Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EARLY DETECTION OSTEOPOROSIS RISK FACTORS OF WOMEN AGE MORE THAN 50 YEARS IN KOTA GORONTALO Sri Ibrahim; Dewi Suryaningsih
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 4, No 1 (2022): JANUARI: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v4i1.12034

Abstract

Osteoporosis is a disease characterized by a decrease in bone density and disruption of normal bone architecture. Decreased bone strength increases the risk of fracture. The World Health Organization (WHO) includes osteoporosis in the list of 10 major degenerative diseases in the world. It is noted that there are approximately 200 million patients worldwide who suffer from osteoporosis. From the report of the Indonesian osteoporosis association, as many as 41.8% of men and 90% of women already have symptoms of osteoporosis.                    One of the efforts to reduce the incidence of osteoporosis is by early detection and avoiding risk factors for osteoporosis. This study aims to determine the risk factors for osteoporosis in women over 50 years. The research subjects were women over 50 years old in Gorontalo City. This study used a descriptive design by collecting questionnaires for early detection of osteoporosis risk factors including age, history of fracture, early menopause, family history of disease, corticosteroid consumption, physical activity, alcohol consumption, and smoking habits.                    The results of the identification of risk factors related to the incidence of osteoporosis were found at the age of 51-61 years as many as 169 people (70.1%), age 66 years as many as 72 people (29.9%), family history of osteoporosis as many as 44 people (18.3 %), history of fracture as many as 18 people (7.5%), history of taking steroids as many as 65 people (27.0%), alcohol consumption as many as 7 people (2.9%), smoking habits as many as 13 people (5.4% ), irregular in exercising as many as 142 people (58.9%), diabetes mellitus as many as 69 people (28.6%), hypertension as many as 5 people (2.1%), and hyperthyroidism as many as 4 people (1.6% ). Therefore, it is necessary to take preventive action by modifying these risk factors.
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI HIMPUNAN MAHASISWA KOMUNIKASI (HIMAKOM) DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS ANGGOTA Trinita Aulia Zahra; Dewi Suryaningsih; Mirna Kamisabila; Shafa Khoirunnisa; Jamiati KN
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 2 No. 12 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v2i12.1971

Abstract

Keanggotaan atau sumber daya manusia merupakan salah satu elemen penting dalam terbentuknya sebuah organisasi. Menurut Kurniawati,2021 komunikasi organisasi adalah proses pertukaran informasi dari suatu organisasi yang telah terstruktur. Dimana didalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan pola komunikasi yang dapat membentuk hubungan yang kuat diantara para anggota organisasi (solidaritas) sehingga dapat mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk pola komunikasi HIMAKOM (Himpunan Mahasiswa Komunikasi) FISIP UMJ dalam membangun kesolidaritasan anggotanya. Jenis penelitian kualitatif dan dengan menggunakan metode penelitian studi kepustakaan dan penelian lapangan yang berbetuk wawancara. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bentuk pola komunikasi HIMAKOM FISIP UMJ berbentuk bintang, dimana para anggota diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, sehingga dapat menimbulkan solidaritas rasa percaya dan ketergantungan antara anggotanya. Dan kesolidaritasan dalam organisasi ini pun terbentuk akan rasa saling menghormati, dan menghargai antar anggota. Setiap organisasi akan memiliki pola komunikasi yang berbeda untuk membetuk sebuah oraganisasi yang efektif sehingga dapat mencapai visi misi yang telah disepakati.
IMPLEMENTASI TEKNIK LOBI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS FUNGSI PUBLIC RELATION Salsabila; Dewi Suryaningsih; Vivi Alayda Rahmat; Widya Maulya; Lilik Sumarni
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 4 No. 5 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v4i5.4613

Abstract

Negosiasi merupakan sebuah tindakan tawar menawar dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama. Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin tidak kita sadari bahwa kita telah melakukan kegiatan tersebut, seperti menawar harga jual produk, bernegosiasi dalam hal peminjaman bank dan negosiasi dalam bisnis kita bahkan jika terdapat suatu masalah kecil pun kita dapat melakukan negosiasi. Kata negosiasi sering kali disandingkan dengan kata lobi, yaitu sebuah bentuk upaya persuasive untuk mempengaruhi seseorang, atau kelompok yang memegang Keputusan pengambilan untuk mendukung kepentingan anda atau organisasi yang anda naungi .Lobi dan negosiasi juga dapat membantu keefektivitasan fungsi public relation dalam menjalankan hubungan komunikasi dengan para publik atau stakeholder dari bisnis yang anda lakukan. Dengan banyaknya hubungan relasi yang terjalin pun, dalam dunia bisnis akan menemukan seseorang yang akan menjalankan peran sebagai hubungan masyarakat atau sering dikenal dengan public relation. Public relation adalah sebuah fungsi manajemen yang bertujuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan baik diantara organisasi dan para publiknya yang akan mempengarauhi kesuksessan atau kegagalan organisasi.
PENGARUH MODAL KERJA, HUTANG, DAN PENJUALAN TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTANIAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2019–2023 Dewi Suryaningsih
Musytari : Jurnal Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi Vol. 9 No. 1 (2024): Musytari : Neraca Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.8734/musytari.v9i1.6194

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Modal Kerja, Hutang, dan Penjualan terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2023. Sampel dalam penelitian ini adalah 21 perusahaan dalam kurun waktu selama 5 tahun. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji normalitas, uji asumsi klasik dengan uji multikolonieritas, uji heteroskedestisitas, dan uji autokorelasi. Sistem software yang digunakan dalam uji penelitian yaitu IBM SPSS 25. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, variabel Modal Kerja, Hutang, dan Penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba Bersih. Hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel Modal Kerja dan Hutang tidak berpengaruh terhadap Laba Bersih. Variabel Penjualan berpengaruh terhadap Laba Bersih. Kata Kunci : Modal Kerja, Hutang, Penjualan, Laba Bersih
Komunikasi Krisis Zara Dalam Menangani Krisis Kampanye ‘The Jacket’ Salsabila; Lilik Sumarni; Dewi Suryaningsih; Vivi Alayda Rahmat; Widya Maulya
Neptunus: Jurnal Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi Vol. 3 No. 1 (2025): Februari : Neptunus : Jurnal Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi
Publisher : Asosiasi Riset Teknik Elektro dan Informatika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/neptunus.v3i1.651

Abstract

The communication crisis experienced by Zara in the "The Jacket" campaign highlights the critical importance of social and cultural sensitivity in marketing strategies. The controversy that arose sparked negative public reactions, underscoring the necessity for companies to exercise greater caution in delivering messages aligned with societal values. This study analyzes Zara's approach to addressing the crisis through the framework of Situational Crisis Communication Theory (SCCT). Communication strategies involving apologies, transparency, and concrete corrective actions are identified as key elements in restoring reputation. Additionally, internal evaluations of creative processes and heightened cultural awareness in campaign development were conducted to prevent similar crises in the future. This study emphasizes the significance of speed, clarity, and empathy in crisis management, as well as the strategic use of social media to rebuild public trust.