Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP KONTRASEPSI PILIHAN ISTRI Lia Agustin; Rafiqoh Zulfa Nur Jannah
Bahasa Indonesia Vol 6 No 1 (2017): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka upaya pengendalian jumlah penduduk, pemerintah menetapkan program keluarga berencana. Salah satu keberhasilan Keluarga Berencana adalah partisipasi istri dan suami dalam pemakaian alat kontrasepsi.Di Indonesia para istri pada umumnya dalam memutuskan mengenai perawatan kesehatan yaitu 28,5 % . Pengambilan keputusan oleh suami yaitu 25,7% . Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan sikap suami pasangan usia subur terhadap kontrasepsi pilihan istri. Desain penelitianini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian semua suami pasangan usia subur di RW 3 Dusun Kenton, dengan teknik total sampling diperoleh sampel sejumlah 60 responden. Variabel pada penelitian ini adalah sikap suami pasangan usia subur terhadap kontrasepsi pilihan istri. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Lokasi penelitian di RW 3 Dusun Kenton Desa Manyaran Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri. Waktu penelitian 28 Mei – 16 Juni 2017. Pengolahan data dengan cara editing, coding, scoring, tabulating. Data dianalisis menggunakan rumus T pada skala likert.Hasil penelitian didapatkansuami yang memiliki sikap kognitif positif yaitu 40 responden (66,7%), adapun suami yang memiliki sikap afektif negatif yaitu 33 responden (55%), dan suami yang memiliki sikap konatif positif yaitu 35 responden (58,3%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar suami mengetahui mengenai alat kontrasepsi, menginginkan ikut berpartisipasi dalam pemilihannya, dan merasa telah ikut serta dengan pilihan kontrasepsiistrinya. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kontrasepsi ditentukan oleh kedua belah pihak yaitu suami dan istri.
PHBS Implementation in Pondok Pesantren During Covid-19 Pandemic In Kediri East Java, Indonesia, 2021 Nining Istighosah; Hengky Irawan; Aprilia Nurtika Sari; Dian Rahmawati; Lia Agustin; Widya Kusumawati
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.629 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i1.1886

Abstract

During the Covid-19 Pandemic, Pondok Pesantren environment can be a risky place for disease transmission because Pondok Pesantren are places where students gather in one room, such as sleeping, eating, studying and using shared bathrooms. With the condition of Pondok Pesantren with inadequate health support facilities and clean and healthy living behaviors that have not become the daily habits of the students, it takes commitment from the Pesantren Leaders and the active role of all students to make efforts to prevent disease transmission which can be done by increasing the application of Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS is a set of behaviors that are practiced such as washing hands with soap, wearing masks, not smoking, consuming balanced nutrition, staying in the boarding school, avoiding crowds, keeping the environment clean and others, on the basis of awareness as a result of learning that makes the pesantren community able to helping himself to play an active role in preventing the transmission of COVID-19 to realize the health of the pesantren community. The purpose of this activity is to establish cross-sectoral partnerships in increasing the knowledge and awareness of students and all residents of Pondok Pesantren in the application of PHBS. The methods used are surveys, needs analysis and health education. The result of this activity is the willingness and ability of the Pondok pesantren community in implementing PHBS and health protocols, especially during the COVID-19 pandemic.
ANALISIS PERBEDAAN PARAMETER STIMULASI PSIKOSOSIAL PADA BALITA STUNTING DAN NORMAL Lia Agustin; Dian Rahmawati
JURNAL KEBIDANAN Vol 11 No 1 (2022): JURNAL KEBIDANAN ( JKDH )
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35890/jkdh.v11i1.253

Abstract

Pengaruh stimulasi psikososial pada balita sangat besar, hal ini dapat menentukan kemampuan balita dalam setiap tahapan perkembangan. Perkembangan dalam hal motorik kasar, motorik halus, kognitif, sosial emosi dan bahasa. Dari hasil riset kesehatan menunjukkan angka kejadian stunting mengalami peningkatan mulai dari tahun 2007 sampai 2013 yaitu dari 29,2 % sampai 40,9 %. Dampak dari stunting dapat menurunkan kecerdasan anak. Penelitian ini menganalisis perbedaan parameter stimulasi psikososial pada balita stunting dan normal. Rancangan penelitian ini adalah menggunakan metode observasional, dengan populasi seluruh balita di Bangkok kecamatan Gurah Kabupaten Kediri sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampel diambil 25 balita stunting dan 25 balita normal (tidak stunting). Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan instrument HOME. Kemudian data dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan pada parameter stimulasi belajar balita stunting dengan normal dengan nilai Sig (2-sided) 0,046, variasi stimulasi pada anak dengan nilai Sig (2-sided) 0,008, hukuman positif dengan nilai nilai Sig (2-sided) 0,001 yang berarti nilai p value kurang dari 0,005. Pada parameter stimulasi bahasa didapatkan nilai nilai Sig (2-sided) 0,905, lingkungan fisik nilai nilai Sig (2-sided) 0,145, kehangatan dan penerimaan serta parameter stimulasi akademik nilai p value 0,652 dan parameter modeling nilai nilai Sig (2-sided) 0,694 dimana nilai p value yang > 0,005 berarti tidak terdapat perbedaan. Peran keluarga sangat penting dalam pemberian stimulasi pada anak balita guna untuk mengasah tahap perkemangan, selain itu pendampingan oleh nakes dan monitoring juga sangat dibutuhkan pada balita stunting.
EDUKASI KESEHATAN TENTANG KERAGAMAN PANGAN PADA PENDAMPING BALITA DI POSYANDU DESA BANGKOK KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI Lia Agustin; Dian Rahmawati; Nining Istighosah; Aprilia Nurtika Sari; Widya Kusumawati; Yunda Dwi Jayanti; Suherni
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 5: Oktober 2021
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i5.380

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan anak balita merupakan indikator status gizi bangsa. Kekurangan gizi pada balita akan berdampak panjang pada balita salah satunya resiko kecacatan, bahkan sampai dengan kematian. Asupan gizi balita dapat dipenuhi oleh keragaman pangan. Upaya yang dilakukan yaitu memberi edukasi kepada masyarakat, fokus penyelenggaraan di kegiatan posyandu di desa Gurah. Hasil dari recall di dapatkan persentase dari 100 balita dengan keragaman pangan yang tinggi yaitu 4%, sedang 16 %, rendah 5%. Keberhasilan dari kegiatan ini yaitu antusias peserta dilihat dari banyaknnya pertanyaan yang masuk, menanggapi materi yang diberikan, keseriusan dan juga keaktifan peserta melakukan kunjungan ke posyandu untuk mematau status gizi balitanya.
Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting Lia Agustin; Dian Rahmawati
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 4 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18.408 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v4i1.715

Abstract

Latar Belakang : Stunting adalah kondisi  tubuh anak yang pendek akibat dari kekurangan gizi yang kronis. Kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh balita disebabkan karena berbagai faktor seperti kemiskinan,  kurangnya kesadaran akan kesehatan, kecukupan gizi yang kurang dan juga pola asuh yang kurang benar. Dampak yang timbulkan akibat dari stunting yaitu pada menurunya tingkat kecerdasan dan  kerentanan terhadap penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pendapatan keluarga dengan kejadian stunting Subjek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan case control. Populasi penelitian adalah seluruh balita usia 24-59 bulan di Desa Bangkok Kecamatan. Gurah Kabupaten Kediri pada bulan Agustus 2020. Dengan tehnik Fixed Disease Sampling didapatkan sampel 25 balita stunting usia 24-59 bulan sebagai kelompok kasus dan 25 balita normal usia 24-59 bulan sebagai kelompok kontrol. Variabel dependen adalah kejadian stunting, sedangkan variabel independen adalah pendapatan keluarga. Pengukuran stunting berdasarkan pengukuran Tinggi Badan/Umur yang dikonversikan dalam Z-score. Pengukuran pendapatan keluarga dengan kuesioner dan wawancara. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan uji Fisher’s exact test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76%  keluarga balita stunting memiliki pendapatan dibawah Upah minimum regional , sedangkan keluarga yang tidak stunting sebanyak 36% memiliki pendapatan dibawah UMR. Secara statistik pendapatan keluarga berhubungan dengan kejadian stunting p=0.001 (OR=5.63;CI 95% 1.65 hingga 19.23).Kesimpulan: Pendapatan keluarga berhubungan dengan kejadian stunting. Keluarga dengan pendapatan kurang dari Upah Minimum Regional  memiliki kemungkinan 6 kali mengalami stunting.