Hikmah Hikmah
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERAN GENDER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KOTA SEMARANG UTARA, PROVINSI JAWA TENGAH Achmad Azizi; Hikmah Hikmah; Sapto Adi Pranowo
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 1 (2012): Juni (2012)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.364 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v7i1.5740

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis peran gender dalam pengambilan keputusan pada rumah tangga nelayan dan telah dilakukan pada tahun 2007. Riset ini menggunakan metoda survei dengan studi kasus di kota Semarang Utara. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner tertutup terhadap 30 orang responden. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Hasil riset menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh gender atau pengambilan keputusan dilakukan secara bersama-sama antara suami istri pada kegiatan domestik, kegiatan produktif berupa investasi serta sosial kemasyarakatan. Pengaruh gender, yaitu didominasi oleh laki-laki (suami), hanya ditemukan pada pengambilan keputusan terkait dengan pengelolaan usaha perikanan masih didominasi oleh laki-laki (suami).Tittle: The Role of Gender in Household Decision-making at Fisherman in the City of North Semarang, Central Java Province a Case Study in the City of North SemarangThe study aims to analyze the role of gender in decision-making at the household fishermen have been done in 2007. This research used a survey method with a case study in the northern city of Semarang.The method of data collection is done by Focus Group Discussion (FGD) and structured interviews using questionnaires covered the 30 respondents. Data analysis method used is descriptive statistical analysis. The results showed that there was no effect of gender or decision made jointly between husband and wife in domestic activities, such as investment in productive activities and social. The influence of gender, which is dominated by men (husbands), was found only in decision making related to the management of fishing effort is still dominated by men (husbands).
KAJIAN AWAL VALUE CHAIN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DI KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN Maharani Yulisti; Risna Yusuf; Hikmah Hikmah
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 1 (2012): Juni (2012)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2717.744 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v7i1.5737

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis value chain usaha budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di Kabupaten Pangkep, sebagai lokasi program Minapolitan Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah dilakukan pada tahun 2011. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling pada kelompok petambak pedagang pengumpul kecil, pedagang pengumpul besar dan pengolahrumput laut. Hasilnya dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan rantai pemasaran rumput laut di Pangkep cukup panjang. Pedagang pengumpul kecil dan besar memilikiperanan yang penting dalam rantai, namun mereka tidak memberikan nilai tambah pada produk tersebut. Pelaku usaha yang memperoleh keuntungan paling tinggi adalah pengumpul besar yaitu Rp. 8.660.000,-per tahun dengan value added Rp. 280,- per kilo, sedangkan yang memperoleh pendapatan paling rendah adalah pengumpul kecil yaitu Rp. 5.500.000,- per tahun dengan value added Rp. 42,- per kilo. embudidaya mendapat keuntungan Rp. 29.075.000,- per tahun dengan value added Rp. 2.516,- per kilo. Pedagang pengumpul hanya memberikan fungsi sebagai distribusi, sedangkan petambak harus menyediakan sarana dan prasarana budidaya sehingga memiliki resiko yang cukup tinggi.Tittle: Value Chain Initial Study of Seaweed (Eucheuma cottonii) at Pangkep Regency, South SulawesiThis research was condunctea to analyzed the value chain of Eucheuma Cottonii has been done at the Pangkep District, as one of MMAF Minapolitan Program sites in 2011. Respondents consisted of farmers,small traders, large traders and processors seaweed were chosen using snowball sampling method and analyzed using descriptive statistics methods. The results showed that the seaweed in Pangkep marketing has a long chain. Small and large traders have a prominent role in the chain, but they do not add value to the product. Entrepreneurs who earn the highest profits are big collectors of Rp. 88,660,000, - per year with a value added of Rp. 280, - per kilo, while most low income is a small collection of Rp. 5,500,000, - per year with a value added of Rp. 42, - per kilo. Farmers benefit from Rp. 29,075,000, - per year with a value added of Rp. 2,516, - per kilo. Traders only give the distribution function, while the farmers have to provide the facilities and infrastructure that farming has a high enough risk.
KAJIAN SOSIAL EKONOMI PELELANGAN BANDENG DI KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN Riesti Triyanti; Hikmah Hikmah
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 8, No 2 (2013): DESEMBER (2013)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.624 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v8i2.5674

Abstract

Pelelangan bandeng di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) dilakukan oleh beberapa pihak diantaranya pembudidaya, pungawa, pacatto, pagandeng, dan penagih retribusi dengan aturan main yang telah disepakati. Bandeng hasil pelelangan dipasarkan ke  beberapa kabupaten di sekitar Pangkajene dan Kepulauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pelelangan bandeng dan rantai pemasaran bandeng, serta menganalisis kinerja pemasaran bandeng. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap pelaku usaha perikanan. Analisis data  menggunakan metode statistik deskriptif dan cost-margin analysis. Hasil analisis menunjukkan rantai pemasaran bandeng di pelelangan terdiri dari 2 rantai diantaranya Pembudidaya-Pungawa-PacattoKonsumen (R1) dan Pembudidaya-Pungawa-Pacatto-Pagandeng-Konsumen (R2). Rantai pemasaran R1 memiliki nilai biaya pemasaran lebih kecil, keuntungan lebih besar, margin pemasaran lebih kecil, farmer’s share lebih besar dan memiliki nilai indeks efisiensi lebih kecil dibandingkan rantai pemasaran  R2. Realisasi penerimaan retribusi pelelangan bandeng di Pangkep terhadap target hampir tercapai  sedangkan terhadap Pendapatan Asli  Daerah (PAD) sangat kecil (< 1 %). Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat di Kabupaten Pangkep khususnya pembudidaya bandeng dapat dilakukan dengan pembentukan kelembagaan pelelangan, penambahan fasilitas pelelangan, dan peningkatan koordinasi serta pengawasan data maupun jumlah retribusi pelelangan antara Dinas Kelautan dan Perikanan  dan Dinas Pendapatan Daerah. Title: Social and Economic Study of Milkfish Auction in the  Pangkajene Kepulauan DistrictThe milkfish auctions in Pangkep District have been being practicy by several parties including farmers, pungawa, pacatto, pagandeng, and levy collectors with agreed rules. Milkfish from the auction were marketed to several districts near by the Pangkep district. This study aimed to identify the characteristics of the milkfish auction, milkfish marketing chain, and analyze the performance ofmilkfish marketing efficiency. Data collected using indept interview techniques to fish farm respondents. Data were analyzed using descriptive statistical methods and cost-margin analysis. Results showed that milkfish marketing chain in auction consists of 2 chains including fish farmers-Pungawa-Pacatto Consumer (R1) and Fish farmers-Pungawa-Pacatto-Pagandeng-Consumer (R2). Marketing chain R1 has lower marketing costs, greater profits, lower marketing margins, larger farmer’s share and has a efficiency index value is smaller than R2 marketing chain. Levy revenue realization milkfish auctions in Pangkep against almost achieved the target while contributing to the auction levy revenue (PAD) is very small (<1%). Increased incomes in particular Pangkep milkfish farmers can do with the establishment of the institutional tender, the addition of auction facilities, and improved coordination and monitoring of data and the amount of levy auction between the Local Autority in Marine and Fisheries Sector and Local Autority in Revenue.
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN KOMODITAS RUMPUT LAUT E. COTONII UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI SENTRA KAWASAN INDUSTRIALISASI Hikmah Hikmah
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2015): JUNI 2015
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.641 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v5i1.1013

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tentang potensi dan peluang, p ermasalahan sertapengembagan industri rumput laut. Rumput laut merupakan salah satu komoditas perikanan budidayayang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat, menyerap tenaga kerja dan meningkatkandevisa negara. Potensi sebaran rumput laut di Indonesia sangat luas baik yang tumbuh secara alamimaupun yang dibudidayakan di laut. Peluang menuju pengembagan Industri rumput laut masih terbuka dilihat dari potensi lahan budidaya, ketersediaan bahan baku, maupun dari sisi permintaan produk olahan.Permasalahan dan tantangan terkait kemampuan Indonesia dalam mengekspor dan bersaing dalamperebutan pangsa pasar dunia untuk pemenuhan kebutuhan rumput laut dunia antara lain rendahnyakualitas dan kontinuitas bahan baku, permodalan, lemahnya sumberdaya manusia dan kelembagaan,serta permasalahan pemasaran produk rumput laut. Strategi kebijakan pengembangan industripengolahan rumput laut E. cotonii untuk peningkatan nilai tambah adalah peningkatan produktivitas dankualitas rumput laut, pengembangan industri pengolahan rumput laut setengah jadi (ATC,SRC dan RC)secara bertahap di sentra kawasan produksi rumput laut, dan pengembangan skala usaha pengolahanrumput laut siap konsumsi dari skala tradisoinal menjadi skala industri.Title: Strategy of Commudity Precessing Industry DepelopmentE. cottonii Seaweed to Increasing Value Added in The AreaCenter of IndustrializationThis paper aims to assess the potential and opportunities, problems and developing a seaweedindustry. Seaweed is one aquaculture commodity that is able to improve the economy, provide employmentand increase foreign exchange. Potential distribution of seaweed in Indonesia is very wide both naturallygrown and cultivated in the sea. Opportunities towards developing a seaweed industry is still open inview of the potential for the cultivation of land, availability of raw materials and processed productsfrom the demand side. Problems and challenges related to Indonesia’s ability to export and compete inthe race for market share to meet the needs of the world’s seaweed were low quality and continuity ofraw materials, capital, human resources and institutional weaknesses, as well as marketing problemsseaweed products. Strategy of commudities E. cotonii seaweed processing industry to developmentincrease the added value is increased productivity and quality of seaweed, seaweed processing industrydevelopment of semi-finished (ATC, SRC and RC) gradually in the central area of seaweed production,and the development of business scale processing of seaweed ready for consumption on the scaletradisoinal be scale industries.
EVALUASI KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA Yayan Hikmayani; Maharani Yulisti; Hikmah Hikmah
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 2 (2012): DESEMBER 2012
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v2i2.9277

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kebijakan peningkatan produksi perikanan tahun 2011. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasarkan perhitungan kecenderungan produksi perikanan budidaya nasional/wilayah, analisis proyeksi produksi (forecasting) perikanan budidaya di Indonesia dan analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa target produksi yang telah dicanangkan yaitu sebesar 353% pada prinsipnya masih cukup relevan dan sangat optimis untuk tercapai. Hasil forecasting yang telah dilakukan menghasilkan nilai sebesar 335% dan tidak terlalu jauh dengan nilai yang ditargetkan. Proyeksi patin menunjukkan peningkatan produksi sampai tahun 2014 sebesar 253%, menunjukkan antara target produksi dan realisasi sangat jauh perbedaannya. Proyeksi produksi perikanan budidaya untuk komoditas lele, menunjukkan peningkatan produksi sampai dengan 781% di tahun 2014, jauh lebih besar dibanding target produksi perikanan budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) sebesar 450%. Upaya yang dapat dilakukan agar target produksi tercapai yaitu melalui optimalisasi luasan lahan yang belum diusahakan, memperbaiki sarana dan prasarana pendukung perikanan budidaya, distribusi produk perikanan yang merata di seluruh Indonesia dengan mempermudah birokrasi, meningkatkan jumlah dan kapasitas Unit Pembenihan Rakyat (UPR), mendirikan Unit Pengolahan Ikan (UPI) di lokasi sentra produksi potensial, kebijakan pemerintah mengenai harga pakan, subsidi harga input produksi terutama pakan perikanan budidaya dan kebijakan pemerintah dalam pelarangan impor ikan.Title: Policy Evaluation on Enhancing Aquaculture Production.Research aimed at evaluating the policy to increase fisheries production has been carried out in 2011. Research location was in Bogor Regency, West Java. Qualitative and quantitative approaches were used in this research, by which primary and secondary data were collected. Data were analyzed descriptively based on calculations of the trend of national aquaculture production/territory, production projection analysis (forecasting) of aquaculture in Indonesia, and the Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) analysis. Result showed that the production targeted of 353% is still relevant and optimistically can be achieved. Result from forecasting analysis of production showed the value of 335%, by which it has no different with production targeted value. Projections showed an increase of catfish production until year 2014 amounting to 253%, indicating the production and realization of the target is not balanced. Projections analysis of catfish commodities has result increased by 781% in 2014, far greater than Directorate General of Aquaculture’s production target of 450%. Efforts can be made to achieve the production optional targets optimal through optimization of undeveloped land area, improving facilities and infrastructure to support aquaculture, distributing fish products equitable throughout Indonesia by simplifying the bureaucracy, increasing the number and capacity of the small scale hatchery, building fish processing unit in central location of potential production, intervention of government on policy making of feed prices, input prices subsidies especially on feed, and restriction on the fish imports.
KESIAPAN DAN STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MINAPOLITAN BERBASIS PERIKANAN BUDIDAYA Hikmah Hikmah; Agus Heri Purnomo
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 1 (2012): JUNI 2012
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v2i1.9261

Abstract

Tulisan ini mengkaji strategi kebijakan dalam pengembangan kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya. Secara spesifik kajian ini bertujuan untuk (1) memetakan indeks kesiapan pelaksanaan minapolitan yang dilihat dari aspek–aspek generik (sosial ekonomi yang meliputi aspek masyarakat dan bisnis, aspek sumberdaya dan tata ruang, aspek kelembangaan, aspek kebijakan dan governance dan aspek Infrastruktur, aspek teknologi dan aspek pemasaran di kawasan minapolitan budidaya), (2) memetakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pelaksanaan minapolitan, serta (3) merumuskan strategi kebijakan pengembangan minapolitan berbasis perikanan budidaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan mail survey dan survei. Metode analisis yang digunakan adalah menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan alat analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan tiga kategori indeks kesiapan pelaksanaan minapolitan yaitu pemula, maju dan mandiri. Berdasarkan tiga kategori tersebut di identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pengembangan minapolitan perikanan budidaya. Rumusan strategi kebijakan pengembangan kawasan minapolitan memperhitungkan unsur-unsur kekuatan, kelemahan, kekuatan dan ancaman pada masing-masing aspek. Title: Readinees and Policy of Strategy Minapolitan Development Culture-Based Fisheries This paper analyzed the strategy of regional development policy in minapolitan based aquaculture. Specifically, this study aimed to (1) mapping the readiness index of implementation minapolitan which seen from the generic aspects (including socioeconomic aspects of society and business, resources and spatial aspects, institutional aspects, aspects of the policy and governance and infrastructure aspects, aspects of technology and marketing aspects of aquaculture in the region minapolitan), (2) mapping the strengths, weaknesses, opportunities and threats in minapolitan implementation, and (3) formulate policy strategies based minapolitan aquaculture development. This study using a mail survey and the survey approach. The analytical method used was qualitative descriptive analysis method with a SWOT analysis. The resultsshowed three categories of implementation readiness index minapolitan the beginner, advanced and independent. Based on these three categories in the identification of strengths, weaknesses, opportunitiesand threats minapolitan aquaculture development. The formulation of development strategies minapolitan policy taking into account the elements such as strengths, weaknesses, strengths and threats at eachaspects.