Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Hepatokuratif Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos caudatus) terhadap Kadar SGPT Tikus Wistar yang Diinduksi Parasetamol Syaema Maulida; Yanuarita Tursinawati; Ardhea Jaludamascena
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2020): Herb-Medicine Journal April 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v3i1.5599

Abstract

Penggunaan parasetamol dosis tinggi menjadi pemicu kerusakan hepar yang ditandai dengan peningkatan SGPT. Daun kenikir mengandung flavonoid, saponin, dan tanin yang berfungsi sebagai hepatokuratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kenikir terhadap kadar SGPT darah tikus galur wistar yang diinduksi parasetamol. Penelitian ini merupakan studi eksperimen laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Sampel sebanyak 30 ekor tikus jantan galur wistar yang dibagi dalam 5 kelompok secara random. Perlakuan dilakukan selama 15 hari, kelompok K- hanya diberi pakan standar selama masa perlakuan, kelompok KT diinduksi parasetamol dosis tunggal 270mg/200grBB tanpa diberikan intervensi, kelompok  K+, PI, dan PII diinduksi parasetamol, K+ diberi N-asetilsistein 2,52mg/kgBB, PI diberi ekstrak daun kenikir 62,5mg/kgBB, PII ekstrak daun kenikir 125mg/kgBB sampai hari ke-14 dan  hari ke-15 diperiksa kadar SGPT. Analisa data dengan uji one-way ANOVA dan dilanjutkan Post-hoc. Rerata kadar SGPT yaitu K- 47,0±0,82 IU/L, KT 78,0±0,97 IU/L, K+ 40,2±2,27 IU/L, PI 55,3±1,74 IU/L, dan PII 69,3±1,48 IU/L. Terdapat perbedaan signifikan rerata SGPT antar seluruh kelompok (p=0,000).Perbedaan signifikan juga ditemukan antar kelompok K- dengan KT (p=0,000), K- dengan K+ (p=0,023), K- dengan P1 (p=0,001), K- dengan P2 (p=0,000), KT dengan K+ (p=0,000), KT dengan P1 (p=0,000), KT dengan P2 (p=0,000), K+ dengan P1 (p=0,000), K+ dengan P2 (p=0,000), dan P1 dengan P2 (p=0,000). Ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus) dapat mempengaruhi kadar SGPT darah tikus galur wistar yang diinduksi parasetamol
HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA FK UNIMUS Ummu Syafa'ah; Mega Pandu Arfiyanti; Yanuarita Tursinawati
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 3 (2022): Volume 9 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i3.5597

Abstract

Prokrastinasi akademik merupakan perilaku penundaan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan oleh mahasiswa yang berkaitan dengan kegiatan akademik perkuliahan. Salah satu tugas akademik yang sering diprokrastinasi oleh mahasiswa adalah penyusunan skripsi, sebanyak 77,5% mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik tinggi dalam penyusunan skripsi. Prokrastinasi akademik banyak menimbulkan dampak buruk bagi mahasiswa sehingga mahasiswa memerlukan kemampuan mengatur diri dalam belajar yang disebut dengan self regulated learning. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara self regulated learning dengan prokrastinasi penyusunan skripsi mahasiswa fk unimus. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang sebanyak 100 orang dengan teknik total sampling. Responden diminta mengisi kuesioner Assesing self regulated learning untuk mengetahui kategori self regulated learning dan kuesioner PASS (Procrastination Assessment Scale for Students) digunakan untuk mengukur prokrastinasi akademik. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan dari 100 mahasiswa kedokteran yang menjadi sampel penelitian, 74% melakukan prokrastinasi akademik kategori sedang dan 75% memiliki self regulated learning kategori tinggi. Berdasarkan hasil analisa didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,320 (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat korelasi antara self regulated learning dengan prokrastinasi penyusunan skripsi mahasiswa fk unimus.
KORELASI HbA1c DAN GULA DARAH PUASA TERHADAP RASIO TG/HDL-K PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 BERETNIS JAWA Yanuarita Tursinawati; Sakinah; Zulfachmi Wahab; Arum Kartikadewi
Bina Generasi : Jurnal Kesehatan Vol 15 No 1 (2023): Bina Generasi : Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35907/bgjk.v15i1.259

Abstract

Background : Most of the causes of death in type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) are coronary heart disease (CHD) with dyslipidemia as one of its risk factors. The best marker for early detection of dyslipidemia is the ratio of triglycerides to high-density lipoprotein cholesterol (TG/HDL-C). In T2DM patients, glycemic control in the form of Fasting Blood Sugar (GDP) and HbA1c can be done to avoid the risk of CHD. This study aims to identify the correlation of Hba1c and GDP with the ratio of TG/HDL-K in T2DM patients with Javanese ethnicity.Methods : This research was a cross sectional study involving 107 respondents from several health centers in Semarang City with consecutive sampling method. GDP, HbA1c, and TG/HDL-K ratio were obtained from medical records. Spearman correlation statistical test was used with a significance value of p <0.05. Results: The average HbA1c (7.86 ±1.97%), GDP (160.36± 76.82gr/dL), and the TG/HDL-K ratio (3.50± 2.22) exceeded the normal number. There was a weak significant correlation between GDP and the TG/HDL-K ratio (p=0.020; r=0.224) and there was no correlation between HbA1c and the TG/HDL-K ratio (p=0.549; r=0.059) in T2DM patients with Javanese ethnicity.Conclusion: The GDP of Javanese T2DM patients is weakly correlated with the TG/HDL-K ratio but not with HbA1c. Glycemic control is needed as an early marker of CHD risk in T2DM.