Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MEMBANGKITKAN SEMANGAT PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) RUMAH TANGGA DI RANCAEKEK Hasan Sidik; Neneng Konety; Savitri Aditiany
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2018): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.084 KB) | DOI: 10.24198/kumawula.v1i1.19485

Abstract

This research tries to discuss the processing of Hazardous and Poisonous Substances Waste (B3) in the closest community that is namely household B3 waste. Rancaekek is a sub-district with a large number of industries, for a long time the people of the region felt the negative impact of industrial waste on their environment but did not find an effective solution until now. Therefore this research was conducted with the aim of trying to provide socialization and education regarding the management of B3 waste to the people in the Rancaekek sub-district by practicing at the household level. This is an effort to reduce pollution of B3 waste in this sub-district. The research method used is qualitative and the technique of data collection was carried out by interviewing the people scattered in the Rancaekek area, namely Rancaekek Wetan Village, Rancaekek Kulon and Linggar Village. From this research, the community now understands the basic knowledge of B3 waste which not only comes from industry but also in daily life can not be separated from products containing B3 waste. Through this socialization, the community gained more knowledge about the types of B3 waste explained by the Government Regulation No. 85 of 1999. Then also an explanation of the management of household B3 waste in order to reduce the impact of household B3 waste by referring to the rules of Government Regulation No.101 of 2014. The stages of B3 waste management consist of: a) Temporary Storage of B3 Waste; b) Transport of B3 Waste; and c) B3 Waste Storage and Collection.
SOSIALISASI CITRA BARU PENCAK SILAT SEBAGAI SOFT POWER INDONESIA KEPADA SISWA SMP NEGERI 2 KOTA BANDUNG Assyfa Narulita; Candra Muhammad Fajar; Reannissa Sabrina Nova Riesma; Junita Budi Rahman; Savitri Aditiany; Dadan Surya Dipura
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2019): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v2i1.23461

Abstract

Citra Pencak Silat di kalangan anak muda masih terbatas hanya sebagai warisan seni-budaya kuno, statis dan tidak menarik. Padahal Pencak Silat semakin dikenal di dunia, dan diperlukan oleh Indonesia sebagai sumber soft power di era globalisasi masa kini. Oleh karena itu artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan sosialisasi mengenai citra baru Pencak Silat sebagai soft power Indonesia  kepada murid SMP 2  di kota  Bandung oleh tim mahasiswa dan Dosen Universitas Padjadjaran dalam kegiatan PKM. Tujuannya adalah untuk menanamkan kesadaran kolektif  pelajar SMP sejak usia dini mengenai Pencak Silat sebagai soft power Indonesia yang perlu dilestarikan dan diamalkan. Sosialisasi dilaksanakan dengan menggunakan strategi komunikasi yang berpedoman pada siapa, apa dan bagaimana materi substansi disampaikan. Melalui metoda ini sosilisasi terlaksana sesuai dengan bidang kompetensi pihak pemberi sosialisasi sehingga materi substansi bersifat komprehensif dan saling melengkapi dalam memberi pengetahuan dan kesadaran kepada para siswa SMP. Dengan media penyampaian yang menarik bagi sasaran berusia anak muda, telah membuat mereka tampak tertarik dan bersemangat dalam mengikuti proses sosialisasi sebagai langkah awal untuk meminati Pencak Silat.  The image of Pencak Silat among young people is still limited only as an ancient, static and unattractive heritage of ancient arts and cultures. Even though Pencak Silat is increasingly known in the world, and is needed by the Indonesia as a source of soft power in the current era of globalization. Therefore this article aims to describe the socialization activities regarding the new image of Pencak Silat as Indonesian soft power to SMP 2 students in Bandung by the student team and Padjadjaran University Lecturers in PKM activities. The aim is to instill a collective awareness of junior high school students from an early age about Pencak Silat as Indonesia's soft power that needs to be preserved and practiced. The socialization was carried out by using a communication strategy based on who, what and how the material was delivered. Through this method socialization is carried out in accordance with the field of competence of the providers of the socialization so that the substance of the material is comprehensive and complementary in providing knowledge and awareness to junior high school students. With a delivery media that appeals to young people, it has made them look interested and enthusiastic in following the socialization process as a first step to attract Pencak Silat
Gerakan Women’s March Indonesia dengan Amerika Serikat sebagai Aksi Solidaritas Sesama Perempuan Tahun 2017 Raden Arief Meivio Bahari; Savitri Aditiany; Affabile Rifawan
Jurnal Hubungan Internasional Vol. 15 No. 2 (2022): JURNAL HUBUNGAN INTERNASIONAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jhi.v15i2.35092

Abstract

Gerakan Women’s March yang pertama kali muncul pada 4 Maret 2017 di Indonesia. Gerakan ini terjadi karena terdapat banyak isu kesenjangan antara perempuan dan laki-laki, seperti adanya kasus pelecehan atau kekerasan dan masalah kesetaraan gender. Gerakan Women’s March di Indonesia menjadi salah satu Sister Marches dari Women’s March di Amerika Serikat. Riset ini dilakukan dengan metode riset kualitatif dengan analisis deskriptif, serta dengan menggunakan teori feminisme. Hasil riset ini menunjukkan bahwa Women’s March di Indonesia sudah ada dan dilaksanakan dari tahun 2017 hingga 2021 yang merupakan bagian dari gerakan feminisme setelah era reformasi, dan sebagai bagian dari gerakan feminisme gelombang keempat yang berkaitan dengan feminisme dalam ranah Hubungan Internasional. Dalam hal ini, dengan adanya globalisasi yang menyebar tanpa kenal batas wilayah, maka Women’s March berkonvergensi menjadi gerakan transnasional yang membumikan isu nasional khususnya di Indonesia. Women’s March menjadi gerakan sisterhood dengan gerakan yang sama di Washington 2017, dan sisterhood dengan gerakan Women’s March yang ada di kabupaten atau kota di Indonesia.
Ancaman Impor Sampah Ilegal terhadap Keamanan Lingkungan di Indonesia, 2016-2019 Amanda Raissa Shafira; Satriya Wibawa; Savitri Aditiany
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/padjir.v4i1.32458

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan impor sampah ilegal dapat mengancam keamanan lingkungan di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengimpor limbah sebagai bahan baku untuk industri dalam negeri. Namun, sejak tahun 2018, peningkatan impor yang drastis mengungkap bahwa telah terjadi banyak kasus impor sampah ilegal yang masuk bersamaan dengan impor bahan baku, terutama kertas dan plastik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menghimpun data dari wawancara serta literatur berupa buku, artikel, dan jurnal yang relevan. Analisis penelitian ini menggunakan konsep keamanan lingkungan yang merupakan bagian dari konsep keamanan manusia. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa impor sampah ilegal yang terjadi di Indonesia selama tahun 2016 hingga 2019 telah mengancam keamanan lingkungan akibat pencemaran yang ditimbulkannya terhadap ketiga aspek lingkungan, yaitu air, tanah, dan udara. Impor skrap plastik dan kertas dengan kontaminan yang sangat tinggi, telah menyebabkan penumpukan sampah di dalam negeri yang kemudian tidak bisa diolah kembali. Seluruh pencemaran terhadap ketiga aspek tersebut membuat lingkungan di sekitar pabrik yang mengimpor sampah ilegal menjadi tidak layak bagi manusia. 
SOSIALISASI PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK DI PONDOK PESANTREN YATIM AL KASYAF CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG Arry Bainus; Dina Yulianti; Deasy Silvya Sari; Savitri Aditiany
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memiliki tujuan untuk menyebarluaskan pemahaman mengenai kedaulatan pangan dan pemberdayaan masyarakat agar melakukan langkah-langkah konkrit dalam mencapai kedaulatan pangan itu. Kegiatan dilakukan dengan cara melakukan sosialiasi konsep kedaulatan pangan dan pemanfaatan sampah organik untuk dijadikan media tanam sayuran yang bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Metode kegiatan ini adalah metode community-based approach, dimana masyarakat diajak berpartisipasi aktif dalam kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini ada tiga poin, yaitu meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai kedaulatan pangan dan peran mereka dalam upaya mencapai kedaulatan pangan; pemahaman bahwa sampah sesungguhnya memiliki nilai ekonomis yang tinggi; dan pemahaman mengenai urban farming.
PENDAMPINGAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DALAM UPAYA MENCAPAI SDG ZERO HUNGER DI DESA CILEUNYI KULON KABUPATEN BANDUNG Dina Yulianti; Arry Bainus; Deasy Silvya Sari; Savitri Aditiany
Jurnal Abditani Vol. 6 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v6i2.269

Abstract

Sustainable Development Goals (SDGs) number 2 is "zero hunger," among the targets mentioned in the SDGs document are stunting prevention and sustainable agriculture. One of the causes of stunting is the lack of nutrition, especially foods that contain iron and zinc, which come from green vegetables. The community service carried out by the Team of the International Relations Study Program at Padjadjaran University integrates these targets by encouraging the village residents to process organic waste as fertilizer and grow vegetables organically. The community service carried out in the RW 22 Cileunyi Kulon Village in the form of assistance and consultation for the village residents so that they are consistent in processing organic waste and growing vegetables that are sources of iron and zinc. In this activity, the team conducted interviews and dialogue with the village residents (who had previously received education on processing organic waste and tools for organic farming) to evaluate their activities so far. Thus, the method used is PRA (Participatory Rural Appraisal), in which the team acts as a facilitator, and residents carry out the activities independently. The findings from this assistance are that consistent residents have strong motivation regarding the benefits of processing organic waste and growing organic vegetables.
Kerja Sama Sister City antara Kota Denpasar dengan Mossel Bay Tahun 2019-2022 Anak Agung Bagus Satriadhiputra Dradjat; Savitri Aditiany
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 7, No 1 (2024): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), August
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v7i1.2227

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis kerja sama sister city antara Pemerintah Kota Denpasar dan Mossel Bay tahun 2019 sampai dengan 2022. Masalah difokuskan pada program yang telah dibentuk dalam memajukan sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan melakukan pertukaran budaya. Hambatan dalam kerja sama ini adalah berlangsungnya pandemi covid-19 yang membuat program kerja sama yang telah dibentuk harus terhenti sementara. Guna mendekati masalah ini dipergunakan acuan teori dari paradiplomasi yang dikemukakan oleh Soldatos dan memiliki turunan konsep sister city yang dikemukakan oleh Donald Bell Souder dan Shanna Bredel. Konsep sister city merupakan kerja sama antara dua kota yang diresmikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh kedua belah pihak di Diaz Hotel, Mossel Bay pada tanggal 27 November 2019. Data-data dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi, adapun hasil dari pengumpulan data ini adalah mengetahui program kerja sama yang dibentuk pada saat terjadinya pandemi covid-19 diantaranya membuat International Tourism Webinar, Entrepreneur SMME Webinar, dan mengundang Mossel Bay agar hadir pada Denpasar Festival secara online. Kajian ini menyimpulkan bahwa kerja sama sister city yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar dan Mossel Bay telah terimplementasi akan tetapi kurang maksimal, hal ini karena program kerja sama dilaksanakan secara online yang membuat pertukaran budaya sulit dilakukan.