Fatriyandi Nur Priyatna
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LUBUK LARANGAN: DINAMIKA PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN PERAIRAN SUNGAI DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Christina Yuliaty; Fatriyandi Nur Priyatna
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2014): Juni (2014)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.769 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v9i1.1189

Abstract

Tulisan ini menggambarkan bagaimana masyarakat lokal memiliki pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya perikanan perairan sungai. Pengetahuan ini berwujud nilai kearifan lokal, falsafah hidup, religi dan norma-norma hukum lokal yang digunakan dalam pemanfaatan sumberdaya. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2012 pada masyarakat Minang Nagari Sialang Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat yang menetap di daerah aliran sungai Batang Kapur. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan melalui pendekatan studi kasus terkait dengan pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya perikanan perairan sungai secara lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lubuk larangan tidak hanya sebuah praktek pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ikan tetapi didalamnya terdapat aturan, mekanisme distribusi hak dan organisasi adat. Sesuai dengan sifatnya yang dinamis, maka pengetahuan pengelolaan lubuk larangan pun mengalami perubahan. Nilai Islam dan politik pemerintahan menjadi pendorong terjadinya perubahan dalam pengelolaan Lubuk Larangan.
ETOS KERJA PEREMPUAN DI SEKTOR PERIKANAN PADA KAWASAN MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI (Studi Kasus Perempuan Pembudidaya Rumput Laut di Nusa Penida, Bali) Nurlaili Nurlaili; Fatriyandi Nur Priyatna
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2014): Juni (2014)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.889 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v9i1.1184

Abstract

ABSTRAKTulisan ini bertujuan untuk menggambarkan etos kerja perempuan pembudidaya rumput laut di Nusa Penida dan dikaitkan dengan strategi pemberdayaan dan pengembangan ekonomi dalam konsep Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Penelitian dilakukan pada tahun 2013 dengan fokus pada kawasan minapolitan Nusa Penida di 3 (tiga) gugusan pulau: Nusa Besar atau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam (depth interview) dan pengamatan (observasi). Analisis data menggunakan deskriptif eksplanatoris dimana data-data yang dikumpulkan digambarkan secara rinci kemudian digunakan untuk menjelaskan strategi pemberdayaan dan pengembangan ekonomi yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan pembudidaya rumput laut di Nusa Penida memiliki etos kerja yang tinggi, rajin, memiliki kesungguhan serta kemauan bekerja keras membantu suami dalam mencari nafkah. Pandangan perempuan pembudidaya rumput laut di Nusa Penida tentang pekerjaan yaitu bahwa tidak ada pekerjaan yang berat, sudah ada pembagian kerja dan saling membantu antara laki-laki dengan perempuan sesuai dengan keyakinan yang mereka anut. Strategi pemberdayaan dan pengembangan perempuan pembudidaya rumput laut dalam mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi yaitu dengan membuat kebijakanyang memihak melalui pengakuan peran dan partisipasi mereka serta melakukan pendampingan dan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
AKSES DAN STRATEGI AKTOR-AKTOR DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA WADUK DJUANDA Fatriyandi Nur Priyatna; Rilus A. Kinseng; Arif Satria
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 8, No 1 (2013): Juni (2013)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.107 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v8i1.1190

Abstract

Penelitian dalam tulisan ini bertujuan, (1) menganalisis akses sumber daya berbasis hak kepemilikan sumber daya, dan (2) menganalisis mekanisme akses berbasis struktural dan relasional. Penelitian dilakukan di Waduk Djuanda, Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian menggunakan paradigma kritis dan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan akses sumber daya berbasis hak diperoleh melalui regulasi formal dan teridentifikasi perbedaan kepentingan diantara pihak otoritas. Perum Jasa Tirta II (PJT II) cenderung membatasi dan mengurangi jumlah keramba jaring apung (KJA), namun Dinas Peternakan dan Perikanan cenderung mempertahankan jumlah KJA. Hasil analisis mekanisme akses berbasis struktural dan relasional menunjukkan aktor pengguna menggunakan mekanisme akses sebagai strategi memperoleh, mempertahankan dan mengontrol akses sumber daya. Mekanisme akses berbasis struktural dan relasional meliputi konfigurasi teknologi, modal, pasar, pengetahuan, otoritas, identitas sosial dan relasi sosial. Implikasi kebijakan penelitian ini perlu dilakukannya redistribusi hak pemanfaatan bertujuan mengantisipasi ketimpangan dan ketidakadilan sosial serta kesempatan usaha.
POTENSI EKSPOR NENER BANDENG INDONESIA: PELUANG DAN TANTANGAN Achmad Zamroni; Irwan Mulyawan; Fatriyandi Nur Priyatna
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 2 (2015): DESEMBER 2015
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.218 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v5i2.1029

Abstract

Produksi nener untuk kebutuhan budidaya bandeng di Indonesia secara kuantitas sudah terpenuhi,namun secara kualitas masih belum memenuhi syarat. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasikeragaan usaha nener di Indonesia, menganalisis peluang ekspor nener dan merumuskan kebijakanpengembangan nener. Lokasi survey dilakukan di Gondol dengan menggunakan snowball sebagaimetode pengambilan data. Hasil analisis secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa nilaiekonomi usaha nener di lokasi Gondol, Bali setiap tahunnya sebesar Rp 171.360.000.000. Potensi nilaiekspor nener yang berasal dari lokasi Gondol, Bali sebesar Rp 37.800.000.000 per tahun selama tigabulan. Sementara nilai kehilangan produksi akibat produksi nener berlebih dan tidak terserap oleh pasarbaik domestik maupun ekspor selama 9 bulan sebesar Rp 10.800.000.000 per tahun. Oleh karenaitu, rekomendasi kebijakan yang bisa diberikan terkait dengan upaya pengembangan dan pengaturanusaha budidaya nener adalah dengan memberikan rekomendasi berupa program prioritas dan langkaheksekusi yang sebaiknya dilakukan oleh direktorat jenderal teknis terkait.Title: Potency of Export of Indonesian Milkfish Jouvenile:Opportunity and ChallengesThe Quantity of milkfish jouvenile (nener) production is fit for milkfish farming in Indonesia, butthe quality is not eligilbe yet for milkfish farming. This study aims to identify the business performanceof “nener”, to analyze the export opportunities of “nener”, and to formulate policy recommendations for“nener” business development. Gondol was selected as study location by using snowball approach fordata collections. The result of this study based on qualitative and quantitative analysis shows that theeconomic value of “nener” business at Gondol is Rp 171.36 billion per year, potency of export value ofis Rp 37.8 billion per year during three months. Meanwhile, the value of lost production due to excessproduction of milkfish and not absorbed by the domestic and export market for 9 months is about Rp10.8 billion per year. Therefore, the policy recommendations that can be presented in connection withthe development effort and setting the cultivation of milkfish is to provide recommendations in the form ofprogram priorities and execution steps that should be done by the relevant technical directorate generalin Ministry for Marine Affairs and Fisheries.