Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Abu Batu Dan Penambahan Fly Ash Terhadap Kuat Tekan Beton Heronimus Lumenta; Stefanus Tri Bintoro; David Widianto; Widija Suseno
G-SMART Vol 3, No 1: Juni 2019
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/gs.v3i1.1765

Abstract

The purpose of this research is to determine concrete compressive strengths with screenings variation of 0%, 25%, 50%, and 75% by addition the weight of fine aggregate (sand) and fly ash 15% by the weight of cement. The background of this research is increasing demand for concrete and the limited availability of concrete substances. Therefore innovation is needed to maintain the availability of concrete constituent materials and also to improve the quality of concrete. Up until now a lot of researches have been carried out regarding of substitute materials or added materials that can be substituted in making concrete. Based on this background the writer chose one of the added ingredients that can improve the quality (compressive strength) of concrete, namely fly ash. Fly ash produced from the remaining combustion of coal in the Steam Power Plant (PLTU).  While for substitution materials, the writer used the screenings that substituted by sand. In this study the writer used four variations of concrete with a ratio of 0% screenings : 100% sand, 25% screenings  : 75% sand, 50% screenings  : 50% sand, 75% screenings: 25% sand. Every variant was added with fly ash as much as 15% of the weight of cement.The result of this research was indicated that variations 25% screenings, 75% sand plus  fly ash of the weight of cement that having the highest quality of concrete among the other variations were as much as 298,95 kg/cm2 at the age of 7 days; 403,23 kg/cm2 at the age of 28 days; and 456,53 kg/cm2 at the age of 42 days. This was because means of air vents was in concrete filled by granules of screening so that the concrete became denser and made concrete strong press was increased.
Pengaruh Penggunaan High Damper Rubber Bearing Pada Gedung Bertingkat Ditinjau Terhadap Level Kinerja Struktur Dengan Metode Analisis Time History (Studi Kasus: Pembangungan Gedung Hotel) Friedrich Adescanius Suryawinata; Tavio Fortino Tirtosugondo; Gabriel Ghewa; David Widianto; Daniel Hartanto
G-SMART Vol 6, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/gsmart.v6i2.4466

Abstract

Kota Yogyakarta terkhususnya kabupaten Kulon Progo merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi pada beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, pembangunan gedung harus diberi penahan gempa yang biasa disebut dengan base isolator. Base isolator yang digunakan pada penelitian ini berjenis high damper rubber bearing. Perencanaan struktur tahan gempa ini menggunakan metode time history dengan memberikan riwayat gempa yang pernah terjadi sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas base isolator pada struktur gedung dengan membandingkan struktur gedung yang sudah dipasang base isolator dengan struktur gedung fixed base dan untuk membandingkan level kinerja struktur. Hasil pemodelan struktur berupa nilai displacement dan level kinerja struktur berdasarkan sendi plastis yang terjadi. Berdasarkan hasil pemodelan, didapatkan hasil displacement pada struktur gedung fixed base pada arah X sebesar 10,57 cm dan pada arah Y sebesar 31,09 cm. Pada struktur gedung menggunakan base isolator didapatkan displacement pada arah X sebesar 4,135 cm dan pada arah Y sebesar 6,327. Berdasarkan hasil ini artinya displacement pada struktur dengan base isolator direduksi 60,9% pada arah X dan 79,6% pada arah Y. Berdasarkan standar ATC 40 serta FEMA 356 dan FEMA 440 didapatkan level kinerja pada struktur fixed base Collapse Prevention (CP) dan pada struktur menggunakan base isolator didapatkan level kinerja Immidiate Occupancy (IO).
Re-Design Struktur “Encased Composite Member” (Studi Kasus: Rumah Sakit Panti Rahayu, Yogyakarta) Wiryanto Chandra; David Widianto; Maria Wahyuni
G-SMART Vol 7, No 2: Desember 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/gsmart.v7i2.10584

Abstract

Desain konstruksi baja struktural dan beton bertulang pada kolom komposit baja terselubungi beton belum menerima tingkat perhatian yang sama dengan kolom baja atau beton bertulang. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan yang tidak lengkap dan terkadang saling bertentangan untuk kolom komposit dengan profil terselubung beton dan standar ketentuan desain masa ini. Sebagai contoh, ketentuan untuk kolom komposit beton terencas dalam Kode American Concrete Institute (ACI) (ACI 318) dan Spesifikasi AISC-LRFD telah terbukti memberikan nilai kekuatan yang berbeda secara signifikan, karena masing-masing memperlakukan kolom komposit melalui perluasan kriteria untuk anggota beton bertulang dan baja.NEHRP Recommended Provisions (NEHRP 1994, 1997) dan AISC/LRFD Seismic Provisions (Seismic 1997) menjelaskan tidak ada kriteria yang terkode dalam desain kolom komposit di Amerika Serikat untuk daerah yang memiliki tingkat kegempaan tinggi. Hal ini dikarenakan kondisi geografis yang berbeda dengan di Indonesia yang memiliki lempeng bumi yang lebih aktif. Aplikasi terbaru dari kolom komposit dengan encased composite member sebagai alternatif yang efisien secara biaya untuk kolom baja dalam bangunan tinggi dan perkembangan terkait beton kekuatan tinggi dan desain gempa mendorong ulasan perilaku kolom komposit dan ketentuan desain saat ini
Analisis Model Perencanaan Abutmen Jembatan Bendosari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Dayinta Wahya Bhyantara; Bimo Rahmanto; Maria Wahyuni; David Widianto
G-SMART Vol 7, No 2: Desember 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/gsmart.v7i2.10882

Abstract

Saat ini banyak sekali pembangunan yang menggunakan lahan-lahan kosong. Namun tidak semua tanah dapat digunakan untuk pembangunan. Tanah memiliki dua kondisi yaitu tanah dalam keadaan normal dan tanah dalam keadaan khusus. Pertimbangan faktor dalam tanah yaitu jenis tanah, daya dukung tanah, parameter tanah, kedalaman tanah keras dan lainnya. Pembangunan jembatan Bendosari didesain untuk pejalan kaki, kendaraan roda 2 dan kendaraan roda 4, menggunakan jenis jembatan gelagar dengan bentang jembatan sepanjang 37,6 meter dan lebar jembatan 4 meter. Kerusakan pada struktur jembatan terindikasi muncul setelah retakan pada permukaan jalan yang lama kelamaan semakin melebar sampai tidak bisa dilewati kendaraan roda 2. Akibat terputusnya jembatan Bendosari menyebabkan delapan rumah yang tidak jauh dari jembatan mengalami rusak dan roboh karena tanah yang ikut longsor. Hasil dari pengujian tanah pada lapangan dan laboratorium mengidentifikasikan tanah silt dan meiliki karakter tanah yang apabila kering keras seperti batu dan sebaliknya apabila terkena air akan menjadi bubur. Pemodelan abutmen pada SAP 2000 yang dilakukan untuk kondisi tanah pada hasil yang sudah diuji adalah memperbesar lebar dimensi abutmen dari 0,75 m menjadi 1,8 m, dimensi balok anak dari 0,3 m x 0,45 m menjadi 0,4 m x 0,5 m, dan balok induk dari 0,4 m x 0,6 m menjadi 0,55 m x 0,6 m. Untuk bangunan tambahan lainnya untuk memperpanjang umur dari abutmen dilakukan dengan menambah wing wall yang panjang dan pemasangan pondasi sumuran yang berdiameter 2 m dengan kedalaman 5 m di bawah kaki abutmen.