Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EDUKASI DAN PENDAMPINGAN DIET LANSIA DENGAN HIPERTENSI Bambang Soewito; Marta Pastari
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.5564

Abstract

ABSTRAKHipertensi adalah penyakit kronis yang umum di seluruh dunia dan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Desa Sumber Harta Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu desa yang terletak di daerah dataran rendah padat penduduk yang rata-rata pekerjaannya sebagai petani. Data Puskesmas Sumber Harta menyebutkan bahwa angka kejadian hipertensi pada lansia sangat tinggi bahkan kunjungan terbanyak adalah penderita hipertensi mencapai 70%. Para lansia ini juga kurang memahami dampak jangka Panjang hipertensi seperti stroke. Tujuan dalam pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan lansia dan keluarga dalam mencegah komplikasi hipertensi. Mitra dalam pengabdian ini adalah Puskesmas dan Desa Sumber Harta (RT 09 dan 10). Peserta dalam kegiatan ini adalah lansia penderita hipertensi dan keluarga sebanyak 18 orang. Metode dalam kegiatan ini yaitu penyuluhan dan pendampingan pengelolaan diet hipertensi bersama keluarga. Keberhasilan tampak dari semangat dan antusiasnya lansia beserta keluarga. Lansia maupun keluarganya juga berperan aktif dalam menjawab evaluasi tentang materi yang telah disampaikan dan dapat mendemonstrasikan kembali pengolahan bahan makananan untuk diet hipertensi. Pelaksanaan kegiatan pengabdian terlaksana dengan lancar, pengetahuan lansia dalam memahami diet hipertensi bertambah serta berkomitmen dalam melaksanakan semua anjuran dari tim pengabdian untuk mencegah komplikasi hipertensi. Kata kunci: hipertensi; diet; lansia.ABSTRACTHypertension is a common chronic disease worldwide and a major risk factor for cardiovascular disease. Sumber Harta Village, Musi Rawas Regency is one of the villages located in a densely populated lowland area whose average occupation is as a farmer. Data from the Sumber Harta Health Center stated that the incidence of hypertension in the elderly was very high, even the most visits were people with hypertension reaching 70%. These elderly people also do not understand the long-term impact of hypertension such as stroke. The purpose of the service is to increase the knowledge of the elderly and their families in preventing complications of hypertension. Partners in this service are Puskesmas and Sumber Harta Village (RT 09 and 10). Participants in this activity are elderly people with hypertension and their families as many as 18 people. The method in this activity is counseling and assistance in managing hypertension diet with the family. The success of this event can be seen from the enthusiasm and enthusiasm of the elderly and their families. The elderly and their families also play an active role in answering the evaluation of the material that has been submitted and can demonstrate again the processing of food ingredients for the hypertension diet. The implementation of service activities was carried out smoothly, the knowledge of the elderly and their families in understanding the hypertension diet increased and they were committed to carrying out all the recommendations from the service team to prevent complications of hypertension Keywords: hypertension; diet; elderly people 
Hubungan Umur Dan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Katarak Di Instalasi Rawat Jalan (Poli Mata) Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 Imelda Erman; Yeni Elviani; Bambang Soewito
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 14 (2014): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.773 KB)

Abstract

Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh (Ilyas, 2004). Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit katarak antara lain faktor intrinsik yaitu umur, jenis Kelamin dan genetik sedangkan faktor ekstrinsik yaitu pekerjaan, pendidikan, perokok, lingkungan dan status ekonomi ( Irawan, 2008 ). WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, dimana sepertiganya berada di Asia Tenggara. Diperkirakan 12 orang menjadi buta tiap menit di dunia, dan 4 orang diantaranya berasal dari Asia Tenggara, sedangkan di Indonesia diperkirakan setiap menit ada satu orang menjadi buta. Sebagian besar orang buta (tunanetra) di Indonesia berada di daerah miskin dengan kondisi sosial ekonomi lemah. Tujuan penelitian Untuk mengetahui Hubungan Umur, dan Jenis Kelamin, Terhadap kejadian Katarak di Instalasi Rawat Jalan (Poli Mata) RS dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan populasi responden yang berkunjung ke Poli Mata dengan menggunakan data sekunder dan alat ukur checklist jumlah sampel 48 responden. Dari hasil analisis univariat dilihat bahwa penderita katarak untuk kriteria Umur yang beresiko sebanyak 25 orang (93%),sedangkan pada Jenis Kelamin perempuansebanyak 18 responden (67%). Dari hasil uji statistik p value = 0.065 (p < 0.05) untuk umur dan p value = 0.441 (p < 0.05) untuk jenis kelamin dengan demikian tidak ada hubungan yang bermakna antara Umur dan Jenis Kelamin dengan kejadian katarak. di Instalansi Rawat Jalan (Poli Mata) Rumah Sakit dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014. Disarankan bagi RS.dr.Sobirin Kabupaten Musi Rawas penatalaksanaan atau penanganan penyakit katarak secara intensif untuk mengurangi angka kesakitan terutama pada usia lanjut.
Edukasi Pencegahan Covid 19 dengan 5 M Bagi Masyarakat Marta Pastari; Bambang Soewito
Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v5i2.2809

Abstract

Novel Coronavirus adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus corona ini adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan flu biasa hingga penyakit yang seperti MERS atau SARS. Diketahui virus ini sudah mewabah di Wuhan, China pada bulan Desember 2019. Pada awal Januari 2020, WHO sudah mengidentifikasi virus tersebut sebagai Novel Coronavirus atau 2019-nCoV kemudian WHO mengumumkan nama resmi virus ini sebagai COVID-19 (Yuliana, 2020). Berdasarkan pengumpulan data sekunder, jumlah kasus Covid-19 pada Bulan Februari 2021 secara keseluruhan di Kabupaten Musirawas sebanyak 430 jiwa. Kemudian kasus Covid-19 di Puskesmas Kelurahan Sumber Harta didapatkan suspect 9 jiwa, positif 9 jiwa dan kontak erat 22 jiwa (Kemenkes RI, 2021). Hal ini juga disebabkan karena masyarakat di Desa Sumber Harta Kabupaten Musi Rawas masih banyak yang belum mengetahui dan kurang memperdulikan protokol kesehatan 5M (1. memakai masker, 2. mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, 3. menjaga jarak, 4. menjauhi kerumunan, 5. membatasi mobilisasi dan interaksi). Oleh sebab itu, sangat diperlukan edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini yaitu memberikan edukasi pencegahan COVID-19 dengan protokol kesehatan sehingga kejadian kasus Covid-19 dapat ditekan. Metode pelaksanaan pengabdian yang dilakukan yaitu : (a) Tahap Persiapan; (b) Tahap sosialisasi 5M dengan mendemonstrasikan pentingnya; 1) Menggunakan masker terutama saat di luar rumah, 2) Mencuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas, 3) Menjaga jarak khususnya di ruangan tertutup, 4) Menjauhi kerumunan yang dapat mempercepat penyebaran virus serta 5) Mengurangi mobilitas (bila tidak terlalu penting lebih baik di rumah saja)  secara langsung kepada masyarakat; (c) tahap evaluasi. Hasil kegiatan adalah terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat dari 20% menjadi 90%, dimana masyarakat RT 09 dan 10 Desa Sumber Harta Kabupaten Musi Rawas dapat menjelaskan serta mempraktikkan kembali cara pencegahan penularan Covid-19 dan Penerapan 5 M setelah penyuluhan dilaksanakan.
Penerapan Metode Swaddling Untuk Meminimalkan Nyeri Pada Neonatus dengan Asfiksia Selama Pemasangan infus Eva Oktaviani; Bambang Soewito; Tri Ulfa Amelda
JKM : Jurnal Keperawatan Merdeka Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan Merdeka
Publisher : Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.318 KB) | DOI: 10.36086/jkm.v2i1.1217

Abstract

Latar Belakang : Asfiksia Neonatorum adalah keadaan gawat bayi yang tidak dapat bernapas spontan, sehingga dapat menurunkan kadar oksigen dan merupakan kasus terbanyak kedua di Ruangan Melati RSUD Dr Sobirin Kabupaten Musi Rawas. Bayi dengan Asfiksia memerlukan perawatan khusus, sehingga akan menempatkan bayi pada posisi harus mendapatkan tindakan yang banyak menimbulkan stres dan menyakitkan seperti pemasangan infus. Nyeri yang terjadi pada periode kritis bayi menyebabkan stres akut dan mengakibatkan komplikasi jangka pendek dan panjang, sehingga diperlukan tindakan nonfarmakologis untuk meminimalkan nyeri yaitu dengan metode swaddling. Tujuan dari penelitian adalah menerapkan intervensi keperawatan metode swaddling pada neonatus dengan asfiksia untuk meminimalkan nyeri selama pemasangan infus. Metode : Metode penelitian adalah studi kasus dengan jumlah subjek sebanyak 2 orang bayi, dengan kriteria inklusi asfiksia neonatorum ringan-sedang dan akan dilakukan pemasangan infus. Penerapan metode swaddling dengan menggunakan bedong bayi. Nyeri diukur dengan menggunakan skala NIPS. Hasil : Hasil yang diperoleh pada subjek pertama dengan kategori skala nyeri ringan (2), dan subjek kedua dengan kategori skala nyeri ringan (2). Kesimpulan : Penerapan metode swaddling dapat dijadikan sebagai bagian dari asuhan perkembangan pada bayi selama prosedur invasif
Effectiveness of Collage-Based Art Therapy in Reducing Anxiety Among Children with Thalassemia Bambang Soewito; Susmini Susmini; Widya Warastuti; Baharuddin Yusuf
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No S5 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6iS5.4914

Abstract

Art therapy has been increasingly recognized as an effective therapeutic intervention for managing various psychological issues, including anxiety, depression, and stress, especially in pediatric and geriatric populations. Collage-making, a form of art therapy, has shown promise in helping individuals express emotions, reduce anxiety, and improve mental well-being. Objective to explore the effects of art therapy using collage media on reducing anxiety in children with Thalassemia. A case study approach was employed with two subjects, one child and one elderly individual, who underwent three sessions of collage art therapy over the course of three days. Each session lasted 30 minutes and focused on creating collages that allowed participants to express their emotions and experiences. Anxiety levels were assessed using the Revised Children’s Manifest Anxiety Scale (RCMAS) for the child and a similar anxiety assessment tool for the elderly participant. The child showed a significant reduction in anxiety, with the RCMAS score decreasing from 24 (indicating moderate anxiety) to 8 (indicating no anxiety) after three sessions. The elderly participant also exhibited a decrease in anxiety levels, with the final anxiety score dropping from 25 to 10. Both participants reported feeling more relaxed and emotionally relieved after the sessions. Art therapy using collage media effectively reduced anxiety levels in both children and elderly individuals. The creative process of collage-making provided a safe and engaging outlet for emotional expression, helping to alleviate anxiety.
Pelatihan Manajemen Bencana Dengan Table Top Disaster Simulation: Perintisan Desa Siaga Bencana di Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan: Disaster Management Training Using Table Top Disaster Simulation: a Disaster Preparedness Village Pioneer in Musi Rawas Regency, South Sumatra Susmini Susmini; Sapondra Wijaya; Bambang Soewito; Wahyu Dwi Ari Wibowo; Dahliana Dahliana
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 9 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i9.7462

Abstract

Minimizing the impact that occurs due to disasters, and preparing for the possibility of a disaster occurring is the most important thing that must be done, including preparing human resources to be ready to face the disaster itself. One form of preparing society to be able to respond well to disasters is by providing good education and training on how to respond to disasters. Table Top Disaster Simulation is an effective education and training method for preparing human resources. This activity aims to increase community knowledge about disaster management as part of the Disaster Preparedness Village pilot in Air Satan Village, Musi Rawas Regency, South Sumatra. This activity is community service using education and training methods with a total of 33 participants. Participants' disaster management knowledge was measured before and after attending education and training using a questionnaire. The evaluation results showed that there was an increase in knowledge before being given the training with the average knowledge score of participants being 44.71, while after being given the training the average knowledge score was 78.32. After conducting education and training using tabletop disaster simulation, public knowledge about disaster management increased. It is hoped that after this pioneering disaster preparedness village activity, education and training will continue to be carried out on other factors in responding to disasters such as training on handling injuries for lay people, training on handling drowning victims for lay people, and so on.
PEMBERIAN TERAPI BEKAM SEBAGAI PENGOBATAN KOMPLEMENTER NON FARMAKOLOGIS PADA LANSIA DENGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DI POSBINDU KELURAHAN EKA MARGA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG PERIUK KOTA LUBUKLINGGAU Zuraidah Zuraidah; Nadi Aprilyadi; Bambang Soewito
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.19658

Abstract

ABSTRAKSecara global penyebab kematian Penyakit Tidak Menular  (PTM)  cenderung menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Masalah PTM ini  juga  dijumpai di Kelurahan Eka Marga Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Periuk  yaitu  kasus hipertensi dan Diabetes Mellitus menjadi kasus tertinggi pada lansia.  Penatalaksanaa PTM dapat  dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan non farmakologi salah satunya adalah  dengan pemberian terapi Bekam. Tujuan dari pengabdiam Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan lansia dalam mengontrol tekanan darah dengan memberikan Pendidikan Kesehatan  diet hipetensi dan DM, dan melakukan terapi bekam untuk menurunkan tekanan darah pada lansia di Puskesmas Simpang Periuk Kota Lubuklinggau pada 25-26 September tahun 2023.  Pelaksanaan pengabmas ini diikuti oleh lansia yang menderita hipertensi sebanyak 20 orang, didahului dengan pemberian pendidikan Kesehatan tentang diet makanan untuk penyakit hipertensi dan Diabetes Mellitus, selanjutnya pemeriksaan Tekanan darah dilakukan  sebelum dan sesudah  terapi bekam. Kegiatan  bekam  dilakukan sebanyak dua kali dengan rentang waktu 2 minggu. Hasil yang didapatkan setelah pemberian  penkes  dan terapi bekam diketahui  pengetahuan  lansia  naik menjadi kategori baik sebanyak 9 (45%) dan tekanan darah setelah terapi bekam terjadi penurunan sebanyak 15 (75%). Diharapkan kepada kader dapat meneruskan pelaksanaan bekam sebagai alternatif dalam  mengontrol tekanan darah dan lansia  selalu mengikuti pola hidup sehat dengan diet, kontol Kesehatan di Posbindu sehingga kualitas hidup lansia dapat terpenuhi. Kata kunci: bekam; komplementer; lansia; penyakit tidak menular ABSTRACTGlobally, Non-communicable Disease (NCD) causes of death tend to be the largest cause of death in the world. This NCD problem is also found in Eka Marga Village, Simpang Periuk Health Center Working Area, namely cases of hypertension and Diabetes Mellitus being the highest cases in the elderly. NCD management can be done pharmacologically and non-pharmacologically. One of the non-pharmacological treatments is cupping therapy. The purpose of this community service is to increase the knowledge of the elderly in controlling blood pressure by providing health education on hygiene diets and DM, and conducting cupping therapy to lower blood pressure in the elderly at the Simpang Periuk Health Center in Lubuklinggau City on September 25-26, 2023. The implementation of this community service was attended by the elderly suffering from hypertension as many as 20 people, preceded by the provision of health education about food diet for hypertension and Diabetes Mellitus, then blood pressure checks were carried out before and after cupping therapy. Cupping activities are carried out twice with a span of 2 weeks. The results obtained after the administration of health and cupping therapy are known that the knowledge of the elderly rose to a good category of 9 (45%) and blood pressure after cupping therapy decreased by 15 (75%). It is hoped that cadres can continue the implementation of cupping as an alternative in controlling blood pressure and the elderly always follow a healthy lifestyle with diet, health control at Posbindu so that the quality of life of the elderly can be fulfilled. Keywords: cupping; complementary; elderly; non-communicable diseases
PENERAPAN BUERGER ALLEN EXERCISE MENGURANGI RISIKO GANGGUAN PERFUSI PERIFER PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH PUSKESMAS SIDOREJO Bambang Soewito; Zuraidah S; Susmini; Indah Dewi Ridawati; Triana Swampera
JURNAL ILMIAH KEPERAWATAN ALTRUISTIK Vol 7 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA)
Publisher : Institut Kesehatan Hermina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48079/jika.v7i2.113

Abstract

ABSTRACT Diabetes Mellitus is a disease that has hyperglycemia caused by a decrease in the ability of the pancreas to secrete insulin. High blood sugar levels can disrupt platelet function and lead to the formation of blood clots and therefore, diabetic patients are at risk of developing peripheral arterial disease. The risk of ineffective peripheral perfusion can be overcome with non-pharmacological measures, namely the Buerger Allen Exercise (BAE). The Buerger Allen exercise is easy to do, such as doing muscle contractions by applying changes in the position of gravitational force and muscle pumps by applying foot and ankle movements to smooth blood vessels. This research uses a qualitative design type with a case study method. This research was carried out on subject I on 17-21 March and on subject II 23-27 March 2024 in the working area of ??the Sidorejo Health Center, Lubuklinggau City. The inclusion criteria in this study were patients aged 40 - 45 years who had no wounds, while the exclusion criteria were DM patients with other comorbidities such as asthma, fractures, gastritis who had gangrene and wounds. Data collection was carried out by observation and interviews using instruments in the form of ABI sheets, Buerger Allen Exercise SOP. In this study, the results obtained after carrying out the Buerger Allen Exercise were that both patients reported reduced complaints of tingling and itching, and blood glucose levels decreased. The Buerger Allen Exercise intervention has proven to be effective in