Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Minuman Kesehatan Produk Fermentasi Non Susu Untuk Meningkatkan Imun Dimasa Pandemi Bagi Guru SMAN 15 Kota Semarang Adi Sampurno; Antonia Nani Cahyanti; Devy Angga Gunantar
Madaniya Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.62

Abstract

Produk pangan fungsional merupakan pangan yang dikonsumsi sebagai diet biasa, namun memiliki efek fisiologis dan dapat menjaga kesehatan tubuh; salah satunya adalah minuman probiotik. Berbagai macam minuman probiotik yang dikenal secara luas diproduksi dari susu sapi, sehingga harganya relatif mahal. Padahal ada beberapa produk minuman probiotik non susu seperti: kombucha/jamur dipo, water kefir, yoghurt dari sari buah dan dari sari kurma, cider/cuka apel. Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, selain kita dituntut untuk mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan, juga dituntut untuk selalu menjaga kondisi kebugaran dan kesehatan tubuh dengan cara mengkonsumsi makanan yang bergizi, serta mengkonsumsi produk pangan yang dapat memelihara dan meningkatkan imunitas tubuh. Staf pendidik di SMAN 15 Semarang sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan anak bangsa, perlu selalu menjaga kondisi kebugaran dan kesehatan tubuh secara mandiri, salah satunya dengan mengkonsumsi produk fermentasi non susu; maka perlu dilakukan pengenalan dan pelatihan pembuatan minuman probiotik yang murah dan mudah dibuat. Para guru dan administrasi di SMAN 15 Semarang adalah sasaran yang tepat untuk diberi penyuluhan, keterampilan dan pelatihan tentang pengolahan produk minuman fermentasi non susu (kombucha dan tepache). Untuk mendapatkan data mengenai peningkatan pengetahuan/pemahaman tentang produk teh kombucha dan tepache serta istilah bahasa inggrisnya, diberikan test sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan hasil analisis data test didapatkan bahwa program ini secara statistik belum optimal dalam meningkatkan pengetahuan peserta mengenai minuman probiotik dan pembuatan teh kombucha dan tepache serta istilah bahasa inggrisnya.
Pembuatan Pangan Fungsional Tempe dan Perbedaan Jenis Pengemasnya Bagi Siswa Siswi di PKBM Anugrah Bangsa Semarang Soraya Kusuma Putri; Antonia Nani Cahyanti; Adi Sampurno
Madaniya Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.132

Abstract

PKBM Anugrah Bangsa Semarang merupakan sekolah yang mempunyai mata pelajaran Bioteknologi, yang mana proses fermentasi merupakan bagian dari mata pelajaran tersebut. Penyuluhan mengenai pangan fungsional tempe dan perbedaan jenis pengemasnya serta praktek sederhana pembuatan tempe sangat tepat dilakukan untuk menambah wawasan dan ketrampilan dalam bidang bioteknologi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi berupa penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman mengenai fermentasi pada tempe kacang merah, kacang hijau, dan kacang tanah. Hal ini dilakukan untuk menambah wawasan bagi siswa siswi PKBM Anugrah Bangsa Semarang mengenai pangan fungsional tempe dari kacang merah, kacang hijau, dan kacang tanah, menggunakan pengemas dari daun dan plastik, serta mengetahui pengaruh perbedaan pengemas antara daun dan plastik. Jumlah peserta pada kegiatan ini adalah 8 orang siswa-siswi dengan didampingi oleh 3 orang tutor dari PKBM Anugrah Bangsa. Berdasarkan hasil penyuluhan dan praktek sederhana pembuatan tempe menunjukkan bahwa hasil posttest siswa-siswi 100% benar dibandingkan dengan hasil pretest sebelum dilakukan penyuluhan dan praktek sederhana, jumlah benar dari pretest hanya 40-75%.
Karakteristik fisikokimia tepung rebung terfermentasi dan pati rebung terfermentasi dari bambu ampel kuning (bambusa vulgaris schrad var. striata) serta potensinya sebagai pengental [Physicochemical characteristics of fermented bamboo shoot flour and fermented bamboo shoot starch from yellow ampel bamboo (Bambusa vulgaris schrad var. striata) and their potential as thickeners] Rohadi Rohadi; Adi Sampurno; Bambang Kunarto
Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian Vol 27, No 2 (2022): Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian
Publisher : Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtihp.v27i2.90-98

Abstract

This study aimed to characterize the physical and chemical properties of fermented bamboo shoot flour (TRF) and fermented bamboo shoot starch (PRF) and to test their potential as thickeners. The research was carried out in 4 stages: sample authentication, TRF preparation and characterization, PRF preparation and characterization, and PRF gelling testing at various pH. The results showed that TRF contained 23.92±0.33% insoluble fiber, 6.03±0.10% cellulose, 1.85±0.01% hemicellulose, 15.87±0.10% lignin, and soluble fiber. 2.91±0.03%. PRF had a density of 707 kg/m3, slightly dull color, and reddish brown. TRF cannot be used as a thickener due to it does not form a stable suspension and does not form a gel when heated, but it has potential as an animal feed with a value of acid detergent fiber (ADF) 22.18 and neutral detergent fiber (NDF) 2. 40. Meanwhile, PRF-tapioca has potential as a thickening agent because it formed a stable suspension and formed a gel when heated. Adding 0.5-2.5% PRF to 1%, tapioca suspension produced a gel viscosity of 6.4 – 8.5 cP., similar to 3 g/25 mL modified cassava flour gel formation. 
Sosialisasi Penanganan dan Pengawetan Daging Segar Bagi Siswa Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) di SMK Negeri 6 Kabupaten Kendal Adi Sampurno; Rohadi Rohadi
Madaniya Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.291

Abstract

Daging merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang tergolong perishable food (makanan yang mudah rusak). Oleh karena itu, pengetahuan tentang penanganan dan pengawetan daging segar sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat umum dan pelaku industri pangan, termasuk siswa Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) di SMK Negeri 6 Kendal yang nantinya akan terjun ke dunia usaha terkait dengan industri pertanian khususnya pangan. Sosialisasi tentang penanganan dan pengawetan daging segar dilakukan dalam rangka menambah wawasan siswa APHP, dimana salah satu tujuan SMK adalah menyiapkan lulusan yang terampil dan siap kerja di bidang keahliannya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi berupa sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman tentang penanganan dan pengawetan daging segar yang aman dan sesuai dengan aspek ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) kepada siswa APHP di SMK Negeri 6 Kendal. Metode sosialisasinya berupa ceramah tentang penanganan dan pengawetan daging segar serta demonstrasi cara mendapatkan daging melalui paparan audiovisual. Peserta kegiatan sebanyak 45 siswa dan dipilih secara acak 23 siswa untuk mengisi angket pre dan post test (berisi 10 pertanyaan terkait materi sosialisasi). Data hasil pengisian angket diolah secara statistik dengan uji-t (t-test); analisis perubahan perilaku menggunakan parameter Efektifitas Penyuluhan (EP) dan Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP). Hasil uji-t data pre dan post test menunjukkan nilai rata-rata pengetahuan sebelum kegiatan adalah 6,09 menjadi 6,91 setelah kegiatan, meningkat sebesar 0,82 (82%) dengan nilai signifikansi 0,034 (p<0,05). Berdasarkan hasil uji-t diketahui bahwa program pengabdian secara statistik mampu meningkatkan pengetahuan peserta. Nilai EP sebesar 8,26% dan EPP sebesar 21% berada pada kategori rendah atau kurang efektif, dengan kata lain kegiatan penyuluhan kurang efektif dalam mengubah perilaku peserta. Metode dan media yang digunakan dalam penyampaian sosialisasi turut mendukung keberhasilan penangkapan pesan oleh peserta kegiatan.
Komposisi Proksimat dan Sensori Sosis Daging Domba Masak Oven dengan Kadar Lemak Berbeda Iswoyo Iswoyo; Adi Sampurno; Cornelius Hari Wibowo; Juni Sumarmono; Triana Setyawardani
JURNAL TRITON Vol 14 No 2 (2023): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v14i2.455

Abstract

Daging domba memiliki potensi untuk diolah menjadi produk sosis emulsi. Kadar lemak dalam adonan daging sangat berpengaruh terhadap kualitas sosis. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh kadar lemak adonan terhadap komposisi proksimat, dan sifat sensori sosis domba emulsi yang dimasak dengan oven. Bahan penelitian adalah daging domba lokal Batur jantan dengan kisaran umur 5-6 bulan yang dicampur dengan lemak domba (sesuai perlakuan: 0, 5, 10, 15, 20 dan 25%). Rancangan penelitian berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor, 6 perlakuan dan ulangan sebanyak 4 kali. Perlakuan meliputi P1 (sosis daging domba tanpa penambahan lemak), P2 (sosis daging domba + lemak 5%), P3 (sosis daging domba + lemak 10%), P4 (sosis daging domba + lemak 15%), P5 (sosis daging domba + lemak 20%), dan P6 (sosis daging domba + lemak 25%). Kadar proksimat dari sampel sosis yang teramati meliputi kadar air (56,44 – 65,27%), protein (13,94 – 15,63%), lemak (12,98 – 15,64%), abu (2,27 – 2,93%) serta sifat sensori yang meliputi kesukaan warna, aroma, tekstur, rasa, dan penerimaan (overall) melalui uji panelis. Hasil penelitian menunjukkan komposisi proksimat dan kesukaan warna, aroma, tekstur, rasa dan penerimaan sosis domba oven secara nyata dipengaruhi oleh penambahan lemak. Formulasi adonan sosis yang dapat menghasilkan sosis domba oven dengan sifat optimal yaitu variasi kadar lemak adonan 10% yang menghasilkan sosis dengan kadar air 62,153%, protein 14,634%, lemak 13,601%, abu 2,709%. Hasil analisis sensori menunjukkan tingkat kesukaan terhadap warna, rasa dan penerimaan adalah netral sedangkan tingkat kesukaan terhadap tekstur sosis adalah tidak suka.