Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KARAKTERISASI TIGA STRAIN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.) BERDASARKAN METODE TRUSS MORFOMETRIKS [Characterization of three strains of giant gouramy [Osphronemus gouramy Lac.) based on truss morphometries method] Lies Setijaningsih; Otong Zenal Arifin; Rudhy Gustiano
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 7 No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v7i1.220

Abstract

Objective of the study is to clarify morphometric characters of three giant gouramy strains based on the truss morphometric method. The highest index similarity within strain was in Bastar strain (87.0%) and the lowest was in Blue strain (73.7%). The highest index similarity between strains was between Blue Safire and Bastar strain (15.8%) and the lowest was between Bastar and Blue Safire (4.3%). The correlation values of gouramy characters (combined male and female) tend to close male characters. Five characters (B5, A3, A6, A2, Cl) enabled to be used as discriminators on gouramy.
KARAKTERISASI MORFOLOGI KETURUNAN PERTAMA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) GET DAN GIFT BERDASARKAN METODE TRUSS MORPHOMETRICS Otong Zenal Arifin; Titin Kurniasih
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 3 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.369 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.3.2007.373-383

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi karakter morfometrik dan variasi morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) keturunan pertama populasi GET dan GIFT telah dilaksanakan di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Tujuh famili nila GET dan dua famili nila GIFT, dengan jumlah sampel masing-masing 30 ekor (15 jantan dan 15 betina) dievaluasi menggunakan metode truss morfometrik pada empat bagian tubuhnya. Dari 21 karakter truss yang diukur, terdapat delapan karakter yang dapat dipakai untuk membedakan kesembilan famili yang dievaluasi. Nilai sharing komponen dalam famili tertinggi adalah pada famili GET 18C (86,7) dan terendah pada famili 18A (43,3) serta 09C (43,3), sedangkan nilai sharing komponen antar famili tertinggi diperoleh antara famili GET 18A dengan famili GIFT 10 dengan nilai 40,0. Berdasarkan kluster dendrogram jarak genetik dengan tingkat kemiripan 70% didapatkan tiga kelompok yang berbeda secara morfologi. Kelompok 3 terutama famili GET 09C adalah famili tersendiri dan terpisah dari famili lainnya. Jarak genetik terbesar adalah antara famili GET 09C dengan famili GET 18C dengan nilai 0,026; sedangkan jarak genetik terkecil terdapat di antara famili GIFT 10 dengan famili GET 18A dengan nilai 0,001.Research aimed at elucidating morphological character and variation between GET and GIFT nile tilapia (Oreochromis niloticus) have been conducted at Research Institute for Freshwater Aquaculture, Bogor. Seven GET and two GIFT nile tilapia families, which consisted of 30 individu in each family (15 males and 15 females), were measured using truss morphometrics methods on four main part of their body. There were eight morphometrics characters can be used to differentiate the nine families, from 21 characters used. The highest within family sharing component was founded at GET 18C (86.7), whereas the lowest one was at 18A (43.3) and 09C (43.3). The highest between family sharing component was between GET 18A and GIFT 10 (40.0). Based on genetic distance cluster dendrogram (with degree of similarity 70%), there were three separated groups has been classified. Group 3rd, especially GET 09C was far isolated from other families. The highest genetic distance was between GET 09C and GET 18C (0.026), while the lowest one was between GIFT 10 and GET 18A (0.001).
KERAGAAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) STRAIN MAJALAYA, LOKAL BOGOR DAN RAJADANU DI KOLAM CIJERUK, BOGOR-JAWA BARAT Otong Zenal Arifin; Titin Kurniasih
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 2 (2007): (Agustus 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.793 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.2.2007.177-185

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strain ikan mas yang memiliki keragaan pertumbuhan yang baik sebagai spesies kandidat untuk program seleksi. Tiga strain ikan mas (majalaya, lokal Bogor, dan rajadanu) dipelihara dalam jaring yang diletakkan di kolam Instalasi Penelitian Cijeruk, Bogor selama 6 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata untuk parameter pertambahan bobot dan sintasan dari 3 strain ikan mas yang diuji, sedangkan untuk pertambahan panjang individual (mm per bulan) ada perbedaan yang sangat nyata (P<0,05). Strain ikan mas rajadanu memiliki pertambahan panjang terbaik (16,0 ± 1,41) dan berbeda dengan majalaya (10,3 ± 4,50) serta lokal (10,8 ± 2,06).Objective of this study is to produce good performance of common carp by comparing three promising strains majalaya, local, and rajadanu. The study was carry out using floating net cages placed in earthen pond at The Cijeruk Germ Plasm Research Station. During the study, growth and survival rate were observed were observed for six weeks. The results indicated there was no significant difference for growth of weight and survival rate. However, growth of standard length was significantly different (P<0.05). Rajadanu made the best growth of standard length (16.0 ± 1.41) and was different from majalaya (10.3 ± 4.50) and local strain (10.8 ± 2.06).
KETAHANAN IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminkii) TERHADAP BEBERAPA PARAMETER KUALITAS AIR DALAM LINGKUNGAN BUDIDAYA Otong Zenal Arifin; Vitas Atmadi Prakoso; Brata Pantjara
Jurnal Riset Akuakultur Vol 12, No 3 (2017): (September 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153 KB) | DOI: 10.15578/jra.12.3.2017.241-251

Abstract

Ikan tambakan (Helostoma temminkii) adalah satu dari beberapa jenis spesies ikan air tawar yang ekonomis di Indonesia. Komoditas ini cukup digemari di beberapa wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Oleh karena itu, prospek pengembangan budidaya ikan tambakan merupakan hal yang penting. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui respons ketahanan ikan tambakan terhadap paparan beberapa parameter kualitas air. Seluruh kegiatan pengujian dilakukan di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan, Bogor. Ikan yang digunakan pada percobaan ini adalah ikan tambakan generasi kedua hasil domestikasi (panjang standar: 7,5 ± 0,28 cm; bobot: 15,2 ± 2,11 g). Uji toleransi yang dilakukan meliputi ketahanan terhadap salinitas, pH, suhu, dan oksigen terlarut. Jumlah ikan yang diuji untuk masing-masing parameter kualitas air yaitu 30 ekor pada perlakuan salinitas, pH, dan suhu, serta 40 ekor untuk pengujian toleransi terhadap oksigen terlarut dengan tiga kali ulangan pada masing-masing perlakuan. Berdasarkan data penelitian, ikan tambakan dapat bertahan hidup dan beraktivitas secara normal pada kisaran salinitas £ 10 ppt, pH 5-9, suhu 20-35oC, dan kandungan oksigen terlarut > 3 mg/L. Kisaran nilai pada parameter kualitas air di luar batas toleransi dapat berpengaruh negatif pada pertumbuhan dan sintasan ikan tambakan.Kissing gouramy (Helostoma temminkii) is one of valued freshwater fish in Indonesia. This species is quite popular in some areas of Java, Sumatra, and Kalimantan. Therefore, the development of aquaculture for this species is essential. This paper was intended to determine the response of fish resistance to the exposure of several water quality parameters. All of the experiments were carried out at the Institute for Freshwater Aquaculture Research and Fisheries Extension, Bogor. The experimental fish used in the experiment were domesticated kissing gouramy (2nd generation) with standard length of 7.5 ± 0.28 cm and total weight of 15.2 ± 2.11 g. The tests, on the resistance to salinity, pH, temperature, and dissolved oxygen. For each treatment, 30 fish were challenged with salinity, pH, and temperature treatments, and 40 fish for oxygen tolerance treatment. All treatments were conducted with three replications. Based on the results, kissing gouramy could survive and behave normally in the range of £ 10 ppt salinity, pH 5-9, temperature 20-35°C, and dissolved oxygen content of more than 3 mg/L. The range of values on water quality parameters which exceeded the tolerance limit could result in the negative effect on the growth and survival of kissing gouramy.
VARIASI GENETIK TIGA POPULASI IKAN NILA ( Oreochromis niloticus ) BERDASARKAN POLIMORFISME mt-DNA Otong Zenal Arifin; Titin Kurniasih
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (April 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.333 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.1.2007.67-75

Abstract

Penelitian untuk mengevaluasi keragaman genetik tiga populasi ikan nila telah dilakukan di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi variasi genetik ikan nila populasi GET, GIFT, dan nila Danau Tempe sebagai informasi dasar bagi program seleksi karakter kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa ikan nila GET, GIFT, dan nila Danau Tempe memiliki keragaman genetik yang tinggi dengan nilai haplotype diversity berturut-turut sebesar 0,7579; 0,5895; dan 0,5333. Jarak genetik terdekat terdapat antara ikan nila GIFT dan nila Danau Tempe, sedangkan jarak genetik terjauh terdapat pada ikan nila GET dengan populasi Danau Tempe.Research on evaluating genetic diversity between three populations of nile tilapia ( Oreochromis niloticus ) was conducted at Research Institute for Freshwater Aquaculture, Bogor. This research aimed to obtain preliminary information related with the genetic diversity of GET, GIFT, and Tempe Lake tilapia, which will be used as basic information for the future selective breeding program. Result showed that GET, GIFT, and Tempe Lake tilapia have high haplotype diversity of 0.7579, 0.5895, and 0.5333 respectively. The closest genetic distance was found between GIFT and Tempe Lake tilapia, while the farthest genetic distance was observed between GET and the Tempe Lake population.
APLIKASI REKAYASA GENETIK PADA BUDIDAYA IKAN DI INDONESIA Otong Zenal Arifin; Muhammad Hunaina Fariddudin Ath-thar; Rudhy Gustiano
Media Akuakultur Vol 4, No 1 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.473 KB) | DOI: 10.15578/ma.4.1.2009.76-83

Abstract

Perbaikan mutu genetik ikan merupakan suatu langkah lanjut dari kegiatan budidaya ikan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas suatu komoditas apabila teknologi budidaya sudah optimal diterapkan. Strategi perbaikan mutu genetik dapat dilakukan baik secara konvensional melalui seleksi dan hibridisasi atau molekuler melalui rekayasa genetik. Di Indonesia, upaya perbaikan mutu genetik melalui rekayasa genetik telah mulai dilakukan sejak tahun 1980. Rekayasa genetik yang pertama kali diterapkan adalah manipulasi set kromosom untuk menghasilkan klon ginogen yang dapat mempercepat pemurnian galur dan poliploidi untuk menghasilkan populasi ikan yang memiliki set kromosom lebih dari 2N. Aplikasi rekayasa genetik yang kedua adalah manipulasi kelamin untuk memanfaatkan potensi “sexual dimorphisms” pada pertumbuhan ikan konsumsi dan sifat eksotis pada ikan hias. Aplikasi rekayasa genetik yang ketiga adalah transgenik atau DNA rekombinan. Teknologi, aplikasi, perkembangan, potensi, dan  manfaat rekayasa genetik di atas bagi perkembangan budidaya ikan di Indonesia diuraikan dalam makalah ini.
PERBAIKAN PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN SELEKSI FAMILI Rudhy Gustiano; Otong Zenal Arifin; Estu Nugroho
Media Akuakultur Vol 3, No 2 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.625 KB) | DOI: 10.15578/ma.3.2.2008.98-106

Abstract

Dewasa ini ikan nila merupakan salah satu ikan ekonomis penting di dunia yang dikenal sebagai freshwater chicken. Di Indonesia ikan nila telah dibudidayakan secara luas. Namun demikian kesediaan benih unggul dengan pertumbuhan cepat yang menguntungkan usaha budidaya nila masih merupakan kendala utama. Berdasarkan latar belakang ini, perbaikan mutu genetik nila untuk meningkatkan produksi dan produktivitas di masa mendatang sangat dibutuhkan. Dalam makalah ini akan diuraikan status, upaya, hasil riset pemuliaan, dan selective breeding yang telah dan sedang dilakukan di Indonesia dalam rangka untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ikan nila nasional. Hasil yang diperoleh dari kegiatan selective breeding ikan nila “Balitkanwar” melalui seleksi famili diperoleh jenis unggulan yang baik keragaannya dari berbagai aspek yang diuji. Keragaan ikan nila “Balitkanwar” secara mendetail akan disampaikan dalam makalah ini.
Feminisasi Nila (GIFT), Oreochromis sp. Menggunakan Hormon Estradiol 17-β Titin Kurniasih; Otong Zenal Arifin; Marizal Marizal
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 8, No 1 (2006)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.166

Abstract

Research to find out the effect of oral administration of estradiol 17-β  on feminization of Oreochromis sp. (GIFT) fry was carried out at Cibalagung Research Station. Five different concentrations of estradiol 17-β  i.e.: 60, 80, 100, 120 and 0 mg/kg feed, were given to larvae of 6 days old twice a day for 21 days in triplicates. The result indicated that there was significant difference of average percentage of female between control and treatments.The highest percentage of female was obtained from fish treated with 100 mg estradiol /kg feed (86.6%), whereas the lowest was obtained from fish control (51.7%). The survival rate and length growth were not significantly different. Survival rate of larvae ranged from 94 to 97.7% and the average of length growth ranged from 10.08 to 13.32 mm.