Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Formula of Recycled Concrete Aggregate Compressive Strength in Mix Design Suharwanto Suharwanto; Munaf D R
International Conference on Engineering and Technology Development (ICETD) 2017: 4rd ICETD 2017
Publisher : Bandar Lampung University (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.523 KB)

Abstract

The development of material for concrete has advanced rapidly and many alternative aggregate as base material for concrete has found to reduce the natural aggregate that has been took from stone mining, such as recycled aggregate, ALWA (Artificial Lightweight Aggregates), glass as aggregate, and other material that can replace aggregate in the concrete. Those aggregate alternative aim to reduce the using of natural aggregate. This paper only explain recycle aggregate. The name of concrete that is made from recycle aggregate (RA) is called Recycle Concrete Aggregate (RCA). The experimental of RCA in the mix design of concrete that made from recycle concrete has been done to find out the formula of compressive strength design of concrete mix design. The sample has been made more than 100 cylinder specimens that three specimens for each strength. The variation of recycle aggregate is made from variation of normal concrete strength that is made for 25, 30, 40, 50, 65, 70 and 80 MPa and the variation of percentage of recycle aggregate contain is 50 and 100%. Base on the experiment result the strength of RCA is decrease the compressive strength from the natural concrete. The decreasing of normal compressive strength is about 20 to 25% under the original compressive strength of concrete and about 26 to 35% for high strength concrete. Keywords—component; Concrete Mix Design, Natural Aggregate (NA), Recycle Aggregate (RA), Recycle Concrete Aggregate (RCA), Compressive Strength, Normal Compressive strength of concrete, High Compressive strength of concrete.
KINERJA BALOK BETON PRA TEGANG PARSIAL PRATARIK YANG TELAH DIPERBAIKI AKIBAT PEMBEBANAN SILKLIK Suharwanto Suharwanto; Titik Penta Artiningsih; Bambang Budiono
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan gedung bertingkat dan jembatan pada umumnya mengunakan rangka baja atau beton. Beton yang digunakan khususnya untuk elemen struktur balok pada umunya menggunakan system prategang. Sistem ini memungkinkan balok beton yang digunakan mempunyai bentang panjang. Namun apabila elemen struktur balok tersebut mengalami kerusakan tidak dapat di lakukan penggantian secara sebagian atau parsial, sehingga perlu ada cara lain untuk perbaikannya, yaitu dengan cara prepack dan grouting. Bahan yang digunakan untuk perbaikannya adalah beton polimer. Perbaikan ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali kinerja dan memperpanjang umur rencana. Perbaikan secara nyata di lapangan sulit untuk langsung diketahui kinerjanya dalam waktu yang singkat, sehingga dibuat pemodelan benda uji yang dibuat dengan skala laboratorium, tetapi dapat menstimulasikan keadaan di lapangan. Pembebanan dilaboratorium dilakukan terhadap model benda uji tersebut pada keadaan awal/original dan setelah dilakukan perbaikan dengan beban siklik kembali yang sama agar elemen struktur balok tersebut dapat mensimulasikan beban dinamis dari gempa atau kendaraan yang bergerak, sehingga pemodelan dan pengaturan pengujian mendekati kondisi lapangan atau kenyataan yang ada seperti kondisi sebelum dan sesudah diperbaiki. Jumlah beban siklik yang diberikan adalah 6 siklus dengan maksud agar model benda uji dapat dibebani hingga daktilitas tingkat 3, sehingga kinerja balok prategang tersebut dapat diketahui dengan cepat. Hasil pengujian yang diperoleh adalah bahwa semua jenis balok beton prategang yang telah diperbaiki (balok retrofit) mengalami defleksi yang lebih besar dari balok beton prategang original, karena pengurangan daya prategang awal pada kabel prategang, serta baja tulangan dan kabel prategang sudah mengalami sedikit leleh. Kekuatan daya layan balok prategang masih relatif sama pada setiap siklusnya, namun sedikit penurunan daya layan beban siklus terakhir yaitu rata – rata adalah 10 % untuk penurunan kapasitas beban, 17% untuk kekuatan dan 7% untuk kekakuan. Pola retak yang terjadi benda uji (yang awal dan setelah diperbaiki) relatif sama yaitu retak lentur, sehingga kinerja beton yang telah diperbaiki masih dalam kondisi baik dan hamper sama dengan benda uji awalnya.
PEMANFAATAN LIMBAH PROSES PEMBUATAN BAJA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT ALAM Suharwanto Suharwanto; Enri D
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton adalah material komposit antara agregat (kasar dan halus) dan semen serta air sebagai bahan pengikatnya yang diambil dari alam, sehingga peningkatan kebutuhan agregat alam akan mengganggu lingkungan. Di lain pihak buangan limbah (padat dan cair) dari kegiatan industri seperti di PT. Krakatau Steel yang memproduksi debu EAF yang di peroleh dari sisa pembuatan pelat (Slab) baja dan billet yang ditangkap di deducting plant, lumpur (Slurry) berupa CRM yang diperoleh dari pendinginan pelat (Cold Rolling Mill) dan DR Plant yang diperoleh dari pembuatan besi Spons dari bahan baku pellet, dan dan batu gangue yang diperoleh dari sisa pembakaran besi Spons dan ini juga akan mengganggu lingkungan atau berdampak buruk bagi lingkungan sekitarnya dan membutuhkan lahan pembuangan, sehingga limbah tersebut harus diolah menjadi bahan lain atau sebagai bahan pengganti sebagian semen dan agregat alam (halus dan kasar). Pemanfaatan bahan limbah dapat mengurangi limbah buangan dan mengurangi eksploitasi agregat alam, pencemaran lingkungan dan lahan tempat pembuangan limbah. Penelitian di awali dengan mengetahui karakteristik untuk masing-masing limbah tersebut dan prosentase kandungannya di dalam beton. Hasil penelitian masing-masing limbah tersebut ternyata mendekati karakteristik bahan-bahan pembentuk beton. Dengan demikian, limbah tersebut dapat di jadikan sebagai bahan pengganti sebagaian material pembentuk beton, namun mutu yang dicapai lebih kecil dari beton dengan agregat alam. Pada pengetesan lain yang berupa pelat dan balok beton ini juga mempunyai kinerja yang baik untuk dijadikan material non-structural (seperti gorong-gorong dan kansteen) dan structural (seperti pelat dan balok). Kata kunci : agregat, batu gangue, material pembentuk beton, debu EAF, Slurry CRM dan DR Plant.
PERILAKU KEKUATAN GESER BALOK BETON MUTU TINGGI DENGAN BEBAN TERPUSAT STATIK PADA BALOK TULANGAN TUNGGAL DAN TANPA TULANGAN GESER DENGAN BERBAGI BENTANG GESER Suharwanto Suharwanto; Mardiana Oesman
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 2 No. 2 (2016): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian secara eksperimental telah dilakukan untuk mempelajari perilaku dan mekanisme kekuatan geser pada balok beton dengan tulangan tunggal dan tanpa tulangan geser. Sebanyak 9 buah balok beton dengan tulangan tunggal diuji dengan menggunakan rangka penahan beban atau Rigid Portal Beam (RPB), dan kurva hubungan beban vs defleksi di tengah bentang balok telah diperoleh. Variabel yang digunakan pada eksperimen ini adalah kekuatan beton (fc’) dan bentang geser (a/d). Kekuatan beton bervariasi milai fc’ 30 MPa hingga fc’ 70 MPa. Sedangkan bentang geser (a/d) bervariasi antara 2.5 hingga 5.0. Dan rasio tulangan tarik longitudinal = 1,46%. Selanjutnya hasil uji eksperimen dianalisa dan dibandingkan dengan persamaan pada yang ada di dalam SNI T-15-1991-03. Hasil analisa terhadap pengaruh rasio tulangan tarik longitudinal dan bentang geser (a/d) menunjukkan bahwa nilai kuat geser jauh lebih tinggi dari hasil perhitungan dengan persamaan SNI T-15-1991-03. Dengan demikian nilai geser yang dari persamaan tersebut sangat konserfatif.
KUAT TEKAN DAN TARIK BETON DAUR ULANG YANG DIBUAT DARI BONGKARAN BETON PERKERASAN KAKU JALAN SEBAGAI AGREGAT KASAR: STUDI EKSPERIMENTAL Suharwanto -; Komaruddin -
Jurnal Teknologi Terpadu Vol 9, No 1 (2021): JTT ( Jurnal Teknologi Terpadu)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32487/jtt.v9i1.979

Abstract

ABSTRAKBeton daur ulang merupakan campuran dari agregat kasar atau agregat halus daur ulang. Salah satunya dibuat dari hasil bongkaran pelat beton perkesaran kaku jalan (rigid pavement). Pembongkaran ini disebabkan oleh kerusakan, keretakan dan keausan pada perkerasan kaku yang diakibatkan oleh beban kendaraan. Bongkaran beton tersebut seringkali dibuang di sembarangan tempat atau hanya  menjadi bahan urugan saja. Hal ini  tidak menguntungkan, sehingga pada penelitian ini, bongkaran perkerasan kaku tersebut dijadikan sebagai agregat daur ulang. Pemanfaatan bongkaran beton ini merupakan perkembangan material beton, namun belum umum digunakan untuk material perkerasan kaku. Oleh karena itu, penelitian ini memanfaatkan bongkaran beton tersebut sebagai bahan baku beton dan diuji secara eksperimental untuk mendapatkan sifat fisik dan mekanik beton daur ulang. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa persentase kadar air dan berat jenis agregat daur ulang lebih kecil dari agregat alam atau batu pecah, namun persentase abrasi dan penyerapan air atau porositas lebih besar dari pada agregat alam. Selanjutnya, agregat daur ulang tersebut digunakan sebagai pengganti agregat kasar alam dengan variasi 0, 25, 50, 75 dan 100%, dan kuat tekan rencana beton 20, 25 dan 30 Mpa. Hasil uji slump sebagai salah satu jenis uji beton segar mengalami penurunan, karena adanya peningkatkan kandungan agregat daur ulang, yaitu 2,17 – 15,74 %. Begitu juga penurunan hasil uji berat volume yaitu 0.88 – 9,28%, nilai kuat tekan beton adalah 3.7 -  25,7%  dan tarik beton adalah 21,90 – 65,22%. Hal ini diakibatkan oleh peningkatan nilai persentase abrasi dan penyerapan air pada agregat daur ulang.     ABSTRACTRecycled concrete is a mixture from recycled coarse or fine aggregate. One of them is made from demolished of road rigid pavement of concrete slab. It is coused by to damage, cracks and abrasion on the rigid pavement that is caused by vehicle loaded. The concrete demolished is often dumped in the  any places or becomes fill material only. It has not benefited, so in this research, demolished of rigid pavement is made as a recycled aggregate. Utilization of this demolished concrete is a concrete material development, but it is not used commonly for rigid pavement material yet. Therefore, this research was use concrete demolished as raw material of concrete and it is tested experimentally to obtain the physical and mechanical properties of recycle concrete. Laboratory test result of water content percentage and specific gravity of recycled aggregate are smaller than natural aggregate or crush rock, but abrasion and water absorption or porosity percentage are greater than natural aggregate. Furthermore, the recycled aggregate is used as a substitute for natural coarse aggregate which variations of 0, 25, 50, 75 and 100%, and concrete compressive strength design is 20, 25 and 30 MPa. Result of the slump test as false The slump test as a kind of fresh concrete test does decrease when increasing the recycled aggregate content, that is 2 -16,%.. Likewise, decreasing of concrete weight volume is 0.88 – 9,28%,  concrete compressive test results us  3.7 -  25,7% and concrete tensile strength is 21,90 – 65,22%. Those are caused by increasing abrasion and water absorption percentage of recycled aggregate.
Penambahan Fly Ash Sebagai Subsitusi Semen Pada Mortar Daur Ulang Terhadap Kuat Tekan Mortar Tirta Sutrisno; Suharwanto Suharwanto; Komarudin komarudin
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jri.v4i2.149

Abstract

Mortar adalah campuran semen, pasir atau agregat halus dan air yang biasa digunakan untuk pekerjaan non struktural, seperti dinding, plesteran, peletakan ubin keramik, pemasangan pondasi batu tepi sungai, dll. Faktor yang mempengaruhi kuat tekan adalah proporsi atau jumlah semen dalam campuran mortar. Oleh karena itu, semen memiliki peranan yang sangat penting, namun biaya pembuatan semen masih relatif mahal. Jadi, jika Anda menginginkan mortar yang bagus dan kokoh, biayanya juga sangat mahal. Salah satu cara untuk mengatasi titik harga ini adalah dengan menambahkan material berupa fly ash. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kualitas mortar daur ulang dengan penambahan fly ash, dengan menggunakan perbandingan campuran 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% pada umur 7, 14, dan 28 hari, setelah dilakukan pengujian maka didapatkan kuat tekan rata-rata yang optimum dengan menggunakan presentase campuran abu terbang sebesar 5% dari berat semen yaitu 11,46 MPa hingga 13,88 Mpa untuk berbagai campuran.
Performa Bata Beton (Paving Block) Yang Dibuat Dari Beton Daur Ulang Dan Serat Kantong Plastik: Studi Eksperimental Suharwanto Suharwanto; Nono Suhana
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jri.v8i1.164

Abstract

Bata beton (paving block) merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk perkerasan jalan, lapangan parkir, tempat jalan kaki (trotoar), atau permukaan halaman rumah. Bahan ini pada umumnya dibuat dari pasir atau agregat halus alam dan semen yang ditambah air sebagai katalisator. Untuk ketahanan lingkungan cara ujinya dengan direndam di dalam natrium sulfat (NaSO4) dan untuk keausan diuji dengan alat gesek atau abrasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang material dan makin berkurangnya penyediaan bahan alam, maka dicari bahan alternatif, yaitu agregat halus alam diganti dengan agregat daur ulang yang diperoleh dari pembongkaran bangunan. Penambahan serat dicoba menggunakan bahan limbah berupa kantong kresek bekas yang dicacah membentuk seperti serat. Tujuannya adalah untuk mengurangi limbah padat. Berdasarkan hasil uji, kekutan bata beton yang menggunakan agregat halus daur ulang masih memenuhi persyaratan, namun hanya turun 1 tingkat kelas karena nilai kuat tekannya turun akibat rendaman NaSO4 dan uji keausan nilainya lebih besar. Namun dengan adanya serat plastik bekas meningkat lagi kekuatan tekannya dengan presentase 1 - 4%, sedangkan nilai kehilangan bobot akibat rendaman NaSO4 dan uji keausan diperoleh nilinya yang sama, sehingga serat plastik tidak menambah keawetan dan keausan pada bata beton. Namun setidaknya akan mengurangi limbah padat di muka bumi dan menjaga kelestarian alam.
Agregat Beton Daur Ulang Dari Limbah Bata Ringan Sebagai Subsitusi Agregat Natural Pada Beton Normal Tarmizi Taher; Suharwanto Suharwanto; Komarudin komarudin
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 6 No. 2 (2020): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jri.v6i2.173

Abstract

Bahan bangunan pada pekerjaan konstruksi sipil yang tidak terpakai banyak menghasilkan limbah, salah satunya limbah yaitu bata ringan, tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bata ringan sebagai pengganti agregat kasar dalam campuran beton dengan variasi campuran 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Benda uji yang digunakan adalah silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, mutu beton yang direncanakan adalah K25 dan K30 dengan pengujian kuat tekan pada umur 3, 7, 14, 28 hari sedangkan untuk pengujian kuat tarik hanya pada umur 28 hari. Desain mutu beton 25 MPa tercapai pada beton normal dengan umur beton 28 hari dengan mutu beton sebesar 25,28 MPa. Kuat tekan rata-rata beton dengan variasi batu bata ringan sebagai substitusi agregat kasar tidak mampu mencapai mutu beton yang direncanakan. Rencana mutu beton 30 MPa tercapai pada beton normal dengan umur beton 28 hari dengan mutu beton sebesar 30,09 MPa. Kuat tekan rata-rata beton dengan variasi batu bata ringan sebagai substitusi agregat kasar tidak mampu mencapai mutu beton yang direncanakan. Rata-rata nilai kuat tarik tidak langsung beton normal akan menurun seiring bertambahnya presentase campuran batu bata ringan sebagai substitusi agregat kasar baik pada rencana mutu beton 25 MPa dan 30 MPa.
Upper Structure Repairing and Strengthening to Increase Capacity and Performance of Jetty: Case Study of Indonesia Sea Highway Program in West Nusa Tenggara Suharwanto; Dimas Tri Kurniawan
Formosa Journal of Sustainable Research Vol. 2 No. 5 (2023): May, 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjsr.v2i5.4229

Abstract

The Indonesia Government has launched the sea highway to speed up transportation and economic deployment in Indonesia. So, each jetty shall be upgraded to use for sea highways. The small jetty should be upgraded to support Ship berthing from 3000 to 5000 DWT, that in this case studied is in West Nusa Tenggara. Improvement ability and performance of the jetty, this research will be looking for upgrading methods to get the target of repairing and strengthening that is cheaper than new re-constructing. Based on the research result, the repairing is patching and strengthening, which will be done by a CFRP as additional existing steel reinforcing. Those methods can increase jetty capacity, performance, and reduce cost