Mei Dwi Erlina
Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PERIKANAN BUDIDAYA IKAN KERAPU DI KERAMBA JARING APUNG DI NUSA TENGGARA BARAT Achmad Azizi; Mei Dwi Erlina; Nendah Kurniasari
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 1 (2009): juni (2009)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.679 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v4i1.5823

Abstract

Riset ini bertujuan untuk mempelajari tingkat adopsi teknologi budidaya ikan kerapu di keramba jaring apung dan faktor-faktor karakteristik internal yang mempengaruhi tingkat adopsi. Menggunakan metode survei yang bersifat deskriptif korelasional. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus, hal ini disebabkan kegiatan Budidaya ikan kerapau relatif masih baru diperkenalkan. Hasil riset menunjukkan bahwa tingkat adopsi paket teknologi pembesaran ikan kerapu di Lombok Timur termasuk kategori sedang dengan nilai skor 3.038. Sebaran responden menurut tingkat adopsi teknologi pembesaran ikan kerapu termasuk kategori sedang. Hasil analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa faktor internal seperti umur, tingkat pendidikan formal, non formal, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, jumlah tenaga kerja dalam keluarga, alasan memilih usaha ikan kerapu, kekosmopolitan, interaksi dengan penyuluh perikanan dan jenis pengambilan keputusan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan tingkat adopsi teknologi, dinyatakan dengan koefisien korelasi lebih rendah dari nilai kritinya yaitu 0,325 pada taraf signifikan 0,01. Tittle: Level of Adoption of Grouper in the Floating Cage Culture in West Nusa Tenggara.The objective of this research was to study adoption level of grouper cage culture technology and internal characteristic factors which influence adoption level. This research was carried out using a census technique. Results show that adoption level of grouper cage culture technology in East Lombok was classified as moderate with score of 3,038. Respondent distribution regarding adoption level of the above mention was moderate. Rank Spearman Analysis shows that the age, formal and non formal education level, income, number of children, number of labor in the household, reasons for choosing grouper business, cosmopolitan, interaction with fisheries extension officers, and also decision making do not have significant relation with adoption level of the technology. This is showed by correlation coefficient by which is lower than its critical value (0.325) at 0.01 significant level.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KABUPATEN BUTON SELATAN Siti Hajar Suryawati; Mei Dwi Erlina
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 12, No 1 (2017): JUNI 2017
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.667 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v12i1.6286

Abstract

Kabupaten Buton Selatan merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Buton bagianselatan. Salah satu potensi perikanan yang berkembang di Kabupaten Buton Selatan adalah rumputlaut. Rumput laut merupakan salah satu jenis komoditas unggulan budi daya perairan dengan nilaiekonomi pasar yang kompetitif baik di pasaran dalam negeri maupun ekspor. Penelitian ini bertujuanuntuk merumuskan strategi pengembangan usaha budidaya rumput laut yang belum berkembangsecara optimal. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap pelaku usaha yang terlibatserta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton Selatan. Data hasil wawancara dilengkapi hasilobservasi dan dokumentasi, selanjutnya diolah dan disajikan secara deskriptif. Selanjutnya faktorfaktorutama lingkungan internal dan eksternal diidentifikasi dengan menggunakan matriks IFE danEFE. Matriks IFE dan EFE menghasilkan 3 alternatif strategi yang dapat direkomendasikan kepadapemerintah daerah Kabupaten Buton Selatan. Tahapan terakhir adalah penentuan prioritas strategidengan menggunakan alat analisis QSPM. Prioritas strategi yang direkomendasikan untuk diterapkanpada budidaya rumput laut di Kabupaten Buton Selatan adalah memanfaatkan kualitas sumberdaya airdengan memanfaatkan peluang pasar.Title: Business Development Strategy of Seaweed in South Buton RegencyRegency of South Buton is a new regency located in south part of Buton Regency. One of thepotential developing fisheries in South Buton Regency is seaweed. Seaweed is well known as one of theleading aquaculture commodity which have a competitive markets value both in domestic and export.This study aims to formulate the business development strategy of seaweed cultivation that has not beenoptimally developed. Data were collected by interviewing involved business actors and officer of SouthButon Marine and Fisheries Agency. Observation and documentation are used as complements for theanalysis. In general data were analysed descriptively. The major factors of the internal and externalenvironment to develop the strategy are identified by the IFE and EFE matrices. Furthermore thosematrices are used to produces 3 alternatives strategy as recommendation for local government. In orderto prioritizing the strategy, QSPM analysis tool was used. Priority strategy recommended in South ButonRegency is to utilize the quality of water resources by exploiting market opportunities.
STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN DI KOTA SABANG Nendah Kurniasari; Latifatul Rosidah; Mei Dwi Erlina
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 8, No 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.145 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v8i2.7321

Abstract

Sektor kelautan dan perikanan di Kota Sabang memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan membutuhkan penyelesaian yang berbeda pula di setiap tipologi sehingga diperlukan identifikasi tipologi mana yang lebih prioritas, penting, dan mendesak untuk diselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan sektor tersebut agar terjadi sinergitas dalam pengembangan setiap tipologi. Penelitian dilakukan di Kota Sabang pada tahun 2016 dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan diskusi grup terfokus tehadap pelaku usaha dan pemangku kepentingan di Kota Sabang. Analisis data menggunakan analisis Urgency, Seriousness, and Growth (USG), analisis Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) dan analisis Qualitative Strategic Planning Method (QSPM). Hasil penelitian menujukkan bahwa prioritas sektor perikanan dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Kota Sabang adalah pengembangan usaha pengolahan perikanan. Oleh karena itu, strategi yang perlu dilakukan adalah; 1) memanfaatkan kawasan destinasi wisata sebagai peluang pasar dengan meningkatkan kualitas produk olahan melalui peningkatan kualitas bahan baku, 2) membangun sentra pengolahan ikan dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kualitas air sebagai unsur utama dalam proses pengolahan agar memenuhi kebutuhan pasar, dan 3) memperbaiki akses pengolah terhadap bahan baku melalui pembangunan sentra pendaratan ikan.Title: Strategy for Development of Marine and Fisheries Sector in Sabang CityMarine and fisheries sector in Sabang City has different problems and thus requires different solutions in each typology. Therefore, it is necessary to identify which typologies are more priority, important, and urgent to resolve. This study aims to formulate development strategy for the sector to be more effective and efficient. The study was conducted in Sabang City in 2016 using qualitative and quantitative approaches based on primary and secondary data. Primary data were collected through interview, observation, documentation, and focused group discussions (FGD) between fishery businessmen and stakeholders in Sabang. Data were analyzed using analysis of Urgency, Seriousness, and Growth (USG), analysis of Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) and analysis of Qualitative Strategic Planning Method (QSPM). The results showed that the development priority for marine and fishery sector in Sabang City is developing fisheries processing business. Therefore, it needs following strategies: 1) optimizing the tourist destination as a market place by improving the quality of fishery products through the quality of its raw materials, 2) developing “fish processing center” supported with the availability and quality of fresh water to meet the market needs, and 3) Improving the access of fish processors to the raw materials through the development fish landing center.