Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Perkembangan Pendidikan dan Pengajaran Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945 Zuriatin Zuriatin
Pendikdas: Pendidikan Dasar Vol 3, No 01 (2022): Mei 2022
Publisher : STKIP HARAPAN BIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/pendikdas.v3i01.114

Abstract

Sistem pendidikan yang diterapkan pada masa pendudukan Jepang difokuskan pada kebutuhan perang Jepang. Kala menguasai Indonesia, Jepang tengah menghadapi Perang Asia Timur Raya. sekolah dasar di Indonesia pada masa pendudukan Jepang menekankan pendidikan praktis, tidak seperti sistem Belanda yang hanya membina dan memelihara sisi akademis. kurikulum pada saat itu telah di Japanisasi melalui pengenalan mata pelajaran baru, seperti bahasa Jepang, pendidikan jiwa/mental, pendidikan jasmani, dan kegiatan kejuruan. kebijakan pendidikan yang ditempuh militer Jepang di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah menghapus bahasa Belanda di sekolah, melarang menggunakan dan mengajar bahasa Inggris dan Prancis, mengajarkan bahasa Jepang di sekolah dasar dan menengah, dan melakukan akreditasi bahasa Melayu/Indonesia sebagai bahasa nasional yang digunakan di sekolah untuk kepentingan administrasi. Jepang menganti dualisme pendidikan yang sebelumnya di terapkan oleh belanda yaitu pendidikan eropa dan pendidikan bumi putera, pemerintah Jepang juga menghapus ajaran sejarah Belanda dan Eropa dan menggantinya dengan sejarah Asia, Jepang, dan Indonesia. Mereka juga menerapkan aktivitas fisik dan mengadakan latihan militer di sekolah menengah secara intensif
Merdeka Belajar Melalui Model Pembelajaran Blended Learning Zuriatin Zuriatin
Pendikdas: Pendidikan Dasar Vol 3, No 2 (2022): November 2022
Publisher : STKIP HARAPAN BIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/pendikdas.v3i2.148

Abstract

Merdeka belajar merupakan program kebijakan dari  Kemendikbud RI, Prinsip merdeka belajar diharapkan dapat mempercepat proses reformasi pendidikan di Indonesia yang selama ini dianggap tidak mengalami penigkatan. Medikbud bahkan menggagas istilah deregulasi pendidikan karena regulasi pendidikan selama ini dinilai menghambat proses pencapaian reformasi pendidikan bermuara pada kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia. Perkembangan  ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat pada masa pandemic  covid 19 menuntut pendidik untuk melakukan inovasi pembelajaran di kelas dengan mengunakan model pembelajaran yang baru. Perkemambangan teknologi sangat mempengaruhi model pembelajaran dalam pendidikan yaitu pembelajaran jarak jauh (PJJ), sharing resource bersama antar lembaga pendidikan di dalam sebuah jaringan menjadi hal yang lumrah pada masa pandemi dan Era Merdeka Belajar saat ini. Di tengah banyaknya model, metode dan berbagai inovasi pembelajaran saat ini Blended Learning di nilai merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk di terapkan pada pelaksanaan pendidikan di era merdeka belajar saat ini yang sedang di terapkan di Indonesia
Pelatihan Pengembangan Skill Bahasa Inggris melalui Kegiatan School Camp di SMA Sederajat Kecamatan Woha Ramli Ramli; Fitri Ningsi; Zuriatin Zuriatin; Nurhidayat Nurhidayat; Fitria Sarnita
Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Edisi Januari - Juni 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/bajpm.v3i1.259

Abstract

Permasalahan pada proses pembelajaran bahasa Ingris bukan hanya dijumpai pada penguasaan bahasa namun juga pada aplokasi dari setiap detail bahasa yang merupakan pengejewantahan dari Bahasa Inggris itu sendiri. hal tersebut dapt dilator belakangi oleh berbagai hal salah satunya adalah kurang maksimalanya evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh pengajar terhadap materi kebahasaan yang telah diajarkan. Karena Bahasa inggris adalah bahasa internasional yang harus diberi perhatian khusus terhadapa pemahaaman dan pengunaaannya, banyak Guru yang hanya menjelaskan penggunaaan namun tidak mengevaluasi pengguanaan dari masing-masing skill tersebut dalam hal aplikatif. Kegiatan Peletihan dan pengembangan skill tersebut akan menjadi langkah yang sangat strategis dalam penguatan skill bahasa inggris yang telah diajarkan didalam ruang kelas, kegiatan-kegiatan Ekstrakurikuler kebahahasaan akan menjadi solusi dari masalah tersebut, peserta didik yang ditatar dan dilatih dalam konsep penggunaan bahasa dalam kondisi yang telah disetting dalm konsep School Camp adalah solusi terbaik yang akan menjadi wadah pengembangan skill kebahasaan yang dimilki oleh peserta didik, Karen apeserta didik akan diarahkan pada realita penggunaan bahasa, mengaktifkan 4 skill bahasa inggris yang dimilki, dan digunakan secara aktif dalam kurun waktu pelaksanaan school camp tersebut, yang akan dihandle oleh para mentor untuk menguatkan skill-skill tersebut. disamping penguatan skill tersebut seluruh peserta didik yang tergabung dalam kegiatan school camp akan dapat memiliki skill yang mereka senangi sehingga proses school camp yang dilakukan akan lebih terarah. pola kegiatan school camp dilakukan secara berkala dalam kurun waktu 1 tahun, dan dilakukan secara berkala ditiap weekend sebagai bentuk evaluasi konsep yang telah ditanamkan oleh pengajar dalam ruang kelas. sehingga materi yang telah ditanamkan tersebut dalam dievaluasi dan ditibdaklajuti oleh para mentor dalm kegiatan school Camp.
GENDER DAN KAJIAN TEORI TENTANG WANITA Nurhasanah Nurhasanah; Zuriatin Zuriatin
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 1 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i1.1190

Abstract

Seyogyannya perbedaan gender yang melekat dan mendarah daging dalam masyarakat tidaklah menjadi masalah selama tidak menimbulkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan antara mereka yang terlibat dalam hal ini laki-laki dan perempuan, namun kenyataannya yang terjadi di tengah masyarakat tidaklah demikian adanya. Dalam kehidupan bermasyarakat dijumpai adanya ketidakadilan dan ketidaksetaraan dari keberlakuan konsep gender tersebut seperti: marginalisasi, subordinasi, kekerasan, beban kerja dan stereotype negative terhadap perempuan. Permasalahan-permasalahan terhadap perempuan ini juga dikaji dengan beberapa teori yang membedakan antara laki-laki dan perempian, apa sesungguhnya yang menyebabkan adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan ditenganh masyarakat.
Peran Kaum Perempuan Dalam Meningkatkan Perekonomian Keluarga Melalui Tenun Tradisional Tembe Ngoli Di Kelurahan Ntobo Bima NTB Zuriatin Zuriatin; Sri Yuliyanti
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i2.1480

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang peran kaum perempuan dalam meningkatkan perekonomian keluarga melalui kearifan lokal tenun di Kelurahan Ntobo yang dimana mengkaji beberapa pokok permasalahan sesuai yang tercantum pada rumusan masalah, yaitu bagaimana peran kaum perempuan dalam meningkatkan perekonomian keluarga melalui kearifan lokal tenun tradisional di Kelurahan Ntobo Bima NTB, Apa saja motif tenun yang di hasilkan kaum perempuan di Kelurahan Ntobo dalam meningkatkan perekonomian keluarga dan bagaimana pengaruh peran kaum perempuan di Kelurahan Ntobo dalam meningkatkan perekonomian keluarga melalui kearifan lokal tenun tradisional di Kelurahan Ntobo Bima NTB. Hasil penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: (A.) Peran kaum perempuan dalam meningkatkan perekonomian keluarga melalui kearifan lokal tenun tradisional di Kelurahan Ntobo NTB memiliki peran yang sangat penting yaitu selain menjadi ibu rumah tangga, sebagai pendidik anak, sebagai pengolah keluarga, juga berperan dalam pertumbuhan ekonomi keluarga maupun masyarakat Ntobo melalui kerajinan tenunannya.(B.) Secara umum jenis tenun yang dihasilkan kaum perempuan di Kelurahan Ntobo Bima NTB ada 2 jenis yaitu nggoli dan salungka namun ada banyak motif-motif dari tenunan tersebut yang dikembangkan oleh masyarakat. Diantaranya ada nggoli dengan motif garis atau garis dan salungka dengan motif ngusu waru, salungka motif fare, salungka cori waji atau weri dan salungka kabate. (C.) Pengaruh Peran Kaum Perempuan Dalam Meningkatkan Perekonomian Keluarga Melalui Kearifan Lokal Tenun di Kelurahan Ntobo Bima NTB, sangat berpengaruh dan membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan baik sandangan, pangan dan papan serta untuk menyekolahkan anak.
PENDIDIKAN KESEHATAN CTPS SEBAGAI PEMUTUS RANTAI KUMAN PENYEBAB INFEKSI DAN PENYAKIT Anggih Tri Cahyadi; Syafruddin; Abd Haris; Mirham Nurul Hairunis; Nurul Hairunis; Suriya Ningsyih; Hairunisa; Ihsan; Zuriatin; Sri Yanti
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 6 No 4 (2023): APTEKMAS Volume 6 Nomor 4 2023
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36257/apts.v6i4.8294

Abstract

Health Education on the Steps of Handwashing with Soap (CTPS) plays a crucial role in breaking the chain of germ transmission that can cause infections and diseases, especially in the Elementary School environment. The aim of this service is to enhance children's knowledge and attitudes to correctly apply the steps of handwashing with soap (CTPS) in their daily lives, both within and outside the school environment. This activity is expected to prevent the risk of infections and diseases transmitted through contaminated objects, thereby improving the children's health status. The method used in carrying out community service activities is to convey information through a lecture method, namely a presentation combining educational games and ending with the practice of washing hands with soap (CTPS). The service was conducted at SDN 03 Wera on May 31, 2023. The outreach activities carried out received quite high enthusiasm where the students of SDN 03 Wera were very interested in discussing the benefits of CTPS health education. CTPS health education at SDN 3 Wera is an extraordinary step. This shows a commitment to not only providing information, but also creating an environment where healthy practices like CTPS become a natural part of children's daily routines.
Optimalisasi Pelayanan Perizinan dengan Sistem Online Single Submission (OSS) dalam Mempercepat Pembangunan di Kota Bima Nurlaila Nurlaila; Nurhasanah Nurhasanah; Zuriatin Zuriatin
Gemawisata: Jurnal Ilmiah Pariwisata Vol. 20 No. 3 (2024): Jurnal Ilmiah Pariwisata
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/gemawisata.v20i3.390

Abstract

This study aims to evaluate the effectiveness of the Online Single Submission (OSS) system in enhancing licensing services and accelerating development in Bima City. Employing a qualitative descriptive approach, the research collected data through interviews, observations, and documentation, analyzing the implementation of OSS at the Investment and Integrated One-Stop Service Office (DPMPTSP). The results indicate that the implementation of OSS has improved the speed, accuracy, transparency, and accessibility of licensing services. The licensing process, which previously took a long time, can now be completed within a maximum of one week. Digital socialization and real-time tracking features have also improved public understanding and reduced misuse of authority. However, the effectiveness of OSS is still hindered by several challenges, such as limited staff, inadequate budget, technical disruptions, and digital divides. Technical issues like system and network disruptions, along with resistance to change, further obstruct the process. To address these challenges, improvements in technology infrastructure, competency training, and increased transparency are required. Overall, although OSS has had a positive impact, further efforts are needed to overcome existing challenges to ensure the system's optimization in supporting the acceleration of development in Bima City.
Transformasi Digital Pelayanan Publik: Tantangan dan Prospek dalam Implementasi E-Government di Kabupaten Bima Nurlaila Nurlaila; Zuriatin Zuriatin; Nurhasanah Nurhasanah
Public Service and Governance Journal Vol. 5 No. 2 (2024): Juli: Public Service and Governance Journal
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/psgj.v5i2.1468

Abstract

The urgency of this research lies in the importance of digital transformation in enhancing the quality of public services in Bima Regency. This study employs a qualitative descriptive approach to explore digital transformation in public services in Bima Regency. The research subjects involve local government officials, SKPD employees, and the general public to obtain a broad perspective on the obstacles and solutions in digital transformation. The research findings indicate that the implementation of e-Government faces various significant challenges, including accessibility, digital literacy, cultural and organizational changes, official support, and budget allocation. Bima Regency requires an inclusive and affordable approach to develop e-Government services accessible to all layers of society, including those in remote areas and vulnerable groups. Digital literacy emerges as a crucial factor in confronting digital transformation, and structured digital literacy programs can assist the public and government employees in acquiring the necessary knowledge and skills. Cultural and organizational changes are also vital in adopting e-Government, necessitating organizational restructuring, capacity building, and continuous learning. Support from officials and public awareness are also crucial factors in the successful implementation of e-Government. With commitment from officials and public awareness of the benefits of e-Government, local governments can accelerate technology adoption and ensure widespread participation from all layers of society. Additionally, adequate budget allocation is crucial in supporting the development of e-Government, enabling the construction of robust technological infrastructure and enhancing service accessibility.
The Reconstruction of Local Wisdom as Socio-Political Ethics: A Conceptual Inquiry into the Philosophy of Maja Labo Dahu in Bima Society Zuriatin, Zuriatin; Nurhasanah, Nurhasanah; Junaidin, Junaidin; Nurlaila, Nurlaila
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 6 No. 3 (2025): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/syntaximperatif.v6i3.712

Abstract

This study aims to deeply investigate the philosophical and performative position of local values, particularly Maja Labo Dahu, within the socio-political ethical configuration of Bima society as a response to moral disorientation in the modern social order. Employing a historical-interpretive qualitative approach, this research integrates historical methods (heuristics, source criticism, interpretation, and historiography) with Pierre Bourdieu’s theory of social practice and cultural hermeneutics to uncover how the values of maja (shame) and dahu (fear) are constructed, reproduced, and interpreted transgenerationally as symbolic capital and public ethics. The findings reveal that Maja Labo Dahu is not merely a cultural relic, but a transcendental value system embodied in the habitus of Bima society, functioning as an imperative ethical institution that guides social actions and political legitimacy through affective and spiritual dimensions. This value system serves as a moral mechanism capable of disciplining social spaces without relying on the hegemony of formal regulation, thereby making it highly relevant as an ethical architecture for public policy, character education, and values-based leadership praxis. The study further indicates that the revitalization of local values such as Maja Labo Dahu can serve as a form of resistance against the erosion of public morality in the age of globalization, while simultaneously offering a conceptual foundation for constructing a substantive civic ethics rooted in the ontological relationship between humans, community, and the Divine within the Islamic-Bima cultural sphere.
Dampak Kebijakan Agraria Pemerintah Kolonial Belanda terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Pulau Jawa, 1870-1940 Zulyanti, Mutiara; Zuriatin, Zuriatin; Syahbuddin, Syahbuddin; Hidayat, A. Gafar
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 9 No 2 (2025): Agustus
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v9i2.31774

Abstract

This study examines the impact of Dutch colonial agrarian policies and the socioeconomic conditions of farmers on the island of Jawa during the period 1879–1940, with a focus on the implementation of the Agrarische Wet 1870 and the domein verklaring principle, which transformed land into a commodity and farmers into laborers without sovereignty. Using historical research methods including heuristics, source criticism, interpretation, and historiography, this study utilizes colonial archives, official documents, and secondary literature. Weber’s sociological “Verstehen” approach is employed to analyze the policy’s impact on class, status, and power dimensions within the social structure of colonial villages. The results of the study show that although it formally recognized customary rights, this policy legitimized the seizure of uncertified land from the people and leased it to foreign private companies for up to 75 years. As a result, farmers lost access to land, experienced proletarianization, became trapped in debt, and were forced to work for low wages on plantations. Land liberalization strengthened foreign capital dominance, triggered socioeconomic inequality, and gave rise to various forms of resistance, ranging from open rebellion to sabotage. This study concludes that colonial agrarian policies not only transformed the economic structure but also eroded social cohesion and peasant sovereignty, leaving a legacy of deep agrarian inequality in Jawa.