Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KARAKTERISTIK DAN NILAI MANFAAT LANGSUNG SUMBER DAYA PESISIR (Studi Kasus di Perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap) Riesti Triyanti; Rizki Aprilian Wijaya; Sonny Koeshendrajana; Fatriyandi Nur Priyatna
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2010): Juni (2010)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.843 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v5i1.5790

Abstract

Perairan Segara Anakan di Kabupaten Cilacap merupakan perairan semi tertutup (laguna) yang terdiri dari laguna pusat (utama), yang dikelilingi oleh hutan mangrove dan lahan pasang surut (intertidal). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik sumber daya dan mengetahui nilai manfaat langsung dari pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh masyarakat. Penelitian dilakukan di perairan Segara Anakan Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah, pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan metode analisis Effect on Production (EoP) -Residual Rent (RR) - Replacement Cost Method (RCM). Hasil penelitian menunjukkan nilai manfaat langsung dari sumber daya perairan Segara Anakan yang digunakan untuk kegiatan perikanan, pertanian dan pemanfaatan kayu mangrove sebesar Rp 911.046.869.346 per tahun, dengan nilai pemanfaatan dari kegiatan perikanan sebesar Rp 891.526.405.816 per tahun (98,9%), pertanian Rp 6.280.864.030 per tahun (0,7%) dan penggunaan mangrove sebagai bahan bakar sebesar Rp 3.239.599.500 per tahun (0,4%). Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa keberadaan sumber daya perairan Segara Anakan memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar baik bagi masyarakat maupun pemerintah khususnya di sektor perikanan. Tittle: Characteristic and Direct Use Value of the Coastal Resources (Case Study of the Segara Anakan Resource of Cilacap District)Segara Anakan in Cilacap is a semi-enclosed lagoon which consists of the central lagoon as primary and bounded by mangrove forest and tidal land (intertidal). Mangrove ecosystem provides important roles for fisheries. Mangrove ecosystem contributes as nursery ground for marine biotas and as the filter of material contamination and wave drag. This research was to describe the characteristics of the resources and direct use value from the aquatic resources utilization in Segara Anakan, Cilacap Regency, Central Java Province during June to August 2009. This research used survey methods by applying the Effect on Production (EOP) - Residual Rent (RR) - Replacement Cost Method (RCM) method. Results of this research showed the direct use value from fishery, agriculture and mangrove extraction is IDR 911 billion per year thatinclude utilization of fisheries activity IDR 891 billion per year (98,9%), agriculture IDR 6 billion per year (0,7%), and mangrove extraction as firewood IDR 3 trillion per year (0,4%). This value describes large economic contributions of aquatic resources in Segara Anakan to local community and government, especially from fisheries.
VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA DANAU TEMPE, KABUPATEN WAJO, PROPINSI SULAWESI SELATAN: NILAI BUKAN MANFAAT Irwan Muliawan; Fatriyandi Nur Priyatna
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): JUNI (2008)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.086 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v3i1.5844

Abstract

Kebijakan pengelolaan terhadap suatu sumberdaya di era ini setidaknya telah memasukkan tiga unsur sebagai pertimbangan dasar. Ketiga unsur tersebut adalah ekonomi, sosial dan lingkungan. Pertimbangan ekonomi, menitikberatkan pada paradigma benefit yang dapat diperoleh dari kegiatan ekstraksi. Sumberdaya perikanan adalah sumberdaya yang renewable atau terbaharukan. Kebijakan pengelolaan seharusnya mempertimbangkan nilai keberadaan sumberdaya dan nilai warisan sumberdaya tersebut demi kebutuhan masa depan. Tulisan ini berupaya mengungkap bahwa nilai bukan manfaat (nilai keberadaan dan nilai warisan) sebagai nilai berdasarkan penghargaan masyarakat terhadap sumberdaya perikanan yang dapat memberikan pandangan tersendiri dalam kebijakan pengelolaan sumberdaya. Untuk itu, teknik Contingent Valuation Method (CVM), digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai bukan manfaat (Non-Use Value) tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa Nilai Bukan Manfaat Danau Tempe adalah Rp.1.962.621.327 dan terdapat kecenderungan bahwa masyarakat memanfaatkan sumberdaya secara maksimal tanpa memperhatikan nilai keberadaan sumberdaya danau. Masyarakat di sekitar Danau Tempe sangat berharap kelestarian sumberdaya danau dapat dipertahankan demi kepentingan anak cucu di masa mendatang. Tittle: Economic Valution of Tempe Lake Resource, Wajo District, of South Sulawesi ProvinceRecently, policy in resource management has three important elements as basis for considerations. The elements are economic, social and environment. Specifically for economic consideration, it is focused on the benefit which can be abtained from extraction activities. Fisheries resource is a renewable resource. Policy on managing the resource should consider the existence value and heritage value of he resource This article attempts to express the non-use value (existence value and bequest value) as value of pursuant to socialy appreciation to fishery resource in Lake Tempe, Wajo Regency, South Sulawesi is able to reflect its view in policy of resource management. A contingent Valuation Method (CMV) was used to estimate the non use value. Results show that the Lake Tempe non use value were Rp. 1962.621.327 it is also indicate that society tends to explot the resources maximally regardless of value of exitance of lake resource. People around Lake Tempe expeet that sustainability of lake resource has to be maintaimed for future importance.
KAJIAN EKSTERNALITAS DAN KEBERLANJUTAN PERIKANAN DI PERAIRAN WADUK JATILUHUR Sonny Koeshendrajana; Rizki Aprilian Wijaya; Fatriyandi Nur Priyatna; Pujoyuwono Martosuyono; Sutrisno Sukimin
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 2 (2009): DESEMBER (2009)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.853 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v4i2.5826

Abstract

Eksternalitas dapat diartikan sebagai dampak dari suatu kegiatan tertentu terhadap kegiatan lainnya. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya perairan, eksternalitas sangat penting diketahui mengingat hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya alokasi pemanfaatan sumberdaya yang tidak efisien dan selanjutnya mempengaruhi kinerja keberlanjutan pemanfaatannya. Oleh karena itu, penelitian bertujuan mengkaji eksternalitas dan status keberlanjutan perikanan pada sumberdaya perairan waduk di waduk Jatiluhur. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juli-Desember 2009. Secara spesifik, kegiatan penelitian difokuskan untuk mendapatkan data dinamika pengelolaan perikanan, eksternalitas dan status keberlanjutan pola pengelolaan perikanannya. Studi kasus digunakan pada penelitian ini. Data primer diperoleh melalui survei lapang dan data sekunder diperoleh melalui penelusuran dan kajian literatur terkait topik penelitian. Metoda analisis deskriptif kualitatif dan tabulatif digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menyajikan gambaran dinamika pengelolaan perikanan yang ada. Eksternalitas dan status keberlanjutan pola pengelolaan perikanan yang ada dieksplorasi berdasarkan lima pelaku pemanfaat yang teridentifikasi, yaitu perikanan tangkap, perikanan budidaya, wisata pemancingan, transportasi dan manajemen waduk. Keberlanjutan bagi pemanfaatan perikanan waduk dapat terjamin apabila pelaku usaha melakukan optimalisasi sesuai dengan daya dukung perairan bagi perikanan budidaya dan menjalankan pilihan pengelolaan perikanan tangkap dalam bentuk penerapan alat dan metoda penangkapan yang ramah lingkungan, penebaran ikan yang dapat memanfaatkan kesuburan perairan. Hasil kajian dapat digunakan oleh otoritas pengelola waduk sebagai rujukan bagi rumusan kebijakan pengelolaan perikanan di waduk Jatiluhur. Tittle: Externality and Sustainablity of Fisheries in the Jatiluhur ReservoirExternality can be defined as an impact of a certain activity to other activity. In the context of fisheries resource management, externality is important to understand due to its impact on in-efficiency resource allocation, and hence, affecting to the sustainable use of the resource. Therefore, research aimed at exploring externalities and sustainability status of fisheries in the Jatiluhur reservoir was carried out during July – December 2009. Specifically, the research was focused to find the dynamic pattern of fisheries related activities, externalities and sustainability status of the fisheries management pattern. Case study method was used in this study. Primary and secondary data were used in this study. Primary data were collected through field survey while secondary data were collected through literatures review on the relatedtopic of the study. Analyses were carried out descriptively both qualitative and tabulative data and information. Results of the study show dynamic illustration of the fisheries management practices in the Jatiluhur reservoir resource. Externalities and sustainability status of fisheries management pattern were explored based on five players being identified, namely capture fishery, aquaculture, sport fishing, transportation and reservoir management. Sustainability of each activity could be maintained if fish farmers operate cage culture optimally in accordance with the carrying capacity of the resource while fishery management implements the appropriated fishing gears and methods as well as stocking recommended species of fish to utilize the abundance of natural food. The results can be used by management authority as a basis for formulating policy and strategy fisheries management practice in the Jatiluhur reservoir.
STRATEGI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN KELOMPOK NELAYAN SEBAGAI KELEMBAGAAN PENGELOLA WADUK DI PERAIRAN WADUK WADAS LINTANG, KABUPATEN WONOSOBO Fatriyandi Nur Priyatna; Kunto Purnomo
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 2 (2007): DESEMBER (2007)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.041 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v2i2.5872

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mempelajari kelembagaan lokal yang ada di Waduk Wadas Lintang dan peluang serta upaya pengembangannya menjadi kelembagaan pengelola waduk. Penelitian dilakukan di empat desa di Kecamatan Wadas Lintang, Waduk Wadas Lintang, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah pada bulan Agustus - Oktober tahun 2006. Pemilihan ini didasari pertimbangan mengenai konsentrasi nelayan, sifat kelembagaan nelayan yang sudah ada dan aksesibilitas lokasi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan studi kasus intrinsik, yaitu penetapan tujuan penelitian dilakukan berdasarkan ketertarikan suatu fenomena kelembagaan nelayan di perairan waduk. Data primer yang dikumpulkan terkait dengan kelembagaan lokal dan persepsi masyarakat terhadap status pemanfaatan sumberdaya perikanan. Pemilihan informan dilakukan secara sengaja dan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, diskusi kelompok dan pengamatan. Analisis data menggunakan pendekatan model interaksi dengan alat analisis data berupa pendekatan kelembagaan dan prinsip-prinsip co-management. Hasil penelitian menunjukkan kelembagaan yang ada adalah kelembagaan formal dan kelembagaan informal dan memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor penerimaan anggota terhadap keberadaan dan fungsi kelembagaan lokal serta tingkat partisipasi anggota yang lebih tinggi pada kelembagaan formal. Pilihan strategi fasilitasi dapat diterapkan oleh pemerintah dalam upaya pengembangan kelembagaan kelompok nelayan dengan melalui tahapan pembentukan dan penyusunan kelembagaan; penguatan; dan pengembangan kelompok nelayan menggunakan pendekatan partisipasi dan “learning process” dalam semua proses pengambilan keputusan. Tittle: Strategy for Local Fisheries Local Institution Development as Reservoir Management Authority at the Wadas Lintang Reservoir of Wonosobo DistrictThe objectives of this research were to study local institution at the Wadas Lintang reservoir and its opportunity to be promoted as a reservoir management authority. The research was conducted in August to October 2006 using qualitative and intrinsic case study at four villages of Wadas Lintang Sub District, Wonosobo District, Central Java Province considering fishers concentration sites, current local fishers institution and also sites' accessibility. Primary data were mostly related to current local fishers institution and resource utilization perception which were collected using in depth interview, group discussion and observation from informants which were selected using purposive technique. Data were analyzed descriptively using interaction model technique with institutional theory and co-management principles. Results indicated that there were formal and informal local institution which is significantly influenced to the members' acceptance of institution existence and roles and also the level of member's participation which is higher at formal institution. Facilitating strategy could be chosen by local government as fishers local institution development strategy following the stage of initiating, developing and empowering local institution with participation and learning process approach on each stages.
IMPLIKASI PERSEPSI HAK KEPEMILIKAN TERHADAP TINDAKAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN LAUT (STUDI KASUS DI DESATELUK, KABUPATEN PANDEGLANG, PROPINSI BANTEN) Fatriyandi Nur Priyatna; Tjahjo Tri Hartono; Zahri Nasution
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9493.57 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.9.2005.15-26

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi hak kepemilikan, dasar pengambilan keputusan dalam bertindak dan implikasinya terhadap model pengelolaan sumberdaya perikanan (SDP). Metode penelilian yang dipilih adalah metode triangulasi, yaitu gabungan dari studi kasus, observasi dan studi pustiaka. Penelitian dilakukan di Desa Teluk, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten selama Bulan April-Juni 2004.