This Author published in this journals
All Journal Matriks Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ANALISIS BANJIR BERDASARKAN METODE GABUNGAN O’DONNEL-MUSKINGUM CUNGE DAN PEMETAAN BANJIR DI KELURAHAN SUMBER, KOTA SURAKARTA Elsa Sellyana Putri; Raden Roro Rintis Hadiani; Endah Sitaresmi Suryandari
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.317 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i1.36525

Abstract

Kelurahan Sumber merupakan salah satu kelurahan di Kota Surakarta yang berada pada elevasi rendah dan mempunyai outlet saluran yang kurang baik sehingga menyebabkan terjadi banjir. Sungai yang menjadi penyebab banjir adalah Kali Gajah Putih. Banjir di kelurahan Sumber dianalisis dengan melakukan penelusuran banjir dengan metode gabungan O’Donnel-Muskingum Cunge dan pemetaan banjir dengan Sistem Informasi Geografis. Debit banjir rencana yang diperhitungkan adalah Q5, Q10, Q25, Q50, dan Q3-harian.Debit banjir rencana pada DAS Kali Gajah Putih dihitung dengan menggunakan metode HSS SCS menghasilkan debit banjir periode ulang 5 Tahun (Q5) adalah 16,780 m3/detik,  debit banjir periode ulang 10 Tahun (Q10) adalah 19,729 m3/detik, debit banjir periode ulang 25 Tahun (Q25) adalah 24,012 m3/detik, debit banjir periode ulang 50 Tahun (Q50) adalah 27,627 m3/detik,  serta debit banjir rencana maksimum akibat hujan 3 harian maksimum bulanan terjadi pada bulan Desember dengan debit rencana sebesar 18,838 m3/detik. Hasil perhitngan debit banjir rencana akan digunakan sebagai nput penelusuran banjir.Berdasarkan hasil penelusuran banjir dengan metode gabungan O’Donnel-Muskingum Cunge pada Kali Gajah Putih didapatkan bahwa tidak terjadi banjir di Kelurahan Sumber akibat hujan pada periode ulang dan hujan 3 harian maksimum bulanan. Peelusuran banjir dilakukan berdasarkan data pengukuran penampang melintang sungai pada bulan April tahun 2018. Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa normalisasi sungai yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta pada Kali Gajah Putih dapat mencegah banjir di Kelurahan Sumber akibat meluapnya Kali Gajah Putih. 
ANALISIS NERACA SUMBER DAYA AIR DAS KEDUANG Abdul Ghoffar Ahmad BS; Raden Roro Rintis Hadiani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.936 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36541

Abstract

Ketersediaan air menjadi hal yang penting untuk diperharikan. Semakin banyak air digunakan, maka ketersediaannya akan semakin berkurang. Oleh karena itu perlu diakukan penelitian mengenai neraca Air, agar nantinya bisa dibuat perencanaan yang baik, sehingga air masih dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data curah hujan, data klimatologi, jumlah penduduk, jumlah ternak, data industri, data perikanan, kalender tanam, dan luas lahan irigasi.  Penelitian ini menggunakan metode GR2M sebagai metode untuk menganalisis Hujan-Debit. Komponen kebutuhan Air disesuaikan dengan SNI 6728.1 tahun 2015 meliputi kebutuhan Rumah tangga, Perkotaan, Industri, Kebutuhan Peternakan, perikanan, Irigasi dan kebutuhan Air untuk pemeliharaan sungai. prediksi curah hujan dihitung menggunakan metode SARIMA dengan bantuan Aplikasi Minitab 18. Analisis evapotranspirasi disesuaikan dengan RSNI –T-01 tahun 2004. Peta Neraca sumber daya air dibuat dengan aplikasi ArcGIS 10.2.1.Neraca Air pada tahun 2017 Pada sub DAS titik Kontrol 1 terjadi surplus terbesar terdapat pada Bulan Februari  sebesar 4,161 x 106 m3/bulan. Sedangkan defisit terbesar terjadi pada bulan Nopember dengan devisit sebesar 6,926 x 106 m3/bulan. Pada sub DAS titik Kontrol 2 terjadi defisit terbesar terjadi pada bulan Nopermber dengan defisit sebesar 239,862 x 106 m3/bulan. Prediksi Neraca Air pada Tahun 2018, Pada sub DAS titik Kontrol 1 terjadi Surplus terbesar terdapat pada Bulan Februari  sebesar 5,838 x 106 m3/bulan. Sedangkan defisit terbesar terjadi pada bulan Oktober dengan defisit sebesar 6,157 x 106 m3/bulan. Pada sub DAS titik Kontrol 2 terjadi surplus Air terbesar pada bulan Februari sebesar 7,444 x 106 m3/bulan. Sedangkan Defisit terbesar terjadi pada bulan Nopermber dengan defisit sebesar 234,838  x 106 m3/bulan.
OPTIMASI DIAMETER PIPA PESAT PADA MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) Tsani Rakhmawati; Raden Roro Rintis Hadiani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.028 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37081

Abstract

Sungai memiliki potensi energi yang dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik. Sungai Kendat, yang terletak di Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali dipilih menjadi lokasi penelitian karena debitnya yang ada sepanjang tahun. Lokasi sungai tersebut dekat dengan perumahan yang mengalami keterbatasan listrik sehingga berpotensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Hasil survei menunjukkan ada site terjunan yang berpotensi menghasilkan daya. Berdasarkan hal tersebut dilakukan simulasi optimasi diameter pipa pesat pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro agar diperoleh daya yang maksimum dengan biaya yang minimum. Metode yang digunakan berdasarkan analisis kehilangan energi pada pipa pesat untuk memperoleh tinggi jatuh efektif. Debit dan tinggi jatuh efektif merupakan variabel terpenting untuk menghitung potensi energi pada turbin. Turbin yang digunakan merupakan jenis Propeller Open Flume yaitu turbin yang bekerja dengan memanfaatkan aliran keluar pipa hisap (draft tube). Hasil penelitian menunjukan grafik hubungan diameter dan daya. Diameter pipa berbanding lurus dengan tinggi jatuh efektif dan daya, sedangkan berbanding terbalik dengan kehilangan energi. Analisis yang dilakukan pada model dengan debit 0,26 m3/detik, menghasilkan tinggi jatuh efektif sebesar 2,78 m, daya (Po) = 5,63 kW, D= 12 inchi.
PEMETAAN ANGKA KEAMANAN LERENG BERDASARKAN DATA HUJAN (STUDI KASUS : BUKIT GANOMAN, DESA KORIPAN, KECAMATAN MATESIH, KABUPATEN KARANANYAR) Pengkuh Jalu Kurniawan; Raden Harya Dananjaya; Raden Roro Rintis Hadiani
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2018): Juni 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (986.194 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i2.36573

Abstract

   Karanganyar merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang tergolong sebagai lokasi rawan longsor, sebanyak 34 titik di 8 kecamatan di Kabupaten Karanganyar teridentifikasi rawan longsor. Salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng adalah hujan. Hujan dengan intensitas tinggi (>100 mm/hari) dapat memicu terjadinya longsor, hal tersebut dikarenakan air hujan yang terinfiltrasi kedalam tanah menyebabkan proses penjenuhan tanah sehingga massa tanah meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat peta angka keamanan lereng akibat pengaruh  hujan dan sudut kemiringan dilokasi bukit Ganoman, Desa Koripan, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.Data tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah data tanah primer yang diperoleh dari sampel tanah tidak terganggu dan data sekunder tanah yang diambil dari penelitian sebelumnya di lokasi yang sama. Data hujan yang digunakan adalah data hujan dua harian maksimum selama tahun 2015 dan 2016 dari stasiun hujan Matesih dan Karanganyar. Asumsi lama hujan yang terjadi adalah hujan 6 jam-an. Data variasi kemiringan diperoleh dari ASTER GDEM Kabupaten Karanganyar. Ketebalan tanah jenuh akibat infiltrasi air hujan dihitung menggunakan metode Green-Ampt. Stabilitas lereng dihitung menggunakan software GeoStudio Slope/W. Dan kemudian SF yang diperoleh dari Geostudio Slope/W diplotkan ke peta Rupa Bumi sehingga didapatkan peta risiko longsor. Dari hasil penelitian diketahui bukit Ganoman memiliki variasi kemiringan lereng berkisar antara 0 hingga 45 derajat dan hujan dua harian maksimum yang terjadi pada tahun 2015 dan 2016 dengan intensitas hujan 6 jam-an adalah 17,219 mm/jam, sehingga menyebabkan ketebalan tanah jenuh (Hsat) berkisar antara 3,8 hingga 5,48 meter. Berdasarkan kriteria Bowles (1989) klasifikasi lereng bukit Ganoman adalah : 1) Lereng dengan kondisi stabil, yaitu lereng yang mempunyai kemiringan 0º hingga 30º, 2) lereng dengan kondisi kritis, yaitu lereng yang mempunyai kemiringan 31º hingga 35º, dan 3) lereng dengan kondisi labil, yaitu lereng yang mempunyai kemiringan 36º hingga 45º. 
ANALISIS KAPASITAS DRAINASE SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN BANJIR DI KELURAHAN SANGKRAH, SURAKARTA Imam Nor Sholi; Raden Roro Rintis Hadiani; Endah Sitaresmi Suryandari
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2020): Juni
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1051.512 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i2.44177

Abstract

Kelurahan Sangkrah berada di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Kelurahan Sangkrah dilewati oleh Sungai Pepe Hilir dan Kali Jenes. Pada bantaran sungai sering terjadi banjir dan genangan. Salah satu cara untuk upaya pengendalian banjir adalah dengan menganalisis sistem kerja  drainase di Kelurahan Sangkrah. Analisis sistem drainase dihitung dengan metode Hidrograf Satuan Sintesis Soil Conservation Service. Analisis flood routing dilakukan dengan software HEC-RAS dengan aliran unsteady flow. Dari hasil pemetaan itu didapatkan volume banjir yang diolah dengan excel. Sedangkan debit puncak saluran drainase dihitung dengan rumus manning.Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa volume banjir yang melimpah dari Sungai Pepe Hilir akibat Q5 sebesar 1943,7 m3/jam, akibat Q10 adalah sebesar 2714,1 m3/jam, akibat Q25 sebesar 3278,4 m3/jam, dan akibat Hujan dua harian maksimum adalah sebesar 8795,8 m3/jam. Drainase yang direncanakan dalam keadaan normal memiliki kapasitas tampung sebesar 1013066,96 m3/jam dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dimensi saluran drainase rencana dapat menampung volume banjir yang terjadi pada periode ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, dan hujan 2 harian.
ANALISIS BANJIR TAHUNAN KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN WATERSHED MODELLING SYSTEM (WMS) Bagas Hendi Pratama; Raden Roro Rintis Hadiani; Setiono Setiono
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 3 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1540.482 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i3.36499

Abstract

Kota Surakarta dilewati oleh beberapa sungai. Akibatnya di Kota Surakarta sering terjadi banjir di apabila terjadi curah hujan yang tinggi. Untuk mengetahui debit banjir yang terjadi perlu dilakukan analisis secara hidrologi pada DAS. Untuk mengetahui luasan dan kedalman banjir yang terjadi perlu dilakukan analisis hidrolika pada sungai atau saluran. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui nilai Curve Number (CN) DAS Kota Surakarta, puncak debit aliran, potensi luasan, dan potensi kedalaman banjir. Pada penelitian Analisis pada DAS digunakan Watershed Modelling System (WMS) dan simulasi aliran menggunakan HEC-RAS. Debit yang dihitung merupakan debit aliran periode ulang 5, 10, 25, dan 50 tahun. Metode perhitugan debit aliran menggunakan metode SCS. Sungai yang dianalisis adalah Brojo, Gajah Putih, Grenjeng, Krembyongan, Pepe Hulu, Pepe Hilir, Premulung dan Wingko. Berdasarkan penelitian didapatakan CN DAS Kota Surakarta adalah 67,86. Debit puncak pada DAS paling besar, yaitu DAS Pepe Hulu didapatkan Q5 = 74,468 m3/s, Q10 = 91,475 m3/s Q25 = 110,393 m3/s, dan Q50 = 122,816 m3/s. Potensi luasan total banjir periode ulang 5 tahun = 539871 m2, 10 tahun = 82535 m2, 25 tahun = 1032881 m2, dan 50 tahun = 1091835 m2. Potensi Kedalaman banjir periode ulang 5 tahun = 5,09 m, 10 tahun = 5,57 m, 25 tahun = 8,02 m, dan 50 tahun = 8,23 m. Kelurahan Banyuanyar berpotensi mengalami luasan banjir paling besar dan kedalaman banjir paling tinggi.
ANALISIS BANJIR DAN PEMETAAN KAWASAN TERDAMPAK BANJIR DI KELURAHAN LAWEYAN, KOTA SURAKARTA Edo Suryo Utomo; Raden Roro Rintis Hadiani; Endah Sitaresmi Suryandari
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 3 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v7i3.36489

Abstract

Kelurahan Laweyan merupakan  salah satu kelurahan di Kota Surakarta yang sering tergenang banjir. Kelurahan Laweyan dilewati oleh Sungai Premulung dan terdapat pertemuan  Sungai Premulung dan Sungai Brojo.  Salah satu bentuk dari penanganan banjir yaitu dengan memetakan kawasan terdampak banjir. Analisis kawasan terdampak banjir dilakukan berdasarkan data hujan yang terjadi, data sungai dan peta kontur Kelurahan Laweyan. Debit rencana dihitung dengan metode Hidrograf Satuan Sintetis  Soil Conservation Service. Analisis banjir dan pemetaan dilakukan dengan bantuan software HEC-RAS. Dengan simulasi aliran unsteady flow, dengan debit periode ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun, dan hujan dua harian maksimum.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis banjir dengan debit periode ulang 5 dan 10 tahun tidak terjadi banjir. Luasan wilayah tergenang banjir dengan debit periode ulang 25 tahun seluas 14.081,59 m2 dengan durasi genangan 30 menit dan persentase wilayah tergenang sebesar 6,08%. Luasan wilayah terganang banjir dengan debit periode ulang 50 tahun seluas 37.518,82 m2 dengan durasi genangan 1,5 jam dan persentase wilayah tergenang sebesar 16,20%.  Luasan wilayah terganang banjir dengan debit dua harian maksimum seluas 79.824,68 m2 dengan durasi genangan 2 jam dan persentase wilayah tergenang sebesar 34,46%.
ANALISIS KEKERINGAN HIDROLOGI BERDASARKAN METODE AMBANG BATAS (THRESHOLD LEVEL METHOD) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI Bagas Dwi Purwantoro; Raden Roro Rintis Hadiani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v7i1.36526

Abstract

Fenomena yang sering terjadi di Indonesia yang juga merupakan bencana tahunan yang melanda beberapa wilayah adalah kekeringan. Salah satu wilayah yang menjadi tinjauan adalah di Daerah Aliran Sungai Keduang yang berada di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Kekeringan hidrologi juga dapat dideteksi melalui debit. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai Indeks Kekeringan Hidrologi (IKH) dan mengetahui kriteria kekeringan berdasarkan defisit dan surplus yang terjadi menggunakan analogi kriteria dari Oldeman yang kemudian dapat dipetakan ke dalam ArcGIS.Penelitian ini berupa pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna pengambilan keputusan dan kesimpulan. Perhitungan debit dilakukan dengan metode NRECA dan kemudian diambil threshold Q50 dan Q80 dengan distribusi gamma. Analisis kekeringan menggunakan metode Threshold Level Method di DAS Keduang dan kemudian krieria kekeringan berdasarkan pada kriteria bulan kering dari Hadiani, R., tahun 2009 yang merupakan analogi dari kriteria kering Oldeman. Didapat hubungan antara indeks kekeringan hidrologi dengan debit 15 harian dan dilakukan pemetaan pada ArcGIS.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui defisit  serta indeks kekringan di DAS Keduang. Hasil analisis menunjukan bulan kering berpotensi terjadi pada bulan Juli – bulan Oktober pada periode kering dengan Indeks Kekeringan Hidrologi paling tajam sebesar – 0,0677 yang masuk pada kategori amat sangat kering di DAS Keduang. Grafik yang didapat dengan scatter plot didapatkan garis yang linear dengan persamaan garis y = 385,24x + 27,876. Hasilnya kemudian dipetakan ke dalam ArcGIS agar diketahui bagaimana persebaran kekeringannya.
PENELUSURAN BANJIR BERDASARKAN ANALISIS METODE KINEMATIK BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KELURAHAN SANGKRAH, SURAKARTA Nabilla Khairunnisa Ishadi; Raden Roro Rintis Hadiani; Endah Sitaresmi Suryandari
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.014 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i3.36562

Abstract

Kelurahan Sangkrah merupakan salah satu wilayah di Kota Surakarta yang biasa tergenang banjir akibat limpasan air dari Kali Pepe Hilir yang mengalir di sebelah utara dari daerah kelurahan. Salah satu tindakan penanganan banjir adalah dengan membuat pemetaan wilayah tergenang berdasarkan penelusuran banjir dengan metode Kinematik. Penelusuran banjir (flood routing) dilakukan untuk mengetahui debit banjir yang terjadi, yang kemudian akan dipetakan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Pemetaan banjir dilakukan berdasarkan Q5, Q10, Q25, Q50, Q100, dan Q3-harian.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa debit banjir rencana periode ulang 5 Tahun (Q5) adalah 37,295 m3/detik, berpotensi menghasilkan tinggi muka air maksimum 1,702 m dan luasan tergenang 9.290,346 m2. Debit periode ulang 10 Tahun (Q10) adalah 41,4855 m3/detik berpotensi menghasilkan tinggi muka air maksimum 1,876 m dan luasan tergenang 10.083,676 m2. Debit periode ulang 25 Tahun (Q25) adalah 44,475 m3/detik, berpotensi menghasilkan tinggi muka air maksimum 1,970 m dan luasan tergenang 10.314,6 m2. Debit periode ulang 50 Tahun (Q50) adalah, 49,224 m3/detik, berpotensi menghasilkan tinggi muka air maksimum 2,117 m dan luasan tergenang 10.352,767 m2. Debit periode ulang 100 Tahun (Q100) adalah 52,204 m3/detik, berpotensi menghasilkan tinggi muka air maksimum 2,207 m dan luasan tergenang 10.473,183 m2. Debit banjir rencana maksimum akibat hujan 3-harian maksimum tahunan terjadi pada tahun 2007 yakni sebesar 101,73 m3/detik, berpotensi menghasilkan tinggi muka air maksimum 3,601 m dan luasan tergenang 12.880,043 m2.
ANALISIS KEKERINGAN HIDROLOGI BERDASARKAN METODE MOISTURE ADEQUACY INDEX (MAI) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TEMON KABUPATEN WONOGIRI Esthi Rahmawati RW; Raden Roro Rintis Hadiani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 3 (2019): SEPTEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.066 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i3.36488

Abstract

Wonogiri merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki curah hujan rendah sehingga wilayah ini berpotensi terjadi bencana kekeringan karena ketersediaan air terus menurun, salah satu daerah aliran sungai yang terdampak yaitu DAS Temon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks kekeringan hidrologi dan ketersediaan air. Salah satu cara untuk mengatasi dampak bencana kekeringan yaitu dengan memperhitungkan indeks kekeringan hidrologi dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Temon. Indeks kekeringan hidrologi dihitung berdasarkan Metode Moisture Adequacy Index (MAI) yang merupakan perbandingan antara evapotranspirasi potensial dan aktual dengan klasifikasi menurut CAZRI (Central Arid Zone Research Institute), sedangkan perhitungan ketersediaan air menggunakan metode FJ Mock dengan output debit 15 harian. Dari hasil analisa perhitungan tersebut dibuat sebuah peta persebaran menggunakan Software ArcGIS selain itu dibuat grafik korelasi antara debit dan indeks. dari hasil analisis perhitungan indeks yang telah dilakukan nilai minimum indeks kekeringan yaitu 0,73 yang masuk dalam kriteria kering ringan sedangkan nilai maksimum indeks sebesar 0,97 dengan kriteria normal. Trend bencana kekeringan selanjutnya dapat diprediksi melalui grafik hubungan antara debit dan indeks dengan persamaan linier y = 0,7118x - 0,5256 dimana y adalah debit dan x adalah indeks.