Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS KINERJA JALAN RAYA MRANGGEN (STUDI KASUS DARI DEPAN SPBU BANDUNGREJO SAMPAI DENGAN PASAR BARU MRANGGEN) Faizal Mahmud; Kukuh Wisnuaji Widiatmoko
Teknika Vol 17, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.748 KB) | DOI: 10.26623/teknika.v17i1.4641

Abstract

Permasalahan yang berkaitan erat dengan transportasi adalah pertumbuhan penduduk yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut mengakibatkan kegiatan dan mobilisasi penduduk menjadi semakin tinggi dan cepat. Penggunaan ruang jalan yang tidak sebagai mana mestinya dapat menurunkan tingkat pelayanan jalan sehingga terjadi kemacetan. Volume lalulintas pada jam sibuk dalam satu hari digunakan sebagai dasar untuk menganalisa kinerja ruas jalan dan persimpangan yang ada. Penyebab kepadatan lalu lintas pada Jalan Raya Mranggen yaitu pertama nilai (Q) arus lalu lintas menunjukan nilai tinggi yaitu sebesar 2388 smp/jam. Yang kedua nilai hambatan samping yaitu sebesar 849,8. Yang ketiga nilai (C) kapasitas jalan tinggi dan mendekati padat sehingga tidak mampu menampung volume lalulintas yaitu senilai 2697 smp/jam. Yang ke empat yaitu angka (DS) derajat kejenuhan sebesar 0,88 yang mendekati nilai jenuh yaitu 1, sehingga nilai tersebut tidak memenuhi kondisi yang seharusnya. Alternatif yang diusulkan adalah dengan upaya menambah kapasitas jalan dengan lebar 11m dan mengurangi kemacetan yang terjadi akibat mobil parkir di pinggir jalan. Alternatif tersebut memiliki nilai (C) kapasitas sebesar 3886 smp/jam, (Q) arus lalulintas sebesar 2388 smp/jam, sehingga (DS) derajat kejenuhan menjadi 0,61.
Perbandingan Efisiensi Biaya Berdasarkan Perhitungan Struktur Pada Kerangka Atap Menggunakan Baja Ringan dan Baja Berat Dengan Bentang 14.5 M Faizal Mahmud; Kukuh Wisnuaji Widiatmoko
Jurnal Teknik Sipil Unaya Vol 8, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/jtsu.v8i2.2807

Abstract

Structural analysis of lightweight steel roof truss and heavy steel roof truss (conventional) spans 14.5 m in terms of cost and work efficiency. The roof truss studied consisted of: truss distance of 1.5 m for mild steel, and 3.75 m for heavy steel, with a slope angle of 20°, the roof covering on both uses sheet metal tile. Modeling and calculating this of level damages (ratio) and roof truss deflection use SAP 2000. The Budget Plan is calculated based on the PUPR Ministerial Regulation 28-2016 using the 2021 unit price. From this research, the results obtained are reduction percentage in price per unit meter2 of light steel roof truss. against heavy steel roof trusses reached 42.84%. Both models (light steel and heavy steel) have ratio and deflection values that are within safe limits, namely the ratio of 0.850114 for mild steel, 0.733239 for heavy steel, and deflection of 0.00054 for mild steel, 0.000075 for heavy steel.
PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP TINGKAT KECEPATAN RESAPAN PADA BIOPORI Kukuh Wisnuaji Widiatmoko; Faizal Mahmud
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2022): JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL (Edisi Desember 2022)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jk.v5i2.9440

Abstract

Salah satu upaya untuk menjaga fungsi dari air tanah agar terjaga adalah dengan membuat titik-titik resapan air agar menjadi tampungan sementara bagi air hujan. Lubang Resapan Biopori adalah salah satu teknologi sederhana yang merupakan solusi praktis dan mudah serta tidak memerlukan biaya yang besar, teknologi ini dipakai untuk mengurangi volume limpasan yang berlebih pada saluran saat terjadi hujan serta untuk membantu dalam peresapan air kedalam tanah. teknologi ini dipakai untuk untuk membantu dalam peresapan air kedalam tanah. Pada lokasi penelitian terdapat 2 jenis tanah yaitu tanah liat berlumpur dan tanah liat berpasir. Dari percobaan tersebut berdasarkan kedalaman pipa resapan yaitu 30 cm, 60 cm, dan 90 cm didapatkan hasil yaitu semakin dalam lubang resapan yang digunakan maka volume tampungannya semakin besar. Hal ini karena semakin dalam lubang resapan maka luasan penampang resapnya semakin besar sehingga semakin banyak juga daya resapnya, sedangkan waktu peresapan pada tanah liat berpasir lebih cepat dibandingkan dengan peresapan pada tanah liat berlumpur. Hal ini dikarenakan pori-pori tanah pada tanah liat berpasir cenderung lebih terbuka sehingga air dapat lebih cepat untuk meresap ke tanah.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN RESAPAN BIOPORI UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR TANAH DI DESA MRANGGEN Faizal Mahmud; Kukuh Wisnuaji Widiatmoko; Bambang Tutuko; Ngudi Hari Crista
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.12583

Abstract

ABSTRAKPertumbuhan penduduk yang sangat signifikan, terutama terhadap pengembangan kawasan perumahan dan permukiman sacara tidak langsung mengurangi area tangkapan air pada saat musim penghujan. Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan saat ini belum ada upaya sistematis untuk menjaga keletarian air tanah karena berkurangnya area tangkapan air, untuk menjaga ketersedian air tanah. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan wawasan, kesadaran dan ketrampilan kepada masyarakat tentang penggunaan Resapan Biopori sebagai salah satu upaya untuk melakukan konservasi air tanah, mengurangi sampah organik, dan mengurangi genangan air hujan pada saat intensitas hujan tinggi, serta memberdayakan masyarakat untuk membuat Resapan Biopori di rumah masing-masing sehingga dapat meningkatkan infiltrasi air hujan. Metode pelaksanaannya diawali dari survei lokasi, sosialisasi manfaat Resapan Biopori, pelatihan dan praktek pembuatan Resapan Biopori, monitoring dan evaluasi. Diharapkan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah masyarakat mendapatkan pengetahuan dan kesadaran tentang konservasi air tanah menggunakan Resapan Biopori, dan membuat denah rencana lokasi penempatan Resapan Biopori. Pelatihan seperti ini alangkah baiknya dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga Warga RT 11 RW 07 Desa Mranggen dapat lebih memahami bagaimana cara pembuatannya dan penentuan titik lokasi yang tepat serta manfaat yang akan didapatkan. Kata kunci: resapan biopori; pelestarian air tanah; denah lokasi ABSTRACTThe significant increase in population, especially in the development of residential areas and settlements, indirectly reduces the water catchment area in the rainy season. With these developments, until now there has been no systematic effort to maintain the sustainability of groundwater due to the reduction of water catchment areas, to maintain the availability of groundwater. The purpose of this activity is to give an overview, awareness and skills to the community about the use of Biopore Infiltration as an effort to conserve groundwater, reduce organic waste, and reduce rainwater stagnation during high rainfall intensity, as well as empower the community to make Biopore Infiltration in their respective homes until increase rainwater infiltration. The implementation method begins with a site survey, socialization of the benefits of Biopore Infiltration, training and practice of making Biopore Infiltration, monitoring and evaluation. It is hoped that from this Community Service activity the community will gain knowledge and awareness about groundwater conservation by using Infiltration Biopores, and make plans for the location of Infiltration Biopores. It would be better if this kind of training is carried out gradually and continuously, so that the citizens of RT 11 RW 07 Desa Mranggen better understand how to make it and determine the exact location and the benefits that will be obtained. Keywords: biopori infiltration; groundwater preservation; site plan.
EVALUASI TINGKAT KELAYAKAN STRUKTUR GEDUNG EKSISTING 8 LANTAI DI KOTA SEMARANG Lintang Enggartiasto; Faizal Mahmud; Kukuh Wisnuaji Widiatmoko
Teknika Vol 18, No 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/teknika.v18i1.6469

Abstract

Paper ini menyajikan hasil penilaian terhadap gedung bertingkat eksisting 8 tingkat, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keamanannya terhadap standar yang terbaru. Metode yang digunakan adalah pengujian tidak merusak pada beton dengan Rebound Hammer. Penilaian struktur eksisting terdiri dari evaluasi terhadap kondisi material, sistim struktur, dan analisis struktur menggunakan standar beban yang terbaru. Hasil pengujian material struktur eksisting menunjukkan bahwa kuat tekan beton masih memenuhi persyaratan berdasarkan SNI-2847-2019. Hasil evaluasi struktur terhadap beban gempa menunjukkan bahwa kinerja struktur mempunyai gaya geser dasar dinamik (V) mencapai 100% dari Vstatik sehingga sudah memenuhi persyaratan dalam SNI 1726-2019. Hasil evaluasi terhadap kinerja struktur menunjukkan bahwa lateral drift dan efek P-delta masih memenuhi persyaratan standar terbaru. Ketidakterarturan struktur horizontal pada sistem struktur gedung eksisting. level kinerja struktur menunjukkan struktur termasuk kategori   Immediate Occupancy.
ANALISIS PENGEMBANGAN JARINGAN SPAM DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA BERGAS LOR KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG Son Haji; Sri Wanto; Fitria Maya Lestari; Faizal Mahmud; Kukuh Wisnuaji Widiatmoko
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2023): JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL (Edisi Juni 2023)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jk.v6i1.10451

Abstract

Air bersih yang digunakan sehari-hari harus memiliki kualitas yang baik untuk konsumsi sesuai dengan standar air minum di Indonesia yaitu PP No.82 Tahun 2001 dan KepMen No.907 Tahun 2002. Secara umum kebijakan pemerintah dalam bidang pembangunan prasarana penyediaan air bersih direalisasikan dengan membangun sistem perpipaan.  Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air minum antara lain air hujan, air permukaan, mata air, air tanah. Penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam tergantung dari jenis pemakaiannya. EPA NET adalah program komputer yang secara luas melakukan periode simulasi dari hidrolika dan kualitas air dalam jaringan pipa bertekanan. Jaringan tersebut dapat terdiri dari sumber air, tangki penyimpanan atau reservoir, pipa, titik percabangan pipa, pompa, dan katup. EPA NET juga dapat mensimulasikan konsentrasi zat kimia yang ditambahkan pada suatu jaringan, umur air dan pola outflow dari sumber air. Dari hasil simulasi pemodelan program epanet 2.2 dengan periode waktu 72 jam diperoleh debit air yang dibutuhkan untuk menuhi 1570 jiwa jumlah penduduk sebesar 2,56 lt/detik,  sisa tekan minimum 1,64 meter kolom air di Patok 30 pada jam puncak pada (di seting padan jam 08.00 ). sisa tekan masimum 22,86 meter kolom air di Patok 8 pada jam puncak (di seting padan jam 08.00 ). kecepatan air dalam pipa minimum sebesar 0,03 m/detik dan maksimum 1,31 m/detik. Untuk memenuhi kebutuhan air dengan jumlah jiwa 1750 dengan kebutuhan air rata sebesar 2,03 liter/detik diperlukan kapasitas Bak penampung sebesar 20 m3.
Analisis Pengembangan Jaringan Pengairan Dengan Program Epanet Dalam Memenuhi Kebutuhan Air Pada Kebun Alam Regeneratif Sekolah Alam Ar Ridho Semarang Son Haji; Faizal Mahmud; kukuh wisnuaji widiatmoko
Journal of Civil Engineering and Technology Sciences Vol. 3 No. 1 (2024): April: Journal of Civil Engineering and Technology Sciences
Publisher : Faculty Of Engineering University 17 August 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/jcets.v3i1.1356

Abstract

Begitu pentingnya air bersih bagi kehidupan manusia, sehingga memungkinkan penyediaan menjadi terbatas apabila pemanfaatannya tidak diatur dengan baik, sehingga harus dibuat suatu jaringan perpipaan yang tertata baik untuk mendistribusikan air bersih secara merata agar dapat optimal pemanfaatannya. Pengembangan dan pengelolan sistem irigasi, yang merupakan salah satu komponen pendukung keberhasilan pengembangan sistem pengairan yang mempunyai peran sangat penting dan strategis. Berkaitan dengan pengembangan kebun alam regeneratif sekolah alam Ar ridho sebagai media belajar tentang pertanian, perkebunan dan peternakan yang sangat membutuhkan air bersih untuk pengairan, penyiraman tanaman dan penyediaan air minum ternak.Masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat yaitu tingginya kadar kekeruahan, kegiatan peningkatan kualitas air bersih meliputi pengamanan dan penetapan kualitas fisik air (bebas dari warna, bau, kekeruhan dan rasa), bebas dari bahan kimia berbahaya, bebas dari sinar radioaktif maupun bakteriologis (mikroorganisme patogen). Sistem transmisi merupakan sistem pengangkutan air dari bangunan pengambilan air baku ke area yang dituju sehingga menjadi penghubungan antara sistem pengumpulan dengan sistem distribusi EPANET yang secara luas melakukan periode simulasi dari hidrolika dan kualitas air dalam jaringan pipa bertekanan. EPANET juga dapat mensimulasikan konsentrasi zat kimia yang ditambahkan pada suatu jaringan, umur air dan pola outflow dari sumber air.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PERHITUNGAN RAB DI SEKOLAH ALAM AR RIDHO SEMARANG Faizal Mahmud; Kukuh Wisnuaji Widiatmoko; Son Haji
Jubaedah : Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Indonesian Journal of Community Services and School Education) Vol. 3 No. 3 (2023): Jurnal Pengabdian dan Edukasi Sekolah (Jubaedah)
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jub.v3i3.142

Abstract

In building infrastructure or building construction, cost calculations are required which are prepared in the form of a Cost Budget Plan (RAB) according to the standards set by the government. RAB provides an overview of the costs of work required to build infrastructure or building construction. Apart from that, from the RAB calculation you can also find out the need for materials or building materials, the number of workers needed and the duration of implementation time to complete the work. The aim of this Community Service activity is to provide insight and knowledge to the management of the Ar Ridho Nature School Semarang about how to calculate the Budget Plan (RAB) in infrastructure development. The implementation method begins with interviews regarding understanding of the Cost Budget Plan (RAB), socialization of the benefits of calculating the Cost Budget Plan (RAB), training and practice in calculating the Cost Budget Plan (RAB), monitoring and evaluation. It is hoped that from this Community Service activity, managers will gain knowledge on how to calculate RAB by better understanding how to calculate work volumes, determine material prices / work unit prices, so that during construction implementation there will be no cost overruns
Pelatihan dan Pendampingan Perhitungan RAB sebagai Kontrol dalam Pelaksanaan Pembangunan Insfrastruktur di Wilayah RT 11 RW 07 Desa Mranggen Faizal Mahmud; Kukuh Wisnuaji Widiatmoko; Bambang Tutuko
Jurnal Pengabdian KOLABORATIF Vol. 2 No. 2 (2024): July
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jpk.v2i2.9743

Abstract

In building infrastructure, cost calculations are needed, organized in the form of a Budget Plan (RAB) according to government standards. The RAB provides an overview of the total cost required for building infrastructure or construction projects. Additionally, the RAB calculations can also determine the need for building materials, the number of workers required, and the duration of the project. This Community Service program aims to provide knowledge and new skills to the community on how to calculate the Budget Plan (RAB) for building both private homes and community infrastructure, such as meeting halls, neighborhood watch posts, water channels, and so on. The implementation method begins with interviews to assess understanding of creating an RAB, followed by socializing the benefits of making an RAB, training, and practical exercises on how to calculate the RAB. Subsequent steps include monitoring and evaluating the results of the calculations. This Community Service program equips the community with the skills to calculate the RAB for infrastructure development, better understand the volume of work calculations, determine material prices or unit prices for work, and prevent cost overruns during the construction phase.
Pendampingan Teknis Pemeliharaan Struktur Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Desa Leyangan Kabupaten Grobogan Bagus Acung Billahi; Kukuh Wisnuaji Widiatmoko; Faizal Mahmud
Jurnal Pengabdian KOLABORATIF Vol. 3 No. 1 (2025): January
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jpk.v3i1.10371

Abstract

Leyangan Village is one of the villages in Central Java located in Penawangan District, Grobogan Regency, and Central Java Province. The location of the village is ±50.1 km from the Semarang University (USM) campus. Understanding and implementing SOPs for maintaining wastewater treatment plant structures is one of the problems Leyangan village residents face when they receive assistance in the form of domestic wastewater treatment installation facilities. This activity aims to increase the knowledge of the Leyangan village community regarding methods for maintaining wastewater treatment plant (IPAL) structures. It is necessary to provide explanations and assistance regarding the Leyangan Village wastewater treatment plant which can still function effectively and well and encourage the community to adopt clean and healthy living habits. Assistance is carried out by providing presentations, demonstrations, and direct practice regarding the maintenance of wastewater treatment plants. The result of the training activity is an increase in knowledge. Evaluation is carried out by looking at the results of the pre-test questionnaire and comparing it with the post-test questionnaire. At the beginning before training, the average level of knowledge of participants only reached 32%. However, after training and direct practice were carried out, the participants' knowledge increased to an average of 70%.