Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA: PENDEKATAN MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM (QUAIDS) Fitria Virgantari; Arief Daryanto; Harianto Harianto; Sri Utami Kuntjoro
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 2 (2011): DESEMBER (2011)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.062 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v6i2.5772

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan produk ikan penduduk Indonesia dan menduga elastisitas harga dan pendapatan beberapa kelompok ikan menurut kelompok pendapatan. Data yang digunakan adalah data SUSENAS 2008 modul konsumsi rumahtangga yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Metode multistage budgetting approach dengan pendekatan model QUAIDS (Quadratic Almost Ideal Demand System)digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa pendugaan permintaan dengan model QUAIDS memberikan hasil cukup baik. Nilai dugaan koefisien sistem permintaan ikan menunjukkan bahwa semua peubah berpengaruh signifikan terhadap fungsi permintaan kelompok ikan dengan nilai koefisien determinasi sistem 67,3%. Dugaan koefisien peubah wilayah perkotaanperdesaan, peubah jumlah anggota rumah tangga, serta peubah dummy wilayah kepulauan semua bertanda positif. Nilai elastisitas pengeluaran ikan terhadap total pengeluaran pangan untuk semua kelompok pendapatan lebih besar dari dari satu (elastis) dengan kisaran 1,7 sampai 3,9; nilainya semakin kecil dengan semakin meningkatnya pendapatan. Elastisitas pengeluaran kelompok ikan terhadap total pengeluaran ikan semua juga bertanda positif dengan nilai berkisar dari 1,1 sampai 2,9. Hal ini menunjukkan bahwa keempat kelompok ikan yang dianalisis merupakan barang normal. Bila pengeluaran rumahtangga untuk seluruh ikan naik 1%, maka permintaan terhadap kelompok ikan yang dimaksud akan naik sebesar hampir 3%. Elastisitas harga kelompok ikan segar dan ikan awetan pada semua kelompok pendapatan bertanda negatif dengan nilai berkisar dari -0,4 sampai -0,8; sedangkan elastisitas harga untuk udang/hewan air lain (bukan ikan) yang diawetkan adalah -1. Tittle: Analysis of Demand for Fish in Indonesia: A Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) Model Approarch.This study aimed at determining various factors affecting fish consumption patterns of Indonesian households, estimating income and price elasticities for different fish categories according to income groups. National Social and Economic Survey 2008 data were used in this study. and formulating policy directions to increase consumption of fish. Household consumption/expenditure data collected by Central Beaureu of Statistics in 2008 were used in this study. Multistage budgetting approach method with QUAIDS (Quadratic Almost Ideal Demand System) model was used in this study. Results of the analysis show that estimates parameters of demand for fish using QUAIDS model were a relatively good. Estimates value of fish demanf system were significantly affected on fish group demand function with determination coefficient of 67,3%. Dummy coefficient of urban-rural, family size and isloand region were a positive sign. Fish elasticity to the total food expenditure for all income group were greater than 1 ranging from 1,7 to 3,9; the magnitude of elasticity tends to smaller with the increase in income group category. Elasticity of fish group expenditure to the total fish expenditure were a positive sign ranging from 1.1 to 2.9. This indicates that all four fish group are considered a normal good. As total fish expenditure of the household increased by 1%, quantity demang for fish group increased approximately to 3%. Price elasticity of fresh and reserved fish were a negative sign ranging from -0.4 to -0.8; while price elasticity of preserved shrimp and other animal water (non fish) were -1.
Analisis Resiko Produksi Usahatani Bawang Merah pada Musim Kering dan Musim Hujan di Kabupaten Brebes Linda Tri Wira Astuti; Arief Daryanto; Yusman Syaukat; Heny Kuswanti Daryanto
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.791 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2019.003.04.19

Abstract

Usahatani bawang merah, sebagaimana terjadi pada semua komoditi pertanian, selalu dihadapkan pada risiko. Risiko yang sering dihadapi oleh petani bawang merah adalah risiko produksi yang merupakan variasi output yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti cuaca yang tidak menentu dan serangan hama dan penyakit (seperti penyakit layu). Produktivitas tanaman yang rendah dengan serangan hama dan penyakit yang semakin meningkat umumnya terjadi pada pertanaman bawang merah di luar musim atau off-season.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko pertanian bawang merah dan pengaruh penggunaan input pertanian bawang merah terhadap risiko produksi. Metode yang digunakan adalah metode survei. Lokasi ditentukan secara sengaja, dengan jumlah sampel 380 petani yang diperoleh secara ramdom sampling. Metode yang digunakan adalah analisis koefisien variasi (CV) dan analisis regresi linier berganda dengan metode heteroskedastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko produksi usahatani bawang merah pada musim kemarau lebih tinggi daripada usahatani bawang merah pada musim hujan. Risiko produksi pertanian bawang merah pada musim kering dipengaruhi oleh benih dan adhesive, dan pertanian bawang merah pada musim hujan dipengaruhi oleh Tenaga kerja wanita dalam keluarga, Pupuk Phonska dan NPK Mutiara
Analisa Prioritas Faktor Kontinuitas Bisnis Industri Pelayaran Indonesia Menggunakan Analytic Network Process (ANP) Ade Supandi; Arief Daryanto; Bunasor Sanim; Luky Adrianto
Rekayasa Vol 12, No 2: Oktober 2019
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.08 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v12i2.5541

Abstract

Kejadian ketidakamanan pelayaran di perairan Indonesia oleh Pembajakan dan Perampokan. Dalam insiden (2007-2018) di mana kerugian dilaporkan, kehilangan kargo adalah yang paling umum (33%), diikuti oleh bagian-bagian mesin (15%) dan barang tidak aman (4%). Sementara dari 27 insiden yang dilaporkan pada 2018, tidak ada yang dicuri hanya dalam 10 insiden (37%). Kerugiannya tentu tidak kecil dan mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Penelitian ini dilakukan dari Juni 2018 hingga Desember 2018. Penelitian dilakukan pada perusahaan pelayaran di Jakarta, badan keamanan laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan TNI AL. Data dan fakta dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan diuji dengan teknik analisis data Analytic Network Process (ANP). Hasilnya sebagai berikut: Fungsi Manajemen Risiko dengan prioritas 0,39092 adalah kriteria dengan prioritas tertinggi. Kemudian berturut-turut mempertahankan proses bisnis dengan prioritas 0,27899, Dokumentasi 0,18325 dan Pengawasan Manajemen dengan prioritas 0,14684. Dari hasil tersebut, kami dapat merekomendasikan bahwa faktor yang paling penting untuk kelangsungan bisnis industri pelayaran adalah Fungsi Manajemen Risiko.Priority Analysis of Indonesia's Delivery Industry Continuity Factors Using Analytic Network Process (ANP)ABSTRACTThe incidence of shipping insecurity in Indonesian waters by piracy and robbery. In incidents (2007-2018) where losses were reported, cargo loss was the most common (33%), followed by engine parts (15%) and unsafe goods (4%). While of the 27 incidents reported in 2018, none were stolen in only 10 incidents (37%). The loss is certainly not small and threatens the company's business continuity. This research was conducted from June 2018 to December 2018. The research was conducted on shipping companies in Jakarta, marine security agencies, the Directorate General of Sea Transportation and the Indonesian Navy. Data and facts were collected using a questionnaire and tested with the Analytic Network Process (ANP) data analysis techniques. The results are as follows: The Risk Management function with a priority of 0.39092 is the criteria with the highest priority. Then maintain business processes with priority 0.27899, Documentation 0.18325 and Management Supervision with priority 0.14684. From these results, we can recommend that the most important factor for the continuity of the shipping industry business is the Risk Management Function.Keywords: Shipping Industry, Business Continuity, Analytic Network Process
DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PEREKONOMIAN PULAU JAWA-BALI DAN SUMATERA Muktar Napitupulu; Mangara Tambunan; Arief Daryanto; Rina Oktaviani
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 28 No 1 (2011)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPrasarana jalan dan jembatan berperan dalam penggunaan ekonomi bangsa, namun dampak terhadap  perekonomian belum diteliti secara cermat. Tulisan ini bermaksud menganalisis dampak ekonomi investasi jalan dan jembatan dengan model Inter-regional Social Accounting Matrix Jawa Sumatera 2007.Hasil analilsis menunjukan: (1) Investasi jalan dan jembatan di Sumatera dan Jawa-Bali paling dinikmati oleh sektor perdagangan, restoran dan hotel,dan sektor industri makanan, minuman dan tembakau namun kurang berpihak pada sektor pertanian; (2) Keterkaitan atau ketergantungan sektor-sektor produksi tehadap konstruksi jalan dan jembatan di Sumatera cukup besar; (3) Dampak limpahan sektor jalan dan jembatan dari Sumatera ke Jawa-Bali berkisar 5 kali lebih besar daripada limoahan dari Jawa-Bali ke Sumatera menyebabkan kesenjangan oendapatan Sumatera dengan Jawa-Bali semakin melebar; (4) Rumah tangga pengusaha golongan rendah di desa memperoleh pendapatan tertinggi dari investasi jalandi Sumatera sementara untuk investasi jalan di Jawa-Bali rumah tangga pengusaha golongan rendah di kota memperoleh pendapatan yang terbesar; (5) Kontribusi jalan dan jembatan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawwa-Bali dan Sumatera terhadap tahun 2007 naik 0.17 persen tahun 2008, naik 0.20 persen 2009 dan naik 0.28 persen tahun 2010.Kata Kunci : Interegional Social Accounting Matrix, dampak limpahan, ketertarikan belakang dan kedepan, analisis penggandaan, pertumbuhan ekonomi