Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PSYCHOSOCIAL SUPPORT IN INCREASING COVID-19 AND MENTAL HEALTH IN THE ELDERLY Rizki Muliani; Tri Nur Jayanti; Inggrid Dirgahayu; Irfan Safarudin; Anri Anri
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v4i1.3445

Abstract

Abstrak: RW 01 Rancanumpang merupakan area komunitas dengan jumlah usia lansia (24,2%) terbanyak kedua setelah usia dewasa (41,8%). Posbindu sebagai tempat pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh lansia telah di non aktifkan sejak Maret 2020 sebagai upaya meminimalkan penyebaran COVID-19. Hal ini menyebabkan munculnya masalah psikososial bagi lansia karena tidak adanya akses untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengaktifkan kembali Posbindu dan memberikan dukungan psikososial agar dapat mengoptimalkan kesehatan lansia. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi penyuluhan tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB); penjelasan dan simulasi pelaksanaan Posbindu menggunakan protokol pencegahan penularan COVID-19; dan demonstrasi teknik penanganan masalah psikososial. Kegiatan ini melibatkan lansia dan kader sebagai sasaran kegiatan dan tim EFT sebagai trainer dan fasilitator saat demonstrasi penanganan masalah psikososial. Hasil dari kegiatan ini yaitu terlaksananya rangkaian kegiatan yang dihadiri oleh para lansia dan kader sesuai dengan perencanaan, adanya peningkatan pengetahuan lansia tentang AKB, peningkatan kemampuan kader dalam melaksanakan Posbindu menggunakan protokol kesehatan, dan peningkatan kemampuan lansia untuk mempraktikkan Emotional Freedom Technique (EFT) dalam penanganan masalah psikososial serta penurunan masalah psikososial setelah diberikannya EFT pada lansia. Diharapkan kader dapat memberikan dukungan psikosial pada lansia sehingga lansia mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan di era new normal.Abstract:  RW 01 Rancanumpang is a community area with the second-highest number of elderly (24.2%) after adulthood (41.8%). Posbindu as a place of health services that are easily accessible to the elderly has been deactivated since March 2020 as an effort to minimize the spread of COVID-19. This situation causes concern and the emergence of psychosocial problems for the elderly because they do not have access to periodic medical examinations. Therefore, the objective of implementing activities in the form of reactivating Posbindu and providing psychosocial support is expected to help optimize the health status of the elderly in RW 01 Rancanumpang. The implementation of this activity uses several methods, namely counseling on New Habit Adaptation (AKB); explanation and simulation of the implementation of Posbindu using a protocol for preventing transmission of COVID-19, and; demonstration of psychosocial problem management techniques in the elderly. This activity involves the elderly community and cadres as the target of the activity and the EFT team as trainers and facilitators during demonstrations of handling psychosocial problems. The result of this activity is the implementation of a series of activities attended by the elderly and cadres according to the plan. There is an increase in the knowledge of the elderly about IMR, an increase in the ability of cadres in implementing Posbindu using health protocols, and an increase in the ability of the elderly to practice Emotional Freedom Technique (EFT) in handling psychosocial problems and a decrease in psychosocial problems after EFT is given to the elderly. The conclusion is that there is an increase in the knowledge of the elderly after being given counseling on AKB, cadres can apply health protocols in the implementation of posbindu and the elderly experience a decrease in psychosocial problems after being given EFT. It is hoped that cadres can provide psychosocial support to the elderly so that the elderly can adapt to various changes in the new normal era.
Intradialytic Exercise: Flexibility terhadap Skor Fatigue pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Rizki Muliani; Asri R Muslim; Imam Abidin
Journal of Medicine and Health Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jmh.v3i2.3147

Abstract

Penyakit Ginjal Kronis (PGK) mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir ini. Salah satu terapi pengganti ginjal adalah hemodialisis, di mana fatigue merupakan gejala yang paling umum dirasakan oleh pasien yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya. Pengelolaan dengan intradialytic exercise: flexibility perlu dilakukan karena tidak menggangu proses terapi dan ini jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh intradialytic exercise: flexibility terhadap skor fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan pendekatan one group pre-test post-test design. Sampel penelitian sebanyak 20 orang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner functional assessment chronic illness therapy (FACIT) dan prosedur intradialytic exercise: flexibility. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur skor fatique sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Perlakuan berupa latihan fisik dengan durasi 15 menit setiap sesi latihan selama 8 kali dalam 4 minggu. Analisis data menggunakan t-test. Hasil penelitian didapatkan nilai rerata pre-test 25,70 dan post-test 30,75 yang menunjukkan terjadi peningkatan skor fatigue dan nilai p < 0,001 yang artinya terdapat pengaruh intradialytic exercise: flexibility terhadap skor fatigue. Simpulan, terdapat pengaruh intradialytic exercise: flexibility yang baik terhadap skor fatigue pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis.Kata kunci : Flexibility; Hemodialisis; Intradialytic Exercise; Penyakit Ginjal Kronis
Intradialytic Exercise: Flexibility terhadap Skor Fatigue pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Rizki Muliani; Asri R Muslim; Imam Abidin
Journal of Medicine and Health Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jmh.v3i2.3147

Abstract

Penyakit Ginjal Kronis (PGK) mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir ini. Salah satu terapi pengganti ginjal adalah hemodialisis, di mana fatigue merupakan gejala yang paling umum dirasakan oleh pasien yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya. Pengelolaan dengan intradialytic exercise: flexibility perlu dilakukan karena tidak menggangu proses terapi dan ini jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh intradialytic exercise: flexibility terhadap skor fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan pendekatan one group pre-test post-test design. Sampel penelitian sebanyak 20 orang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner functional assessment chronic illness therapy (FACIT) dan prosedur intradialytic exercise: flexibility. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur skor fatique sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Perlakuan berupa latihan fisik dengan durasi 15 menit setiap sesi latihan selama 8 kali dalam 4 minggu. Analisis data menggunakan t-test. Hasil penelitian didapatkan nilai rerata pre-test 25,70 dan post-test 30,75 yang menunjukkan terjadi peningkatan skor fatigue dan nilai p < 0,001 yang artinya terdapat pengaruh intradialytic exercise: flexibility terhadap skor fatigue. Simpulan, terdapat pengaruh intradialytic exercise: flexibility yang baik terhadap skor fatigue pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis.Kata kunci : Flexibility; Hemodialisis; Intradialytic Exercise; Penyakit Ginjal Kronis