Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Elemen-elemen Arsitektur Vernakular dalam Analisa Ruang dan Bentuk pada Gereja Pohsarang Monica Basri
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 15, No 1 (2017)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1109.782 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2017.015.01.4

Abstract

Church is a sacred place for Catholics. Catholic faith itself did not come from Nusantara, hence the nonNusantara shape of Catholic church architecture. This becomes the main reason of doing this research, to analyze how local value affect a religious building that has a very different character, in contexts of space and form. The research is done by comparing three variables: architecture, catholic church philosophy, and Javanese building. Pohsarang church, a Catholic church located in Kediri, East Java is chosen as the case study. By doing the research it is known that Pohsarang church is actually a vernacular architecture, because it implements elements of vernacular architecture that is represented by Javanese culture both in its space and form.Keywords: culture, church, vernacular
Perbandingan Ukuran Meja-Kursi Ruang Kelas Berdasarkan Studi Literatur dan Kenyamanan Ergonomi Dian Monica Erveline Basri; Jajang Rayaman
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol 1 No 1 (2019): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.403 KB)

Abstract

Ruang kelas adalah ruang yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Perabot terbanyak dan utama yang terdapat di ruang kelas adalah meja dan kursi, yang digunakan oleh mahasiswa untuk melakukan kegiatan be;lajar. Dengan demikian, maka seyogyanya meja dan kursi tersebut nyaman untuk digunakan. Untuk mengetahui kenyamanan ergonomic meja kursi ruang kelas, dipergunakan beberapa metode, yaitu mencocokkan dengan ukuran yang terdapat di buku Data Arsitek dan melakukan kuesioner kenyamanan penggunaan meja kursi kepada mahasiswa sebagai responden penelitian.
Evaluasi Terhadap Pencahayaan Buatan dan Kenyamanan Visual di Ruang Kelas di Universitas Tanri Abeng Astrid Hapsari Rahardjo; Dian Monica Erveline Basri; Indrajid Krisniawan
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol 1 No 1 (2019): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1395.665 KB)

Abstract

Studi evaluasi terhadap pencahayaan buatan dan kenyamanan visual ini dilakukan di ruang kelas lantai tiga pada gedung perkuliahan Universitas Tanri Abeng. Hal ini disebabkan oleh adanya penggunaan lampu dengan temperatur warna cahaya dengan tone kuning atau warm yang berbeda dari ruang kelas di lantai lain yang menggunakan tone putih atau cool daylight. Adapun temperatur warna cahaya dengan tone kuning ini biasanya digunakan untuk menghasilkan nuansa ruang yang menenangkan untuk kegiatan diskusi bukan untuk menekankan fokus belajar. Penelitian ini dilakukan pada empat ruang kelas yang dianggap mewakili ruang kelas lainnya dari aspek bentuknya dengan pembuatan gambar dan simulasi model ruang kelas yang identik dengan kondisi eksistingnya termasuk juga posisi instalasi dan spesifikasi lampu yang digunakan. Kemudian dilakukan pengukuran intensitas cahaya di berbagai titik pada tiap ruang kelas tersebut dengan menggunakan luxmeter. Hasil pengukuran pencahayaan yang diperoleh kemudian dijadikan perbandingan terhadap standar pencahayaan buatan yang ditetapkan pemerintah dalam SNI no. 03-6575-2001. Penelitian ini juga mencatat tingkat kenyamanan visual yang dialami oleh pengguna ruang kelas melalui penyebaran kuesioner. Adapun permasalahan yang diidentifikasi baik dari segi tingkat intensitas pencahayaan maupun dari segi tingkat kenyamanan visual pengguna ruang tersebut kemudian diberikan rekomendasi solusi pencahayaan buatan untuk fungsi kegiatan perkuliahan dimalam hari. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rekomendasi pencahayaan buatan di ruang kelas di lingkungan Universitas Tanri Abeng, terutama ruang kelas pada lantai tiga, agar kegiatan perkuliahan malam hari tersebut dapat diselenggarakan dengan lebih produktif dan optimal.
Identifikasi Elemen Arsitektur pada Façade Bangunan South Quarter Dian Monica Erveline Basri; Ilham Akbar; Dewi Meryana; Indrhie Kinanti Asaga
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol 2 No 01 Mei (2020): Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1333.824 KB)

Abstract

Jakarta sebagai ibukota negara dituntut untuk memenuhi kebutuhan penduduknya yang padat jumlahnya. Salah satu jenis bangunan yang paling banyak dibangun seiring dengan meningkatnya kebutuhan adalah bangunan mixed-use. South Quarter adalah satu bangunan baru di area Jakarta Selatan dengan fasilitas perkantoran, retail dan hunian. Bangunan ini memiliki bentuk façade yang menarik untuk dibahas. Pembahasan tentang façade bangunan South Quarter adalah tentang maisng-masing elemen arsitektur yang terdapat didalamnya, yang kemudian diidentifikasi berdasarkan buku Francis DK Ching yang berjudul Bentuk, Ruang dan Tatanan. Setelah penelitian dilakukan, diketahui bahwa pada façade terdapat beberapa elemen arsitektur yang mendominasi, yaitu garis yang membentuk bidang. Bentuk bangunan yang seolah tidak berakhir (infinite) dan organik, memiliki kesan kokoh yang dimunculkan oleh dominasi garis pada secondary skin bangunan. Yang memunculkan kesan harmonis pada bangunan.
Kajian Elemen Arsitektur Cina Studi Kasus: Bangunan Klenteng di Kawasan Pecinan Glodok Dian Monica Erveline Basri; Andreas Nopratha Masieh; Fadlika Bella Shafira; Puji Astuti Sandora
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 2 No. 02 (2020): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1319.979 KB) | DOI: 10.47970/arsitekta.v2i02.197

Abstract

Hubungan Cina dan Indonesia telah terjalin sejak jaman kerajaan-kerajaan di Nusantara melalui kegiatanperdagangan yang dilakukan oleh kedua bangsa. Hal ini dibuktikan oleh pengaruh budaya yang dibawa olehsaudagar-saudagar Cina yang menetap di Nusantara. Salah satu pengaruh budaya tersebut dapat kita lihat padaarsitektur bangunan Tionghoa di Indonesia, utamanya pada bangunan klenteng. Klenteng-klenteng masyarakatTionghoa di Indonesia telah ada sejak abad 16. Klenteng-klenteng yang bertahan sekarang telah mengalamiberbagai peristiwa sejarah di masa lampau, sehingga bentuk arsitektur klenteng yang kita temukan sekarangtelah berbeda dari bentuk arsitektur aslinya. Daerah dengan jumlah klenteng terbanyak yang dapat ditemukandi Jakarta terdapat di kawasan pecinan Glodok, oleh karenanya studi kasus diambil dari area tersebut. Penelitianini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa kecocokan elemen arsitektur bangunan klenteng yangterdapat di Glodok Jakarta Barat dengan elemen arsitektur Cina. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwaelemen arsitektur bangunan klenteng di Glodok memiliki kemiripan dengan elemen arsitektur Cina.
Analisa Bentukan Fasad Rumah Khas Betawi pada Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Dian Monica Erveline Basri; Erick Denhas
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 3 No. 01 (2021): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1482.61 KB) | DOI: 10.47970/arsitekta.v3i01.212

Abstract

Seiring bertambahnya penduduk yang tinggal di kota Jakarta, arsitektur rumah tradisional Betawi juga terpengaruh. Banyak rumah Betawi yang elemen Betawinya sudah bercampur dengan arsitektur modern. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa fasad rumah Betawi, untuk mengetahui apakah arsitektur rumah Betawi yang dijadikan sample penelitian sudah terpengaruh elemen arsitektur modern atau belum. Dan seberapa banyak pengaruhnya. Setu Babakan dipilih menjadi studi kasus, sebab merupakan kawasan cagar budaya rumah Betawi. Penelitian dilakukan dengan cara mengobservasi studi kasus, kemudian mengelompokkan elemen-elemen fasad, lalu membandingkan elemen-elemen fasad tersebut dengan arsitektur rumah Betawi, untuk kemudian diketahui apakah terdapat elemen arsitektur modern didalamnya dan seberapa banyak elemen arsitektur modern yang terdapat pada fasad rumah Betawi tersebut. Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa banyak arsitektur rumah Betawi yang telah dipengaruhi elemen arsitektur modern pada fasadnya.
Kajian Elemen Arsitektur Cina, Studi Kasus: Masjid Babah Alun, Jakarta Dian Monica Erveline Basri; Silvia Shishiria; Muhammad Fadlan Alfarisi; Sheila Ayu Gayatri
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 3 No. 02 (2021): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/arsitekta.v3i02.246

Abstract

Bangsa Tionghoa yang datang dan menetap di Indonesia sudah memiliki sejarah yang panjang. Orang Tionghoa sudah mengenal Indonesia sejak abad ke 5 M, dan selama beberapa abad jumlahnya terus bertambah. Dari dulu hingga sekarang, orang-orang Tionghoa sudah memiliki andil dalam perkembangan bangsa Indonesia, dari segi budaya, seni, agama, dan lain-lain. Bentuk perwujudan Sino-Javanese Muslim Culture salah satunya dapat terlihat pada beberapa arsitektur masjid. Bentuk akulturasi budaya serta arsitektur tradisional Cina dengan Nusantara dalam bentuk bangunan salah satunya adalah bangunan Masjid Babah Alun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen-elemen arsitektur tradisional Cina pada bangunan Masjid Babah Alun di Cilandak sehingga dapat diketahui elemen arsitektur dan budaya yang mempengaruhinya. Untuk mengindentifikasi elemen-elemen tersebut penelitian ini menggunakan teori arsitektur, arsitektur Islam dan arsitektur Cina sehingga menghasilkan perbandingan elemen- elemen dan hasil analisanya. Dari karakteristik arsitektur Masjid Babah Alun yang dijadikan obyek penelitian dapat diketahui bahwa 4 dari 7 elemen arsitektur serta ditambah 6 point nilai filosofis dari penggunaan elemen arsitektur Cina yang menyimpulkan bahwa Masjid Babah Alun termasuk bangunan yang mengaplikasikan arsitektur Cina.
Studi Karakteristik Fasad Arsitektur Kolonial Modern pada Gereja di Jakarta Dian Monica Erveline Basri; Ridha Sanjaya; Depiyanah Sri Utami
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 4 No. 01 (2022): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/arsitekta.v4i01.308

Abstract

Abstrak Suatu peninggalan arsitektur selalu memiliki identitas unik yang jika dicermati dapat menginformasikan banyak hal terutama tentang gaya arsitektur yang mengacu pada kapan bangunan tersebut dibangun. Dalam hal ini, identifikasi karakteristik arsitektur adalah pada bagian fasad bangunan, yang dipilih karena merupakan bagian bangunan yang langsung terlihat dari luar, sehingga merupakan hal pertama yang teridentifikasi. Objek penelitian yang dipilih adalah gereja, sebab merupakan salah satu bangunan yang cukup penting, mengingat fungsinya sebagai tempat ibadah. Untuk lokasi penelitian, dipilih kota Jakarta sebab dianggap dapat mewakili keragaman gereja di Indonesia. Setelah diadakan pengamatan awal, dapat diketahui bahwa gereja di Jakarta sudah ada sejak akhir tahun 1800. Tentunya gereja masa awal ini memiliki karakter arsitektur yang berbeda dengan gereja yang dibangun pada akhir tahun 1900. Mengingat bahwa akhir tahun 1800 adalah masa arsitektur colonial, maka penelitian ini dibuat untuk mengetahui apakah ada kaitan antara karakter arsitektur bangunan (dalam hal ini fasad bangunan) terhadap karakter arsitektur yang ada pada masa itu (gaya arsitektur kolonial). Dalam hal ini, metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, dimana studi kasus akan dianalisa elemen fasadnya berdasarkan karakter fasad arsitektur kolonial. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar studi kasus memiliki karakter fasad yang sama dengan acuan yang digunakan sebagai arsitektur kolonial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kesesuaian antara fasad studi kasus terhadap karakteristik fasad arsitektur kolonial. Kata kunci: gereja, fasad, kolonial
Kajian Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas Di Gedung Perkuliahan Universitas Tanri Abeng Dian Monica Erveline Basri; Andreas Nopratha Masieh; Fadlika Bella Shafira; Puji Astuti Sandora
Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi Vol. 1 No. 1 (2019): Prosiding TAU SNAR-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi 2019
Publisher : Fakultas Teknik dan Teknologi - TANRI ABENG UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyandang disabilitas mempunyai hak untuk mendapatkan akses aksesibilitas dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Hal itu juga dijamin dalam Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas) pada tanggal 30 Maret 2007 di New York. Berdasarkan hal itu, pemerintah mengeluarkan dasar hukum yang mendukung terpenuhinya hak-hak penyandang disabilitas seperti; kesetaraan dan non diskriminasi, aksesibilitas dan partisipasi penuh dalam hidup berbangsa dan bernegara. Dalam hal aksesibilitas, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Rakyat mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Berdasarkan peraturan tersebut, bangunan gedung dan fasilitas umum wajib menyediakan fasilitas aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pemenuhan hak penyandang disabilitas dalam hal aksesibilitas di dunia pendidikan. Subyek penelitian ini adalah gedung perkuliahan di Universitas Tanri Abeng, dimana dalam penelitian ini disimpulkan bahwa sebagian besar fasilitas aksesibilitas telah memadai, meskipun terdapat beberapa kekurangan dalam kelengkapannya.
STUDI FASILITAS PENYANDANG DISABILITAS DI AREA OUTDOOR UNIVERSITAS TANRI ABENG Indrhie Kinanti Asaga; Dewi Meryana; Ilham Akbar; Dian Monica Erveline Basri
Prosiding TAU SNARS-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi Vol. 1 No. 1 (2019): Prosiding TAU SNAR-TEK Seminar Nasional Rekayasa dan Teknologi 2019
Publisher : Fakultas Teknik dan Teknologi - TANRI ABENG UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sesuai yang tertera dalam pasal 31 UUD 1945, pendidikan adalah hak setiap warga negara. Oleh karenanya pemerintah wajib mendukung segala kegiatan terkait pendidikan, dan semua kalangan masyarakat, termasuk didalamnya para penyandang disabilitas yang berhak mengenyam pendidikan pada semua strata. Terkait hal tersebut, peneliti memilih studi kasus di Universitas Tanri Abeng, khususnya pada area outdoor, untuk mengevaluasi lebih lanjut ketersediaan dan kesesuaian fasilitas disabiitas terhadap pedoman teknis yang dijadikan acuan. Dalam hal ini, acuan yang akan digunakan adalah Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 30 tahun 2006, dimana didalamnya berisi panduan fasilitas disabilitas yang harus dimiliki oleh bangunan umum. Setelah dilakukan penelitian, kesimpulan yang didapat adalah bahwa fasiltas disabilitas yang terdapat di area outdoor Universitas Tanri Abeng adalah telah sesuai dengan pedoman teknis, walaupun masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki dan ditambahkan pada fasilitas tersebut