Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh level protein pakan terhadap laju metabolisme juwana ikan bandeng (Chanos chanos, Forsskal 1775) [Effect of dietary protein level on the metabolism rate of milkfish (Chanos chanos, Forsskal 1775) juvenile] Zainuddin Zainuddin; M. Iqbal Djawad; Ryan Ardiyanti
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 12 No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v12i2.117

Abstract

The aim of study was to determine the best level of dietary protein on the metabolism rate (oxygen consumption) of milkfish (Chanos chanos Forsskal) juvenile. This study used completely randomized design (CRD) with four treatments and three replicates. The experimental treatments were dietary protein level of 30, 35, 40, and 45%. The juvenile weight ranged from 0.4-0.5 g and length ranged from 2.0-3.5 cm. Feed doses were 10% from the body weight with three times per day feeding frequency. Oxygen consumption was measured by using closed bottle method. The results showed that the oxygen consumption of milkfish juvenile tend to increase until at level 40%, but decrease at level 50% of dietary protein. The best level of dietary protein in this study was 40%. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level protein pakan yang terbaik terhadap laju metabolisme (konsumsi oksi-gen) juwana ikan bandeng Chanos chanos,Forsskal. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) de-ngan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah level protein pakan yang berbeda, yaitu 30, 35, 40, dan 45%. juwana ikan yang digunakan mempunyai bobot individu berkisar antara 0,4-0,5 g per ekor dengan panjang tubuh berkisar 2,0-3,5 cm dan dipelihara selama empat minggu. Dosis pemberian pakan sebesar 10% dari bobot tubuh dengan frekuensi pemberian sebanyak tiga kali dalam sehari. Parameter konsumsi oksigen diukur dengan menggunakan metode botol tertutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi oksigen juwana ikan bandeng cen-derung meningkat hingga level protein pakan 40% dan menurun kembali pada level protein pakan 50%. Level protein pakan terbaik dalam penelitian ini adalah 40%.
Efisiensi Penyerapan Kuning Telur Pralarva Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) pada Suhu Yang Berbeda Zulfiani Zulfiani; Muhammad Iqbal Djawad; Zainuddin Zainuddin; Hamka Hamka; Iman Sudrajat
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.01 KB)

Abstract

Pengembangan budidaya kakap putih masih terkendala beberapa masalah antara lain kematianyang tinggi pada fase larva khususnya pada fase endogenous ke exogenous. Fase ini terjadi adanyaperpindahan sumber makanan dan kesenjangan pemanfaatan energi, yaitu saat kuning telur larvatelah habis, dan belum melakukan proses organogenesis secara sempurna. Suhu merupakan salahsatu parameter kualitas air yang secara langsung berperan penting dalam mempengaruhi kondisifase tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suhu terhadap efisiensipenyerapan kuning telur pralarva ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch). Penelitian dilakukanpada bulan Mei 2019 Di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar. Penelitian ini menggunakanrancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, suhu yaitu 24°C, 28°C, 32°C, dan 36°C.Parameter yang diamati yaitu laju penyusutan kuning telur, laju pertumbuhan dan efisiensipenyerapan kuning telur. Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan laju penyerapankuning telur pada suhu yang berbedaKata Kunci : Kakap putih, suhu, penyerapan kuning telur, pralarva.
Pengaruh Suhu terhadap Kelangsungan Hidup dan Percepatan Metamorfosis Larva Kepiting Bakau (Scylla olivacea) Muhammad Y. Karim; Zainuddin Zainuddin; Siti Aslamyah
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 17, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.10370

Abstract

Kepiting bakau merupakan salah satu komoditas perikanan bernilai ekonomis penting di kawasan AsiaPasifik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu optimal bagi pemeliharaan larva kepiting bakau (Scylla olivacea). Penelitian dilaksanakan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP), Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Hewan uji yang digunakan adalah larva kepiting bakau (S. olivacea) stadia zoea-1 yang ditebar dengan kepadatan 50 ekor/l dan dipelihara sampai memasuki stadia megalopa. Wadah penelitian menggunakan baskom plastik hitam berkapasitas 50 l diisi air media bersalinitas 30 ppt sebanyak 35 l yang dilengkapi dengan thermostat untuk mempertahankan suhu media percobaan. Pakan yang digunakan adalah pakan alami berupa rotifer dan nauplius Artemia dan pakan buatan berupa flake. Penelitian dirancang dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan mempunyai 3 ulangan. Keempat perlakuan yang dicobakan adalah perbedaan suhu media pemeliharaan larva kepiting bakau, yaitu : 26, 28, 30, dan 32oC. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa suhu media pemeliharaan berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) pada tingkat kelangsungan hidup dan kecepatan metamorfosis larva kepiting bakau (S. olivacea). Tingkat kelangsungan hidup tertinggi dan perubahan metamorfosis larva kepiting bakau dari zoea ke megalopa tercepat dihasilkan pada suhu 30 oC yakni 31,60% dan 17 hari, sedangkan tingkat kelangsungan hidup terendah dan perubahan metamorfosis terlama pada suhu 26 oC yakni 18,89% dan 20,67 hari.