Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KAJIAN PENGGUNAAN FERRO-CEMENT UNTUK RETROFIT KOLOM BETON BERTULANG DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN Artiningsih, Titik Penta
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 3 (2017)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.948 KB) | DOI: 10.24002/jts.v14i3.1981

Abstract

Abstract: Building collapse that occurred mostly caused by structure failure in containment earthquake load, especially column element. Factors that lead to the failure of the column, among others is column planning that does not calculate ductility or restraint, resulting decline of column performance. One way to improve column strength and ductility are to retrofit the column by wrapping columns using ferro-cement. Research aims to discover the increase amount of axial load capacity from concrete column that has been retrofitted using fine-mesh. Experimental tests carried out on seven short column specimen with a square cross-section sized 120x120 mm and 600 mm high. Column test object are given axial load concentric with variations in loading rate 60%, 70%, and 80% of the maximum axial load. Then, column is retrofitted by being covered with ferro-cement, after that column are given axial load up to collapse. From the test results, column are obtained increased capacity in axial load after being retrofitted in the amount of 34.96%, 28.17%, and 22.87% with variations loading rate in 60%, 70%, and 80%. Abstrak: Keruntuhan bangunan yang terjadi banyak disebabkan oleh kegagalan struktur memikul beban gempa, terutama elemen struktur kolom. Faktor yang mengakibatkan kegagalan kolom antara lain perancangan kolom yang tidak memperhitungkan daktilitas atau pengekangan, sehingga kinerja kolom menurun. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan dan daktilitas kolom existing pada struktur bangunan adalah me-retrofit kolom tersebut dengan cara membungkus kolom menggunakan ferro-cement. Penelitian bertujuan mengetahui besar kenaikan kapasitas beban aksial kolom beton yang di-retrofit menggunakan ferro-cement. Pengujian eksperimental dilakukan terhadap dua varaiasi kolom, yaitu kolom pendek dan kolom langsing penampang persegi 100x100 mm, dengan tinggi masing-masing adalah 600 dan 800 mm. Jumlah benda uji masing-masing variasi kolom adalah 4 buah. Benda uji kolom diberi beban aksial dengan variasi tingkat pembebanan 60%, 70%, 80%, dan 100% dari beban aksial maksimum. Kolom kemudian di-retrofit dengan cara dibungkus ferro-cement, dan selanjutnya kolom diberi beban aksial hingga runtuh. Dari hasil pengujian terhadap kolom pendek diperoleh peningkatan kapasitas beban aksial pada kolom setelah di-retrofit, yaitu sebesar 34,96%, 28,17%, dan 22,87% pada variasi tingkat pembebanan 60%, 70%, dan 80%.
PALM KERNEL SHELL AS AN ALTERNATIVE AGGREGATE ON HIGH PERFORMANCE CONCRETE Purwanti, Heny; Artiningsih, Titik Penta
Journal of Science Innovare Vol 1, No 02 (2018): Journal of Science Innovare, September 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.012 KB) | DOI: 10.33751/jsi.v1i02.1004

Abstract

Coarse aggregates commonly used in concrete are coarse natural aggregates, which are broken stones or gravel. Continuous rock exploration can cause environmental damage or even more severe ecosystem damage. Therefore it is necessary to substitute an alternative aggregate. Indonesia has the second largest oil palm plantation (Elaeis guineensis Jacq) in the world after Malaysia. Plantations are renewable resources, so palm oil is also potential to be used as an alternative to diesel fuel. Palm kernel shells are palm oil industry wastes which are generally underutilized. Palm kernel shells can be used as an alternative to coarse aggregate, because oil palm shells have the advantage of being hard, tough and good durability due to the high content of lignin and silica dioxide (SiO2), such as hard wood, but low cellulose content so it is not easy rot. The strength of the palm oil shell is quite good. In addition, the aggregate gradation also fulfills the requirements without a breakdown process, which has a thickness of 2-4 mm and a maximum width of 15 mm. The volume of oil palm shells is + 600 kg/m3, so it will produce significant light weight concrete. The concrete studied was concrete with a coarse aggregate of tenera palm kernel shells, with fine aggregates of natural sand, and a Portland Composite Cement (PCC), but the PCC content was reduced and replaced by FA which varied from 0%, 5%, 10 %, 15%, 20 and 25%. Concrete also added superplasticizer (SP). SP is used to reduce water use, because the shell absorbs water. SP levels also vary, namely 0%, 1%, and 1.2%. The weight of the volume of concrete with various levels of fly ash and SP is 1700-1800 kg/m3, so it can be classified as lightweight concrete. Increased FA levels will increase compressive strength, but only up to 10%, after which the strength decreases. Compressive strength of specimens with SP 0% and FA 10% is 17.92 MPa, for SP levels of 1% and FA 10% is 22.15 MPa, while for SP levels of 1.2% and FA 10% is 19.35 MPa . So that it can be concluded that the palm shell as bio-material (renewable resources) can be used as a substitute for natural coarse aggregates. The optimum fly ash level is 10%, and to reduce water use SP 1%. The use of oil palm shells as a substitute for gravel means reducing the waste of the palm oil industry, while reducing rock exposures. In addition, in Indonesia there are many areas where there are no rock sources while oil palm plantations are quite extensive.
KINERJA BALOK BETON PRA TEGANG PARSIAL PRATARIK YANG TELAH DIPERBAIKI AKIBAT PEMBEBANAN SILKLIK Suharwanto; Artiningsih, Titik Penta; Budiono, Bambang
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1579.831 KB)

Abstract

Pembangunan gedung bertingkat dan jembatan pada umumnya mengunakan rangka baja atau beton. Beton yang digunakan khususnya untuk elemen struktur balok pada umunya menggunakan system prategang. Sistem ini memungkinkan balok beton yang digunakan mempunyai bentang panjang. Namun apabila elemen struktur balok tersebut mengalami kerusakan tidak dapat di lakukan penggantian secara sebagian atau parsial, sehingga perlu ada cara lain untuk perbaikannya, yaitu dengan cara prepack dan grouting. Bahan yang digunakan untuk perbaikannya adalah beton polimer. Perbaikan ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali kinerja dan memperpanjang umur rencana. Perbaikan secara nyata di lapangan sulit untuk langsung diketahui kinerjanya dalam waktu yang singkat, sehingga dibuat pemodelan benda uji yang dibuat dengan skala laboratorium, tetapi dapat menstimulasikan keadaan di lapangan. Pembebanan dilaboratorium dilakukan terhadap model benda uji tersebut pada keadaan awal/original dan setelah dilakukan perbaikan dengan beban siklik kembali yang sama agar elemen struktur balok tersebut dapat mensimulasikan beban dinamis dari gempa atau kendaraan yang bergerak, sehingga pemodelan dan pengaturan pengujian mendekati kondisi lapangan atau kenyataan yang ada seperti kondisi sebelum dan sesudah diperbaiki. Jumlah beban siklik yang diberikan adalah 6 siklus dengan maksud agar model benda uji dapat dibebani hingga daktilitas tingkat 3, sehingga kinerja balok prategang tersebut dapat diketahui dengan cepat. Hasil pengujian yang diperoleh adalah bahwa semua jenis balok beton prategang yang telah diperbaiki (balok retrofit) mengalami defleksi yang lebih besar dari balok beton prategang original, karena pengurangan daya prategang awal pada kabel prategang, serta baja tulangan dan kabel prategang sudah mengalami sedikit leleh. Kekuatan daya layan balok prategang masih relatif sama pada setiap siklusnya, namun sedikit penurunan daya layan beban siklus terakhir yaitu rata – rata adalah 10 % untuk penurunan kapasitas beban, 17% untuk kekuatan dan 7% untuk kekakuan. Pola retak yang terjadi benda uji (yang awal dan setelah diperbaiki) relatif sama yaitu retak lentur, sehingga kinerja beton yang telah diperbaiki masih dalam kondisi baik dan hamper sama dengan benda uji awalnya.
KAJIAN PENGGUNAAN FERRO-CEMENT UNTUK RETROFIT KOLOM BETON BERTULANG DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN Titik Penta Artiningsih
Jurnal Teknik Sipil Vol. 14 No. 3 (2017)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.948 KB) | DOI: 10.24002/jts.v14i3.1981

Abstract

Abstract: Building collapse that occurred mostly caused by structure failure in containment earthquake load, especially column element. Factors that lead to the failure of the column, among others is column planning that does not calculate ductility or restraint, resulting decline of column performance. One way to improve column strength and ductility are to retrofit the column by wrapping columns using ferro-cement. Research aims to discover the increase amount of axial load capacity from concrete column that has been retrofitted using fine-mesh. Experimental tests carried out on seven short column specimen with a square cross-section sized 120x120 mm and 600 mm high. Column test object are given axial load concentric with variations in loading rate 60%, 70%, and 80% of the maximum axial load. Then, column is retrofitted by being covered with ferro-cement, after that column are given axial load up to collapse. From the test results, column are obtained increased capacity in axial load after being retrofitted in the amount of 34.96%, 28.17%, and 22.87% with variations loading rate in 60%, 70%, and 80%. Abstrak: Keruntuhan bangunan yang terjadi banyak disebabkan oleh kegagalan struktur memikul beban gempa, terutama elemen struktur kolom. Faktor yang mengakibatkan kegagalan kolom antara lain perancangan kolom yang tidak memperhitungkan daktilitas atau pengekangan, sehingga kinerja kolom menurun. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan dan daktilitas kolom existing pada struktur bangunan adalah me-retrofit kolom tersebut dengan cara membungkus kolom menggunakan ferro-cement. Penelitian bertujuan mengetahui besar kenaikan kapasitas beban aksial kolom beton yang di-retrofit menggunakan ferro-cement. Pengujian eksperimental dilakukan terhadap dua varaiasi kolom, yaitu kolom pendek dan kolom langsing penampang persegi 100x100 mm, dengan tinggi masing-masing adalah 600 dan 800 mm. Jumlah benda uji masing-masing variasi kolom adalah 4 buah. Benda uji kolom diberi beban aksial dengan variasi tingkat pembebanan 60%, 70%, 80%, dan 100% dari beban aksial maksimum. Kolom kemudian di-retrofit dengan cara dibungkus ferro-cement, dan selanjutnya kolom diberi beban aksial hingga runtuh. Dari hasil pengujian terhadap kolom pendek diperoleh peningkatan kapasitas beban aksial pada kolom setelah di-retrofit, yaitu sebesar 34,96%, 28,17%, dan 22,87% pada variasi tingkat pembebanan 60%, 70%, dan 80%.
KAJIAN PENGGUNAAN FERROCEMENT UNTUK RETROFIT KOLOM BETON BERTULANG DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN Titik Penta Artiningsih
Prosiding Semnastek PROSIDING SEMNASTEK 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keruntuhan bangunan yang terjadi banyak disebabkan oleh kegagalan struktur memikul beban gempa, terutama elemen struktur kolom. Faktor yang mengakibatkan kegagalan kolom antara lain perancangan kolom yang tidak memperhitungkan daktilitas atau pengekangan, sehingga kinerja kolom menurun. Salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan dan daktilitas kolom existing pada struktur bangunan adalah me-retrofit kolom tersebut dengan cara membungkus kolom menggunakan ferrocement. Penelitian bertujuan mengetahui besar kenaikan kapasitas beban aksial kolom beton yang di-retrofit menggunakan ferrocement. Pengujian eksperimental dilakukan terhadap dua varaiasi kolom, yaitu kolom penampang persegi 100x100 mm dan tinggi 600 mm. Jumlah benda uji kolom adalah 4 buah. Benda uji kolom diberi beban aksial dengan variasi tingkat pembebanan 60%, 70%, 80%, dan 100% dari beban aksial maksimum. Kolom kemudian di-retrofit dengan cara dibungkus ferrocement, dan selanjutnya kolom diberi beban aksial hingga runtuh. Dari hasil pengujian diperoleh peningkatan kapasitas beban aksial pada kolom setelah di-retrofit, yaitu sebesar 34,96%, 28,17%, dan 22,87% pada variasi tingkat pembebanan 60%, 70%, dan 80%. 
KINERJA BALOK BETON PRA TEGANG PARSIAL PRATARIK YANG TELAH DIPERBAIKI AKIBAT PEMBEBANAN SILKLIK Suharwanto Suharwanto; Titik Penta Artiningsih; Bambang Budiono
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan gedung bertingkat dan jembatan pada umumnya mengunakan rangka baja atau beton. Beton yang digunakan khususnya untuk elemen struktur balok pada umunya menggunakan system prategang. Sistem ini memungkinkan balok beton yang digunakan mempunyai bentang panjang. Namun apabila elemen struktur balok tersebut mengalami kerusakan tidak dapat di lakukan penggantian secara sebagian atau parsial, sehingga perlu ada cara lain untuk perbaikannya, yaitu dengan cara prepack dan grouting. Bahan yang digunakan untuk perbaikannya adalah beton polimer. Perbaikan ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali kinerja dan memperpanjang umur rencana. Perbaikan secara nyata di lapangan sulit untuk langsung diketahui kinerjanya dalam waktu yang singkat, sehingga dibuat pemodelan benda uji yang dibuat dengan skala laboratorium, tetapi dapat menstimulasikan keadaan di lapangan. Pembebanan dilaboratorium dilakukan terhadap model benda uji tersebut pada keadaan awal/original dan setelah dilakukan perbaikan dengan beban siklik kembali yang sama agar elemen struktur balok tersebut dapat mensimulasikan beban dinamis dari gempa atau kendaraan yang bergerak, sehingga pemodelan dan pengaturan pengujian mendekati kondisi lapangan atau kenyataan yang ada seperti kondisi sebelum dan sesudah diperbaiki. Jumlah beban siklik yang diberikan adalah 6 siklus dengan maksud agar model benda uji dapat dibebani hingga daktilitas tingkat 3, sehingga kinerja balok prategang tersebut dapat diketahui dengan cepat. Hasil pengujian yang diperoleh adalah bahwa semua jenis balok beton prategang yang telah diperbaiki (balok retrofit) mengalami defleksi yang lebih besar dari balok beton prategang original, karena pengurangan daya prategang awal pada kabel prategang, serta baja tulangan dan kabel prategang sudah mengalami sedikit leleh. Kekuatan daya layan balok prategang masih relatif sama pada setiap siklusnya, namun sedikit penurunan daya layan beban siklus terakhir yaitu rata – rata adalah 10 % untuk penurunan kapasitas beban, 17% untuk kekuatan dan 7% untuk kekakuan. Pola retak yang terjadi benda uji (yang awal dan setelah diperbaiki) relatif sama yaitu retak lentur, sehingga kinerja beton yang telah diperbaiki masih dalam kondisi baik dan hamper sama dengan benda uji awalnya.
PALM KERNEL SHELL AS AN ALTERNATIVE AGGREGATE ON HIGH PERFORMANCE CONCRETE CONCRETE Heny Purwanti; Titik Penta Artiningsih
Journal of Science Innovare Vol 1, No 02 (2018): Journal of Science Innovare, September 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.012 KB) | DOI: 10.33751/jsi.v1i02.1004

Abstract

Coarse aggregates commonly used in concrete are coarse natural aggregates, which are broken stones or gravel. Continuous rock exploration can cause environmental damage or even more severe ecosystem damage. Therefore it is necessary to substitute an alternative aggregate. Indonesia has the second largest oil palm plantation (Elaeis guineensis Jacq) in the world after Malaysia. Plantations are renewable resources, so palm oil is also potential to be used as an alternative to diesel fuel. Palm kernel shells are palm oil industry wastes which are generally underutilized. Palm kernel shells can be used as an alternative to coarse aggregate, because oil palm shells have the advantage of being hard, tough and good durability due to the high content of lignin and silica dioxide (SiO2), such as hard wood, but low cellulose content so it is not easy rot. The strength of the palm oil shell is quite good. In addition, the aggregate gradation also fulfills the requirements without a breakdown process, which has a thickness of 2-4 mm and a maximum width of 15 mm. The volume of oil palm shells is + 600 kg/m3, so it will produce significant light weight concrete. The concrete studied was concrete with a coarse aggregate of tenera palm kernel shells, with fine aggregates of natural sand, and a Portland Composite Cement (PCC), but the PCC content was reduced and replaced by FA which varied from 0%, 5%, 10 %, 15%, 20 and 25%. Concrete also added superplasticizer (SP). SP is used to reduce water use, because the shell absorbs water. SP levels also vary, namely 0%, 1%, and 1.2%. The weight of the volume of concrete with various levels of fly ash and SP is 1700-1800 kg/m3, so it can be classified as lightweight concrete. Increased FA levels will increase compressive strength, but only up to 10%, after which the strength decreases. Compressive strength of specimens with SP 0% and FA 10% is 17.92 MPa, for SP levels of 1% and FA 10% is 22.15 MPa, while for SP levels of 1.2% and FA 10% is 19.35 MPa . So that it can be concluded that the palm shell as bio-material (renewable resources) can be used as a substitute for natural coarse aggregates. The optimum fly ash level is 10%, and to reduce water use SP 1%. The use of oil palm shells as a substitute for gravel means reducing the waste of the palm oil industry, while reducing rock exposures. In addition, in Indonesia there are many areas where there are no rock sources while oil palm plantations are quite extensive.
STRATEGI PENINGKATAN JUMLAH WISATAWAN GEOPARK CILETUH – PELABUHAN RATU : SEBAGAI DAMPAK PENGARUH PEMBANGUNAN TOL BOCIMI HARI RAMDIANSYAH; RUCHYAT DENI DJAKAPERMANA; TITIK PENTA ARTININGSIH
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 23, No 1 (2022): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.405 KB) | DOI: 10.33751/teknik.v23i1.5602

Abstract

Kabupaten Sukabumi memiliki potensi pariwisata yang besar, khususnya kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang merupakan bagian dari UNESCO Global Geopark sejak tahun 2018. Pembangunan Tol Bocimi, diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas antara Perkotaan Jabodetabek sebagai pangsa pasar wisatawan dengan Geopark Ciletuh – Palabuhanratu sebagai destinasi wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis interaksi Jabodetabek dengan Kabupaten Sukabumi, (2) Menganalisis pengaruh pembangunan Tol Bocimi terhadap jumlah wisatawan, (3) Melakukan kajian pemilihan moda transportasi, dan (4) Merumuskan strategi untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan mix method analysis dengan memanfaatkan data hasil survei sekunder dan penyebaran kuesioner kepada wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan Tol Bocimi mampu meningkatkan nilai interaksi antara wilayah, namun tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah wisatawan yang selalu meningkat setiap tahunnya. Hasil pengolahan data kuesioner menunjukkan bahwa adanya potensi untuk pengembangan transportasi umum yang nyaman dan cepat menuju tujuan wisata dan dengan target utama Generasi Z. Strategi prioritas dalam penelitian ini adalah: (i) Menyiapkan sarana transportasi untuk wisatawan Generasi Z yang aman dan nyaman, (ii) Menyediakan akomodasi yang beragam untuk mengakomodasi  berbagai kelas/golongan, (iii) Mengadakan event unik yang berpotensi masuk dalam Calendar of Events (CoE) Kementerian Pariwisata, dan (iv) Memanfaatkan budaya lokal untuk menarik wisatawan. Kata kunci : Infrastruktur, Interaksi Wilayah, Pariwisata, Strategi
PALM KERNEL SHELL AS AN ALTERNATIVE AGGREGATE ON HIGH PERFORMANCE CONCRETE CONCRETE Heny Purwanti; Titik Penta Artiningsih
Journal of Science Innovare Vol 1, No 2 (2018): Journal of Science Innovare, Volume 01 Number 02 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsi.v1i02.1004

Abstract

Coarse aggregates commonly used in concrete are coarse natural aggregates, which are broken stones or gravel. Continuous rock exploration can cause environmental damage or even more severe ecosystem damage. Therefore it is necessary to substitute an alternative aggregate. Indonesia has the second largest oil palm plantation (Elaeis guineensis Jacq) in the world after Malaysia. Plantations are renewable resources, so palm oil is also potential to be used as an alternative to diesel fuel. Palm kernel shells are palm oil industry wastes which are generally underutilized. Palm kernel shells can be used as an alternative to coarse aggregate, because oil palm shells have the advantage of being hard, tough and good durability due to the high content of lignin and silica dioxide (SiO2), such as hard wood, but low cellulose content so it is not easy rot. The strength of the palm oil shell is quite good. In addition, the aggregate gradation also fulfills the requirements without a breakdown process, which has a thickness of 2-4 mm and a maximum width of 15 mm. The volume of oil palm shells is + 600 kg/m3, so it will produce significant light weight concrete. The concrete studied was concrete with a coarse aggregate of tenera palm kernel shells, with fine aggregates of natural sand, and a Portland Composite Cement (PCC), but the PCC content was reduced and replaced by FA which varied from 0%, 5%, 10 %, 15%, 20 and 25%. Concrete also added superplasticizer (SP). SP is used to reduce water use, because the shell absorbs water. SP levels also vary, namely 0%, 1%, and 1.2%. The weight of the volume of concrete with various levels of fly ash and SP is 1700-1800 kg/m3, so it can be classified as lightweight concrete. Increased FA levels will increase compressive strength, but only up to 10%, after which the strength decreases. Compressive strength of specimens with SP 0% and FA 10% is 17.92 MPa, for SP levels of 1% and FA 10% is 22.15 MPa, while for SP levels of 1.2% and FA 10% is 19.35 MPa . So that it can be concluded that the palm shell as bio-material (renewable resources) can be used as a substitute for natural coarse aggregates. The optimum fly ash level is 10%, and to reduce water use SP 1%. The use of oil palm shells as a substitute for gravel means reducing the waste of the palm oil industry, while reducing rock exposures. In addition, in Indonesia there are many areas where there are no rock sources while oil palm plantations are quite extensive.
STRATEGI PENINGKATAN JUMLAH WISATAWAN GEOPARK CILETUH PELABUHAN RATU : SEBAGAI DAMPAK PENGARUH PEMBANGUNAN TOL BOCIMI RAMDIANSYAH, HARI; DJAKAPERMANA, RUCHYAT DENI; ARTININGSIH, TITIK PENTA
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 23, No 1 (2022): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v23i1.5602

Abstract

Kabupaten Sukabumi memiliki potensi pariwisata yang besar, khususnya kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang merupakan bagian dari UNESCO Global Geopark sejak tahun 2018. Pembangunan Tol Bocimi, diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas antara Perkotaan Jabodetabek sebagai pangsa pasar wisatawan dengan Geopark Ciletuh Palabuhanratu sebagai destinasi wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis interaksi Jabodetabek dengan Kabupaten Sukabumi, (2) Menganalisis pengaruh pembangunan Tol Bocimi terhadap jumlah wisatawan, (3) Melakukan kajian pemilihan moda transportasi, dan (4) Merumuskan strategi untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan mix method analysis dengan memanfaatkan data hasil survei sekunder dan penyebaran kuesioner kepada wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan Tol Bocimi mampu meningkatkan nilai interaksi antara wilayah, namun tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah wisatawan yang selalu meningkat setiap tahunnya. Hasil pengolahan data kuesioner menunjukkan bahwa adanya potensi untuk pengembangan transportasi umum yang nyaman dan cepat menuju tujuan wisata dan dengan target utama Generasi Z. Strategi prioritas dalam penelitian ini adalah: (i) Menyiapkan sarana transportasi untuk wisatawan Generasi Z yang aman dan nyaman, (ii) Menyediakan akomodasi yang beragam untuk mengakomodasi  berbagai kelas/golongan, (iii) Mengadakan event unik yang berpotensi masuk dalam Calendar of Events (CoE) Kementerian Pariwisata, dan (iv) Memanfaatkan budaya lokal untuk menarik wisatawan. Kata kunci : Infrastruktur, Interaksi Wilayah, Pariwisata, Strategi