge on nutrition, mass media, body image and self confidence on EDs. Ho: there is no influence of knowledge on nutrition, mass media, body image and self confidence on Eds. Finding univariate analysis shows that mostly students of SMA in Gorontalo City have high nutrition knowledge (59,14%), it is not influenced by mass media (73,14%), body image is good (67,42%) and level of self confidence is high (70,57%). Prevalence of EDs is 9,1%. Bivariate analysis shows that knowledge on nutrition has p value for 0,32, p value of mass media for 0,00, p value of body image for 0,00 and p value of body image for 0,00. Conclusion knowledge on nutrition does not correlate with eating disorders at students of SMA in Gorontalo City. Then, mass media, body image and self confidence are correlated with eating disorders incident at students of SMA in Gorontalo City. Keywords: Eating Disorders, Students of SMA ABSTRAK Laporan kasus dan penelitian mengenai kejadian eating disorders (EDs) dan determinannya belum banyak dilakukan. Tiga kategori eating disorders yaitu anoreksia nervosa (AN), bulimia nervosa (BN), dan binge eating disorder (BED) memberikan dampak yang lebih lanjut yaitu berbagai masalah gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi EDs dan determinannya pada siswa SMA di kota Gorontalo. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode survei analitik, menggunakan rancangan studi potong lintang. Sampel penelitian adalah siswa SMA di kota Gorontalo sebanyak 350 orang. Analisis data dilakukan dengan cara analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA di kota Gorontalo memiliki pengetahuan gizi yang tinggi (59,14%), tidak dipengaruhi media massa (73,14%), citra tubuh yang baik (67,42%), dan tingkat percaya diri yang tinggi (70,57%). Prevalensi EDs sebanyak 9,1%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa pengetahuan gizi tidak berhubungan dengan kejadian eating disorders pada siswa SMA di kota Gorontalo. Pengaruh media massa, citra tubuh, dan percaya diri berhubungan dengan kejadian eating disorders pada siswa SMA di kota Gorontalo. Kata Kunci: Eating Disorders, Siswa SMA
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DIET PASIEN HIPERTENSI DI RSUD M.M. DUNDA LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Imran Tumenggung; Andi Herlina
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 3, No 2 (2017): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v3i2.126

Abstract

ABSTRACT Hypertension is a chronic disease that becomes one of the health problems in Indonesia with a prevalence of 25.8%. This figure is quite high and tends to increase along with a lifestyle that is closely related to diet. One of the problems of hypertension management is patient compliance in the diet. The patient's knowledge of hypertension is one of the factors that contribute to the patient's compliance. This study aims to determine the relationship of knowledge to the diet compliance of hypertensive patients. The type of research is an analytic survey with the cross-sectional design. The sample used was 30 hypertension patients who were hospitalized in RSUD M.M. Dunda Limboto Gorontalo District during May 2015, taken with accidental sampling technique. Research instruments used questionnaires and observation sheets. The result showed that the knowledge of hypertension patients was mostly good (70%), and the compliance of hypertensive patients diet was also categorized accordingly (63.3%). The statistical test showed that there was a correlation between knowledge with the patient's hypertension compliance in the diet, with p = 0,04 at α = 0,05. Keywords:Knowledge, Diet Compliance, Hypertension. ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit kronis yang menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia dengan prevalensi 25,8%. Angka ini cukup tinggi dan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang erat kaitannya dengan pola makan. Salah satu masalah penatalaksanaan hipertensi adalah kepatuhan pasien dalam menjalankan diet. Pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi merupakan salah satu faktor yang berkontribusi mempengaruhi kepatuhan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet pasien hipertensi. Jenis penelitian survey analitik dengan desain potong lintang. Sampel yang digunakan berjumlah 30 orang pasien hipertensi yang dirawat inap di RSUD M.M. Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo selama bulan Mei 2015, yang diambil dengan menggunakan tehnik accidental sampling. Intrumen penelitian menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan pasien hipertensi sebagian besar berkategori baik (70%), dan kepatuhan diet pasien hipertensi sebagian besar juga berkategori patuh (63,3%). Uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kapatuhan pasien hipertensi dalam menjalankan diet, dengan nilai p = 0,04 pada α = 0,05. Kata kunci : Pengetahuan, Kepatuhan Diet, Hipertensi.
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK STUNTING DAN NON STUNTING DI SDN 03 DUPI KABUPATEN GORONTALO Imran Tumenggung; Rika Syamsu
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 2, No 1 (2016): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v2i1.105

Abstract

ABSTRACT Until now stunting is one of the nutritional problems that needs attention. National stunting prevalence in 2013 was 37.2%, which means an increase compared to 2010 (35.6%). The prevalence of stunting in Gorontalo is 38.9% and is ranked 18th out of 20 provinces above national prevalence. This study aims to determine the differences in learning achievement in stunting and non-stunting children in Dulupi Elementary School 03, Dulupi District, Boalemo Regency. This study used analytic survey with a cross sectional study design. The population of all school children in Dulupi Elementary School 03 (grade 1 s.d grade 5) is 231 children. Data collection is done using observation sheets, data analysis using Chi square (X2) test. Based on the results of the study, it was found that children categorized as stunting had a good value of 20 people (62.5%), while non-stunting had a good score of 52 people (89.95%). The children with the most non-stunting nutritional status were as many as 58 children (64.4%), while the stunting were 32 people (35.5%). The statistical test p = 0.002 X2 (Chi square) of 9.504 was greater than X2 table 3.481, meaning Ho was rejected and Ha accepted. The conclusion of this study is that there are differences in learning achievement in stunting and non-stunting children in Dulupi Elementary School 03, Dulupi District, Boalemo Regency. ABSTRAK Sampai saat ini stunting merupakan salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian. Prevalensi stunting secara nasional tahun 2013 adalah 37,2%, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%). Prevalensi stunting di Gorontalo sebesar 38,9% berada diurutan ke 18 dari 20 provinsi di atas prevalensi nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar pada anak stunting dan non stunting di SDN 03 Dulupi Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo. Penelitian ini yang menggunakan survey analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi seluruh anak sekolah di SDN 03 Dulupi (kelas 1 s.d kelas 5) sebanyak 231 anak. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, analisis data menggunakan uji Chi square (X2). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa anak yang dikategorikan stunting memiliki nilai yang baik sejumlah 20 orang (62,5%), sedangkan non stunting yang memiliki nilai baik sebanyak 52 orang (89,95%). Anak yang status gizinya non stunting paling banyak yaitu sebanyak 58 anak (64.4%), sedangkan yang stunting 32 orang (35.5 %).Uji statistik p = 0,002 X2 (Chi square) sebesar 9.504 lebih besar dari X2 tabel 3.481, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan prestasi belajar pada anak stunting dan non stunting di SDN 03 Dulupi Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo.
MASALAH GIZI DAN PENYAKIT MENULAR PASCA BENCANA Imran Tumenggung
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 3, No 1 (2017): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v3i1.115

Abstract

ABSTRACT Indonesia has experienced many natural disasters and manmade disasters that have the potential to affect food and nutrition as well as disease transmission. In fact, Indonesian government has built a system to deal with this problem. However, Indonesia has limited resources to deal with this problem due to the economic crisis, government transition, regional autonomy, decentralization, frequency, nature, and intensity of disasters. Nutrition services and the prevention of infectious diseases for refugees due to disasters are an integral part of overall health services. The goals of food and medical aid, including health workers, are to save the lives of those trapped in crises through the provision of adequate food for life and growth of infants and toddlers. An important issue of food and drug aid for the crisis is the timely and sustainable delivery of adequate quality and quantity to disaster victims. Disaster management teams should be strengthened to anticipate the food and nutrition crisis and the risk of disease transmission from disasters. Knowledge of emergency nutrition, potential infectious diseases, methods and techniques for assessment, monitoring, and evaluation, and the role of health professionals should be improved. Keywords: nutritional problems, infectious diseases, disasters ABSTRAK Indonesia banyak mengalami bencana alam dan bencana buatan manusia yang berpotensi mempengaruhi pangan dan gizi serta penularan penyakit. Sebenarnya, pemerintah Indonesia telah membangun sebuah sistem dalam menangani masalah ini. Namun, Indonesia memiliki keterbatasan sumber daya untuk menangani masalah ini akibat krisis ekonomi, transisi pemerintahan, otonomi daerah, desentralisasi, frekuensi, sifat dan intensitas bencana. Pelayanan gizi dan penanggulangan penyakit menular untuk para pengungsi akibat bencana merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Tujuan dari bantuan pangan dan obat-obatan termasuk tenaga kesehatan adalah untuk menyelamatkan nyawa mereka yang terjebak dalam krisis melalui pemberian makanan yang cukup untuk kehidupan dan proses pertumbuhan bagi bayi dan anak-anak balita. Isu penting dari bantuanu pangan dan obat-obatan untuk krisis adalah pengiriman tepat waktu dan berkelanjutan yang memadai dalam kualitas dan kuantitas kepada korban bencana. Tim penanggulangan bencana harus diperkuat untuk mengantisipasi krisis makanan dan gizi serta risiko penularan penyakit akibat bencana. Pengetahuan tentang gizi darurat, penyakit-penyakit potensial menular, metode dan teknik untuk penilaian, monitroting dan evaluasi, dan peran tenaga kesehatan harus ditingkatkan.