Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Tantangan dalam Perencanaan dan Pengelolaan Lingkungan Belajar Pendidikan Anak Usia Dini Pada Komunitas Urban Kota Manado Di Masa Pandemi Covid-19 Febri Kurnia Manoppo; Jeane Marie Tulung; Lidya Kandowangko; Paulus Dimas Prabowo
Montessori Jurnal Pendidikan Kristen Anak Usia Dini Vol. 2 No. 2 (2021): Montesori: Jurnal Pendidikan Kristen Anak Usia Dini
Publisher : Program Studi Pendidikan Kristen Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjadi salah satu kajian tentang tantangan masyarakat urban di Kota Manado dalam merencanakan dan mengelola lingkungan belajar bagi Anak Usia Dini disaat mereka menghadapi berbagai resiko karena adanya pandemi covid-19. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa dalam kajian biblika Ulangan 6: 4-9 terdapat beberapa karakteristik lingkungan belajar untuk anak, yaitu lingkungan belajar yang bersifat parental participation, verbal-visual combination, multi-location, dan style variation. Ditemui pula tantangan-tantangan dalam lingkungan belajar pendidikan anak usia dini, yaitu tantangan dalam pembelajaran jarak jauh karena adanya covid-19, pelaksanaan kelas online yang menimbulkan ketidaksetaraan dalam pelaksanaannya, keterbatasan penilaian guru dari video dan foto, dan tantangan metode online dan off-line.
Representasi Masalah Sosial dalam Video Musik “Crazy” Simple Plan: Kajian Musik Pop dari Pendekatan Cultural Studies Lidya Kandowangko; Erwin Sianturi
Clef : Jurnal Musik dan Pendidikan Musik Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik Gereja IAKN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2808.01 KB) | DOI: 10.51667/cjmpm.v2i1.537

Abstract

Abstrak Budaya populer khususnya musik pop seringkali hanya dianggap sebagai bagian praktik kultural temporer dan bersifat komersil. Namun, musik pop dapat bermanifestasi sebagai media representasi masalah sosial untuk menampilkan kondisi pelik dalam masyarakat yang menikmati modernitas. Seperti video musik “Crazy” Simple Plan yang dikaji sebagai praktik representasi atas ragam masalah sosial dengan pendekatan cultural studies. Elaborasi antara kerangka konsep Giddens mengenai “juggernaut” dan konsep signifikansi dalam proses representasi khas cultural studies terhadap video musik “Crazy” Simple Plan. Penelitian terhadap praktik representasi dalam video musik menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika. Penelitian ini menghasilkan representasi masalah sosial seperti kondisi tubuh dari operasi plastik, obesitas dan proses penuaan. Masalah remaja dan anak-anak di masa modern, serta ketimpangan sosial. Video musik pop menjadi media untuk memproduksi sistem simbolik yang mengkritik problema masyarakat yang tidak mampu mengendalikan “juggernaut” modernitas. Dengan demikian, musik pop tidak hanya dinilai dalam sudut pandang estetik, tetapi dapat menjadi bagian representasi simbolik dan media perlawanan yang futuristik. Sekaligus bermanfaat guna memberikan kesadaran sosial untuk beradaptasi dengan kondisi modernitas yang ambigu.
Mengonstruksi Ruang Sakral melalui Peran Anak Muda dalam Pelayanan Musik Gereja Lidya Kandowangko; Siguti Aprinnostein Sianipar
Psalmoz : A Journal of Creative and Study of Church Music Vol. 3 No. 2 (2022): Psalmoz : Juli 2022
Publisher : Program Studi Musik Gereja, Fakultas Seni dan Ilmu Sosial Keagamaan, IAKN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bermaksud mengkaji pelayanan musik dalam peribadatan yang memusatkan pada anak muda dan bagaimana proses konstruksi kesakralan dalam proses peribadatan. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretative phenomenological analysis (IPA) maka yang menjadi fokus kajian adalah pengalaman yang diperoleh dari anak muda yang berperan dalam pelayanan musik ibadah, serta proses konstruksi kesakralan yang dibentuk. Penelitian yang dilakukan di 3 (Tiga) gereja yang melibatkan anak muda dalam pelayanan musik, serta didukung dengan teknik sampling yaitu snowball sampling dan teknik analisis data melalui tahap reduksi, penyajian dan verifikasi data. Temuan dalam penelitian yaitu, pelayanan musik anak muda menggunakan musik populer yang lebih atraktif dan inovatif. Kesakralan peribadatan juga dapat dikonstruksi secara berbeda. Serta, hadirnya musik populer sebagai penggiring ibadah lebih mendorong ketertarikan anak muda dalam beribadah. Dengan demikian, interseksi antara budaya anak muda dalam penentuan musik ibadah yang sesuai dalam pelayanan dan transformasi bentuk pujian dan penyembahan menjadi fenomena yang harus disadari dalam pelayanan musik gereja kontekstual.
Power and Knowledge: Analysis of LGBTIQ Discourse in Sociology of Religion Based on Queer Theory Lidya Kandowangko
Potret Pemikiran Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v27i1.2526

Abstract

This article intends to analyze the LGBTIQ discourse in sociology of religion based on queer theory. The conceptual framework in conceptualizing research results refers to the terminology of Michael Foucault's thoughts regarding the practice of discourse and power, and the queer theory approach. This research was conducted using a qualitative research method based on a critical discourse analysis approach. The critical discourse analysis approach is used in order to gain scientific knowledge and understanding regarding the reproduction of LGBTIQ discourse influenced by socio-religious values as part of sociology of religion studies. The findings of this study are that the power and knowledge gained from the terminology of Michael Foucault determined the paradox of discourse. Especially when it is associated with a socio-religious scientific background, it also creates contradictions that affect the socio-religious practices of the community in accepting the existence of LGBTIQ as an individual and community identity. However, as a sociology of religion researcher, we can use or integrate queer theory to produce inclusive knowledge because of the data collected based on LGBTIQ experiences, So that the scientific study in sociology of religion related to LGBTIQ research is more valid and reliable and does not tend to discriminate against their existence as part of humanity.
Etos Kerja Mapalus dalam Penguatan Moderasi Beragama Masyarakat Kampung Jawa Tondano Nainggolan, Alon Mandimpu; Kandowangko, Lidya; Situmorang, Yehezkiel; Heydemans, Nency Aprilia; Lahamendu, Natalia
Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan Vol 18, No 1 (2024): Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/tp.v18i1.390

Abstract

The purpose of this study is to describe Mapalus Work Ethic (mutual collaboration of Minahasa culture) in Christian-Islamic interactions in Kampung JaTon Minahasa. The approach employed is phenomenology, which involves observation and in-depth interviews. The study's findings reveal that Mapalus' local knowledge serves as a reinforcer, unifier, and adhesive for religious groups in Tondano Java, which is consistent with religious moderation indicators. Mapalus ideals and religious moderation practices in Kampung Java-Tondano include openness, togetherness, and tolerance. This study concludes that establishing religious moderation based on local wisdom is vital and relevant to execute since it positively helps building peace between religious communities.Keywords: Work ethic; Mapalus; Religious Moderation; Tondano Java.
FOSO RUMAGES UM BANUA : MODEL REKONSTRUKSI TERHADAP PENDIDIKAN INFORMAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL Lahamendu, Natalia; Kandowangko, Lidya; Andalangi, Jammer; Heydemans, Nency; Tendean, Joshua
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 8 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14186202

Abstract

This study aims to describe Foso Rumages Um Banua as a reconstructionmodel for informal education rooted in local wisdom. This tradition, alsoknown as the Thanksgiving tradition, is an indigenous practice of theMinahasa people in North Sulawesi, Indonesia. The research was conductedin Minahasa Selatan, an area where this tradition is actively practicedannually. A qualitative research methodology was employed, utilizingobservation, interviews, and document collection techniques to gather datarelated to the Thanksgiving tradition. The collected data was analyzedthrough data reduction, presentation, and verification. The findings revealthat Foso Rumages Um Banua serves as a local wisdom that supports areconstruction model for informal education. Embedded within this traditionare values of communal harmony, cultural representation, andenvironmental protection. These values, expressed through acts ofthanksgiving, embody educational principles that should be passed downthrough generations
Potret Keberagamaan dalam Menciptakan Harmonisasi Masyarakat Dusun Sumberejo Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Silviana, Ika; Laila, Syarifa Fitrotul; Masrifah, Lia Hilyatul; Kandowangko, Lidya
Canonia Religia Vol. 2 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/cr.v2i2.2963

Abstract

The portrait of religious life within the pluralistic society of Kayen Kidul Subdistrict, particularly in Jambu Village, Sumberejo Hamlet, Kediri Regency, serves as the focus of this study. The community, consisting of adherents of Islam, Christianity, Catholicism, and Hinduism, coexists to foster harmonization in religious practices. This research employs a descriptive qualitative approach with data collection techniques including observation, interviews, and documentation complemented by audiovisual materials. The research subjects were determined through purposive sampling, selecting participants based on criteria from each religious group. The analysis utilizes Pierre Bourdieu’s theory of habitus as a framework to understand the phenomenon of harmonization amid the diversity of Sumberejo Hamlet. The findings reveal that social cohesion is shaped through the community’s habitus, reflected in collective participation in social activities and involvement in interfaith religious practices. Tolerance, supported by social, economic, cultural, and symbolic capital, enables the emergence of local cultural richness and diversity. This study contributes significantly to understanding how habitus shapes interfaith interactions and illustrates the mechanisms through which social cohesion and mutual respect are maintained in a pluralistic rural community, while simultaneously preserving the distinct cultural and religious identities of each group.