Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH MENJADI LISTRIK DI TPA CILOWONG KOTA SERANG PROVINSI BANTEN; THE POTENCY OF USING WASTE TO GENERATE ELECTRICITY IN TPA CILOWONG, SERANG BANTEN Faridha, Faridha; Pirngadie, Budi; Supriatna, Nina Konitat
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 14, No 2 (2015): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah di Indonesia akan terus menjadi persoalan selama tidak ada upaya pengelolaan yang optimal untuk mengatasinya. Permasalahan sampah memberikan dampak pada banyak aspek kehidupan tidak saja pada aspek lingkungan, tapi juga estetika, kesehatan, sosial maupun dampak lanjutan lainnya dan Pemerintah pun telah mengatur pengelolaan sampah di Indonesia melalui Undang Undang No. 18 Tahun 2008. Dalam mengelola sampah ada beberapa cara yang dapat dilakukan, salah satunya adalah memanfaatkan sampah menjadi listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pemanfaatan sampah menjadi listrik dari sampah yang masuk ke TPA Cilowong Kota Serang. Metodologi yang dilakukan adalah dengan melakukan survey dan pengambilan sampel sampah di TPA Cilowong, pemeriksaan sampel di laboratorium dan melakukan perhitungan untuk mengetahui potensi listrik yang dihasilkan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar sampah yang ada di TPA Cilowong merupakan sampah organik yaitu 70,99%, dengan jumlah sampah yang masuk ke TPA Cilowong Kota Serang sebanyak 120 ton/hari menghasilkan listrik sebesar 2,19 MW (konversi thermokimia) dan sebesar 1,09 MW (konversi biokimia). Solid waste in Indonesia will continue to be a problem as long as there are no optimal management efforts to overcome them. Solid waste problems have an impact on many aspects of life not only on environmental aspects, but also aesthetic, health, social and, further impacts. the Government also has set up Waste Management in Indonesia through Act of Number 18 Year 2008. Solid waste management includes several ways to solve this problem, one of them is to convert waste into electricity. This study aims to identify potential utilization of waste in Cilowong, Serang city to convert into electricity. The methodology are survey and sampling of solid waste in the Cilowong landfill, examination of samples in the laboratory, and do the calculations to determine the potential of the electricity generated. Research results show that most of the waste in the Cilowong landfill is organic waste with the amount of 70.99%. Solid waste rate of 120 tons/day solid waste from Cilowong, Serang can produce 2.19 MW of electricity (thermochemical conversion) and 1.09 MW of electricity (biochemical conversion) .
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KELURAHAN CICADAS, KOTA BANDUNG Hadi Fitriansyah; Budi Heri Pirngadi; Furi Sari Nurwulandari
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v9i1.12644

Abstract

Pada tahun 2019 di Kota Bandung dapat menghasilkan sampah sekitar 1.700 ton/hari dengan jumlah penduduk sebesar ± 2,5 juta jiwa. Dari keseluruhan jumlah sampah yang dihasilkan sebesar 70% sampah tersebut berasal dari rumah tangga. Kelurahan Cicadas merupakan salah satu kawasan permukiman yang memiliki kepadatan penduduk tinggi di Kota Bandung. Penelitian ini untuk memberikan suatu arahan pengelolaan sampah yang sesuai untuk diterapkan pada permukiman padat penduduk di Kelurahan Cicadas dimulai dari aspek teknis operasional, kelembagaan, peraturan dan aspek peran serta masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian adalah Mix Method yang mengkombinasikan antara penelitian kulaitatif dan kuantitatif. Timbulan sampah yang dihasilkan pada permukiman di Kelurahan Cicadas mencapai 42,9 M3/hari. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pada Kelurahan Cicadas antara lain masyarakat melakukan musyawarah, kegiatan gotong-royong, serta pendirian bank sampah berasal dari sumbangan dari individu/swasta. Untuk arahan teknis operasional persampahan yaitu penyediaan wadah komunal dan pengadaan TPS 3R sebagai tempat pemrosesan sampah dekat dengan sumbernya yang berbasis masyarakat. Arahan peraturan dan kelembagaan Koordinasi antara berbagai pihak terkait pengelolaan sampah dan Implementasi Insentif dan Disinsentif. Arahan peran serta masyarakat memilah sampah, sosialisasi, publikasi, dan pelatihan.
DAMPAK KEGIATAN TAMBANG TIMAH INKONVENSIONAL TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN DI KABUPATEN BELITUNG Febri Pirwanda; Budi Pirngadie
Jurnal Planologi Unpas Vol 2 No 3 (2015): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1216.049 KB)

Abstract

Aktivitas penambangan timah illegal terdapat hampir di seluruh Kabupaten Belitung. Aktivitas tersebut bermula dari kebijakan pemerintah daerah untuk membantu masyarakat pada masa krisis ekonomi., masyarakat dizinkan menambang dengan alat sederhana (tambang inkonvensional). Menganalisis perubahan guna lahan yang tidak sesuai arahan pedoman RTRW serta melihat dampak kerusakan lingkungan akibat semakin banyaknya kegiatan tambang timah inkonvensional. Berdasarkan hasil analisis guna lahan tahun 2004 dibandingkan dengan guna lahan tahun 2011 yang mengalami perubahan seluas 144.435,68 Ha atau sebesar 60.39% sedangkan yang tidak mengalami perubahan seluas 94.718,67116Ha atau sebesar 39.61%. Dampak kegiatan tambang timah inkonvensional telah merubah peruntukan penggunaan lahan sebesar 9.62% dari arahan fungsi kawasan Rencana Tata Ruang Kabupaten Belitung, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat parah. Kandungan air kolong bekas tambang timah yang terkontaminasi jenis logam berat antara lain ferum (Fe), timbal (Pb), dan arsen (As) sudah melebihi ambang batas normal yaitu lebih dari 4 ppm dapat menyebabkan sejumlah penyakit seperti keracunan, kanker dan penyakit lainnya. Untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan tambang timah inkonvensional, maka upaya yang dilakukan adalah melakukan tindakan tegas dengan memberikan sanksi terhadap masyarakat yang melakukan kegiatan tambang timah inkonvensional dan melakukan kegiatan reklamasi bekas kegiatan tambang timah inkonvensional untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan timah agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya.
SANITASI DALAM BAHAYA BENCANA BANJIR, BAGAIMANA CARA MENANGANINYA? M. Zaenal Ramdani As-Siddiqi; Budi Heri Pirngadie; Furi Sari Nurwulandari
Jurnal Planologi Unpas Vol 4 No 3 (2017): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.442 KB)

Abstract

Baleendah District is a flood-prone area. Become a problem when the adaptive community to stay, and low sanitation services in the region. This research aims to formulate direction of sanitation handling in Banjir Sub-District of Baleendah District. The method used in this research is qualitative and quantitative research method by formulating factors and sub-factors that influence the level of sanitation risk and assessment of sanitation condition in facing flood disaster by paying attention to related policy. The result of this research is to know the direction of sanitation handling in flood disaster area based on analysis result of sanitation condition and sanitation risk level analysis. Handling directions are shared technical and non technical during normal and flooded conditions. Technical referrals use 3 planning models. First spatial planning model, sanitation handling with related policy approaches. Both models of wastewater infrastructure management plan, using local system management so that the problems of septic tank deficiency can be fulfilled. Provision of self-supporting latrines and emergency latrines to cope with the lack of latrines when the floods take place. The three models of household waste management planning with a sustainable approach to waste management with a centralized off-site system from collection to final processing. Provision of flood-resistant waste infrastructure. Non-technical guidance in the form of strengthening community capacity in Clean and Healthy Lifestyles (PHBS) in the form of education, training, strengthening public awareness of the use of sanitation in all conditions, thus minimizing the impact of both behavior patterns and problems of availability of sanitation infrastructure.
Dampak Kegiatan Tambang Timah Inkonvensional Terhadap Perubahan Guna Lahan di Kabupaten Belitung Febri Pirwanda; Budi Heri Pirngadie
Jurnal Planologi Unpas Vol 4 No 1 (2017): Journal of Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Illegal tin mining activities are almost all Belitung province. The activity stems from government policy to help people in times of economic crisis., Allowed people to mine with simple tools. Analyzing the changes in land use are not appropriate directives spatial guidelines and the impact of environmental damage caused by the increasing number of unconventional tin mining activities. Based on the analysis of land use in 2004 compared with the 2011 land use change an area of ​​144,435.68 hectares or by 60.39% while the unchanged area of ​​94.718,67116 hectares or by 39.61%. The impact of unconventional tin mines has changed the designation of land use amounted to 9.62% of the landing area function Spatial Plan Belitung province, causing severe environmental damage. The water content under the former tin mine contaminated types of heavy metals among others ferum (Fe), lead (Pb), and arsenic (As) already exceed the normal threshold of more than 4 ppm can cause a number of diseases such as poisoning, cancer and other diseases. To reduce the impact of environmental damage caused by the activities of the tin mines unconventional, then the efforts are vigorous action to impose sanctions against people conducting tin mine unconventional and conduct reclamation activities tin mine unconventional to repair or restore the land and vegetation in forest areas damaged as a result of tin mining activities in order to function optimally as intended.
TINGKAT PENGELOLAAN SAMPAH OLEH MASYARAKAT DI KAWASAN PERKOTAAN CIWIDEY Karlita Ayu Suntari; Budi Heri Pirngadi; Deden Syarifudin
Jurnal Planologi Unpas Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Planologi Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.561 KB) | DOI: 10.23969/planologi.v5i1.929

Abstract

Kawasan Perkotaan Ciwidey sebagai pusat kegiatan perkotaan tidak terepas dari permasalahan terkait persampahan yaitu peningkatan timbulan sampah setiap harinya tidak diimbangi dengan adanya sarana dan prasarana pengelolaan sampah. selain itu aksesibilitas yang cukup jauh menghambat pendistribusian sampah dari Kawasan Perkotaan Ciwidey ke TPA. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan terkait pengelolaan sampah dengan berdasarkan kepada masyarakat (berbasis masyarakat) sebagai sumber penghasil sampah. Dalam perumusan arahan pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini metoda analisis yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Kondisi pengelolaan sampah saat ini di perkotaan Ciwidey meliputi 4 aspek persampahan, partisipasi/peran serta masyarakat, dan potensi masalah. Arahan pengelolaan sampah berbasis masyarakat berdasarkan hasil analisis yaitu peningkatan fungsi TPS menjadi TPS 3R, serta tersedianya bank sampah dan unit komposting. Penelitian penunjukan tingkat pelayanan persampahan oleh UPT sebesar 47%, sebagian besar masyarakat sudah melakukan pengurangan dan penanganan sampah, timbulan sampah di Kawasan Perkotaan Ciwidey mencapai 21.192 m3/hari, masih rendahnya tingkat penyadaran partisipasi masyarakat mulai dari pemahaman dan keingian masyarakat untuk mengelola sampah, 52% masyarakat tidak melakukan pembayaran untuk pengelolaan sampah.
Sosialisasi & Inventarisasi Potensi Desa Wisata di Desa Cikalong Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung Reza Martani Surdia; Apriadi Budi Raharja; Budi Heri Pirngadie; Supratignyo Aji
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 9, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : LPPM UNINUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30999/jpkm.v9i1.416

Abstract

Palasari Village, Cikalong Village has the potential of the agricultural and plantation sectors, this is illustrated by the population structure of the Cikalong Village based on the type of livelihood of the people who also use the land distributed. It is unfortunate that the potential of agriculture isn’t seen from other perspectives as a tourist attraction. "Non-mass tourism" or known as an alternative type of tourism that is more directed at small groups organized to look for things related to the first that are related to culture, environment, or specific place. Therefore, a tourist village that presents the potential for rural nuances that have distinctive characteristics becomes a tourist destination. Tourism village is a rural area that has several unique characteristics that are prepared for tourist destinations. Based on the results of an inventory of tourism potential, the partner village of PpM (pengabdian kepada masyarakat) has tourism potential related to folklore related to "Batu Cinta", and a panorama of agriculture against the backdrop of Mount Puntang hills. However, there are challenges that discuss the partnership in developing the attraction object, planting permit, tourism awareness, and awareness of environmental cleanliness.
ANALISIS STATISTIK VARIABEL INTERNAL PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI INDONESIA YANG BERPENGARUH PADA PENINGKATAN CAKUPAN PELAYANAN Budi Heri Pirngadi; Furi Sari Nurwulandari
INFOMATEK Vol 20 No 2 (2018): Volume 20 No. 2 Desember 2018
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.982 KB) | DOI: 10.23969/infomatek.v20i2.1207

Abstract

: Tingkat cakupan pelayanan air minum perpipaan di Indonesia yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum (PDAM) pada tahun 2016 secara rata-rata masih pada kisaran 40%. Angka ini masih jauh dibawah target pelayanan air minum perpipaan sebesar 60% di tahun 2019. Diperlukan upaya intensif untuk dapat mencapai target tersebut. Berdasarkan analisis statistik apabila PDAM ingin meningkatkan cakupan pelayanan, maka perlu dilakukan perbaikan pada variabel-variabel internal PDAM, yaitu; rasio operasi, efisiensi produksi, kualitas air minum, tingkat kehilangan air, konsumsi air pelanggan dan rasio pegawai/1000 pelanggan. Upaya perbaikan akan mendapatkan hasil yang berarti jika dilakukan secara simultan karena apabila perbaikan secara parsial hasil yang didapatkan tidak terlalu berarti.
Inisiasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Geospatial dalam Penyusunan Peta Desa Berbasis Partisipatif Masyarakat Reza Martani Surdia; Budi Heri Pirngadi; Apriadi Budi Raharja; Luky Sutansyah
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13, No 2 (2022): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v13i2.5724

Abstract

Keterbukaan informasi geospasial sangat berkembang cepat mulai bersifat open acess maupun tidak. Informasi keruangan yang di representasikan dalam bentuk dua dimensi disebut sebagai peta. Di sisi lain masyarakat membutuhkan informasi yang cepat dan akurat. Akan tetapi permasalahan yang terjadi pada mitra PKM adalah belum terdapat informasi geospasial salahsatunya informasi batas administrasi, maupun sebaran fasilitas umum yang disajikan dalam bentuk peta di Desa Babakan. Pemerintah Desa Babakan maupun masyarakat masih kesulitan dalam mendapatkan informasi penampakan permukiman fisik yang dapat memudahkan dalam pengamatan wilayah desa. Melalui pemetaan berbasis peran serta masyarakat dan aparatur desa, kegiatan identifikasi dan inventarisasi Kawasan Desa Babakan dapat terlaksana. Berdasarkan hasil kegiatan PKM, aparatur desa, kadus serta perwakilan masyarkat antusias mengikuti kegiatan inventarisasi informasi wilayah. Diharapkan ke depan pembuatan peta desa ini dapat menjadi basis data spasial kawasan perdesaan untuk keperluan perencanaan, pembangunan dan pengendalian wilayah, mempercepat proses tata batas dan tata ruang kawasan desa, untuk sarana monitoring program/intervensi pembangunan.
PENDAMPINGAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK DI DESA BABAKAN KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG Deden Syarifudin; Firmansyah Firmansyah; Budi Heri Pirngadi; Elin Herlina
Abdimas Galuh Vol 5, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i1.9696

Abstract

Sampah oleh kelompok petani organik di Desa Babakan telah menjadi sumber pupuk bagi kesuburan tanah yang aman dan memuliakan tanah bagi memenuhi tanaman holtikultura di daerahnya. Kelompok petani organik ini bersinergi baik mengurangi beban lingkungan yang sangat tinggi dari sampah. Sampah-sampah ini ditampung dan dikumpulkan dari masyarakat (sampah rumah tangga) dan sampah pertanian (tongkol jagung, sayuran, sampah rumah tangga berbentuk daun-daunan) di RW 08 Desa Babakan, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Masalah yang dihadapi oleh mitra kelompok petani organik ini menyangkut pengelolaan sampah dari TPS dan pengolahan sampah. Kemauan mereka sangat tinggi, tetapi pengetahuan yang dimiliki belum dapat memecahkan persoalan pengelolaan sampah dan pengolahannnya menjadi pupuk. Metode yang digunakan adalah pendampingan meliputi pendidikan, pelatihan, serta penyiapan masyarakat. Adapun tahapan pelaksanaannya adalah: [1] Pelatihan pembuatan pupuk bokasi; [2]. Pemanfaatan sampah anorganik RW sebagai bahan pupuk. Hasil dari kegiatan ini adalah masyarakat dapat mengelola dan mengolah sampah organik menjadi pupuk. Kegiatan ini dapat dikerjakan dalam skala kecil di rumah maupun skala lokal pada RW. Rendahnya pengetahuan, keterampilan dan ilmu pengetahuan, serta teknologi bukan halangan untuk memecahkan masalah lingkungannya, tetapi kemauan yang kuatlah yang memberikan manfaat memberikan hasil. Kegiatan ini juga didukung sepenuhnya oleh kepala dusun dan perangkat desa termasuk Kepala Desa dan BPD. Kegiatan ini akan menjadi percontohan agar semua RW dapat belajar dari satu pengalaman ke RW lain di Desa Babakan.