Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Teknologi

Perancangan Strategi Pengembangan Industri di Kabupaten Tangerang Berbasis Kompetensi INTI Nurcahyo, Rahmat; Maemunsyah Z, Teuku Yuri; Muslim, Erlinda; Saparudin, .
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 10, No 3 2011
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.789 KB)

Abstract

The research purpose is to find core competence of Tangerang region for region development. Analythic Hierarchy Process (AHP) method is used to identify the core competence. Data collection is conducted through Focus Group Discussion (FGD) and quesioner by relevant experts. The result shows that Tangerang region core competence is textile and product textile industry.Interpretive Structural Modeling (ISM) then is used to develop the strategy for region development. While the strategy for development is 3 stages such as early stage through policy devepoment, main stage through machinery restructuring and human resource development, and final stage through productivity improvement and cluster strengthening.Keywords: core competence, Analythic Hierarchy Process (AHP), Interpretive Structural Modeling(ISM), textile and product textile industry, tangerang region
Analisis industri telekomunikasi di indonesia Muslim, Erlinda; Nurcahyo, Rahmat; Priyanto, Aziz; Prasetya, Nanda; Niftahuljanah, .
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 9, No 1 2010
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji struktur, perilaku, dan kinerja industri telekomunikasi di Indonesia khusunya untuk  layanan  telekomunikasi  jaringan  tetap  kabel,  nirkabel,  dan  jasa  komunikasi  bergerak GSM. Penelitian dilakukan dengan periode waktu 5 tahun mulai tahun 2002 hingga 2007. Metode penelitian yang digunakan terutama adalah pendekatan Structure Conduct Performance (SCP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur industri jaringan tetap kabel adalah monopoli, sementara struktur kedua industri lainnya adalah oligopoli. Penelitian juga dilakukan untuk melihat secara lebih detail perilaku dan kinerja masing-masing pelaku dalam industri telekomunikasi. Perilaku industri menunjukkan bahwa industri  jaringan  tetap  kabel  menerapkan  strategi  diskriminasi  harga  dengan  biaya  iklan  atau pemasaran yang lebih rendah dari selular, industri jaringan tetap nirkabel menerapkan limit pricing dan diskriminasi harga dengan investasi sebesar 20% pada biaya iklan atau pemasarannya, dan industri jasa komunikasi bergerak menetapkan price fixing dengan biaya iklan atau pemasaran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan jaringan tetap kabel. Analisis kinerja ketiga industri ini menunjukkan bahwa segmen kabel Telkom masih lebih rendah dibandingkan segmen selular, sementara untuk jaringan tetap nirkabel (CDMA), kinerja Telkom masih lebih rendah dibandingkan Bakrie.Kata kunci: struktur-perilaku-kinerja, Herfindahl-Hirschman Index, Minimum Efficient Scale, industri
Perancangan Peta Jalan Pengembangunan Industri Hasil Pertanian pada Wilayah Kabupaten dengan Metode VRISA dan Rantai Nilai Gabriel, Djoko Sihono; Nurcahyo, Rahmat; Muslim, Erlinda; Sumaedi, Sik
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 13, No 1 (2014)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2014.13.1.4

Abstract

Abstrak.Salah satu alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk pada suatu wilayah adalah dengan mengembangkan industri. Penelitian ini merancang peta jalan (road map) pengembangan industri hasil pertanian dengan studi kasus Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Metode yang digunakan adalah kerangka VRISA (Value, Rare, In-imitabillity, Substitutability dan Appropriability) untuk menentukan produk industri yang akan dikembangkan. Hasil penelitian ini berupa peta jalan bagi pengembangan industri berbasis jagung bagi Kabupaten Bengkayang. Sesuai dengan pendekatan rantai nilai (value chain), strategi dibagi dua yaitu strategi rantai nilai utama dan strategi rantai nilai pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jagung merupakan pilihan menurut kerangka pengembangan VRISA, sehingga perlu dikembangkan sebagai industri, bukan hanya sebagai hasil pertanian. Tahapan pengembangan industri jagung di Kabupaten Bengkayang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap awal (basic foundation establishment), tahap utama (implementasi), serta tahap akhir (harvesting) yang memerlukan waktu lima tahun. Kata kunci: Pengembangan Industri, Kerangka VRISA, Rantai Nilai, Peta Jalan, Wilayah Kabupaten Abstract.Industry development is an alternative in social welfare improvement of a region. This research was conducted to develop a road map of industry development in Kabupaten Bengkayang, West Kalimantan. VRISA (Value, Rare, In-imitabillity, Substitutability and Appropriability) framework used to determine appropriate industrial products to be developed. Based on value chain method, the development strategy was constructed into main value chain and supporting value chain strategy. Output of analysis showed that corn-based product was preferred by VRISA framework, so it needs to be developed as appropriate industry for Kabupaten Bengkayang. There are three stages of industrial development in the corn-based industry, namely initial phase (basic foundation establishment), main phase (implementation), and final stage (harvesting). Time frame for all stages takes five years.Keywords: Industrial Development, VRISA Framework, Value Chain, Road Map, Regency AreaÂ