Cornelia Mirwantini Witomo
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN PELAGIS BESAR DI SENDANG BIRU, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR Maulana Firdaus; Cornelia Mirwantini Witomo
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 2 (2014): Desember (2014)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1135.427 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v9i2.1218

Abstract

Kondisi usaha nelayan dengan faktor ketidak pastian pendapatan yang cukup tinggi sangat berdampak pada tingkat kesejahteraan dan ketimpangan yang terjadi pada komunitas masyarakat pesisir. Besarnya pendapatan antar rumah tangga nelayan dapat saja berbeda walaupun karakteristik usaha mereka relatif sama. Ketimpangan pendapatan antar rumah tangga dapat menunjukkan adanya ketidakmerataan tingkat kesejahteraan antar rumah tangga pada kelompok masyarakat tersebut. Penelitian ini mempunyai dua tujuan spesifik, yaitu: (1) Menganalisis tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan pelagis besar, dan; (2) Menganalisis ketimpangan pendapatan antar rumah tangga nelayan pelagis besar. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2013 di Desa Tambak Rejo (Sendang Biru) Kabupaten Malang. Metode survey digunakan untuk mengumpulkan data data primer dan sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan pendapatan menurut Bank Dunia, nilai tukar (indeks nilai) dan ketimpangan pendapatan dengan menggunakan koefisien gini. Hasil analisis menunjukkan bahwa rumah tangga nelayan pelagis besar di Kabupaten Malang tidak tergolong penduduk miskin. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata pendapatan diatas US$ 1.25 per kapita per hari. Indeks nilai tukar nelayan rata-rata pada tahun 2013 (Maret-Oktober) adalah 96. Ketimpangan pendapatan antar rumah tangga nelayan pelagis besar di Kabupaten Malang sebesar 0,42 dan tergolong pada ketimpangan menengah. Oleh karena itu, Fluktuasi nilai tukar nelayan yang terjadi membelikan ilustrasi bahwa selama musim paceklik atau bukan musim ikan, alternatif mata pencaharian di luar sektor perikanan relatif tidak tersedia dilokasi penelitian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan standar hidup rumah tangga nelayan pelagis besar di Kabupaten Malang perlu diperkenalkan alternatif mata pencaharian yang produktifdiluar sektor perikanan.
ANALISA DAYA SAING RUMPUT LAUT DI INDONESIA (STUDI KASUS: KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA) Estu Sri Luhur; Cornelia Mirwantini Witomo; Maulana Firdaus
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 1 (2012): Juni (2012)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.961 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v7i1.5735

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing budidaya rumput laut di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dan telah dilakukan pada bulan September 2011. Metode analisis penelitianini menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM), dengan menggunakan data rumput laut dari Kabupaten Lombok Timur untuk memperoleh nilai ekonomi (harga sosial). Nilai Domestic Resource Cost Ratio (DRCR) sebesar 0,98 menunjukkan bahwa usaha rumput laut di Kabupaten Konawe Selatan memiliki keunggulan komparatif dan daya saing lebih besar dibandingkan dengan usaha rumput laut di Kabupaten LombokTimur. Sebaliknya, nilai Tradable Resource Cost Ratio (TRCR) sebesar 1,38 menunjukan kurang mampu bersaing dengan usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Lombok Timur. Peningkatan daya saing rumput laut di Kabupaten Konawe Selatan dapat dilakukan melalui kebijakan penurunan harga satuan bibit dan bahan bakar minyak (BBM) secara bersama-sama sebesar 28% serta kebijakan peningkatan harga satuan tenaga kerja upahan dan depresiasi aset produksi secara keseluruhan sebesar 4%.Tittle:Competitiveness of Seaweed Commodity in Indonesia (Case Study: South Konawe Regent, South-East Sulawesi)The study aims to analyze the competitiveness of seaweed farming South Konawe regency, SouthEast Sulawesi was conducted in September2011. Analysis methods of this research using the Policy Analysis Matrix (PAM) using economic value (social prices) data which is collect from the east Lombok seaweed. The value of Domestic Resource Cost Ratio (DRCR) (0.98) indicates that the seaweed business in South Konawe has a comparative advantage and more competitive than the seaweed in East Lombok. Contrarily, based on Tradable Resource Cost Ratio (TRCR) values (1.38) is less able to compete with the cultivation of seaweeds in East Lombok. The seaweed of South Konawe competitiveness should be improve by policy implementation of lowering the unit cost of seed and fuel oil (BBM) jointly by 28% and increase the unit cost of hired labor and depreciation of assets overall production by 4%.
STRATEGI KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN BIBIT LOBSTER DI PERAIRAN LOMBOK Cornelia Mirwantini Witomo; Nurlaili Nurlaili
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2015): JUNI 2015
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1122.973 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v5i1.1075

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah adalah (1) untuk mengetahui kondisi umum perikanan tangkapbibit lobster mencakup ekologi sosial ekonomi; (2).mengetahui kedepan perkiraan dampak Permen KPNo 1 Tahun 2015 tentang Penangkapan Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla sp) dan Rajungan(Portunus pelagicus spp) setelah diberlakukan mencakup ekologi sosial ekonomi; (3) Menyusun strategipengelolaan pemanfaatan bibit lobster yang menjunjung nilai keberlanjutan secara ekologi, ekonomi dansosial. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan cara wawancara dengan informankunci dan melakukan focus group discussion (FGD). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalahpenangkapan bibit lobster sudah menjadi mata pencaharian utama nelayan di Lombok Tengah danLombok Timur dan meningkatkan kesejahteraaan rumah tangga nelayan. Penangkapan bibit lobstersemakin berkembang karena para permintaan akan bibit lobster masih terbuka lebar dan bibit lobster yangmudah tertangkap diperairan Lombok Selatan tanpa menggunakan alat tangkap yang modern. Dampaksosial ekonomi yang ditimbulkan oleh Permen KP No 1 Tahun 2015 bagi nelayan penangkap bibit lobsteradalah menurunnya pendapatan nelayan karena tidak dapat lagi menjual hasil tangkapan dibawah 300gram dan berdampak kehidupan nelayan seperti menjual barang-barang yang dimiliki untuk memenuhikebutuhan sehari-hari, pendidikan dan kesehatan.Strategi pengelolaan perlu melakukan pendekatansosial. Pentingnya pendekatan sosial agar implikasi kebijakan publik membawa perubahan yang positifpada masyarakat. Pengelolaan keberlanjutan bibit lobster yang dapat diberlakukan untuk memperkayaPermen No 1/2015 tanpa harus merusak lingkungan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisiradalah perlu mengatur waktu menangkap, mengatur kuota yang diperbolehkan ditangkap, mengaturukuran yang boleh ditangkap yang syarat pemanfaatan tertentu berdasarkan ukuran tersebut.Title: Strategy of Sustanibility Seed Lobster Management in LombokThe purpose of this research are to find out ecological, social and economic aspect of seed lobstercapture fisheries generally; to find out ecological, social and economic impact of Ministry Rules Number1 2015 about Lobster (Panulirus spp), Mud Crap (Scylla sp) and Swiming Crap (Portunus pelagicusspp) and to formulate management stategy for uphold sustainaibility of seed lobster The approach ofthis research using destrictive method and collect the data by depth intervew with key informan andconduct focus group discussion (FGD) The result of this research is capture of seed lobster give impactto economic household and become main activity of fisherman. Demand of seed lobster stiil wide openand seed lobster easy to catch without modern gear. Social economic impact because Minitry RulesNumber 1/2015 enactment is reduced income of fisherman because no any more to sell their seedlobster below 300 gram weight and give influence in their daily life. To fulfill their needs, they have to selltheir goods. Management strategi need social approach. The importance of this approach is the publicpolicy implication give positive change in community life. Sustainibility management of seed lobster toenrich Ministry Rules number 1/2015 without environment damage and increase human life degree areneed to set time to capture, set total allowed catch based on maximun sustainabel yield, set size allowedcatch with use certain term.