Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

NUTRITIONAL EDUCATION AND MEASUREMENT OF NUTRITIONAL STATUS TO CHILDREN IN STUNTING PREVENTION EFFORT DURING THE COVID-19 PANDEMIC Selvia Febrianti; Nurasmi Nurasmi; Agus Purnamasari; Nurul Hidayatun Jalilah
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 4 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i4.4856

Abstract

One of the government's responsibilities is to ensure that citizens, including children under five, receive basic health services. Basic services for toddlers are usually carried out at the Posyandu. However, at this time the posyandu service was temporarily suspended according to government policy due to the pandemic conditions. Monitoring the growth and development of toddlers during the pandemic must still be carried out. This community service activity aims to increase knowledge and the role of the community to prevent stunting in toddlers. The method used is anthropometric measurements to determine the nutritional status of children under five. then assess the mother's knowledge related to stunting with pretest - posttest, and provide counseling about stunting. The results of the service activities that have been carried out show that of the 45 toddlers measured, 33 (73.3%) were under the category of normal height, and 12 (26.6%) were under the category of stunting. Knowledge of under-five mothers about stunting increased after being given health education. Mothers are advised go to posyandu to monitor their child's development and growth. However, during the COVID-19 pandemic, mothers can monitor their children's growth and development independently at home with the Maternal and Child Health handbook.
KOMPLIKASI SARS-COV, MERS, SARS-COV-2, DALAM KEHAMILAN: A REVIEW Rahmi Padlilah; Ika Yulianti; Agus Purnamasari
Jurnal Kebidanan Indonesia Vol 11, No 2 (2020): Juli
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36419/jkebin.v11i2.373

Abstract

Latar Belakang: Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau sidrom pernapasan akut yang parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2), dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO pada bulan Maret 11, 2020. . Fokus utama dalam manajemen ancaman penyakit menular adalah merawat populasi yang rentan. Salah satu populasi yang rentan adalah wanita hamil. Namun Informasi yang terbatas akan efek dari SARS-CoV 2 pada wanita hamil. Tujuan:. Tujuan penelitian ini adalah mereview apa saja dampak dari coronavirus pada wanita hamil berdasarkan wabah sebelumnya seperti SARS-CoV dan MERS guna meningkatkan kewaspadaan akan komplikasi atau kegawatan yang mungkin akan terjadi pada wanita hamil yang terinfeksi SARS-CoV 2 Metode: Review ini dilakukan penulis pada bulan Mei-Juni 2020 dengan menelusuri database diantaranya PubMed, Google scholar, dan open access science direct untuk mengetahui potensi studi yang memenuhi syarat. Kata kunci yang digunakan antara lain: ‘SARS-CoV AND pregnancy 'ATAU' ‘MERS AND Prenancy’ ATAU ‘SARS-CoV 2 AND Pregnancy AND Review’. Kriteria artikel yang masuk dalam review kali ini adalah: Randomized controlled trial, studi retrospektif, observasional, studi kasus, review, systematic review, dan meta analisis. Hasil: Komplikasi SARS-CoV pada wanita hamil antara lain: respiratory distress syndrome, disseminated intravascular coagulopathy (DIC), gagal ginjal, pneumonia, kelahiran prematur, dan sepsis. Komplikasi MERS pada wanita hamil antara lain: gagal nafas, gangguan nafas sedang dan kematian hingga 35-40%. Komplikasi SARS-CoV2 pada wanita hamil antara lain: gagal napas dan sepsis berat Simpulan: Komplikasi yang terjadi sebagai akibat infeksi coronavirus pada wanita hamil diantaranya: respiratory distress syndrome, disseminated intravascular coagulopathy (DIC), gagal ginjal, pneumonia, kelahiran prematur, sepsis, dan kematian dengan fatalitas yang bervariasi. Kata Kunci: SARS-CoV, MERS, SARS-CoV 2, Kehamilan, Review
Production Of Nutritious Food for Toddlers in Coastal Areas as Fulfillment of Intake During the Covid-19 Pandemic: Produksi Makanan Bergizi Pada Balita Di Daerah Pesisir Sebagai Pemenuhan Asupan Dimasa Pandemi Covid-19 Agus Purnamasari; Doris Noviani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2022): JPM | Maret 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i1.1080

Abstract

Kota Tarakan yang memiliki lautan dan garis pantai yang cukup luas menjadikan pesisir pantai menjadi tempat pemukiman yang menjadi daerah padat penduduk. Kepadatan penduduk disuatu wilayah khususnya di daerah pesisir memiliki banyak masalah bahkan dimasa pandemi Covid-19, salah satunya adalah masih terdapatnya status gizi balita dalam keadaan stunting. Masalah ini sebenarnya dapat diatasi jika masyarakat mengikuti program kerja Puskesmas yaitu adanya kegiatan Posyandu di daerah-daerah, guna pemantauan pertumbuhan dan perkembangan Balita. Tujuan dari kegiatan ini agar dapat menekan terjadinya masalah yang timbul, dalam hal ini adalah permasalahan status gizi balita. Pemantauan Status Gizi dapat dilakukan dengan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yakni dengan pengolahan makanan bergizi untuk pemantauan nutrisi dan pemantau Berat badan dan tinggi badan bayi dan balita. Deteksi dini masalah pertumbuhan dapat dilakukan secara mandiri oleh orang tua, khususnya ibu di rumah. Setelah mengetahui status gizi balita, ibu dapat memberikan nutrisi yang tepat untuk balitanya, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan yang mungkin terjadi.
PEMBERIAN AIR SUSU IBU PADA IBU BEKERJA Agus Purnamasari
Jurnal Borneo Saintek Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borneo_saintek.v1i1.888

Abstract

Menyusui merupakan hak setiap ibu, termasuk ibu bekerja, dalam Konvensi Organisasi Pekerja Internasional tercantum bahwa cuti melahirkan itu selama 14 minggu dan penyediaan sarana pendukung bagi ibu menyusui di tempat kerja wajib diadakan. Undang-undang Perburuhan di Indonesia No.1 tahun 1951 memberikan cuti melahirkan selama 12 minggu dan kesempatan menyusui 2 x 30 menit dalam jam kerja. Namun ibu bekerja masih dianggap sebagai salah satu faktor penyebab tingginya angka kegagalan menyusui, padahal di negara-negara industri 45-60% tenaga kerja merupakan wanita usia produktif. Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa 57% tenaga kerja di Indonesia adalah wanita. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan menyusui pada ibu bekerja adalah pendeknya waktu cuti kerja, kurangnya dukungan tempat kerja, pendeknya waktu istirahat saat bekerja (tidak cukup waktu untuk memerah ASI), tidak adanya ruangan untuk memerah ASI, pertentangan keinginan ibu antara mempertahankan prestasi kerja dan produksi ASI. Data keberhasilan menyusui pada ibu bekerja di Indonesia belum ada, namun dari SDKI 2007 di dapatkan data bahwa 95% balita di Indonesia pernah mendapatkan ASI, 44% bayi baru lahir mendapat ASI dalam 1 jam setelah lahir dan 62%, bayi mendapat ASI pada hari pertama namun hanya 32%, bayi yang mendapatkan ASI ekslusif sampai 6 bulan.