Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Prototipe Alat Kontrol Derajat Keasaman dan Konduktivitas Listrik Selama Masa Tanam pada Larutan Nutrisi Hidroponik Tanaman Cabai (Capsicum frutescens L.) Budi Yasri; Suprijanto Suprijanto; Malik Purnomo Hadi; Safira Humaira
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling: Special Issue (General)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9712

Abstract

Metode hidroponik bukan hal yang baru di kalangan petani khususnya di wilayah yang kurang lahan untuk bercocok tanam. Salah satu metode hidroponik yang sering digunakan yaitu metode Nutrient Film Technique karena mudah dikembangkan dan digunakan terutama di wilayah yang kurang lahan untuk bercocok tanam. Akan tetapi tanaman hidroponik sangat bergantung pada larutan nutrisi dan harus sesuai kebutuhan tanaman. Pada penelitian ini akan dibuat sistem otomatis untuk proses pencampuran larutan nutrisi pada tanaman cabai menggunakan sensor EC dan pH untuk mendeteksi nilai konduktivitas listrik (EC) dan derajat keasaman (pH) nutrisi selama masa tanam. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam kondisi yang terkendalikan. Dari hasil kalibrasi sensor didapatkan nilai rerata eror pada sensor pH sebesar 10,77% dan sensor EC sebesar 5,46%. Sementara, pengambilan data pengujian prototipe dilakukan pada menit ke 15, 30, 45 dan 60. Hasil pengontrolan EC pada waktu tersebut secara berturut-turut sebesar 1324,90 µS/cm; 1369,63 µS/cm; 1347,74 µS/cm dan 1325,26 µS/cm. Sedangkan, hasil pengontrolan pH pada rentang waktu tersebut secara berturut-turut sebesar 6,23; 5,90; 5,78 dan 6,17. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini memiliki prospek untuk dikembangkan lebih lanjut untuk merumuskan jenis teknologi pengiriman data pengukuran EC dan pH yang tepat dari prototipe kepada pengguna secara kontinu.
Prototipe Pengontrolan Kepekatan Larutan Nutrisi pada Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum) Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel Budi Yasri; Suprijanto Suprijanto; Aldy Aprian; Fathul Khoiriyah
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling: Special Issue (General)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9713

Abstract

Pengontrol kepekatan larutan nutrisi adalah alat yang digunakan untuk mengkondisikan kepekatan larutan nutrisi agar tetap berada pada set point ruang lingkup pertanian. Pengontrol kepekatan larutan nutrisi digunakan pada sistem hidroponik khususnya metode Nutrient Film Technique (NFT). Dalam hal ini pengontrolan dilakukan pada kepekatan nutrisi pada reservoir yang digunakan sebagai media air yang sudah tercampur dengan nutrisi yang kemudian dialirkan pada tumbuhan. Di masa depan, alat ini diharapkan bisa membantu petani hidroponik agar dapat melakukan pengontrolan secara otomatis sehingga mampu untuk memperkecil peluang terjadinya gagal panen. Pengontrolan ini dilakukan dengan menggunakan sensor TDS (Total Dissolved Solid) yang digunakan untuk mengukur kepekatan suatu larutan. Dalam penelitian ini, pengontrolan kepekatan larutan nutrisi difokuskan untuk kebutuhan nutrisi tanaman tomat. Dari hasil uji kalibrasi yang dilakukan pada tiga titik uji pengukuran 96,2 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm besar nilai kesalahan secara berturut turut adalah 10%, 7%, dan 4%. Ketika prototipe sudah dipasang pada instalasi hidroponik NFT untuk menambah kepekatan sebesar 180 ppm perbandingan antara larutan nutrisi dengan reservoir campuran adalah 1 : 200. Pada pengujian debit pompa, besar debit pompa yang sudah dipasang 3,33 mL/s. Kemudian, ketika dilakukan pengujian pengontrolan dari jarak jauh dapat dipastikan bahwa penunjukkan kepekatan nutrisi dari jarak 0 km sama 8,1 km adalah sama.
Pengendalian Kadar Ph Tanaman Tomat (Solanum Licopersycum) Berbasis Iot pada Hidroponik DBS Semi Otomatis dengan Platform Telegram Budi Yasri; Suprijanto Suprijanto; Nisrina Nur Husna; Sabilla Rosadi
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling: Special Issue (General)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.9714

Abstract

Dutch Bucket System adalah teknik bercocok tanam hidroponik yang ditekankan pada sirkulasi dan efesiensi penggunaan air dimana air merupakan faktor penting dalam penyaluran nutrisi untuk tanaman agar dapat berkembang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pH air. Pada tanaman tomat pH air yang disarankan agar nutrisi dapat terserap dengan efisien adalah rentang 5.5 – 7. Maka dibuat prototipe pengendalian pH untuk mengontrol dan mengendalikan nilai pH agar sesuai. Pengontrolan ini berbasis IoT melalui telegram sehingga dapat dilakukan monitoring dan pengendalian melalui smartphone. Hasil kalibrasi dari prototipe ini ialah memiliki akurasi sebesar 97.34%, presisi sebesar 96.37% dengan nilai histerisis gabungan sebesar 0.09 dan memiliki linearitas yang cukup baik yaitu untuk pengukuran naik R² = 0.9978 dan untuk pengukuran turun R² = 0.9985. Pengujian dilakukan pada instalasi miliki sendiri dan rentang pH masih dalam rentang normal. Hasil pembacaan dan proses pengendalian pH berhasil dilakukan melalui telegram.
Pengaruh Implementasi Kurikulum, Kompetensi Widyaiswara, Pengelolaan Sarana dan Prasarana terhadap Hasil Belajar Peserta Pendidikan dan Pelatihan Kemetrologian: Effect of Curriculum Implementation, Widyaiswara Competence, Facilities and Infrastructure Management on Learning Outcomes of Metrological Education and Training Participants Budi Yasri; Heru Sujiarto; Ibrahim Danuwikarsa; Adjat Sudrajat
Society Vol 10 No 1 (2022): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v10i1.413

Abstract

Implementing the curriculum, widyaiswara, and facilities are the main pillars in realizing the training process for metrological training participants in achieving the expected learning outcomes. Although the facilities can be considered adequate, the variables affecting improving the quality of learning outcomes of the metrology training participants need to be determined. The purpose of this study was to review the effect of curriculum implementation, widyaiswara, and facilities on the quality of learning outcomes for metrology training participants. This research method used a survey method with a quantitative approach. Data analysis was performed using linear regression test and T-test. The study’s results stated that the T-test on the variables of curriculum implementation, widyaiswara, and facilities, as well as their combination on learning outcomes, resulted in a significance value of less than 0.05 at the 95% confidence level. This study concluded that implementing curriculum, widyaiswara competencies, facilities, and a combination of the three positively and significantly impact the quality of metrological training participants’ learning outcomes.
Pengaruh Implementasi Kurikulum, Kompetensi Widyaiswara, Pengelolaan Sarana dan Prasarana terhadap Hasil Belajar Peserta Pendidikan dan Pelatihan Kemetrologian: Effect of Curriculum Implementation, Widyaiswara Competence, Facilities and Infrastructure Management on Learning Outcomes of Metrological Education and Training Participants Budi Yasri; Heru Sujiarto; Ibrahim Danuwikarsa; Adjat Sudrajat
Society Vol 10 No 1 (2022): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v10i1.413

Abstract

Implementing the curriculum, widyaiswara, and facilities are the main pillars in realizing the training process for metrological training participants in achieving the expected learning outcomes. Although the facilities can be considered adequate, the variables affecting improving the quality of learning outcomes of the metrology training participants need to be determined. The purpose of this study was to review the effect of curriculum implementation, widyaiswara, and facilities on the quality of learning outcomes for metrology training participants. This research method used a survey method with a quantitative approach. Data analysis was performed using linear regression test and T-test. The study’s results stated that the T-test on the variables of curriculum implementation, widyaiswara, and facilities, as well as their combination on learning outcomes, resulted in a significance value of less than 0.05 at the 95% confidence level. This study concluded that implementing curriculum, widyaiswara competencies, facilities, and a combination of the three positively and significantly impact the quality of metrological training participants’ learning outcomes.
Conflict Resolution Strategies in Kampung Naga Indigenous Community: Preserving Tradition in the Face of Modernity Budi Yasri; Asep Ridwan Lubis; Vera Firmansyah; Gianto Gianto; Nandang Gunawan Tunggal Waras; Kartika Nurul Aulia
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 13 No 3 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v13i3.84817

Abstract

This study examines conflict resolution strategies within the Kampung Naga indigenous community. It focuses on how traditional governance systems—particularly adat law—function alongside state law to mediate conflicts and preserve cultural integrity amidst modernization pressures. Employing a descriptive qualitative method, this research draws on in-depth interviews, participant observations, and document analysis to reveal the community’s dual governance system. Findings indicate that Kampung Naga’s adherence to adat law fosters social cohesion and leads to generational tensions, particularly regarding land use and economic integration. The study demonstrates that while traditional mechanisms remain effective for resolving internal disputes, external conflicts, such as land disputes with government entities, require a hybrid approach incorporating state law. This duality illustrates the resilience of Kampung Naga’s cultural practices and the challenges they face in balancing modern legal frameworks. The practical implications of this research extend to broader discussions on preserving indigenous governance systems in the face of state legal integration and economic pressures. These findings offer critical insights into how traditional societies can maintain cultural autonomy while navigating external influences, contributing to theoretical and practical debates on conflict resolution and indigenous governance.