Articles
PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA KASUS KEGAWATDARURATAN DI SEKOLAH DENGAN METODE SIMULASI
Eva Oktaviani;
Jhon Feri;
Susmini Susmini
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 3, No 2 (2020): JULI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31764/jces.v3i2.2368
Abstrak: Prevalensi kejadian cedera tertinggi pada anak dengan usia sekolah. Cedera dapat menjadi kasus kegawatdaruratan dan menimbulkan luka yang serius jika tidak diatasi dengan benar. Kesiapan pengetahuan dan ketrampilan penanganan awal kegawatdaruratan menjadi poin penting untuk mencegah memburuknya kondisi penderita. Pertolongan pertama yang tepat pada kasus kegawatdaruratan di sekolah harus didukung dengan pengetahuan yang cukup. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa/siswi mengenai pertolongan pertama kasus kegawatdaruratan di sekolah. Telah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di SMP N 9 Model Kota Lubuklinggau. Metode kegiatan ini diawali dengan pretest, penyuluhan materi, dilanjutkan dengan pelatihan dengan metode simulasi, dan posttest. Jumlah peserta kegiatan sebanyak 20 orang siswa/siswi yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Hasil evaluasi terlihat ada peningkatan nilai rerata pretest dengan kategori cukup baik (55%) menjadi baik pada nilai posttest (90%) dan peserta menjadi terampil dalam penanganan kasus cedera yang sering terjadi di sekolah. Pelatihan pertolongan pertama pada kasus kedaruratan di sekolah harus diberikan sejak dini sebagai bekal memberikan pertolongan sesegera mungkin guna menghindari bahaya yang lebih kompleks.Abstract: The highest prevalence of injury in children of school age. An injury can be an emergency case and cause serious injury if not treated properly. Readiness of knowledge and skills for early emergency management is an important point to prevent the deterioration of the patient's condition. Appropriate first aid in emergency cases in schools must be supported with sufficient knowledge. The purpose of this community service activity is to increase the knowledge and skills of students regarding first-aid emergencies in schools. Community service activities have been carried out in SMP N 9 Model Lubuklinggau City. The method of this activity begins with a pretest, counseling the material, followed by training with simulation methods, and posttest. The number of participants in the activities was 20 students who were active in school extracurricular activities. Evaluation results show that there is an increase in the average pretest score in the good enough category (55%) to be good in the posttest score (90%) and participants become skilled in handling injury cases that often occur in schools. First aid training in emergency cases at school should be given early as a provision to provide help as soon as possible in order to avoid more complex dangers.
FORMATION AND TRAINING OF YOUNG NERS CADRES WITH EDUCATIONAL GAMES SNAKES AND LADDERS
Eva Oktaviani;
Susmini Susmini;
Jhon Feri
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 4, No 3 (2021): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31764/jces.v4i3.5681
Abstrak: Anak usia sekolah berjumlah 30% dari masyarakat di Indonesia. Anak pada usia tersebut sangat penting dibekali pemahaman tentang kebiasan perilaku hidup bersih sehat karena beresiko terkena penyakit. Upaya promosi kesehatan di sekolah akan lebih efektif dengan menggunakan pendekatan sebaya. Optimalisasi hasil dalam rangka kegiatan tersebut, perlu dibentuk dan dilatih siswa sekolah dasar menjadi kader kesehatan sekolah yang disebut Ners Cilik. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pembentukan Kader Ners Cilik sebagai bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di sekolah dasar, sehingga dapat berperan sebagai agen perubahan penggerak perilaku hidup bersih dan sehat. Kader Ners Cilik dipilih dari kelas 4 dan 5 SD Uswatun Hasanah berjumlah 20 orang yang telah mengikuti pelatihan. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan bentuk penyuluhan kesehatan dengan metode permainan edukatif ular tangga yang berisikan pertanyaan seputar PHBS dan P3K. Hasil evaluasi terlihat ada peningkatan nilai rerata pre dan posttest. Rerata pengetahuan PHBS dari nilai 78,25 meningkat menjadi 91,75 dan rerata pengetahuan P3K dari nilai 61,25 meningkat menjadi 80. Pembentukan Kader Ners Cilik diharapkan dapat dibentuk sejak dini sebagai upaya pelayanan kesehatan sederhana di lingkungan sekolah.Abstract: School age-children is 30% of the people in Indonesia. It is very important for children at that age to be equipped with an understanding of clean and healthy living habits because they are at risk of getting disease. Health promotion efforts in schools will be more effective by using a peer approach. Optimizing the results in the context of these activities, it is necessary to form and train elementary school students to become school health cadres called Little Nurses. The aim of this community service activity is the formation of a cadre of young nurses as a form of community empowerment in elementary schools, so that they can act as agents of change in driving clean and healthy living behavior. The cadres of Little Nurses were selected from the 4th and 5th grades of SD Uswatun Hasanah totaling 20 people who had attended the training. Knowledge improvement is carried out in the form of health education with the snake and ladder educational game method which contains questions about PHBS and first aid. The results of the evaluation showed that there was an increase in the mean pre and posttest scores. The average PHBS knowledge increased from 78.25 to 91.75 and the average P3K knowledge increased from 61.25 to 80. The formation of a cadre of little nurses is expected to be formed early on as an effort to provide simple health services in the school environment.
PENYULUHAN PENGENALAN TANDA BAHAYA KEGAWATDARURATAN PADA BAYI MUDA DAN PENANGANANNYA DI RUMAH
Eva Oktaviani;
Jhon Feri;
Susmini Susmini;
Bambang Soewito
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2021): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jpm.v4i2.620-626
Permasalahan kesehatan pada bayi muda masih menjadi sorotan dibidang kesehatan. Kematian anak di Indonesia sering dijumpai pada usia neonatal dan bayi muda. Selama fase ini, bayi baru lahir sangat rentan mengalami permasalahan kesehatan karena proses adaptasi dari intrauterine ke ekstrauterin dan daya tahan tubuh yang rendah. Kegawatdaruratan neonatal dapat terjadi sewaktu-waktu terutama pada bayi risiko tinggi dan akibat penanganan awal yang tidak tepat. Pengenalan tanda bahaya sejak dini pada bayi muda dapat membantu menurunkan insiden angka kematian bayi. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu tentang pengenalan tanda bahaya dan penanganan kasus kegawatdaruratan bayi yang sering terjadi di rumah. Sasaran kegiatan adalah ibu yang memiliki bayi khususnya bayi dengan risiko tinggi. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi intensif, dan demonstrasi. Tempat pelaksanaan di Puskemas Pembantu (Pustu) Desa Ketuan Jaya Kecamatan Muara Beliti Kota Lubuklinggau. Jumlah peserta sebanyak 20 orang. Evaluasi hasil akhir yaitu kegiatan berjalan lancar, peserta sangat responsif, terjadinya peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang pengenalan tanda bahaya kegawatdaruratan pada bayi muda dan mampu mempraktikkan penanganannya sesuai materi yang disampaikan. Pengenalan tanda bahaya pada bayi sejak dini penting untuk diberikan secara berkelanjutan untuk mencegah kasus kegawatdaruratan yang lebih kompleks.
PENINGKATAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN OMICRON MELALUI BERMAIN PUZZLE PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Indah Dewi Ridawati;
Eva Oktaviani;
Zuraidah Zuraidah;
Nadi Aprilyadi;
Jhon Feri;
Teti Eriani;
Yuniarti Yuniarti;
Tri Murtilawati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8664
ABSTRAKOmicron adalah varian baru virus corona. Varian omicron memiliki kecepatan penularan bisa sampai lima kali lipat dari sebelumnya. Masyarakat terkhusus siswa SLBN Kota Lubuklinggau memiliki peran penting dalam memutus rantai Omicron dengan cara vaksinasi dan penerapan ketat protokol kesehatan. Salah satu media menarik dan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penularan omicron pada anak berkebutuhan khusus adalah menggunakan puzzle.Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada anak berkebutuhan khusus SLBN Kota Lubuklinggau dalam pemahaman tentang pencegahan penularan omicron.Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan terapi bermain puzzle. Kegiatan dilakukan pada tanggal 10 Maret 2022 di Ruang Pertemuan SLBN Kota Lubuklinggau. Jumlah peserta yang berasal dari siswa sebanyak 21 orang. Pengetahuan peserta dievaluasi menggunakan kuesioner mengenai pencegahan omicron. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu terjadinya kenaikan rata-rata pengetahuan peserta pengabdian dari 44,3 menjadi 80,8 dengan skor maksimal 100. Kegiatan berlangsung lancar dan semoga ke depannya ada pembentukan satgas (satuan petugas) pencegahan omicron di sekolah. Kata kunci:omicron; pengetahuan; puzzle ABSTRACTOmicron is a new variant of the corona virus. The omicron variant has a transmission speed of up to five times the previous one. The community, especially the Lubuklinggau City SLBN students, have an important role in breaking the Omicron chain by vaccination and strict application of health protocols. One of the interesting media that can improve fine motor skills in health education about preventing transmission of omicron in children with special needs is using puzzles. counseling and puzzle play therapy. The activity was carried out on March 10, 2022 in the Lubuklinggau City SLBN Meeting Room. The number of participants who came from students as many as 21 people. Participants' knowledge was evaluated using a questionnaire on omicron prevention. The results of this community service activity were an increase in the average knowledge of service participants from 44.3 to 80.8 with a maximum score of 100. The activity went smoothly and it is hoped that in the future there will be the formation of a task force (unit of officer) to prevent Omicron in schools. Keywords: omicron; knowledge; puzzle
Permainan Edukatif Quarted Flash Card (QFC) Sebagai Media Promosi Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak Menular pada Anak Sekolah Dasar
Eva Oktaviani;
Susmini Susmini;
Indah Dewi Ridawati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 7 (2022): Volume 5 No 7 Juli 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jkpm.v5i7.6298
ABSTRAK Tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular merupakan beban ganda kesehatan saat ini. Sekolah dapat menjadi ancaman penularan bibit penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko tinggi terserang penyakit. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan anak tentang kesehatan dalam hal ini penyakit menular dan tidak menular. Metode yang digunakan adalah penyuluhan kesehatan bermain sambil belajar dengan menggunakan permainan kartu flash kuartet (Quarted Flash Card). Sasaran dalam kegiatan ini adalah siswa kelas VI SD IT An-Nida Kota Lubuklinggau berjumlah 25 anak. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan rerata pengetahuan penyakit menular dan tidak menular nilai pre dan posttest yaitu 42,40 menjadi 80,40. Kategori nilai pretest mayoritas kurang baik 80%, meningkat menjadi baik 72%. Terbentuknya duta sanitasi cilik sebagai agen perubahan di lingkungan sekolah. Kartu kuartet dapat dijadikan sebagai media pembelajaran inovatif selama di sekolah. Kata kunci: Kartu Flash Kuartet , Penyakit Menular, Penyakit Tidak Menular ABSTRACT The high rate of morbidity and mortality due to communicable and non-communicable diseases is a double burden on health today. Schools can be a threat of disease transmission if they are not managed properly. School-age children are a high risk group for disease. The purpose of this community service is to increase children's knowledge about health in this case infectious and non-communicable diseases. The method used is health education playing with learning sauce using a quartet flash card game (Quarted Flash Card). The target in this activity is the class VI SD IT An-Nida Lubuklinggau City totaling 25 children. The result of this community service activity is an increase in the average knowledge of communicable and non-communicable diseases, the pre and posttest values are 42.40 to 80.40. The category of majority pretest score is not good 80%, increased to good 72%. The formation of a child sanitation ambassador as an agent of change in the school environment. Quartet cards can be used as innovative learning media while at school. Keywords : Quarted Flash Card, Infectious Diseases, Non-Communicable Diseases
The effect of stimulation smart book educative game tool on improving fine motor skills for early childhood
Eva Oktaviani;
Imawan Eko Setiyono
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 10, No 4 (2022)
Publisher : Alma Ata University Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21927/jnki.2022.10(4).330-339
Background: The COVID-19 pandemic has resulted in a global wave of crises that have a massive impact on all aspects of life. The world of education, especially learning activities, is also an impact that is in the spotlight. The change in learning activities from face-to-face to distance learning makes it difficult for early childhood education levels. Studies prove the impact of the Covid-19 pandemic on disorders of fine motor development in children aged 3-4 years with a high category of 60.71%. Early age is the golden age of rapid child development, so positive stimulation is needed for optimal growth and development. An important aspect that affects the overall development of children is fine motor skills. Fine motor skills can be developed through various fun activities through the smart book educational game tool.Objectives: The purpose of this study was to test the effectiveness of smart book educational game stimulation on fine motor skills in early childhood.Methods: This research was an action research with nonequivalent control group pretest-posttest design. Stimulation using smart books was carried out for five days with 90 minutes. The number of samples was 80 PAUD children, consisting of 40 children in the intervention group who were given smart book stimulation and 40 children in the control group without smart book stimulation only using conventional educational game tools that are usually done in everyday schools. Statistical test using general linear model + posthoc bonferroni.Results: The results showed that there was a significant effect on the fine motor skills of early childhood who were given smart book stimulation and those that were not given with a p value of 0.001.Conclusions: Educational game-based learning can be used to stimulate children's fine motor skills and is expected to be integrated into children's learning activities with various methods.
Application of Cold Drink in Post Operation Nausea and Vomiting (PONV) Appendectomy Cases in Lubuklinggau
Jhon Feri;
Wella Juartika;
Eva Oktaviani;
Derison Marsivova Bakara;
Gunardi Pome
Babali Nursing Research Vol 4 No 1 (2023): January
Publisher : Babali Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37363/bnr.2023.41154
Introducition: Post Operative Nausea and Vomiting (PONV) is one of the most common complications after surgery, it affects the patient's time recovery and causes discomfort including: pain, electrolyte imbalance, dehydration, risk of aspiration, risk of wound opening and bleeding. The purpose of this study was to see a decrease in postoperative nausea and vomiting scores. Methods: The research design used was quasi-experimental with 2 pre-post test groups. The sample in this study were 42 people with a total of 21 people in the intervention group and 21 people in the control group. The variable in the study looked at the score of postoperative nausea and vomiting. Instruments used by Rhodes INVR. Data analysis used SPSS test with Mann-Withney. Results: There was a significant difference in respondents' scores (p-value = 0.000, < 0.05). In addition, it showed a difference in the average score of the test between the control group (19.00) and the invention group (3.00), with an average difference of 16.00. Conculsion: The application of cold drinks in PONV has proven to be more effective in reducing vomiting nausea. This method can be used as an alternative method in meeting the needs of body fluids when getting complaints of nausea vomiting. To achieve the goal of preventing the occurrence of the impact of vomiting nausea such as preventing dehydration.
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA ANAK SEKOLAH DENGAN METODE ROLE PLAY UNTUK MEMINIMALKAN DISTRES HOSPITALISASI
Eva Oktaviani;
Susmini .;
Jhon Feri
ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 Juni (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (228.508 KB)
|
DOI: 10.36086/j.abdikemas.v3i1.639
School age is a time when it is prone to various diseases, so it is not uncommon for children to be hospitalized. Being treated in a hospital (hospitalization) is an unpleasant and distressing experience of a child's crisis. Distress during hospitalization can affect health status. Efforts to reduce anxiety are very important when the child has not been treated as a preventive measure. The purpose of this community service activity is to increase children's knowledge about techniques to reduce hospitalization distress. The method used is health education with the role play method. The number of activity participants was 15 grade 4 elementary school students. Evaluation of the activity using pre and posttest scores. There was an increase in the mean score from the pre-test which was categorized quite good (53.4%) to be good at the posttest score (86.7%). Health education with the role play method can increase the knowledge of elementary school students to minimize negative experiences when the child is hospitalized. The introduction of the hospital environment from an early age can be applied as a pre-hospital effort to provide an overview of children's knowledge about hospital care procedures.
Penerapan Metode Swaddling Untuk Meminimalkan Nyeri Pada Neonatus dengan Asfiksia Selama Pemasangan infus
Eva Oktaviani;
Bambang Soewito;
Tri Ulfa Amelda
JKM : Jurnal Keperawatan Merdeka Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan Merdeka
Publisher : Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Palembang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (547.318 KB)
|
DOI: 10.36086/jkm.v2i1.1217
Latar Belakang : Asfiksia Neonatorum adalah keadaan gawat bayi yang tidak dapat bernapas spontan, sehingga dapat menurunkan kadar oksigen dan merupakan kasus terbanyak kedua di Ruangan Melati RSUD Dr Sobirin Kabupaten Musi Rawas. Bayi dengan Asfiksia memerlukan perawatan khusus, sehingga akan menempatkan bayi pada posisi harus mendapatkan tindakan yang banyak menimbulkan stres dan menyakitkan seperti pemasangan infus. Nyeri yang terjadi pada periode kritis bayi menyebabkan stres akut dan mengakibatkan komplikasi jangka pendek dan panjang, sehingga diperlukan tindakan nonfarmakologis untuk meminimalkan nyeri yaitu dengan metode swaddling. Tujuan dari penelitian adalah menerapkan intervensi keperawatan metode swaddling pada neonatus dengan asfiksia untuk meminimalkan nyeri selama pemasangan infus. Metode : Metode penelitian adalah studi kasus dengan jumlah subjek sebanyak 2 orang bayi, dengan kriteria inklusi asfiksia neonatorum ringan-sedang dan akan dilakukan pemasangan infus. Penerapan metode swaddling dengan menggunakan bedong bayi. Nyeri diukur dengan menggunakan skala NIPS. Hasil : Hasil yang diperoleh pada subjek pertama dengan kategori skala nyeri ringan (2), dan subjek kedua dengan kategori skala nyeri ringan (2). Kesimpulan : Penerapan metode swaddling dapat dijadikan sebagai bagian dari asuhan perkembangan pada bayi selama prosedur invasif
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN KARTU TUMBUH KEMBANG PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS USIA DINI
Eva Oktaviani;
Susmini Susmini;
Indah Dewi Ridawati
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Periode keemasan merupakan masa penting bagi tumbuh kembang anak, sehingga pada masa ini pemantauan diperlukan untuk mendeteksi adanya keterlambatan. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) usia dini berpotensi mengalami hambatan dalam perkembangannya. Oleh karena itu, identifikasi sedini mungkin pada ABK di usia keemasannya juga perlu dilakukan agar dapat dilakukan intervensi sesegera mungkin. Aspek keterlambatan dapat diidentifikasi dengan menggunakan media kartu tumbuh kembang. Kartu ini dapat digunakan untuk mengkaji gangguan pada aspek perkembangan, sehingga dapat diberikan stimulasi yang tepat. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah melakukan skrining tumbuh kembang anak menggunakan kartu tumbuh kembang pada ABK usia dini, sehingga dapat diketahui sektor keterlambatan anak. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di PAUD Uswatun Hasanah Kota Lubuklinggau. Metode yang digunakan adalah pelatihan dan praktik penggunaan kartu tumbuh kembang langsung kepada ABK usia dini. Total peserta sebanyak 25 anak (7 ABK dan 18 anak kelas reguler). Evaluasi kegiatan adalah penilaian gambaran perkembangan anak menggunakan kartu tumbuh kembang sebelum dan sesudah diberikan stimulasi dengan menggunakan alat permainan edukatif. Ada peningkatan kemampuan perkembangan anak dari 25,6% menjadi 41,5% dengan kategori Mulai Berkembang (kelompok ABK), dan 47,5% menjadi 50,3% dengan kategori Berkembang Sesuai Harapan (kelompok kelas reguler). Kegiatan ini memberikan efek baik terhadap peningkatan kemampuan perkembangan anak. Oleh sebab itu, pemantauan tumbuh kembang ABK usia dini penting dilakukan sejak dini untuk mengetahui tahapan perkembangan milestone anak.