Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KARAKTERISASI TIGA STRAIN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.) BERDASARKAN METODE TRUSS MORFOMETRIKS [Characterization of three strains of giant gouramy [Osphronemus gouramy Lac.) based on truss morphometries method] Lies Setijaningsih; Otong Zenal Arifin; Rudhy Gustiano
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 7 No 1 (2007): Juni 2007
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v7i1.220

Abstract

Objective of the study is to clarify morphometric characters of three giant gouramy strains based on the truss morphometric method. The highest index similarity within strain was in Bastar strain (87.0%) and the lowest was in Blue strain (73.7%). The highest index similarity between strains was between Blue Safire and Bastar strain (15.8%) and the lowest was between Bastar and Blue Safire (4.3%). The correlation values of gouramy characters (combined male and female) tend to close male characters. Five characters (B5, A3, A6, A2, Cl) enabled to be used as discriminators on gouramy.
PENGARUH Implantasi HCG PADA PERKEMBANGAN TELUR, Pematangan Akhir Gonad, dan Pemijahan Ikan Tor soro Jojo Subagja; Rudhy Gustiano
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1015.502 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.2.2006.219-225

Abstract

Penelitian tentang implantasi hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perkembangan pematangan akhir gonad dan pemijahan ikan Tor soro telah dilakukan di Instalasi Riset Plasma Nutfah Perikanan Budidaya Air Tawar, Cijeruk-Bogor. Perlakuan dosis hormon yang diimplantasikan adalah: 300; 400; 500 IU.Kg-1 bobot tubuh dan kontrol (tanpa hormon). Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan nyata antara perlakuan pada pengamatan ke 25 dan 50 hari setelah implantasi, yaitu pemberian pelet hormon dengan kadar 500 IU.kg-1 bobot tubuh, menghasilkan perkembangan diameter oosit paling besar dengan rataan diameter oosit 3,07 ± 0,31 mm dibandingkan dengan perlakuan lainnya, diikuti perlakuan  kontrol, 300 IU.kg-1 bobot tubuh dan 400 IU.kg-1 bobot tubuh, dengan nilai rataan berturut-turut 2,11 ± 0,53 mm; 1,97 ± 0,55 mm; dan 0,87 ± 0,50 mm. Keberhasilan pemijahan pada dosis implan 500 IU. kg-1 bobot tubuh mencapai 100% dengan kisaran waktu laten antara 25 dan 27 jam dengan suhu inkubasi 22°C—24°C, serta larva normal berkembang mencapai 90,19%.Study aimed to identify the effect of Human Chorionic Gonadotropin hormone implantation on gonadal development, final maturation, and spawning of Tor soro was conducted at Research Instalation of Germ Plasm Cijeruk-Bogor. Experimental dosage of hormone treated were 300, 400, 500 IU kg-1 body weight and control (without hormonal treatment). The result showed a significant difference between each treatment observed at the 25th and 50 th day after implantation. Hormon pellet at dosage 500 IU kg-1 body weight produced the biggest oocytes with average diameter 3.07 ± 0.31 mm, and followed by control, 300 IU treatment and 400 IU treatment with average diameter were 2.11 ± 0.53 mm, 1.97 ± 0.55 mm and 0.87 ± 0.50 mm, respectively. Succesful spawning rate of Tor soro treated hormone pellet of 500 IU kg-1 body weight reached of 100% at latentcy time of 25—27 hour (incubation temperature of 22°C—24°C) and larvae developed normally of 90.19%.
EFEKTIVITAS PROMOTER b-ACTIN IKAN MEDAKA (Oryzias latipes) DENGAN PENANDA GEN hrGFP (HUMANIZED Renilla reniformis GREEN FLUORESCENT PROTEIN) PADA IKAN LELE (Clarias gariepinus) KETURUNAN F0 Muhammad Hunaina Fariduddin Ath-thar; Komar Sumantadinata; Alimuddin Alimuddin; Rudhy Gustiano
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 2 (2008): (Agustus 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1084.236 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.2.2008.199-207

Abstract

Promoter merupakan salah satu faktor penentu dalam teknologi transgenesis. Pada penelitian ini efektivitas promoter b-actin ikan medaka diuji pada telur ikan lele fase 1 sel dan 2 sel. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan. Insersi promoter dilakukan dengan cara menginjeksi telur hasil pemijahan buatan dengan plasmid DNA pmb-actin–hrGFP pada fase telur 1 sel dan 2 sel. Konsentrasi DNA yang digunakan adalah 20 µg/mL. Perkembangan embrio diamati pada 8, 12, 16, 20, 24 jam setelah gen disuntikkan serta 4 dan 8 jam setelah telur menetas. Derajat sintasan embrio (DKH), derajat penetasan (DP), dan persentase embrio mengekspresikan transgen (PEMT) dicatat selama pengamatan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa promoter b-actin ikan medaka aktif pada ikan lele, dengan adanya ekspresi gen hrGFP pada embrio setelah 8, 12, 16, 20, 24 jam setelah penyuntikan serta 4 dan 8 jam setelah telur menetas. Nilai DKHkontrol pada jam ke-24 adalah 97,1% dan untuk DKHinjeksi pada jam ke-24 adalah 85,7%. Untuk PEMT pada telur yang disuntik pada fase 1 sel mempunyai persentase yang lebih tinggi (66,7%) dibanding telur yang disuntik pada fase 2 sel (50,0%). Derajat penetasan memperlihatkan bahwa jumlah telur untuk penyuntikan pada fase 1 sel lebih tinggi (93,3%) dibanding dengan yang disuntik pada fase 2 sel (55,0%). Total jumlah telur yang berhasil disuntik adalah 35 butir dan yang terekspresi sebanyak 20 butir (57,1%).Promoter is one of the most important factors in transgenic. In this study, effectiveness of b-actine of medaka (Oryzias latipes) was examined in the eggs of walking catfish at the first cleavage and two cell stage. The experiment was carried out in the Laboratory of Fish Genetic, Fac. of Fisheries, Bogor Agricultural University for three months. Promoter was inserted by injecting artificial fertilization eggs with DNA pmb-actin–hrGFP plasmid. DNA concentration was 20 µg/mL. Eggs development were observed at 8, 12, 16, 20, 24 hours after injection, 4 and 8 hours after hatching. The result showed that b-actin promoter was active on embryo targets indicated by expression of hrGFP gene after 8, 12, 16, 20, 24 hours after injection as well as 4 and 8 hours after hatching. Survival rate within 24 hours were 97.1% for control and 85.7% for injected eggs. Successful of injection was higher on the first cleavage stage (66.7%) than that of on the two stage cell (50.0%). Hatching rate was also higher on the first cleavage (93.3%) than that of on the two cell stage (55.0%). Total number of eggs injected succesfully was 35 eggs with 57.1% of them containing foreign genes.
PERBAIKAN KUALITAS DAN PENGEMBANGAN IKAN HIAS AIR TAWAR Rudhy Gustiano; Yanti Suryanti; Eni Kusrini
Media Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.979 KB) | DOI: 10.15578/ma.1.2.2006.59-63

Abstract

liat di file PDF
ARAH RISET BIOTEK-BREEDING PERIKANAN BUDI DAYA KE DEPAN Rudhy Gustiano; Haryanti Haryanti; Sulaeman Sulaeman
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6967.561 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.164-168

Abstract

Sektor perikanan sangat diharapkan menjadi salah satu penghasil devisa yang dapat memberikan solusi terhadap perekonomian nasional. Meskipun budi daya kontribusinya kecil, namun dampak sosial yang diberikan cukup besar bagi masyarakat. Produksi perikanan budi daya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan produksi ini hendaknya dapat dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan produktivitas dan nilai tambah yang diperoleh. Efisiensi merupakan faktor yang sangat penting dan membutuhkan dukungan riset dan teknologi yang lebih baik. Makalah ini akan menyampaikan arah riset biotek dan breeding ke depan untuk pembangunan perikanan budi daya.
HIBRIDISASI SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK PENYEDIAAN IKAN UNGGUL Titin Kurniasih; Rudhy Gustiano
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1477.385 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.173-176

Abstract

Upaya peningkatan produksi, yang merupakan target utama pembangunan subsektor perikanan dapat dicapai antara lain melalui perbaikan teknik budi daya dan penyediaan benih yang cukup dan berkualitas. Hibridisasi atau teknik kawin silang, yang bertujuan untuk memperbaiki laju pertumbuhan, menunda kematangan gonad, dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan benih unggul. Di Indonesia, teknik hibridisasi telah berhasil meningkatkan laju pertumbuhan antara lain terhadap ikan-ikan cyprinid, cichlid, clariid, dan pangasiid.
APLIKASI REKAYASA GENETIK PADA BUDIDAYA IKAN DI INDONESIA Otong Zenal Arifin; Muhammad Hunaina Fariddudin Ath-thar; Rudhy Gustiano
Media Akuakultur Vol 4, No 1 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.473 KB) | DOI: 10.15578/ma.4.1.2009.76-83

Abstract

Perbaikan mutu genetik ikan merupakan suatu langkah lanjut dari kegiatan budidaya ikan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas suatu komoditas apabila teknologi budidaya sudah optimal diterapkan. Strategi perbaikan mutu genetik dapat dilakukan baik secara konvensional melalui seleksi dan hibridisasi atau molekuler melalui rekayasa genetik. Di Indonesia, upaya perbaikan mutu genetik melalui rekayasa genetik telah mulai dilakukan sejak tahun 1980. Rekayasa genetik yang pertama kali diterapkan adalah manipulasi set kromosom untuk menghasilkan klon ginogen yang dapat mempercepat pemurnian galur dan poliploidi untuk menghasilkan populasi ikan yang memiliki set kromosom lebih dari 2N. Aplikasi rekayasa genetik yang kedua adalah manipulasi kelamin untuk memanfaatkan potensi “sexual dimorphisms” pada pertumbuhan ikan konsumsi dan sifat eksotis pada ikan hias. Aplikasi rekayasa genetik yang ketiga adalah transgenik atau DNA rekombinan. Teknologi, aplikasi, perkembangan, potensi, dan  manfaat rekayasa genetik di atas bagi perkembangan budidaya ikan di Indonesia diuraikan dalam makalah ini.
PERBAIKAN PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN SELEKSI FAMILI Rudhy Gustiano; Otong Zenal Arifin; Estu Nugroho
Media Akuakultur Vol 3, No 2 (2008): (Desember 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.625 KB) | DOI: 10.15578/ma.3.2.2008.98-106

Abstract

Dewasa ini ikan nila merupakan salah satu ikan ekonomis penting di dunia yang dikenal sebagai freshwater chicken. Di Indonesia ikan nila telah dibudidayakan secara luas. Namun demikian kesediaan benih unggul dengan pertumbuhan cepat yang menguntungkan usaha budidaya nila masih merupakan kendala utama. Berdasarkan latar belakang ini, perbaikan mutu genetik nila untuk meningkatkan produksi dan produktivitas di masa mendatang sangat dibutuhkan. Dalam makalah ini akan diuraikan status, upaya, hasil riset pemuliaan, dan selective breeding yang telah dan sedang dilakukan di Indonesia dalam rangka untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ikan nila nasional. Hasil yang diperoleh dari kegiatan selective breeding ikan nila “Balitkanwar” melalui seleksi famili diperoleh jenis unggulan yang baik keragaannya dari berbagai aspek yang diuji. Keragaan ikan nila “Balitkanwar” secara mendetail akan disampaikan dalam makalah ini.
SURVAI POTENSI, DISTRIBUSI SUMBER DAYA, DAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BEBERAPA SENTRA PRODUKSI Rudhy Gustiano; Tri Heru Prihadi; Eni Kusrini
Media Akuakultur Vol 3, No 1 (2008): (Juni 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.206 KB) | DOI: 10.15578/ma.3.1.2008.77-80

Abstract

Budidaya ikan hias di Indonesia sampai saat ini masih mengalami kendala baik dalam hal pemeliharaan maupun pemasarannya. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu adanya evaluasi secara berkesinambungan dan pemecahan masalahmasalah yang ada. Dengan demikian komoditas ikan hias dapat lebih ikut berperan dalam pemulihan perekonomian nasional. Dalam rangka mendukung langkah-langkah pencapaian sasaran tersebut sangat diperlukan riset yang mendukung untuk potensi, distribusi sampai dengan sentra produksi di berbagai provinsi di Indonesia. Berdasarkan survai yang dilakukan, kegiatan budidaya ikan hias masih terkonsentrasi di kota-kota besar dan didominasi tangkapan dari alam.
ANALISIS KEBIJAKAN USAHA BANDENG AIR TAWAR DI KERAMBA JARING APUNG Rudhy Gustiano; Zahri Nasution; Yanti Suryanti
Media Akuakultur Vol 1, No 1 (2006): (April 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.028 KB) | DOI: 10.15578/ma.1.1.2006.33-39

Abstract

Dalam perkembangan budidaya ikan sistem KJA di perairan waduk. mulai dekade yang lalu telah berkembang pemeliharaan ikan bandeng air payau