Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PERSEPSI DAN RESPON PERUBAHAN RUANG SAKRAL Ari Djatmiko
Jurnal Planologi Unpas Vol 2 No 3 (2015): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.256 KB)

Abstract

Unsur-unsur konsepsi ruang relasional mencakup kekuatan ekonomi dan politik yang mempengaruhi perubahan ruang sakral; persepsi dan respon masyarakat akibat dorongan dan kekuatan yang akan melakukan perubahan ruang sakral, pemahaman masyarakat tentang hakekat ruang sakral serta pola perubahan ruang sakral yang terbentuk. Selain itu, dapat diuraikan pula elemen-elemen berupa pengetahuan masyarakat mengenai ruang sakral dan aktivitas masyarakat dalam memanfaatkan ruang sakral tersebut sebagai elemen yang mempengaruhi persepsi dan respon masyarakat. Dalam konteks ruang relasional, faktor politik ekonomi diwujudkan dengan proses pemaknaan ruang yang berlandaskan pada aspek mental atau pemikiran ruang dari aktor pelaku usaha, profesional, dan pemangku kepentingan, yang dikenal sebagai conceived space/representation of space (representasi ruang). Sedangkan faktor budaya diwujudkan dengan proses pemaknaan ruang yang berlandaskan aspek fisik dan sosial atau pemikiran ruang berdasarkan pemaknaan dan pengalaman hidup warga adat, yang dikenal sebagai perceived space/spatial practice (praktek ruang) dan lived space/representational space (ruang representasional).
Faktor Pengaruh Perubahan Ruang Sakral Ari Djatmiko
Jurnal Planologi Unpas Vol 3 No 2 (2016): Journal of Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Changes sacred space can be judged from the internal side as the change in the physical elements of the space or the object of such changes either addition or subtraction functions; layout and orientation changes as well as changes in the living space. Besides changes in the sacred space can be expressed also on the external side to consider changing the surrounding space/borders that may affect the value of the sanctity of a building or object is sacred, such as changes in the radius of the distance to the closest building, changing the height of the nearby buildings and visibility of the building closest to the direction of the building/object sacred. Changes in the research space associated with the presence of the sacred space from the perspective of Balinese tradition associated with the philosophy of Tri Hita Karana. The explanation is that there are three elements that are interconnected micro space between one and the other in the macro space. In this study, the macro space is a space Desa Adat Kuta in the context of the Tri Hita Karana, while the micro chamber includes a discussion of the elements of space parhyangan, pawongan, and palemahan. Factors influence changes in the public sacred space in the form of Pura Dalem Kahyangan Tunon Pura Dalem, Pura Pesanggaran, generally in the form of pressure, especially business operators hotel business and services that are supported by local governments. While specific public sacred space in the form of catus patha, the move to the present location influenced the indigenous community agreement is also supported by the local government. As for the private sacred space be corrected and the yard, a room change is a response of citizens to social pressure and economic incentives in the form of residential space and business needs.
Persepsi dan Respon Perubahan Ruang Sakral Ari Djatmiko
Jurnal Planologi Unpas Vol 4 No 1 (2017): Journal of Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The elements include a relational space conception of economic and political forces that influence change sacred space; perception and response of the people due to the encouragement and strength that would make changes to the sacred space, the public's understanding of the nature of the sacred space and sacred space alteration pattern is formed. In addition, it can also elaborated elements such as the public's knowledge about the sacred space and community activities in exploiting the sacred space as elements that influence the perception of and response community. In the context of the relational space, economic policy factors realized by the process of interpretation of space based on the mental aspect or thought of the actor space entrepreneurs, professionals, and stakeholders, known as conceived space / representation of space. While cultural factors realized by a process which is based on space meaning the physical and social aspects or ideas of space based on the meaning and life experiences indigenous people, known as the perceived space / spatial practice and lived space / representational space.
Perkembangan Dan Perubahan Ruang Sakral Wilayah Kuta, Bali Ari Djatmiko
Jurnal Planologi Unpas Vol 3 No 1 (2016): Journal of Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The island of Bali as an international tourist destination, has developed physically included in the form of spatial changes. This is in line with the influence of the growing number and mobility of the population in each county, city, and province in general. Economic centers are also open and attractive mobility. Tourist resort certainly influence the direction of the city as the center of the district's economy, one of the Desa Adat Kuta. Desa Adat Kuta motivated by the development of tourism as a phenomenon and the global economy. Its development as a tourist region can not be separated from the development of the area as a place of settlement of the general population. Changes in the research space associated with the presence of the sacred space from the perspective of Balinese tradition associated with the philosophy of Tri Hita Karana. The explanation is that there are three elements that are interconnected micro space between one and the other in the macro space. In this study, the macro space is a space Desa Adat Kuta in the context of the Tri Hita Karana, while the micro chamber includes a discussion of the elements of space parhyangan, pawongan, and palemahan.
Sosialisasi Konsep Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Desa Cikalong, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung Ari Djatmiko; Ratih Rantini; Zulphiniar Priyandoko
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 9, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : LPPM UNINUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.219 KB) | DOI: 10.30999/jpkm.v9i1.410

Abstract

Ketersediaan lahan untuk pertanian merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan Namun, lahan pertanian Indonesia cenderung berkurang akibat konversi lahan. Karena itu, penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan pengaturan alih fungsi lahan pertanian pangan merupakan salah satu kebijakan yang sangat strategis untuk mencapai ketahanan pangan. Salah satu wilayah yang telah menetapkan LP2B adalah Provinsi Jawa Barat melalui Peraturan Gubenur Nomor 44 Tahun 2013 tentang Perlindungan Lahan Pertanian. Dalam Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Barat di bagian rencana pola ruang disebutkan salah satu wilayah yang diarahkan sebagai pertanian lahan basah (padi) adalah Kabupaten Bandung. Namun, tingginya konversi lahan pertanian mengancam eksistensi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Mengingat kebijakan LP2B sangat bergantung kepada kesediaan petani pemilik sawah, maka dipandang perlu untuk mensosialisasikan konsep kebijakan LP2B ini kepada petani agar mereka dapat mendukung kebijakan pemerintah dalam mencapai kedaulatan pangan. Hasil analisis menunjukkan Desa Cikalong memiliki potensi untuk dijadikan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) namun sayangnya tidak didukung oleh pengetahuan dan pemahaman petani terhadap konsep LP2B, sehingga alih fungsi lahan pertanian semakin marak terjadi dan dapat mengancam terwujudnya ketahanan pangan Kabupaten Bandung.
PENDAMPINGAN KELOMPOK MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN PROFIL DESA WISATA LAMAJANG KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG Ari Djatmiko Eko; Ratih Rantini; Meyliana Lisanti; Dami Ramadhany Latuconsina; Lutfi Badra
Abdimas Galuh Vol 5, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i2.11786

Abstract

Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan diarahkan sebagai desa wisata, sehingga perlu mengetahui potret karakteristik pengembangan desa wisata saat ini dengan komponen pengembangan wisata berdasarkan perspektif 4A yaitu Attraction (Atraksi), Accessibility (Aksesibilitas), Amenity (Amenitas), dan Ancillary (Fasilitas Tambahan) sebagai proses penyusunan arahan pengembangan desa wisata dan pembentukan kerjasama pengembangan desa. Metoda pelaksanaan yang dilakukan meliputi (1) Metode literature study; (2) Metode stakeholders approach; (3) Survey atau pengumpulan data; dan (4) Metode pendekatan partisipatif. Adapun hasil dari pengabdian ini adalah profil Desa Wisata Lamajang yang terdiri dari potret 4A. Objek daya tarik wisata yang tersedia yaitu wisata alam, wisata budaya, wisata edukasi, dan wisata minat khusus. Akses menuju Desa Lamajang dapat melalui 3 pintu gerbang utama dan masih terdapat beberapa jalan dalam kondisi kurang baik. Amenitas yang tersedia di masing – masing objek wisata masih terdapat beberapa objek wisata dengan fasilitas yang kurang lengkap. Fasilitas tambahan masih ada yang harus ke luar desa yaitu fasilitas kesehatan. Tersedianya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk mengelola seluruh daya tarik wisata yang ada. Pengabdian ini memberikan kesimpulan bahwa masih perlunya penambahan dan perbaikan beberapa fasilitas pendukung wisata juga perlu adanya pengelolaan yang baik dalam pengembangan desa wisata. Kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan kolaboratif antara stakeholder terkait untuk menyepakati objek dan tujuan wisata yang akan dikembangkan serta potensi dan masalah yang dihadapi dalam pengembangan desa wisata.
KAJIAN WILAYAH PENGENDALIAN RUANG KAWASAN DANAU TEMPE, PROVINSI SULAWESI SELATAN Ari Djatmiko; Deden Syarifudin; Meyliana Lisanti
Moderat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan Vol 9 No 4 (2023): November 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/moderat.v9i4.3612

Abstract

Problem utilization room often occurred in the area around Situ, Lake , Embung And Reservoir (SDEW) in the form of happen occupation body of water, decline water quality , and nonconformity utilization space in the area SDEW boundaries as well around SDEW area . By Because that is necessary study supporter form identification region surrounding control _ lake as part from load device control utilization room in accordance with Candy Agrarian and Spatial Planning / Head Body Land National Number 21 of 2021 concerning Implementation Control Utilization Room And Supervision Structuring Room . In accordance Candy considerations are also included _ formulation identification region control based on on 5 ( five ) aspects study form concentration utilization space , level embodiment space , power support land , domination utilization room And impact negative that arises . Although Thus , the analysis process fifth aspect study the Not yet explained in a way detailed with rule or instruction control utilization more space _ technical . More far away , identify region control utilization room with consider fifth aspect study Still limited studied on a number of studies previous . Based on problem above , goal study This is For find out region control utilization space around _ Tempe Lake in South Sulawesi Province will done with determine zone control And zone pushed through identification concentration utilization space , level embodiment space , power support land , domination utilization space , and impact negative . As for method approach through formulation background behind And problem , formulation objectives , survey , compilation And data analysis as well embodiment product study . As for results analysis region control Lake Tempe shows part big dominated Zone Full /ZK ( as much as 10ZK) and only 1 Zone Driven (ZD).
PERUBAHAN RUANG SAKRAL WILAYAH KUTA, BALI Ari Djatmiko; Zulphiniar Priyandhoko
Jurnal Koridor Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Koridor
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.559 KB) | DOI: 10.32734/koridor.v9i2.1358

Abstract

Ruang sakral dinyatakan sebagai bangunan atau obyek utama yang memiliki nilai sakral. Perubahan ruang sakral dapat dinilai dari sisi internal sebagai adanya perubahan unsur-unsur fisik pada ruang atau obyek tersebut seperti perubahan fungsi baik penambahan ataupun pengurangan; perubahan tata letak dan orientasi serta perubahan luas ruang. Selain itu perubahan ruang sakral dapat dinyatakan pula dari sisi eksternal dengan mempertimbangkan perubahan ruang sekitarnya/berbatasan yang dapat mempengaruhi nilai kesakralan bangunan atau obyek sakralnya, seperti perubahan radius jarak dengan bangunan terdekat, perubahan ketinggian bangunan terdekat dan daya pandang bangunan terdekat ke arah bangunan/obyek sakralnya. Pentingnya mempertahankan ruang sakral sebagai bentuk menjaga pluralisme masyarakat tradisional dalam konteks perencanaan keruangan.Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian tentang perubahan ruang sakral Kuta dengan mempertimbangkan konsepsi ruang relasional. Dalam mencapai tujuan studi ini, maka dilakukan pengumpulan data baik primer maupun sekunder. Teknik analisis yang melandasi penelitian ini adalah analisis diskriptif, kualitatif dan interpretatif yang dilakukan sejak pengumpulan data dimulai.Berdasarkan kajian terhadap 7 (tujuh) jenis ruang-ruang sakral (Pura Dalem Kahyangan, Pura Dalem Tunon, Pura Pesanggaran, Sanggah, Pekarangan, Bale Banjar dan Catus Patha) pada 3 zona kesakralan (parahyangan, pawongan dan palemahan) di wilayah Desa Adat Kuta menunjukkan kecenderungan perubahan ruang. Terdapat beragam pola perubahan ruang sakral baik publik maupun privat terutama mencakup perubahan fungsi; perubahan tata letak dan orientasi; perubahan radius jarak dengan bangunan terdekat; perubahan ketinggian bangunan terdekat dan daya pandang bangunan terdekat ke arah bangunan/obyek sakralnya; serta perubahan lokasi ruang sakral. Perubahan tersebut mengindikasikan mulainya kemunculan kekuatan dominasi ekonomi dan politik yang mempengaruhi nilai-nilai sosial budaya lokal.
Analysis of The Suitability of Residential Land Around The Balongan Industrial Designation Area Djatmiko, Ari; Raharja, Apriadi Budi; Fadillah, Muhammad Luthfi
Jurnal Koridor Vol. 14 No. 2 (2023): Jurnal Koridor
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/koridor.v14i2.13413

Abstract

In the analysis of the suitability of residential land locations around the Balongan industrial area, some provisions must be taken into account, one of which is land suitability, where with land suitability analysis, it is possible to determine the level of suitability of residential land that is suitable for use as a residence. To determine the limited level of land suitability by using variables determining land suitability, which includes slope, rainfall, soil texture, and land use. The analysis consisted of 3 (three) stages. The first stage used nearest-neighbor analysis to explain settlement distribution patterns. In the second stage, an analysis of the suitability of residential land was carried out using overlapping techniques related to physical environmental data based on selected variables for residential areas. The third stage is preparing recommendations for residential development locations around the Balongan industrial area with an overlay analysis based on parameters, namely parameters for protected rice fields (LSD), sustainable food agricultural land (LP2B), and the spatial pattern plan for Indramayu Regency for 2011-2031. Based on the analysis, it was concluded that there are three types of settlements around KPI Balongan. The ideal location for residential land to be developed based on land suitability analysis and spatial pattern planning is in Juntikebon Village, Sudimampir Village, with a settlement pattern that can be developed into medium and large types.
IDENTIFIKASI TINGKAT VITALITAS KAMPUNG ADAT KUTA-CIAMIS syarifudin, deden; Djatmiko, Ari; Solehudin, Rio Marsel; Pirngadi, Budi Heri
Journal of Management Review Vol 7, No 3 (2023)
Publisher : Magister Manajement Studies Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jmr.v7i3.12829

Abstract

merupakan bagian dari kekayaan bangsa yang harus dilestarikan. Salah satu cara untuk melestarikannya adalah dengan revitalisasi. Kampung Kuta merupakan salah satu desa di Kabupaten Ciamis yang berpotensi untuk dikembangkan, namun terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab menurunnya tingkat vitalitas di Kampung Kuta, salah satunya adalah faktor sosial budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat vitalitas di Kampung Kuta. Hal tersebut dapat diidentifikasi dari beberapa faktor yaitu lingkungan fisik, sosial budaya dan ekonomi. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif yang mengacu pada variabel-variabel tertentu. Penurunan vitalitas tersebut dianalisis berdasarkan indeks yang telah ditentukan dan didukung oleh beberapa pernyataan dari para pelaku adat seperti tokoh adat dan masyarakat adat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat vitalitas yang disebabkan oleh produktivitas ekonomi, kerusakan lingkungan dan kerusakan cagar budaya. Kampung Kuta dapat dikembangkan dengan meningkatkan dan melestarikan kearifan lokal yang ada sehingga dapat meningkatkan nilai vitalitasnya.