H. Opod
Universitas Sam Ratulangi

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU YANG ANAKNYA DI RAWAT RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Rinaldi, Putu Agus; Opod, H.; Pali, Cicilia
e-Biomedik Vol 1, No 3 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i3.3267

Abstract

Abstract. Knowledge is the result of the idea and someone did this happen after sensing on a particular object. Anxiety is a normal thing that happens in the growth, changes, new experiences and discoveries can accompany meaning of life and self-identity. The higher one's education will be more easily and able to deal with stress.Individually anxious can interfere especially with the lack of knowledge of the problems faced. The purpose of this study is to find the relationship of knowledge about dengue fever with a mother whose son is anxiety levels treated parts department Prof children Dr. R. D. Kandou Manado. This study used a questionnaire rating their knowledge and Hamilton Anxiety Scale (HARS) with a sample of 71 respondents.Based on the results of the study found that there are 32 good knowledgeable mothers (45,07%) were knowledgeable mothers 39 (54,93%). While there were 59 maternal anxiety (83,10%) severe anxiety, there were 12 mothers (16,90%). Based on statistics by using Fisher's Exact Test is used as an alternative test of the Chi Square test are not eligible where one column value must be at least 5,41. Based on the analysis at 95% confidence level and error rate α = 0.05 shows the p-value = 0.000 <α = 0.05 level. Therefore we can conclude that H0 is rejected and Ha is accepted that there is a significant correlation between maternal knowledge about dengue fever with maternal anxiety levels that treated her son Prof parts. Dr. R. D.Kandou Manado. Keyword:Knowledge, Anxiety, DBDAbstrak. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan pada suatu objek tertentu. Kecemasan adalah sesuatu yang normal terjadi dalam pertumbuhan, perubahan, pengalaman baru dan dapat menyertai penemuan arti hidup dan identitas diri. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin mudah dan mampu menghadapi stres yang ada. Secara individu cemas dapat mengganggu apa lagi disertai dengan pengetahuan yang kurang terhadap masalah yang dihadapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan pengetahuan tentang demam berdarah dengue dengan tingkat kecemasan ibu yang anaknya di rawat RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan kuesioner Pengetahuan dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dengan jumlah sampel 71 responden. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan, yang berpengetahuan baik ada 32 ibu (45,07%), berpengetahuan sedang 39 ibu (54,93%). Sedangkan kecemasan sedang ada 59 ibu (83,10%), kecemasan berat ada 12 ibu (16,90%). Berdasarkan statistik dengan menggunakan Uji Fisher Exact yang digunakan sebagai Uji alternative dari Uji Chi Square Test yang tidak memenuhi syarat dimana salah satu nilai kolomnya harus minimal 5,41. Berdasarkan hasil analisis pada tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan α = 0,05 menunjukkan nilai p = 0,000 <α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang demam berdarah dengue dengan tingkat kecemasan ibu yang anaknya di rawat RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Kata kunci:Pengetahuan, Kecemasan, DBD
GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA NEGERI XI MANADO Alfiah, Gesti; Opod, H.; Sinolungan, J.` S.V.
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.1164

Abstract

Abstract: Emotional intelligenceis the ability to recognize one's own emotions, managing emotions themselves, motivating one self, recognizing emotions in others, managing emotions in others and motivate others. While learning achievementis the resultof a study of learning activities based on the measurement and assessment of learning outcome sin academic areas are embodied in the form of number sin there port card. When students have high emotional intelligence, it will improve learning achievement. Susceptible adolescents aged 11-16 years with astudent status, emotional intelligence is the ability to regulate one's emotional life with intelligence. The research objective was to determine the level of the general purpose of emotional intelligenceand learning achievementin students, a special purpose to know the descriptionof emotional intelligence that is about recognizing your own emotions, managing emotions yourself, motivate yourself and recognize other people's emotions, managing emotions in others, as well as motivating others, and learning achievement at the student has with an average value of report cards. The study population was Manado XI Junior High School student sin 2011/2012. Data collection procedures using a questionnaire. The data presented in tabular form as well as analysis of the frequency distribution of cross presentation use. Conclusion: The study found that emotional intelligence is and average student achievements were. Key Words: emotional intelligence, learning on student achievement     Abstrak: Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,  mengelola emosi orang lain dan memotivasi orang lain. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka dalam rapor. Bila siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi belajar. Remaja dengan rentang usia 11-16 tahun yang berstatus siswa, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi. Tujuan penelitian adalah tujuan umum untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional dan prestasi belajar pada siswa, tujuan khusus untuk mengetahui gambaran kecerdasan emosional yakni tentang mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri dan mengenali emosi orang lain, mengelola emosi orang lain, serta memotivasi orang lain, dan   prestasi belajar pada siswa yakni tentang nilai rata rata raport. Populasi penelitian adalah siswa SMP Negeri XI Manado tahun 2011/2012. Prosedur pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Data disajikan dalam bentuk tabel serta analisis presentasi.dan menggunakan distribusi frekuensi silang. Simpulan: Hasil penelitian didapatkan bahwa kecerdasan emosional siswa sedang dan rata rata prestasi sedang. Kata kunci: kecerdasan emosional dan prestasi belajar pada siswa.
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PASIEN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA PRE OPERASI LAPARATOMI DI RSUP. PROF.Dr.R.D. KANDOU MANADO Erawan, Wayan; Opod, H.; Pali, Cicilia
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.4612

Abstract

Abstrak: Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Angka kejadian dari kecemasan perioperative diketahui 11% - 80% diantara pasien dewasa. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan proporsi pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi yang mengalami kecemasan, dan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik non probability sampling yaitu consecutive sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner  Hamilton Anxiety Scale (HARS). Penelitian dilakukan pada 32 responden di RSUP Prof.dr.R.D.Kandou Manado pada bulan november sampai desember 2012. Analisis data menggunakan uji statistik yaitu independent sampel T-Test. Hasil penelitian didapatkan responden laki-laki, tidak cemas (40%), cemas ringan (26,67%), cemas sedang (33,33%), sedangkan pada responden perempuan diperoleh hasil, tidak cemas (23,53%), cemas ringan (17,65%), cemas sedang (35,29%), cemas berat (23,53%). Berdasarkan uji statistik nilai P-value sebesar 0,024, berarti H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien laki-laki dan perempuan pre operasi laparatomi. Kata kunci: Kecemasan, laparatomi, laki-laki, perempuan.     Abstract: Anxiety is a signal that disenchants; warns threatening dangers and gives someone the chance to take action in order to overcome the incoming threats. The incidence of perioperative anxiety has been reported with range 11% to 80% among adult patients. The study objective is to determine the difference in proportion between male and female pre-laparotomy surgery patients who experience anxiety, and know the difference in the level of anxiety of male and female pre-laparotomy surgery patients. This observation is an analytic study with cross sectional approach. The sampling technique is by using non probability sampling; which is consecutive sampling. The data colletion method is by using questionnaire, Hamilton Anxiety Scale (HARS). The observation was done toward 32 respondents in Prof.dr.R.D.Kandou General Hospital from November to December 2012. The data analysis is by using statistical test; independent sample T-test. The observation among male respondents  results in without anxiety (40,%), with mild anxiety (26,67%), with moderate anxiety (33.33%), while among female respondents results in without anxiety (23.53%), with mild anxiety (17.65%), with moderate anxiety (35.29%), and with severe anxiety (23.53%). According to the statistical test, resulting in P-value of 0.024, that H0 is rejected and Ha is accepted. In conclusion, there are differences in the level of anxiety between male and female pre-laparotomy surgery patient. Keyword: anxiety, laparotomy, male, female.
HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN JERAWAT (ACNE VULGARIS) PADA REMAJA KELAS X-XII IPA SMAN 9 BINSUS MANADO Tampi, Feggy Esterlita Irene; David, Lydia; Opod, H.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.11054

Abstract

Abstract: Acne is a chronic inflammatory disease of the pilosebaceous follicles which generally occurs in adolescence and can heal itself. Teenagers who have acne problems often have problems associated with self-confidence. Self-confidence is an attitude or feeling confident of his own abilities. Individuals who have the self-confidence have a positive feelings toward him. Individuals who do not believe themselves to have shy behavior and cannot adjust to the environment. This study aims to assess the scientific self-confidence level correlation with acne in adolescents classes X-XII Science at SMAN 9 Binsus Manado. This research uses a cross-sectional study with a sample of 130 people. The results showed the value of correlation coefficient are -0.144 where this value showed a negative correlation between self-confidence with acne and the value of correlation coefficient are 0.144, the correlation between two variables is very weak with significance value at 0.103 > 0.05, which means there is no significant correlation between self-confidence with acne. So it can be concluded that this hypothesis is rejected, meaning that there is no significant correlation between self-confidence with acne.Keywords: Acne, Self-confidence, AdolescentsAbstrak: Jerawat adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Remaja yang mengalami masalah jerawat seringkali mempunyai masalah yang berkaitan dengan kepercayaan diri. Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan sendiri. Individu yang mempunyai kepercayaan diri memiliki perasaan positif terhadap dirinya. Individu yang tidak percaya diri mempunyai perilaku malu dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara ilmiah hubungan tingkat kepercayaan diri dengan jerawat pada remaja kelas X-XII IPA SMAN 9 Binsus Manado. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian rancangan cross sectional dengan jumlah sampel 130 orang. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,144 dimana nilai ini menujukkan hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan jerawat dan dari nilai koefisien korelasi 0,144 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah dengan nilai signifikansi 0,103 > 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara kepercayaan diri dengan jerawat. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak, artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara kepercayaan diri dengan jerawat.Kata Kunci: Jerawat, Kepercayaan diri, Remaja
HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN OBESITAS PADA SISWA SMA REX MUNDI MANADO Rupang, Indra; Opod, H.; Sinolungan, Jehosua
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.4371

Abstract

Abstract: Obesity is an increase in body weight exceeds the limit of skeletal and physical requirements as a result of the accumulation of excess fat in the body. In the adolescents, obesity will also affect the psychosocial development including self-confidence. Adolescent obesity is shunned by her/his friends have a tendency to have low self esteem and a sense of pessimism. Self esteem is a belief to be able to behave as expected and desired. The research aimed to know the correlation self esteem in students who are obese at Rex Mundi High School Manado. This research uses retrospective observational study with cross-sectional (cross-sectional) with samples 50 people. Sampling in this study was purposive sampling. Measurement tool that was used is the self esteem scale with reliability (?) = 0.896. Then all collected data were analyzed using Pearson Product Moment Correlation which supported by SPSS 20 program for windows. The results showed the self esteem in obese adolescents who are in the moderate category 26 peoples (52%). According to Pearson analysis, the result are r =  -0.676 and p = 0.000. This indicates that there is a negative correlation between self-esteem and obesity at significance level 0.05. Negative correlation means, if the variable X increases, the variable Y decreases. So the higher the obesity rate, the lower the students' confidence. Keywords: Obesity, Self-Esteem.  Abstrak: Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh. Pada kelompok remaja, obesitas akan berpengaruh pula pada perkembangan psikososial termasuk kepercayaan diri. Remaja obesitas yang dijauhi oleh teman-temannya memiliki kecenderungan untuk mengalami kepercayaan diri yang rendah dan rasa putus asa yang besar. Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkat kepercayaan diri pada siswa yang mengalami obesitas di SMA Rex Mundi Manado. Penelitian ini merupakan restrospektif observasional dengan rancangan cross sectional (potong lintang) dengan jumlah sampel 50 orang. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala kepercayaan diri dengan reliabilitas (?) = 0,896. Metode analisis data dilakukan dengan teknik korelasi Pearson Product Moment menggunakan program SPSS 20 for windows. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepercayaan diri pada remaja yang obesitas berada pada kategori sedang sebanyak 26 orang (52%). Hasil analisis data diperoleh hasil r = -0,676 dan p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan obesitas pada taraf signifikansi 0,05. Hubungan negatif berarti, jika variabel X meningkat maka variabel Y menurun. Jadi semakin tinggi tingkat obesitas siswa maka semakin rendah kepercayaan dirinya. Kata Kunci: Obesitas, Kepercayaan Diri.
HUBUNGAN KEBAHAGIAAN DENGAN STATUS SOSIAL PADA KELUARGA DI KELURAHAN TANJUNG BATU Maniku, Shatory F. S.; Sinolungan, J. S. V.; Opod, H.
e-Biomedik Vol 2, No 3 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i3.6009

Abstract

Abstract: Happiness is a situation or good feelings, peaceful, and satisfied from human being. Social status is a description of a condition of some people or a society that seen from social and economics. That description are about education, income and so on. Purpose on this research is to know the relationship about happiness with social status of a family in Kelurahan Tanjung Batu. low social status classes. Statistical Methods: of data collected using questionaire. Number of subject total is 93. Using correlation of Pearson – product moment. Result: Result of this research seen on happiness table distribution, 88 subject (95%) with good happiness and 5 subject (5%) have bad happiness. From the social status table distribution, 43 subject (46%) have high social status, 41 subject (44%) have medium social status and 9 subject (10%) have test  result r= 0,044 and p= 0,676. Conclusion: there is no relationship between happiness and social status of a family. Keywords: Happiness, Social Status, Family.   Abstrak: Kebahagiaan adalah suatu keadaan atau perasaan senang, tentram, damai, dan puas dalam diri seseorang. Status sosial adalah suatu gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi. Gambaran itu seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan sebagainya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kebahagiaan dengan status sosial pada keluarga di kelurahan Tanjung Batu. Metode: Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan pada 93 responden. Menggunakan uji statistik yaitu uji korelasi Pearson – product moment. Hasil: berdasarkan distribusi tabel kebahagiaan adalah sebanyak 88 responden keluarga (95%) memiliki kebahagiaan yang baik, 5 responden (5%) tidak bahagia. Berdasarkan tabel distribusi status sosial, didapati jumlah keluarga yang memiliki status sosial atas adalah sebanyak 43 responden (46%), 41 responden (44%) status sosial sedang, serta 9 responden (10%) status sosial bawah. Sedangkan berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Pearson – product moment didapatkan r= 0,044 dengan p= 0,676. Simpulan: tidak terdapat hubungan antara kebahagiaan dengan status sosial pada keluarga. Kata Kunci: Kebahagiaan, Status Sosial, Keluarga.
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN KEBAHAGIAAN KELUARGA DALAM MASYARAKAT DESA BETELEN 1 KECAMATAN TOMBATU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Damongilala, Sifra; Opod, H.; Sinolungan, J. S. V.
e-Biomedik Vol 2, No 2 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i2.5000

Abstract

Abstract: Background and objective: To determine the real meaning of happiness in one family is a difficult thing to do. This things happen because every individual in a family have their own way to determine happiness. Sosial economic status often become a tool in measuring a family happiness. The objective of this research is to know the correlation of sosial economic status with family happiness in Betelen 1 TombatuMinahasa Tenggara. Methods: Data gathering by using and filling the research questioner. The family happiness questioner. This research was conducted in Betelen 1 TombatuMinahasa Tenggara. Result: From 101 study subject researcher obtained 56 family with low sosial economic status , 24 family with average sosial economic status, and 21 family with high sosial economic status. And then all the samples was tested using pearson correlation test. And the following result is obtained : p = 0.918 > α = 0.05 staticly the result is not significant. Conclusions: There is no correlation between sosial economic status with family happiness. Keywords: sosial economic status, family happiness.     Abstrak: Latar belakang dan tujuan: Menentukan apa arti yang sebenarnya dari kebahagiaan sebuah keluarga merupakan hal yang sulit dilakukan. Hal ini terjadi karena setiap orang dalam suatu keluarga memiliki pandangan tersendiri dalam memaknai kebahagiaan. Status social ekonomi seringkali menjadi barometer pengukuran kebahagiaan sebuah keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status social ekonomi dengan kebahagiaan keluarga pada masyarakat Betelen 1 kecamatan Tombatu kabupaten Minahasa Tenggara. Metode: Pengumpulan data dengan pengisian kuesioner penelitian. Kuesioner kebahagiaan keluarga. Penelitian ini dilakukan pada keluarga-keluarga yang ada di desa Betelen 1 kecamatan Tombatu Kabupaten Minahasa Tenggara. Hasil: Dari 101 subjek penelitian, terdapat 56 keluarga status sosial ekonomi bawah, 24 status sosial ekonomi menengah, dan 21 keluarga status sosial ekonomi atas kemudian di uji menggunakan uji korelasi pearson di dapatkan hasil p = 0.918 > α = 0,05 secara statistik tidak bermakna. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara status sosial ekonomi dengan kebahagiaan keluarga. Kata kunci: status sosial ekonomi, kebahagiaan keluarga.
Hubungan tingkat kepercayaan diri dengan jerawat (acne vulgaris) pada remaja di SMAN 7 Manado Ompi, Elga Elfina; David, Lydia; Opod, H.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.11049

Abstract

Abstrak. Remaja dengan penampilan fisik berjerawat yang tidak sesuai dengan gambaran idealnya, dikatakan memiliki kepercayaan diri tinggi apabila ia mampu menerima dengan realistis dan mensyukuri serta bertindak positif sedangkan kepercayaan diri rendah apabila remaja tersebut merasa tidak puas, malu, kecewa dan menolak keadaan dirinya. Jerawat atau acne vulgaris adalah peradangan folikel sebasea yang ditandai oleh komedo, papula, pustula, kista dan nodulus di wajah, leher, badan atas dan lengan atas. Jerawat cukup merisaukan karena berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya keindahan wajah penderita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kepercayaan diri dengan jerawat. Jenis penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan waktu cross sectional (potong lintang). Subyek penelitian adalah siswa/i kelas X-XII SMA Negeri 7 Manado yang berjerawat dengan jumlah 90 responden yang dipilih dengan cara purposive sampling. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan jerawat digunakan teknik analisis Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara jerawat dengan kepercayaan diri sebesar -0,068, artinya jerawat dengan kepercayaan diri memiliki hubungan negatif dimana keeratan korelasinya sangat lemah (<0,20) sehingga dapat dikatakan tidak terdapat hubungan signifikan antara kepercayaan diri dengan jerawat (Sig=0,523). Artinya, kondisi fisik dalam hal ini jerawat bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri. Konsep diri, pengalaman, pendidikan merupakan faktor internal dan orang tua, teman sebaya dan masyarakat merupakan faktor eksternal yang bisa mempengaruhi kepercayaan diri. Responden yang memiliki kepercayaan diri tinggi walaupun berjerawat tidak berorientasi pada penampilan fisik semata, karena mereka merasa yakin akan kemampuan dan potensi dirinya pada hal-hal yang lain.Kata kunci: Remaja, Kepercayaan Diri, Jerawat.Abstract. Adolescents with acne in physical appearance that doesn’t like the ideal appearance, is said that have confidence when he can accept realistically, still feel grateful and act positively while low confidence if these adolescents are not satisfied, embarrassed, disappointed, and rejected themselves. Acne vulgaris is the inflammation of the sebaceous follicles characterized by comedones, papules, pustules, cysts and nodules on the face, neck, upper trunk and upper arms. Acne is troubling because it is related to the degradation of self confidence due to the beauty of the face.This study aimed to analyze the relationship between the level of confidence with acne. This type of study is correlational with cross sectional approach. The subjects are SMAN 7 Manado students who have acnes with 90 respondents chosen by purposive sampling. Spearman Rank analysis techniques is used to.The results showed that the correlation coefficient between acne with confidence at -0.068, meaning the relationship between acne and confidence is negative which the closeness of the correlation is very weak (<0.20) so that it canbe said there is no significant relationship between confidence with acne (Sig = 0.523). It means, the physical appearance in this case the acne is not the only factor affecting confidence. Self-concept, experience, education is the internal factors and their parents, peers and the community are the external factors that can affect confidence. Respondents with high self confidence eventhough have acnes are not oriented on their physical appearance alone, , because they feel confident in the ability and potential for him in other things.Keywords: Adolescents, Confidence, Acne.