A. Sianipar, Siguti
Institut Agama Kristen Negeri Manado

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Antara Kemampuan Bermain Musik Dengan Kecepatan Penyelesaian Soal Matematika Sederhana Ade John Nursalim; Berehme Adyatmo Purba; Siguti Aprinnostein Sianipar
Psalmoz : A Journal of Creative and Study of Church Music Vol. 2 No. 2 (2021): Psalmoz : Juli 2021
Publisher : Program Studi Musik Gereja, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, IAKN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.492 KB) | DOI: 10.51667/jpsalmoz.v2i2.654

Abstract

Musik merupakan salah satu bentuk matematika. Musik sendiri merupakan suatu hasil dari getaran sebuah benda. Getaran tersebut kemudian Diterima oleh telinga diteruskan melalui mekanisme yang kompleks hingga dipersepsikan oleh otak dalam bentuk Nada dan kompleksitas persepsi yang lainnya. Proses komputasi ini berlangsung sangat cepat ini terjadi secara tidak sadar. composer Para komposer dunia sejak zaman dulu telah menggunakan matematika dalam rancang lagunya Hal ini dapat dibuktikan dalam beberapa jenis tuning dan komposisi musik barat. Matematika sebagai sebuah pelajaran wajib di kelas sekolah dasar dan lanjutan merupakan sebuah mata pelajaran penting yang seringkali dikaitkan dengan kecerdasan musik. Sekelompok orang yang diambil secara Random purposive sampling Dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok musisi dan kelompok dan musisi.Hasil penelitian ditemukan 21 orang Responden yang ikut dalam penelitian ini. waktu yang di perlukan oleh kelompok musisi lebih sedikit yaitu rata -rata 7,99 detik (SD 1,79678) dibanding kelompok non musisi dengan rata – rata 9,936 (SD 2,07559) Dan terdapat perbedaan bermakna antara waktu pengerjaan tes kelompok musisi dan kelompok non musisi.
Penggunaan Musik Ambient Dalam Tata Ibadah Di Gereja IFGF Manado Siguti Aprinnostein Sianipar; Markus Bona Tangkas Sirait
Psalmoz : A Journal of Creative and Study of Church Music Vol. 3 No. 1 (2022): Psalmoz : Januari 2022
Publisher : Program Studi Musik Gereja, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, IAKN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Musik ambient selalu ada hadir pada setiap peristiwa kegiatan masyarakat yang melibatkan suatu kelompok musik untuk mengiringi rangkaian kegiatan atau pun menjadi bagian inti dari kegiatan tersebut. Musik Suasana juga dapat kita temui pada musik latar dari sebuah film untuk menciptakan dan membangun emosi penonton yang mengikuti rangkaian cerita dari awal hingga akhir film. Penggunaan musik di dalam gereja umumnya untuk mengiringi nyanyian jemaat, hal ini digunakan untuk membantu jemaat dalam menyanyikan lagu – lagu gereja dan menikmati syair dari lagu tersebut yang belum menekankan pada musik ambient. Di beberapa gereja khususnya IFGF Manado dalam proses tata ibadah dari awal hingga akhir, musik ambient selalu hadir untuk mengisi setiap aktifitas proses ibadah. Musik Suasana pada tata ibadah di gereja merupakan musik latar yang menekankan atau membangun suasana ketika musik dimainkan kepada para pendengar khususnya jemaat gereja. Penggunaan musik tersebut umumnya menggunakan synthesizer dengan berbagai bunyi instrumen musik di dalamnya untuk menciptakan latar suara untuk lingkungan sekitar.
Pendidikan Spiritual Melalui Peribadatan Taize di GMIM Sion Tomohon Victor Johannes Bella; Markus Wibowo; Siguti A Sianipar
Clef : Jurnal Musik dan Pendidikan Musik Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik Gereja IAKN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.112 KB) | DOI: 10.51667/cjmpm.v2i2.720

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengkaji bagaimana proses peribadatan Taizé serta menemukan Nilai-nilai Pendidikan spiritual di jemaat GMIM Sion Tomohon Wilayah Tomohon Satu dengan menawarkan sebuah konsep Peribadatan Taizé. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Waktu dan tempat penelitian dilaksanakan di jemaat GMIM Sion Tomohon Wilayah tomohon Satu pada Tahun 2021. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Dari hasil Kajian dan pembahasan/interpretasi, maka diperoleh indikasi bahwa: (1) proses peribadatan Taizé bersifat oikumenis yang diatur agar jemaat menikmati dan puncaknya pada penghayatan akan makna hidup dalam membangun relasi dengan Tuhan sang hening, (2) nilai-nilai Pendidikan spiritual hendaknya mengajarkan jemaat akan pola hidup berbahagia dalam relasi dengan Tuhan dan sesama, sederhana, murah hati dan tangguh dalam menghadapi hidup. Dari hasil temuan tersebut maka direkomendasikan agar gereja melaksanakan pengajaran mengenai Spiritualitas melalui peribadatan Taizé, sehingga dapat memudahkan jemaat merefleksikan diri untuk kemudian menemukan kembali makna hidup dan menata kehidupan agar wujud nyata cinta kasih Kristus senantiasa nampak lewat tutur dan lakunya
Metode Revitalisasi Koreografi Gubang di Jemaja, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau Widyanarto Widyanarto; Denny Eko Wibowo; Siguti A. Sianipar
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 5, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.809 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v1i1.3498

Abstract

ABSTRAKGubang merupakan tarian tradisional yang ada di Desa Jemaja, Kabupaten Anambas, Pulau Letung. Tarian Gubang menurut masyarakat setempat dipercaya secara turun-temurun sebagai tarian bunian. Bentuk penyajian tarinya khas dengan menggunakan topeng. Pertunjukan tari Gubang biasanya dipertontonkan pada hari-hari tertentu, seperti acara pesta perkawinan, perayaan hari kemerdekaan, atau acara pentas seni, dan pesta kebudayaan daerah di waktu malam hari. Tarian ini kini mengalami penurunan eksistensi, berkaitan dengan berkurangnya acara-acara yang memerlukan sajian Gubang. Kondisi ini mendorong upaya penggalian, pembentukan, dan evaluasi melalui aspek koreografi sehingga eksistensi tari Gubang masih terpelihara tanpa mengurangi esensi dari pertunjukannya. Proses revitalisasi pada tari Gubang di Pulau Letung, Jemaja, Kepulauan Anambas, memanfaatkan metode kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk koreografi baru. Hasil revitalisasi terwujud dalam penggarapan pola lantai dan tata busana yang baru. Koreografi tari tersebut kemudian akan mendorong minat serta bentuk tindakan pelestarian yang lain.ABSTRACT Gubang is a traditional dance that appearance in Jemaja village, Anambas region, Letung island. According to the community, Gubang dance trusted as a bunian dance. The mode of representation of this dance used the masks. Gubang dance usually only performed at the night on certain days, such as wedding party, a celebration of the independent day, and culture celebration. This dance has a decrease in existence related to reduced events that need Gubang to performed. This condition encourages some effort to study, composing, and evaluating in the choreography aspects, to maintain the existence of Gubang without reducing the essence of performance. The process of revitalizing in Gubang dance in Jemaja used qualitative method intended to re-compose choreography. The result of this action is arranging in the new floor design and costume design. After that, the revitalize method can motivate the community interest for another preserve activities.
Mengonstruksi Ruang Sakral melalui Peran Anak Muda dalam Pelayanan Musik Gereja Lidya Kandowangko; Siguti Aprinnostein Sianipar
Psalmoz : A Journal of Creative and Study of Church Music Vol. 3 No. 2 (2022): Psalmoz : Juli 2022
Publisher : Program Studi Musik Gereja, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, IAKN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bermaksud mengkaji pelayanan musik dalam peribadatan yang memusatkan pada anak muda dan bagaimana proses konstruksi kesakralan dalam proses peribadatan. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretative phenomenological analysis (IPA) maka yang menjadi fokus kajian adalah pengalaman yang diperoleh dari anak muda yang berperan dalam pelayanan musik ibadah, serta proses konstruksi kesakralan yang dibentuk. Penelitian yang dilakukan di 3 (Tiga) gereja yang melibatkan anak muda dalam pelayanan musik, serta didukung dengan teknik sampling yaitu snowball sampling dan teknik analisis data melalui tahap reduksi, penyajian dan verifikasi data. Temuan dalam penelitian yaitu, pelayanan musik anak muda menggunakan musik populer yang lebih atraktif dan inovatif. Kesakralan peribadatan juga dapat dikonstruksi secara berbeda. Serta, hadirnya musik populer sebagai penggiring ibadah lebih mendorong ketertarikan anak muda dalam beribadah. Dengan demikian, interseksi antara budaya anak muda dalam penentuan musik ibadah yang sesuai dalam pelayanan dan transformasi bentuk pujian dan penyembahan menjadi fenomena yang harus disadari dalam pelayanan musik gereja kontekstual.