Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Karakteristik Fisikokimia Dan Organoleptik Fruit Leather Semangka Kuning (Citrullus Lanatus) Dengan Variasi Konsentrasi CMC Ika Fitriana; Soraya Kusuma Putri; Anisa Rachma Sari
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 16, No 1 (2021): Februari
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v16i1.3498

Abstract

Semangka (Citrullus lanatus) merupakan buah yang disukai oleh sebagian masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis dan segar serta banyak mengandung air. Fruit  leather  dapat dijadikan alternatif olahan pangan yang memiliki daya simpan tinggi (hingga 12 bulan). Produk ini dibuat dari bahan dasar buah, dengan bentuk hancuran buah (puree) yang sudah dikeringkan dalam oven. Pembuatan fruit  leather  dari semangka perlu dilakukan penambahan zat penstabil karena berguna untuk meningkatkan tingkat viskositas, mencegah terjadinya sineresis serta untuk memberi rasa manis. Carboxyl methyl cellulose (CMC) merupakan zat penstabil yang biasa digunakan dalam produk makanan atau minuman yang berasal dari buah-buahan. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) satu faktorial yaitu kadar CMC dengan 5 level (0,5%; 0,75%; 1%; 1,25%; 1,5%). Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. Hasil dari penelitian menunjukkan perbedaan konsentrasi CMC akan menghasilkan perbedaan pada beberapa parameter seperti:  Viskositas fruit  leather  yaitu berkisar antara 11461,33-3984,67 Cp, kadar air  yaitu 16,45-21, 23%bb dan tensile   strength  yaitu  1,26-2,76.  Hasil skoring dari analisa sensori menunjukkan warna fruit  leather  semangka adalah kuning, tekstur pada tiga sampel terasa lunak, satu sampel terasa agak lunak serta satu sampel lainnya terasa keras. Penilaian skoring terhadap rasa fruit leather semangka menunjukkan tiga sampel terasa manis dan dua sampel terasa kurang manis. Secara keseluruhan pada hasil tingkat kesukaan menunjukkan panelis suka terhadap 3 sampel yang diujikan, dan merasa kurang suka terhadap 2 sampel yang diujikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan konsentrasi CMC  dalam pembuatan fruit  leather  dari semangka kuning akan meningkatkan viskositas, kadar air, dan tensile   strength  dari produk, serta pada uji sensori menunjukkan sampel dengan konsentrasi CMC 0,75% memiliki tingkat tekstur, rasa dan kesukaan yang tinggi.
Pembuatan Pangan Fungsional Tempe dan Perbedaan Jenis Pengemasnya Bagi Siswa Siswi di PKBM Anugrah Bangsa Semarang Soraya Kusuma Putri; Antonia Nani Cahyanti; Adi Sampurno
Madaniya Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.132

Abstract

PKBM Anugrah Bangsa Semarang merupakan sekolah yang mempunyai mata pelajaran Bioteknologi, yang mana proses fermentasi merupakan bagian dari mata pelajaran tersebut. Penyuluhan mengenai pangan fungsional tempe dan perbedaan jenis pengemasnya serta praktek sederhana pembuatan tempe sangat tepat dilakukan untuk menambah wawasan dan ketrampilan dalam bidang bioteknologi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi berupa penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman mengenai fermentasi pada tempe kacang merah, kacang hijau, dan kacang tanah. Hal ini dilakukan untuk menambah wawasan bagi siswa siswi PKBM Anugrah Bangsa Semarang mengenai pangan fungsional tempe dari kacang merah, kacang hijau, dan kacang tanah, menggunakan pengemas dari daun dan plastik, serta mengetahui pengaruh perbedaan pengemas antara daun dan plastik. Jumlah peserta pada kegiatan ini adalah 8 orang siswa-siswi dengan didampingi oleh 3 orang tutor dari PKBM Anugrah Bangsa. Berdasarkan hasil penyuluhan dan praktek sederhana pembuatan tempe menunjukkan bahwa hasil posttest siswa-siswi 100% benar dibandingkan dengan hasil pretest sebelum dilakukan penyuluhan dan praktek sederhana, jumlah benar dari pretest hanya 40-75%.
Pengaruh Suhu Pengeringan terhadap Karakteristik Pengeringan Pasta Spaghetti Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) Zulhaq Dahri Siqhny; Soraya Kusuma Putri
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 6, No 1 (2022): .
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v6i1.11596

Abstract

Pemanfaatan umbi gadung masih terbatas karena adanya senyawa antinutrisi seperti sianida. Setelah penghilangan senyawa sianida, umbi gadung dapat diolah menjadi produk pangan alternatif yang kaya karbohidrat seperti pasta spaghetti. Pada produksi pasta spaghetti umbi gadung, pengeringan memegang peranan penting untuk mengurangi kadar air produk dan meningkatkan masa simpan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kondisi operasi pengeringan (suhu pengeringan dan formulasi) terhadap kecepatan pengeringan pasta spaghetti umbi gadung. Pasta spaghetti umbi gadung dicetak dengan alat extruder (formulasi protein tepung tinggi, sedang, dan rendah) kemudian dikeringkan dalam alat pengering selama 180 menit. Setiap 15 menit, dilakukan pengujian kadar air secara gravimetri. Pengeringan dilakukan pada suhu 30,50, dan 70℃. Sebagai hasilnya, kenaikan suhu mempercepat proses pengeringan. Formulasi tepung umbi gadung dengan tepung terigu protein rendah memiliki kecepatan pengeringan paling tinggi. Dibutuhkan waktu 6-7 jam untuk memperoduksi pasta spaghetti umbi gadung dengan kadar air rendah.
Water Absorption, Tensile Strength, Cooking Loss of Wet Noodles With Gadung Flour Substitution Using CMC Soraya Kusuma Putri; Zulhaq Dahri Siqhny
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 7, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v7i1.15332

Abstract

Gadung tubers, as well as gadung flour, can be used to make a variety of alternative processed foods. Flour with a high protein content is required because the protein content affects the texture, particularly the elasticity and crunchiness of the noodles. In addition, the use of CMC in making noodles can make the noodles elastic and not mushy. CMC functions to trap water molecules in the gel structure formed by CMC, so that the resulting noodles become more chewy and elastic. This study aimed to determine the physical properties (water absorption, cooking loss, tensile strength) the noodles using a randomized block design (RBD) with one factorial. The ratio of gadung tuber flour to wheat flour was ranged at four levels, namely 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, and 50:50, with the addition of CMC up to 1% of a total weight for an overall mass of 100 g of flour mixture, and three repetitions. Based on the results showed the highest water absorption and cooking loss in the proportion of wheat flour: gadung flour 50: 50, namely 12.365% and 1.07%, respectively, while the highest results in tensile strength were obtained in the proportion of wheat flour: gadung flour 90: 10, namely 0.174Mpa. 
The Impact of Various Concentration of Maizena Flour on the Physicochemistry and Organoleptic Properties of Petis Sri Haryati; Sudjatinah Sudjatinah; Soraya Kusuma Putri; Paramita Apriliani
Journal of Applied Food Technology Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Dept. Food Technology, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jaft.10103

Abstract

Shrimp is a fishery product that has a specific aroma and has a high nutritional value. Petis derived from the body fluids of fish or shrimp through a prolonged boiling process so that it becomes denser like pasta. This study aims to determine the influence of cornstarch concentration as a binder and filler material for physical, chemical and organoleptic characteristics of shrimp petis. A Completely Randomised Design was used, with 1 factor, namely the concentration of maizena flour with 5 treatments, namely P0 (100 g shrimp broth and 0 g maizena flour); P1 (100 g shrimp broth and 2 g maizena flour); P2 (100 g shrimp broth and 4 g maizena flour); P3 (100 g of shrimp broth and 6 g of maizena flour); P4 (100 g shrimp broth and 8 g maizena flour) and 4 replications. The results showed that the treatment had an effect (p <0.05) on all observation variables i.e., chemical properties (water content, ash content, protein content), physical properties (viscosity), and organoleptic properties (taste, color, aroma, and texture). The P3 treatment was chosen as the best treatment because it approached the quality requirements of shrimp paste according to SNI (Indonesian National Standard) with characteristics of water content 48.29%, ash content 1.10%, protein content 20.95%, viscosity 91.01 Cp, and taste organoleptic 4.50 (rather savory), color 4.10 (dark), aroma 1.85 (rather fishy), and texture 4.05 (thick).
The Effect of Carrageenan Concentration on the Physical, Chemical Characteristics and Preference Levels of Watermelon Albedo and Red Dragon Fruit Sheet Jam Agus Setiyoko; Soraya Kusuma Putri
Indonesian Journal of Food Technology Vol 2 No 2 (2023): Indonesian Journal of Food Technology
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.ijft.2023.2.2.9938

Abstract

This study aimed of this study was to find out how carrageenan affected the physical, chemical, and consumer preference characteristics of an albedo sheet jam combination made from red dragon fruit and watermelon. Four amounts of carrageenan addition— 0%, 1%, 1.5%, and 2%; three repeatations; and a one-factor Completely Randomized Design (CRD)—were employed in this investigation. Analysis. The sheet jam's texture, color, water content, total dissolved solids, reducing sugars, antioxidant activity, Vitamin C concentration, and hedonic tests were all examined after that. The SPSS program is used in statistical data processing to perform one-way analysis (one-way ANOVA). Using the Duncan approach, more study was conducted to determine the variations between treatments. The hedonic test was used to identify the chosen sheet jam formulation, which also included the inclusion of 1% carrageenan concentration, and the following quality test findings were obtained: Lightness (L) 20.19, redness (a*) 7.11, yellowness (b*) -1.87, texture 652.15 N/mm2, water content 18.28% wb, total dissolved solids 21.29% 0 brix, reducing sugars 46.35%, antioxidant activity of RSA 19.32%, and vitamin C 9.14 mg/100 g.
Penyuluhan Keamanan Pangan dan Bahaya Cemaran Kimia bagi Siswa SMK Negeri H. Moenadi Ungaran Kabupaten Semarang Soraya Kusuma Putri; Bambang Kunarto; - Iswoyo; Aldila Sagitaning Putri
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 3 (2020): Optimalisasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Menuju Kemandirian di Tengah P
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keamanan pangan dan bahaya cemaran kimia sangat penting diketahui oleh para pelaku industri pangan untuk memberikan perlindungan pada masyarakat dengan tujuan meningkatkan keamanan pangan, mutu dan mencegah terjadinya kerugian ekonomi. SMK Negeri H. Moenadi Ungaran Kabupaten Semarang merupakan SMK yang mempunyai bidang keahlian teknologi hasil pertanian, yang mana industri pangan merupakan sejalur dengan bidang kerja para lulusannya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi berupa penyuluhan untuk meningkatkanpemahaman keamanan pangan dan bahaya cemaran kimia bagi siswa SMK Negeri H. Moenadi Ungaran Kabupaten Semarang. Kegiatan yang dilaksanakan menggunakan metode penyuluhan virtual melalui aplikasi zoom meeting dengan diikuti 32 siswa-siswi dari SMK N H. Moenadi Ungaran Kabupaten Semarang meliputi penjelasan tentang keamanan pangan dan bahaya cemaran kimia pada pangan. Dari 32 kelompok sasaran, sejumlah 31,25% menyatakan tahu sedangkan sisanya tidak tahu mengenai keamanan pangan. Dari 32 kelompok sasaran, sejumlah 37,5% menyatakan tahu sedangkan sisanya tidak tahu mengenai bahaya cemaran kimia. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tingkat pengetahuan siswa terhadap keamanan pangan dan cemaran bahaya kimia meningkat menjadi 100%. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang keamanan pangan dan cemaran kimia pada produk pangan. Kata Kunci : Keamanan Pangan, Cemaran, Kimia, Penyuluhan, Siswa.
Penyuluhan dan Pelatihan Pengolahan Sirup Tomat dan Torakur (Tomat Rasa Kurma) Pada Kelompok Wanita Tani “Permai Tani” Kabupaten Magelang Soraya Kusuma Putri; Rahayu Wulan; Muhammad Iqbal Fanani Gunawan; Martha Arum Nugraheni; Pradipta Bayuaji Pramono
Madaniya Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.807

Abstract

Buah tomat merupakan buah yang sangat mudah kita jumpai dan banyak digunakan untuk membuat berbagai macam olahan masakan, minuman, dan dijadikan sebagai konsumsi untuk berbadai macam alasan. Tomat memiliki kandungan likopen, beta karoten, lutein, flavonoid, asam fenolat, kalium, serat, protein, rendah lemak dan kalori serta bebas kolesterol. Pembentukan likopen dipengaruhi oleh suhu, apabila suhu meningkat maka kandungan likopen yang terbentuk juga akan semakin meningkat. Kandungan likopen dalam tomat yaitu sirup buah tomat dan pembuatan Torakur. Kegiatan ini diawali dengan persiapan, pemberian kuisioner, tahap penyuluhan, tahap pelatihan dan tahap evaluasi. Hasil kegiatan ini terjadi perbedaan yang nyata dari segi pengetahuan dari sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Pada kegiatan ini terlihat bahwa Kelompok Wanita Tani sangat antusias dalam mendengarkan materi dan dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab.
Edukasi Keamanan Pangan Bagi Siswa MI Maarif Gunungpring Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Muhammad Iqbal Fanani Gunawan; Martha Arum Nugraheni; Soraya Kusuma Putri; Rahayu Wulan; Pradipta Bayuaji Pramono; Akmal Reyhan
Room of Civil Society Development Vol. 3 No. 2 (2024): Room of Civil Society Development
Publisher : Lembaga Riset dan Inovasi Masyarakat Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59110/rcsd.343

Abstract

Foodborne disease merupakan penyakit akibat makanan yang terpapar oleh bahaya kimia, fisik, maupun mikrobiologis pangan. Pada tahun 2010 diperkirakan terdapat lebih dari 500 juta pasien terkena foodborne disease dan menyebabkan kematian pada lebih dari 1 juta pasien di dunia, dan lebih dari 30% terjadi pada anak-anak. Risiko tinggi penularan foodborne disease pada anak-anak terutama terjadi di lingkungan tertutup seperti tempat penitipan anak dan sekolah. Gejala yang dialami anak-anak jika terkena foodborne disease berupa mual, muntah, demam, dan diare. Hal-hal tersebut akan mengganggu kegiatan belajar siswa di sekolah. Jika tidak ditindak lanjuti, foodborne disease bisa mengakibatkan gangguan pada organ dan juga metabolisme tubuh anak, bahkan bisa menyebabkan kematian. Diare di Kabupaten Magelang merupakan salah satu dari 10 kasus penyakit terbanyak di Kabupaten Magelang pada tahun 2019-2021 (BPS, 2021). Edukasi keamanan pangan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman anak-anak dalam keamanan pangan, sehingga mampu memilih makanan yang higienis, sehingga tidak mengganggu kesehatan. Kegiatan ini dilaksanakan di MI Maarif Gunungpring Muntilan, Kabupaten Magelang, dengan peserta sebanyak 479 siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pelaksanaan edukasi ini terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai keamanan pangan, terlihat dari peningkatan nilai rata-rata pre-test dan post-test yang signifikan sebelum dan sesudah edukasi (Sig. 2 tailed = 0,000).